Disusun oleh:
Annisa Nurul Ulfah NIM 030116746
Desti Susanti NIM 030116762
Iis Fatimah NIM 030116806
Irma Maharani NIM 030116704
Rahma Nur ‘Afia NIM 030116714
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
2
1.3 Tujuan...................................................................................................................
2
1.4 Manfaat................................................................................................................
3
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................
4
2.1 Definisi Struktur Modal.......................................................................................
4
2.2 Pembagian dan Kebijakan Struktur Modal..........................................................
5
2.3 Rasio Struktur Modal...........................................................................................
5
2.4 Struktur Modal dan Kebijakan Perusahaan..........................................................
6
2.5 Right Issue dan Kebijakan Struktur Modal..........................................................
8
2.6 Teori Struktur Modal............................................................................................
8
ii
2.7 Sumber Modal dan Sumber Dana Perusahaan.....................................................
9
2.8 Risiko Hutang dengan Mata Uang Asing dan Pengaruhnya Bagi Struktur
Modal....................................................................................................................
11.....................................................................................................................................
BAB 3 KESIMPULAN...................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui Definisi Struktur Modal
2. Untuk mengetahui Bagaimana Pembagian dan Kebijakan Struktur Modal
3. Untuk mengetahui Bagaimana Rasio Struktur Modal
4. Untuk mengetahui Bagaimana Struktur Modal dan Kebijakan Perusahaan
5. Untuk mengetahui Bagimana Right Issue dan Kebijakan Struktur Modal
6. Untuk mengetahui Bagaimana Teori Struktur Modal
7. Untuk mengetahui Apa Saja Sumber Modal dan Sumber Dana Perusahaan
3
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Agar mengetahui Definisi Struktur Modal
2. Dapat mengetahui Bagaimana Pembagian dan Kebijakan Struktur Modal
3. Agar mengetahui Bagaimana Rasio Struktur Modal
4. Agar mengetahui Bagaimana Struktur Modal dan Kebijakan Perusahaan
5. Dapat mengetahui Bagaimana Right Issue dan Kebijakan Struktur Modal
6. Agar mengetahui Bagaimana Teori Struktur Modal
7. Agar mengetahui Apa Saja Sumber Modal dan Sumber Dana Perusahaan
8. Agar mengetahui Bagaimana Risiko Hutang dengan Mata Uang Asing dan
Pengaruhnya Bagi Struktur Modal
BAB 2
PEMBAHASAN
4
5
“Pada pembilang rumus ini, dividen kumulatif efek ekuitas, baik itu sudah
diterima atau belum, dikurangkan dari laba bersih atau ditambahkan pada rugi
bersih. Perhitungan rata-rata tertimbang harga saham biasa yang tepat adalah
dengan menjumlakan saham yang beredar setiap hari, dibagi dengan jumlah hari
dalam periode berjalan.”
Long-term liabilities
Shareholder’s equity
dan
Shareholder’s equity
Keterangan:
Disisi lain Smith, Skousen, Stice and Stice menjelaskan tentang bentuk
rumus struktur modal ini, yaitu :
Total liabilities
Stokeholder’s equity
7
Interest expense
Keterangan:
Income before taxes and interest expense atau pendapatan sebelum bunga dan
pajak
Interest expense atau beban bunga biaya dana pinjaman pada periode yang
berjalan memperlihatkan pengeluaran uang dalam laporan rugi laba
interest expense
8
Adapun pengertian saham (stock), obligasi (bond), dan right issue untuk
lebih jelasnya adalah:
c. Right issue adalah pemberian hak pemegang saham lama untuk memesan
terlebih dahulu saham emiten yang akan dijual dengan harga nominal
tertentu.
Right issue adalah pemberian hak pemegang saham lama untuk memesan
terlebih dahulu saham emiten yang akan dijual dengan harga nominal tertentu.
Biasanya hal tersebut dimaksudkan emiten untuk penambahan keterbatasan modal
perusahaan.
right issue. Ini dibenarkan oleh Imam Ghozali dan Agus Solichin bahwa “Right
issue merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di
bursa efek untuk memperoleh dana”. Kebijakan right issue merupakan upaya
emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan.
