Anda di halaman 1dari 22

MODUL 7

KEGIATAN BELAJAR 1

MODEL KESEIMBANGAN
CAPM
 Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model penetapan
harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa
ekspektasi return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linear positif dari
sensitivitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio pasarnya.

 Sensitivitas sekuritas itu artinya adalah risiko sekuritas itu sendiri yang
dilambangkan dengan Beta (β). Sementara itu, portofolio pasar di
Indonesia dapat diwakilkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). IHSG ini sendiri merupakan suatu indeks yang mengukur
pergerakan pasar saham di Indonesia.
ASUMSI-ASUMSI TERBENTUKNYA CAPM
1. Tidak ada biaya transaksi. Dengan demikian, siapapun dapat membeli atau menjual
sekuritas tanpa dibebankan dengan biaya transaksi.
2. Fully Divisibel. Artinya investasi sepenuhnya dapat dibagi-bagi. Dengan kata lain, investor
dapat berinvestasi sekecil apapun pada seluruh jenis sekuritas.
3. Tidak ada pajak penghasilan. Artinya, investor akan merasa indifferent antara
memperoleh dividen atau memilih capital gain.
4. Investor tidak dapat mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli atau
menjual saham.
5. Investor bertindak atas pertimbangan expected value menggunakan standard
deviasi return
6. Diperbolehkan Short Sales. Artinya, investor dapat membeli dan menjual sekuritas dalam
waktu yang singkat dengan mengharapkan Capital Gain.
7. Terdapat riskless lending and borrowing rate. Artinya, investor dapat menyimpan dan
meminjam aset dengan tingkat bunga yang sama.
8. Pengharapan yang homogen. Artinya, investor sepakat mengenai expected
return, standard deviasi, dan koefisien korelasi antar return.
9. Semua aktiva dapat diperjualbelikan.
Hubungan expected return dan risiko dapat dilihat pada grafik tersebut :

1. Perhatikan
titik M, ini merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan pada portofolio pasar
sebesar E(Rm) dengan risiko sebesar βm = 1 (satu).

2. Security Market Line (SML) merupakan garis pasar sekuritas yang menunjukkan bahwa risk and
return berhubungan positif linear. Perhatikan SML sebelah kiri titik M. Semakin kecil risiko sistematis
(β), maka expected return portofolio atau sekuritas tersebut akan semakin kecil. Sementara
itu, SML sebelah kanan titik M menunjukkan bahwa semakin besar β, maka expected return portofolio
atau sekuritas tersebut akan semakin besar.

3. Rf merupakan risk free rate atau disebut pula sebagai investasi bebas risiko.


Di Indonesia Rf dapat diwakilkan dengan suku bunga deposito atau BI Rate. Perhatikan posisi
Rf yaitu berada pada β = 0 (nol). Selain itu, SML dimulai dari
titik Rf sehingga Rf merupakan intercept dari SML.

4. Risk Premium merupakan selisih dari Expected Return Market dengan Risk Free Rate. Hal ini


menandakan bahwa risk premium merupakan kelebihan yang akan diterima investor apabila berinvestasi
pada aset berisiko dengan risiko sebesar β. Sehingga, Risk Premium merupakan Slope dari SML.
GARIS PASAR MODAL (GPM)

 Garis Pasar Modal (GPM) merupakan garis yang


menunjukkan semua kemungkinan kombinasi suatu portofolio
yang efisien. Portofolio ini terdiri dari aktiva-aktiva yang
beresiko maupun aktiva-aktiva yang bebas beresiko.

 GPM juga menunjukkan keadaan ekuilibirium atau


keseimbangan pasar yang menyangkut return ekspetasian dan
risiko, dan dapat digambarkan oleh garis pasar modal atau
capital market line (CML)
 ketika investor memilih aktiva bebas risiko, maka risikonya akan sama dengan nol (σ p

= 0). Dengan begitu, ketika σ p = 0, maka return ekspektasian yang akan didapat sama

dengan RBR.

