Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“Analisis Laporan Kinerja”

OLEH:
KELOMPOK 10

1. Gede Putra Dana (17)


2. I Gusti Ngurah Agung Rai Mahesa Wirama (18)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


2023

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kelancaran bagi kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Analisis Laporan Kinerja” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dari kelompok

kami. Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun

isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala

kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk mahasiswa.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar belakang............................................................................... 1

1.2 Perumusan masalah....................................................................... 2

1.3 Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3

2.1 Perhitungan selisih....................................................................... 3

2.2 Keterbatasan analisis selisih......................................................... 11

2.3 Aspek perilaku dalam penilaian prestasi........................................ 12

BAB III PENUTUP......................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran berbasis kinerja adalah penggunaan angggaran berdasarkan output yang

dihasilkan. Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran bisa terjadi

penyimpangan dalam relisasinya. Penyimpangan tersebut bisa terjasi karena kesalahan

hitungan atau karena situasi dan kondisi pada saat dijalankannya program tersebut

berbeda dengan pada saat program tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka

perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan

untuk masa yang akan datang. Untuk memperbaiki kesalahan atau penyimpangan yang

terjadi dimasa yang akan datang maka perlu dilakukan perhitungan selisih yang di

tetapkan dalam dunia praktik dengan memperhatikan keterbatasan analisis serta informasi

lain dan aspek perilaku penilaian prestasi untuk menunjang keberhasilan dimasa yang

akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah

yang kami bahas adalah :

1. Bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai akibat kegiatan terkahir proses

pengendalian manajemen ?

2. Apa saja keterbatasan analisis selisih ?

3. Bagaimana aspek perilaku pada penilaian prestasi ?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah :

1. Sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan wawasan mengenai analisis laporan

4
kinerja.

2. Untuk mengetahui keterbatasan analisis selisih.

3. Untuk mengetahui bagaimana aspek perilaku pada penilaian prestasi.

4. Sebagai syarat pemenuhan tugas kelompok dalam mata kuliah sistem pengendalian

manajemen.

5
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Perhitungan Selisih


Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai kinerja

manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bisa dilihat dari efisien

dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugas yang

menjadi tanggung jawabnya. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara

realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kegiatan perbandingan tersebut dilakukan oleh unit usaha ataupun juga

perusahaan secara keseluruhan dengan menggunakan basis bulanan (beberapa

diantaranya dengan menggunakan periode kuartalan). Beberapa perusahaan hanya

melaporkan secara sederhana jumlah selisih yang terjadi selama periode tertentu tanpa

melaporkan penyebab terjadinya selisih tersebut.

Laporan kinerja yang tidak dapat menunjukkan sebab-sebab terjadinya selisih

yang terjadi selama periode tertentu tidak akan memberikan manfaat di masa yang

akan datang, bahkan mungkin akan membingungkan. Laporan yang baik seharusnya

menguraikan sebab-sebab terjadinya selisih dan bagaimana dampaknya terhadap laba,

sehingga selisih harus diuraikan dari tingkat tertinggi yaitu selisih laba, sampai

dengan tingkatan paling bawah sebagai penyebab terjadinya selisih.

Selisih yang disusun secara hierarkis dapat dilihat pada gambar di halaman

selanjutnya. Dari gambar tersebut dapat diketahui, pertama kali ditentukan kinerja

unit usaha secara keseluruhan, yang merupakan selisih antara laba sesungguhnya yang

dicapai dengan anggaran laba. Kemudian selisih ini dibagi ke dalam selisih

pendapatan dan selisih biaya. Selisih pendapatan dibagi menjadi dua selisih yaitu

selisih volume dan selisih harga jual, untuk unit usaha secara keseluruhan dan untuk
6
pusat pendapatan

7
dari unit usaha. Selisih volume dapat dibagi lagi menjadi dua selisih yaitu selisih

pangsa pasar dan selisih volume industri. Selisih pendapatan dapat juga dianalisis

berdasarkan daerah penjualan. Sedangkan selisih biaya dibagi menjadi dua, yaitu

biaya produksi dan biaya non produksi. Selisih biaya produksi dibagi ke dalam pabrik

atau bagian dalam pabrik, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap

selisih dengan manajer yang bertanggungjawab secara individual.

Selisih Total

Biaya Non Biaya


Penjualan
Produksi Produksi

Penelitian & Biaya


Administrasi Pemasaran Biaya Tetap Volume Harga Jual
Pengembangan Variabel

Overhead Volume
Bahan Baku Tenaga Kerja Pangsa Pasar
Variabel Industri

Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-ide sebagai

berikut :

1) Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.

2) Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab tersebut.

3) Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-

masing faktor penyebab.

4) Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan

hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan.

5) Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu, dimulai

dengan tingkatan yang paling umum.

8
6) Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan tertentu

tidak menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari selisih laba

secara keseluruhan.

2.2.1 Selisih Pendapatan


Pada bagian ini, diuraikan bagaimana menghitung selisih harga jual,

selisih volume, dan selisih campuran. Perhitungan dibuat untuk masing-

masing lini produk, dan hasil dari lini produk tersebut kemudian dikumpulkan

untuk menghitung selisih totalnya. Selisih positif menunjukkan laba

(menguntungkan) karena laba sesungguhnya melebihi laba yang dianggarkan,

dan selisih negative menunjukkan rugi (tidak menguntungkan).

A. Selisih Harga Jual (Selling Price Variance)

Selisih harga jual dihitung dengan mengalikan perbedaan antara harga

sesungguhnya dan harga standar dengan volume sesungguhnya atau dapat

dinyatakan dalam rumus :

Selisih Harga Jual = ((Harga Sesungguhnya – Harga Standar) x Volume Sesungguhnya

B. Selisih Campuran dan Volume (Mix and Volume Variance)


Besarnya selisih campuran dan volume dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Selisih Campuran dan Volume = (Volume Sesungguhnya – Volume Dianggarkan) x
(Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)

Selisih volume terjadi akibat penjualan sesungguhnya lebih besar

dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Sedangkan selisih

campuran diakibatkan karena komposisi produk yang dihasilkan berbeda

dengan komposisi produk yang dianggarkan.

9
C. Selisih Campuran (Mix Variance)

Selisih campuran untuk masing-masing produk dihitung dengan

menggunakan persamaan :

Selisih Campuran = ((Total Volume Sesungguhnya x Proporsi yang Dianggarkan) –


(Volume Penjualan Sesungguhnya)) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)

D. Selisih Volume (Volume Variance)

Besarnya selisih volume dapat dicari dengan mengurangkan selisih volume

dan selisih campuran dengan selisih campuran. Perhitungan selisih volume juga

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Selisih Volume = ((Total Volume Penjualan Sesungguhnya) x (Persentase yang


Dianggarkan)) – ((Penjualan yang Dianggarkan) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per
Unit))

E. Analisis Pendapatan yang lain

Jika tersedia informasi penjualan berdasarkan produk, selisih pendapatan

dapat dianalisis lebih lanjut berdasarkan produk.

F. Penetrasi Pasar Dan Volume Industri.

Analisis pendapatan diperluas untuk memisahkan selisih volume dan

campuran menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan pangsa pasar dan yang

disebabkan oleh perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah manajer unit usaha

bertanggung jawab terhadap pangsa pasar tapi tidak bertanggung jawab terhadap

volume industri, karena volume industri ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi

secara luas. Persamaan berikut digunakan untuk memisahkan pengaruh penetrasi

pasar dari volume industri atas selisih volume dan campuran:

Volume industri atas selisih volume dan campuran:


selisih pangsa pasar = [(penjualan sesungguhnya) - (volume industri) x penetrasi
pasar dianggarkan] x (unit kontribusi dianggarkan)

Selisih volume industri = (volume industri sesungguhnya – volume industri


dianggarkan) x penetrasi pasar dianggarkan x unit kontribusi dianggarkan
10
2.2.2 Selisih Biaya (Expense Variance )
A. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh

besarnya volume penjualan maupun volume produksi. Sesuai dengan sifat

biaya ini, maka selisih yang terjadi dihitung dengan cara membandingkan

antara biaya tetap menurut anggaran dengan biaya tetap sesungguhnya.

B. Biaya Variable

Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan

proporsional dengan volume. Biaya variabel yang dianggarkan harus

disesuaikan dengan volume produksi sesungguhnya.

2.2 Keterbatasan Analisis Selisih


Walaupun analisis selisih merupakan cara yang bagus, tetapi ia mempunyai

keterbatasan.

1) Walaupun cara ini menunjukkan dimana selisih itu terjadi tapi ia tidak

menjelaskan alasan terjadinya selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang

perlu dilakukan sebagai tindakan-lanjutnya.

2) Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting atau

tidak.

