Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan :

Apakah akibat hukum apabila Lessee menggunakan hak opsinya diakhir jangka waktu masa
Leasing dalam perjanjian sewa guna usaha (Leasing Agreement)?
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaan Saudara. Terkait pertanyaan di atas berikut yang dapat kami
sampaikan :
Sebelum menjawab pertanyaan, terlebih dahulu kami uraikan beberapa hal sebagai berikut:
1.

Opsi
Opsi adalah hak Lessee untuk membeli barang modal atau memperpanjang jangka waktu
perjanjian sewa-guna-usaha. Penggunaan hak opsi pada akhir jangka waktu dalam perjanjian
Sewa Guna Usaha (Leasing) disebut juga sebagai Finance Leasing.
2.
Kriteria Finance Leasing
Sebelumnya, harus dipastikan bahwa Kegiatan Leasing tersebut masuk ke dalam kriteria yang
digolongkan sebagai Finance Leasing apabila memenuhi semua kriteria sebagai berikut :
a.

jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa sewa-guna-usaha pertama


ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang
modal dan keuntungan lessor;

b.

masa sewa-guna-usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk


barang modal Golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal Golongan II dan III, dan 7
(tujuh) tahun untuk Golongan bangunan;

c.
3.

perjanjian sewa-guna-usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.


Pelaksanaan atas hak opsi

a.

Dalam hal Lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal, maka
pembelian dilakukan dengan melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewaguna-usaha. Dasar penyusutan untuk opsi membeli adalah nilai sisa barang modal;

b.

Dalam hal Lessee menggunakan hak untuk memperpanjang jangka waktu


perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usahakan,
akan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-usaha.

4.

Akibat hukum penggunaan hak opsi dalam akhir jangka waktu masa leasing
a.
b.

Beralihnya kepemilikan dari barang modal yang disewa-guna-usaha-kan dari


Lessor ke Lessee
Perlakuan perpajakan, yaitu:

1.

selama masa sewa-guna-usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan


atas barang modal yang disewa-guna-usaha, sampai saat lessee menggunakan hak opsi
untuk membeli;

2.

setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal


tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa
(residual value) barang modal yang bersangkutan;

3.

pembayaran sewa-guna-usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee


kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa-guna-usaha tersebut selama
memenuhi kriteria sebagai Finance Leasing;

4.

dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan
dalam kriteria Finance Leasing, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksi atas
pembebanan biaya sewa-guna-usaha;

5.

Lessee tidak memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran


sewa-guna-usaha yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa-guna-usaha
dengan hak opsi.

Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.


Dasar Hukum :
1.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64/M Tahun 1988; tentang Lembaga
Pembiayaan;
2.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana diubah dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989;
3.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Nomor 1169/KMK.01/1992 tentang Kegiatan


Sewa Guna Usaha (Leasing).

Anda mungkin juga menyukai