PENDAHULUAN
Kerja sama koperasi tersebut ada yang bersifat horizontal maupun yang
bersifat vertikal, bahkan sebagai konsekuensi dalam melakukan kerjasama
tersebut menghendaki untuk dibentuknya wadah organisasi baru untuk
mengembangkan kegiatan usaha yang baru.
Setelah mempelajari kerjasama koperasi pada bab ini, para pembaca dapat
mengerti tentang ;
1
BAB II
PEMABAHASAN
Pola kerjasama antar koperasi dan antara pengusaha dan koperasi yang
baik sebenarnya harus mengacu pada pemberian keuntungan kedua belah
pihak.Kemitraan strategis seperti itulah yang berpotensi untuk membuat
kemitraan yang kuat dan stabil. Dengan melakukan kerjasama antar koperasi
ini maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut;
2
Kerjasama tersebut biasanya dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama yang
saling menguntungkan ( win-win solution)
Disamping itu juga banyak kerjasma antar koperasi dilakukan olehkoperasi primer
dalam segala bentuk . Sebagai salah satu contoh adalah kerjasama koperasi
simpan pinjam (KSP) “BHINA RAHARJA” dengan koperasi serba usaha (KSU)”
kelapa dua wetan” didaerah jakarta timur untuk membuka “warung serba ada” .
Dalam kerja sama tersebut KSP “ bhina raharja” meminjamkan gedung KSP dan
memberikan bantuan untuk pembukaan dan pengembangan WASERBA KSU
“kelapa dua wetan”. Contoh kerja sama antar koperasi tersebut merupkan salah
satu cpntoh krjasama koperasi dibidang usaha.
Pada umumnya kerjasama antar koperasi,baik secara vertikal maupun
horizontal,berupa tukar menukar informasi, penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan bersama, sampai pada bentuk yang optimal, yaitu pembentukan usaha
bersama.
3
Dalam kemitraan tersebut bagi perusahaan-perusahaan besar dipandang sebagai
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan ( corporate social responsibility) yang
didalamnya terkandung unsur untuk “ membina dan membantu” koperasi dalam
usaha kecil. Sedangkan kemitraan induk- induk koperasi dengan perusahaan besar
disadarkan pada pertimbangan ekonomis dan masing-masing pihak berada dalam
posisi yang setingkat.
4
Cooperative Organization (ACO). Tujuan pembentukan ACO adalah untuk
mengembangkan kerjasama antara gerakan koperasi di negara-negara Asean, baik
yang bersifat regional maupun internasional, dengan tidak menutup kemungkinan
untuk mengadakan kerjasama di bidang usahayang bersifat patungan.
Keanggotaan ACO terdiri dari koperasi-koperasi tingkat nasional dan dewan
koperasi di masing-masing negara Asean.
Kerjasama antar koperasi dari neegara-negara Asean dititikberatkan pada
bidang perdagangan, peminjaman uang untuk modal, konsultasi untuk membantu
meningkatkan kemajuan koperasi.
5
BAB III
PENUTUP
3.I KESIMPULAN
Kerja sama koperasi dengan pihak lain dapat dibagi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Kerja sama antarkoperasi, kerja sama ini dapat dibagi dua, yaitu sebagai
berikut.
3. Biaya dapat ditekan jauh lebih rendah karena dapat beroperasi secara besar-
besaran (economic of scale).
4. Bila kerja sama dilakukan oleh koperasi tingkat di atasnya dan bidang
usahanya dapat mengadakan integrasi verikal, maka akan dapat
menurunkan biaya transaksi (transaction cost).
pihak ketiga.
6
Kerja sama di bidang usaha antarkoperasi dapat dilakukan dalam dua
cara, yaitu sebagai berikut.
Adapun suatu organisasi koperasi yang bersifat non usaha yang didirikan oleh
gerakan koperasi dengan tujuan mempersatukan seluruh gerakan koperasi di
Indonesia. Usaha tesebut diwujudkan denagn dibentuknya SentralOrganisasi
Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI).
Pola kerjasama antara pengusaha dan koperasi yang baik sebenarnya harus
mengacu pada pemberian keuntungan kedua belah pihak. Kemitraan strategis
seperti itulah yang berpotensi untuk membuat kemitraan yang kuat dan stabil.
7
DAFTAR PUSTAKA