Bunga mencerminkan biaya sewa atas uang yang dipinjam atau harga dari uang. Maka, rRF
adalah harga uang bagi peminjam yang tidak memiliki risiko. Kita juga melihat bahwa tingkat bebas
risiko seperti yang diukur dari tingkat efek Pemerintah AS disebut sebagai tingkat nominal atau tingkat
yang dinyatakan, dan terdiri atas dua unsur:
Kemiringan garis pasar efek mencerminkan sampai sejauh apa investor menghindari risiko,
makin curam garis, makin besar pengembalian yang diminta oleh rata-rata investor sebagai kompensasi
karena menanggung risiko yang menunjukkan peningkatan penghindaran risiko. Seandainya investor
bersikap indeferen terhadap risiko, yaitu mereka sama sekali bukan penghindar risiko. Jika rRF sebesar 6
persen, maka asset yang berisiko juga akan memiliki tingkat pengembalian sebesar 6 persen. Karena tidak
ada penghindaran risiko, maka tidak aka nada premi risiko. Dalam hal ini, SML akan digambarkan
sebagai suatu garis mendatar. Namun, investor adalah penghindar risiko sehingga akan ada premi risiko;
makin besar penghindaran risiko, makin curam SML.
Suatu perusahaan dapat mempengaruhi risiko pasarnya, sekaligus nilai beta-nya melalui:
Beta suatu perusahaan juga dapat berubah karena faktor-faktor eksternal seperti meningkatnya
persaingan dalam industry, kadaluwarsanya hak-hak paten dasar, dan lain-lain. Ketika perubahan seperti
ini terjadi, tingkat pengembalian yang diminta dari suatu perusahaan juga akan berubah.
Model Penetapan Aset Modal (CAPM) bukan hanya sekedar teori abstrak yang diuraikan dalam
buku teks, model ini memiliki daya tarik intuitif yang sangat besar, dan digunakan secara luas oleh para
analis, investor, dan perusahaan. Namun, beberapa studi yang dilakukan belakangan ini telah
meningkatkan kekhawatiran tentang validitasnya. Misalnya studi oleh Eugene Fama dari University of
Chicago dan Kenneth French dari Dartmouth menemukan tidak ada hubungan historis antara
pengembalian saham dengan beta pasarnya, mengonfirmasikan pendapat yang sejak dahulu dipertahankan
oleh beberapa professor dan analis pasar saham.
Sebagai alternatif dari CAPM tradisional, para peneliti dan praktisi sedang mengembangkan
model dengan variabel-variabel yang lebih relevan daripada beta. Model multivariable ini memberikan
generalisasi yang menarik atas pandangan CAPM tradisional bahwa risiko pasar, risiko yang tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi, akan menjadi dasar dari harga asset. Dalam model-model multivariabel,
risiko diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor yang berlainan, sedangkan CAPM mengukur risiko
hanya relative terhadap pengembalian dari portofolio pasar. Model multivariabel ini mencerminkan
langkah ke depan yang penting dan potensial dalam teori keuangan. Namun, mereka juga memiliki
beberapa kelemahan ketika diterapkan dalam praktik. Akibatnya, CAPM dasar masih tetap menjadi
metode yang paling luas penggunaanya dalam mengistimasikan tingkat pengembalian saham.
Hubungan antara risiko dan pengembalian merupakan suatu konsep yang penting dan berdampak
banyak pada manajer perusahaan dan investor.