Secara umum teori yang membahas tentang struktur modal ada dua yaitu :
a. Balancing Theories
Ada beberapa bentuk risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan pada
saat kebijakan balancing theories diterapkan, yaitu :
2) Jika kebutuhan dana dengan cara menjual obligasi. Bentuk risiko yang
dihadapi adalah jika seandainya tidak sanggup membayar bunga obligasi
secara tepat waktu atau bergeser dari waktu yang disepakati maka
perusahaan harus melakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi ini,
termasuk mengonversi dari pemegang obligasi ke pemegang saham.
Sumber dana yang berasal dari penjualan saham di pasar modal biasanya
dilakukan oleh perusahaan yang ingin go public. Saat pertama sekali perusahaan
go public dan menjual sahamnya di pasar perdana disebut dengan Initial Public
Offering (IPO). Ada banyak syarat yang harus dilalui oleh suatu perusahaan untuk
go public seperti harus adanya penjamin emisi dan auditor yang memiliki reputasi
tinggi yang kemudian dinyatakan dari segi laporan keuangan layak untuk go
public.
baik yang sedang maupun yang akan. Yang sedang seperti untuk membayar utang
yang jatuh tempo dan yang akan datang seperti untuk pembangunan produk baru
dan ekspansi perusahaan dalam membuka kantor cabang (brand office) dan
berbagai kantor cabang pembantu (sub brand office).
2.8 Risiko berutang dalam Mata Uang Asing dan Pengaruhnya Bagi
Struktur Modal Perusahaan
Bagi banyak perusahaan yang ruang lingkup bisnisnya memiliki
keterkaitan dengan mata uang asing dan juga perbankan berusaha untuk memiliki
cadangan mata uang asing seperti misalnya dolar Amerika agar pada saat
kewajibannya dalam membayar pinjaman dalam mata uang dolar Amerika
tersedia sehingga tidak perlu repot harus mencari dolar lagi terutama pada saat
dolar mengalami kelangkaan di pasar.
Menurut Prof. Ricardo Hausman dari School of Government, Harvard
University, mengatakan bahwa bahaya utang dalam empat kategori yaitu:
a. Avoid short-term domestic public debt, it can kill you! (hindari utang publik dalam
negeri yang berjangka pendek; itu bisa membunuhmu).
b. But short-term debt in foreign currency can also kill you! (utang jangka pendek
dalam mata uang asing juga bisa membunuhmu).
c. Dolar debt can kill you! (pinjaman dalam bentuk dolar juga bisa membunuhmu).
d. ... and even if they do not, the currency mismathes they generated make monetary
policy less effective (dan bahkan jika mereka/utang luar negeri tidak
membunuhmu, problem kurs yang mereka ciptakan akan membuat kebijakan
moneter menjadi tidak efektif).
organisasi berada dalam posisi sulit bahkan tidak mungkin pada akhirnya harus
menutup usaha (bankruptcy). Sehingga dari segi konsep capital structure (struktur
modal) ditekankan sekali bahwa jika utang itu sangat tidak boleh melewati batas
shareholders equity (kekayaan yang dimiliki). Namun, jika terjadi loan (utang)
tersebut telah melewati batas shareholders equity dan tidak mampu dibayar lagi
maka itulah yang disebut dalam kasus perbankan sebagai kredit macet.
Dan seandainya kredit macet itu timbul dalam jumlah besar tentulah itu
tidak lagi menjadi masalah satu sektoral saja yaitu masalah perbankan namun
telah menjadi masalah nasional. Utang pemerintah dan utang swasta adalah
sebuah polemik bangsa yang harus dipecahkan. Dan nasihat bagi generasi
selanjutnya bahwa ternyata sebuah keputusan awal yang dianggap itu adalah
benar ternyata telah menghasilkan sebuah kesalahan, kesalahan yang bisa
disebabkan karena rasa ambisi dan keinginan, dan dari sudut pandang agama kita
bisa melihat sebagai bentuk memaksakan diri untuk mengambil sesuatu yang
belum waktunya.
17
Berutang dalam mata uang asing mungkin selama ini dianggap bunganya
jauh lebih rendah dibandingkan dengan mencari pinjaman dana dari lembaga
pemberi pinjaman dalam negeri. Tapi harus dimengerti bahwa mata uang asing
(foreign currency) adalah sering mengalami pergerakan ketidakstabilan karena
banyak faktor seperti salah satunya penerapan floating exchange rate (sistem mata
uang mengambang) yang diterapkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan
moneternya, mungkin ini berbeda dengan Malaysia yang berani menerapkan fixed
exchange rate (sistem mata uang tetap) yang bisa jadi karena mereka memiliki
jumlah cadangan dalam negeri yang maksimal seperti kas negara yang selalu
surplus.