3) Karena laporan kinerja merupakan kumpulan laporan, maka manajer menjadi

lebih tergantung pada keterangan dan ramalan.

4) Laporan analisis selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi tidak

menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadapa tindakan yang telah

dilakukan manajer.

2.3 Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi

Kebanyakan perusahaan menggunakan teknik yang sama dalam penyusunan


11
dan mereview anggaran laba dan dalam laporan yang berurutan terhadap anggaran

yang

disetujui. Inilah yang disebut aspek teknik dalam sistem penyusunan anggaran

formulir yang digunakan untuk menyusun anggaran, format selisih biaya dan

realisasinya, frekuensi laporan, dan lain-lain sama pada banyak perusahaan,. Namaun

perbedaannya adalah cara menggunakan informasi yang dihasilkan oleh system

penganggaran tersebut.

2.3.1 Pengawasan Ketat (Tigh controls)

Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manager bawahan

bekerja secara efektif jika mereka hanya di tagetkan untuk jangka pendek

saja, dan manajer puncak bisa membantu bawahan dalam mengatasi

masalah harian. Dengan pengawasan ketat, tujuan laba suatu manajer unit

usaha di pertimbangkan sesuai komitmen perusahan dimana ia diukur dan

kemudian di evaluasi. Jadi sistem pengawasan ketat merupakan suatu

sistem dimana kinerja manajer dievaluasi terutama berdasarkan

kemampuannya mencapai target yang telah ditetapkan.

2.3.2 Pengawasan Longgar

Pengawasan longgar didasarkan pada filosofi manajeman yang

diilustrasikan dengan pernyataan ‘saya menyewa seseorang dan saya

membiarkannya untuk melakukan pekerjaannya sendiri. Dengan

pengawasan longgar, anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat

perencanaan dan komunikasi.

2.3.3 Pengaruh Perilaku Pengawasan Ketat dan Longgar

Sistem pengawasan memilki beberapa keuntungan yaitu :

1) Pengawasan ketat cendrung mencegah manajer untuk bersikap tidak

efisien ataupun membuang-buang waktu.


12
2) Tekanan yang konsisten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang

lebih untuk menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.

Kelamahan pengawasan ketat adalah :

1) Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek daripada

kepantingan jangka panjang perusahaan.

2) Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak

melakukan tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang.

3) Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujauan yang akan dicapai,

bisa mengubah komunikasi antara manajer unit usaha dengan puncak.

4) Pengawasan yang ketat mendorong manajer untuk memanifulasi data.

Studi empiris yang pernah diakukan hopwood mengemukakan bahwa

pengawasan ketat akan menjadikan:

1) Hubungan kerja yang tidak harmonis.

2) Jelek hubungan dengan atasan.

3) Jeleknya hubungan dengan rekan kerja.

4) Kecendrungan manipulasi laporan akuntansi.

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pengawasan Ketat dan

Longgar

1) Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji

coba.

2) Tingkat dimana variable kinerja secara kritis bisa di pengaruhi oleh

manajer unit usaha.

3) Tingkat ketidakpastian yang melekat pada operasional perusahaan.

4) Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Perhitungan selisih
Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-ide
sebagai berikut :
1) Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.
2) Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab tersebut.
3) Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-
masing faktor penyebab.
4) Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan
hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan.
5) Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu, dimulai
dengan tingkatan yang paling umum.
6) Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan tertentu
tidak menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari selisih laba
secara keseluruhan.

2. Keterbatasan Analisis Selisih


1) Selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai tindaka-
lanjutnya.
2) Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting atau
tidak.
3) Selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi,tidak menunjukkan apa
pengaruh dimasa mendatang terhadapa tindakan yang telah dilakukan manajer

3. Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi


1) Pengawasan ketat ( Tigh controls )
2) Pengawasan longgar
3) Pengaruh perilaku pengawasan ketat dan longgar
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pengawasan ketat dan longgar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Achmad Tjahjono & Muh Fakhri Husein,” Sistem Pengendalian Manajemen”,

edisi Revisi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta 2009.

Anthony Robert N, Vijay Govindrajan, 2005. Management Control System. Sistem

Pengendalian Manajemen. Diterjemahkan Oleh Kurniawan Tjakrawala, Edisi Sebelas,

Salemba Empat : Jakarta.

Anthony, Dearden, Bedford,” SPM (Management Control Systems), Agus Maulana, Edisi ke

V, Erlangga, Jakarta 1993.

Mulyadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 2000.

15

Anda mungkin juga menyukai