 Namun, ketika portofolio terdiri dari semua aktiva yang ada termasuk aktiva
beresiko,maka risikonya akan sama dengan σ M dan return ekspektasian yang didapat

sama dengan E(RM).

 Dari return ekspektasian yang berbeda ini akhirnya menimbulkan selisih yaitu
sebesar :

E(RM) – RBR yang merupakan premium dari portofolio pasar.

(penjelasan pada modul hlm 7.6)


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari Garis Pasar Modal,

yaitu:

 GPM hanya terdiri dari portofolio efisien yang berisi aktiva bebas risiko,

portofolio pasar M, atau portofolio dari kombinasi keduanya.

 GPM harus mempunyai slope positif meningkat, yaitu E(RM)> RBR

JikaE(RM)<RBR, maka GPM kemungkinan mempunyai slope yang negative.

Namun, bukan berarti validitas GPM berkurang. Hanya saja hal ini

menunjukkan bahwa return realisasi berbeda dengan return ekspektasian

yang ada.
GARIS PASAR SEKURITAS (GPS)

 Berbeda dengan garis pasar modal. Jika GPM menggambarkan


trade-off antara risiko dan return ekspektasian untuk portofolio
efisien, maka GPS ini membahas mengenai trade-off antara
risiko dan return ekspektasian untuk sekuritas individual.

 Selain itu, untuk portofolio yang dibahas GPM tambahan return


ekspektasian terjadi karena adanya tambahan risiko dari
portofolio yang bersangkutan. Sedangkan sekuritas individual
yang dibahas GPS, tambahan return ekspektasian terjadi karena
adanya tambahan risiko sekuritas yang diukur dengan Beta.
ARTI NILAI BETA (CAPM SATU FAKTOR)

 Beta suatu sekuritas < 1 maka sekuritas tersebut dinilai

memiliki risiko yang lebih rendah dari risiko portofolio pasar,

dan memiliki return ekspektasian yang lebih rendah pula.

 Beta suatu sekuritas > 1 maka sekuritas tersebut memiliki risiko

yang lebih tinggi daripada risiko portofolio pasar, dan memiliki

return ekspektasian lebih tinggi pula.

 Beta suatu sekuritas = 1 maka diharapkan sekuritas ini memiliki

return ekspektasian yang sama dengan return portofolio pasar


DENGAN KATA LAIN :
 Jika koefisien beta suatu saham = 1, berarti saham tersebut memiliki risiko
yang sama dengan risiko rata-rata pasar. Misalnya jika IHSG naik 5%,
maka harga pasar saham tersebut cenderung meningkat 5%.

 Jika koefisien beta suatu saham adalah 0,5, maka saham tersebut memiliki
risiko lebih kecil dari risiko rata-rata pasar dan akan bergerak dengan 0,5
perubahan IHSG misalnya.

 Oleh karena itu, semakin besarnya koefisien beta, maka akan semakin peka
saham tersebut terhadap perubahan excess return portofolio pasar sehingga
saham tersebut semakin berisiko.
CAPM TIGA FAKTOR
Fama French three factor model atau dikenal dengan CAPM tiga faktor,
yaitu terdiri dari :
 ß sebagai pengukur resiko pasar (market risk)
 SMB (small minus big) mengukur perbedaan return perusahaan kecil
(small) dengan return perusahaan besar (big). Dalam jangka panjang
saham-saham kapitalisasi pasar kecil menghasilkan return yang lebih tinggi
dibandingkan dengan saham-saham kapitalisasi besar
 HML (high minus low) mengukur perbedaan saham-saham bernilai (value
stocks) dengan return saham-saham bertumbuh (growth stocks). Value
stocks adalah saham yg memiliki pertumbuhan laba kecil, membayar
deviden besar, harga rendah. Dalam jangka panjang akan menghasilkan
return lebih tinggi dibanding saham-saham bertumbuh (growth stocks)
ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)