Situasi pinjaman dalam mata uang asing menjadi bertambah parah jika
seandainya pinjaman tersebut lebih dipakai untuk bisnis di dalam negeri dan
pangsa pasarnya pun berada di dalam negeri. Sehingga pada saat nilai tukar mata
uang asing mengalami fluktuasi yang seperti rendahnya mata uang domestik
rupiah dibandingkan dengan mata uang dolar Amerika, dan para pengusaha harus
mengembalikan pinjaman itu dengan situasi yang rugi, sehingga jika ini terjadi
secara terus-menerus akan menyebabkan organisasi tersebut bangkrut
(bankruptcy).
Indonesia (rupiah) 52
Yen Jepang 21
Dolar 14
Euro 4
Lainnya 9
Total 100
keseluruhannya adalah Rp 1.282 triliun atau ini setara dengan 52% Produk
Domestik Bruto. Situasi seperti ini akan terus bertambah lagi jika pemerintah
terus saja melakukan upaya pencarian dana melalui pinjaman baru.
Daerah
Manfaat optimal
hutang
Pada gambar diatas dapat kita lihat posisi pinjaman yang bersifat optimal
atau posisi yang seimbang jika dianalogikan pada kepemilikan aset Rp 500 juta
maka maksimal boleh berutang adalah Rp 250 juta. Dalam artian jika ternyata di
kemudian hari usaha perusahaan mengalami keguncangan dan tidak sanggup lagi
membayar cicilan kredit maka perusahaan akan mengurangkan aset yang
dimilikinya sebesar Rp 250 juta untuk dipakai membayar utang. Sehingga dengan
posisi aset yang tersisa sebesar Rp 250 juta lagi perusahaan bisa tetap bertahan
dan mampu melanjutkan kembali usaha bisnisnya.
20
Sehingga dengan begitu perlu dipahami pada titik mana yang dianggap
aman (safety position) untuk menerapkan konsep pinjaman atau konsep balancing
theories dan pada titik seperti apa dianggap pinjaman itu berada dalam posisi
extrem leverage atau pinjaman yang membahayakan sehingga perusahaan
memungkinkan untuk berada dalam proses financial distress (kesulitan
keuangan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Pengertian titik aman adalah jika pinjaman itu maksimal adalah 40% dari
jumlah nilai aset, seperti jika total aset adalah Rp 500 juta maka titik aman adalah
Rp 200 juta. Atau ini dapat dihitung dengan cara,
Pa = TA x Pp
Keterangan :
Pa = pinjaman aman
21
Pp = persentase pinjaman
Pa = Rp 500.000.000-x0,40
Pa= Rp 200.000.000,-
Oleh karena itu, ada beberapa solusi yang harus di terapkan oleh pada
manajer keuangan agar selalu aman menjalankan bisnisnya yaitu jangan terjebak
untuk mengejar keuntungan yang akhirnya terperosok dalam lubang pinjaman
yang sulit untuk dikendalikan. Harus di akui manusia memiliki sifat tamak dan
ambisius, yaitu ambisius untuk mengejar perolehan pendapatan yang tinggi
dengan berbagai bentuk target seperti ekspansi (pembukaan kantor cabang,
penciptaan produk baru/new product, penambahan armada angkutan, penambahan
tenaga kerja, penambahan pabrik baru, peningkatan utang baru, dan lain
sebagainya). Dan yang harus diingat bahwa keadaan apa yang akan terjadi
kedepan (future condition) sangat sulit bisa diprediksi seperti yang diperkirakan
selama ini.
Oleh sebab itu, ada baiknya bagaimanapun kondisi bisnis sebaiknya titik
pinjaman tetap pada posisi aman yaitu 40% dari total nilai aset yang dimiliki.
Khususnya jika perusahaan berada pada negara dengan tingkat stabilitas ekonomi
yang sulit untuk diprediksi dalam keadaan stabil selalu, seperti berinvestasi dan
22
Untuk memahami secara lebih dalam posisi titik aman pinjaman ada
baiknya jika kita lihat pada gambar di bawah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
25