 Arbitrage Pricing Theory adalah sebuah model asset pricing


yang didasarkan pada sebuah gagasan bahwa pengembalian
sebuah aset dapat diprediksi dengan menggunakan
hubungan yang terdapat diantara aset yang sama dan faktor-
faktor resiko secara umum. Teori ini memprediksi hubungan
tingkat pengembalian sebuah portofolio dan pengembalian
dari aset tunggal melalui kombinasi linear dari banyak
variabel makro ekonomi yang mandiri.
ASUMSI APT

Menurut Farrel (1997) Arbitrase Pricing Theory ini


mempunyai asumsi

 Investor mempunyai kepercayaan yang homogen (Investors


have homogens beliefs)

 Investor adalah penghindar risiko yang memaksimumkan


untilitas (Investors are risk-averse utility mazimizes)

 Pasar adalah sempurna.Ketiga asumsi ini dimiliki juga oleh


Model Harga Aset Modal (Capital Asset Pricing Model)
HUKUM SATU HARGA
 APT mendasarkan diri atas hukum satu harga.

 APT menekankan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan tergantung

pada pengaruh factor-faktor makro ekonomi dan tidak oleh risiko unik.

 Kita bisa menganggap faktor-faktor yang ada dalam arbitrage pricing

sebagai portofolio-portofolio khusus yang cenderung dipengaruhi oleh

pengaruh bersama. Apabila expected risk premium masing-masing

portofolio tersebut proporsional dengan market beta portofolio, maka APT

dan CAPM akan memberikan hasil yang sama. Kalau tidak, maka hasilnya

pun berbeda pula.


MODEL FAKTOR

 Merupakan model yang didasarkan pada pandangan bahwa terdapat beberapa

faktor-faktor resiko yang mempengaruhi return realisasian dan ekspektasian aset.

 Faktor resiko ini merupakan faktor-faktor makro ekonomi

 Karakteristik faktor ini yaitu :

1. Setiap faktor resiko harus memiliki pengaruh yg luas terhadap return saham

2. Faktor resiko harus mempengaruhi return ekspektasian, artinya harga-harga bukan

nol (non zero price)

3. Pada awal tiap periode, faktor resiko harus tidak dapat diprediksi di pasar secara

keseluruhan
MODEL APT
 Mengasumsikan bahwa para investor percaya return-return aset
dihasilkan oleh sejumlah faktor.

 5 faktor resiko yg mempengaruhi return ekspektasian aset :

1. Perubahan di inflasi yg diekspektasi

2. Perubahan inflasi tidak diantisipasi

3. Perubahan produksi industrial tidak diantisipasi

4. Perubahan premium resiko default tidak diantisipasi

5. Perubahan term structure dari suku-suku bunga tidak diantisipasi


KEGIATAN BELAJAR 2

BETA
PENGERTIAN BETA
 Beta (ß) merupakan suatu pengukur volatilitas return
aset atau portofolio terhadap volatilitas return pasar
 Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, digunakan
market model berikut:
dalamhalini:Ri=returnsekuritasiRM=returnindekspasarαi
=intersepβi=slopeεi=randomresidualerror
BETA PORTOFOLIO
 Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang
(berdasarkan porporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang
membentuk portofolio sebagai berikut:

βP           =    wi  . βi  

Keterangan :

βP           = Beta portofolio

βi            = Beta individual sekuritaske-i

wi        = proporsisekuritaske-i
Beta portofolio umunya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap individual sekuritas.

Alasannya adalah sebagai berikut:

1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Jika beta tidak konstan

dari waktu ke waktu, maka portofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual

sekuritas

2. Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran

(meansurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio akan

mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak ini, karena kesalahan acak satu

sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan

demikian, Beta portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta

individual sekuritas.

Anda mungkin juga menyukai