Anda di halaman 1dari 23

Tugas Kelompok

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


“Laporan Keuangan Konsolidasi - Pembukuan Investasi
Dengan Metode Harga Pokok”

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
II yang diampu oleh Bapak Dr. Muntu Abdullah,. SE., M.Si, Ak., CA., ACPA

Disusun oleh:
Kelompok 2 (Kelompok Penyaji)

1) Hardiman B1C119105
2) Hernina Mpolo B1C119107
3) Lin Wisly Jipu B1C119121
4) Mellian B1C119124
5) Muhammad Alfarik B1C119135
6) Nur Isma B1C119145

Kelas C
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan Keuangan Konsolidasi - Pembukuan Investasi
Dengan Metode Harga Pokok” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampuh mata


kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II dan kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai dengan tepat waktu. Semoga tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca mengenai Akuntansi
Keuangan Lanjutan II terutama terkait Laporan Keuangan Konsolidasi - Pembukuan Investasi
Dengan Metode Harga Pokok.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah
ini.

Kendari, 24 Mei 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1. Prosedur Akuntansi Untuk Metode Harga Pokok........................................................................2
2.2. Teknik Konsolidasi Alternatif untuk Metode Harga Pokok.........................................................6
2.3. Dividen Dari Laba yang Ditahan Pra-Perolehan..........................................................................7
2.4. Ilustrasi Komprehensif Dari Metode Harga Pokok....................................................................10
2.5. Membuktikan Laba Perusahaan Anak Yang Merupakan Hak Perusahaan Induk.......................11
2.6. Konsolidasi Untuk Penyatuan Kepentingan (Pooling Of Interest) Setelah Akuisisi..................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Neraca konsolidasi merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan dua
perusahaan afiliasi atau lebih sebagai satu unit kesatuan usaha. Konsep ini sama untuk
konsolidasi terlepas dari bagaimana investasi dalam perusahaan anak dibukukan dalam buku
perusahaan induk. Baik jika perusahaan induk menggunakan metode ekuitas (equity method)
maupun metode harga pokok (cost method) dalamı membukukan investasinya pada perusahaan
anak, tetapi hasil akhir dari proses konsolidasi harus selalu sama. Penggunaan metode harga
pokok untuk akuntansi investasi akan menghasilkan saldo-saldo perkiraan yang berbeda dengan
saldo-saldo yang timbul dari penerapan metode ekuitas. Eliminasi yang tepat pada akuntansi
dengan metode harga pokok, dengan denikian digunakan dalam penyusunan neraca konsolidasi.

Metode harga pokok bukanlah merupakan prosedur yang diterima secara umum untuk
melaporkan dampak investasi pada perusahaan anak. Akan tetapi, perusahaan tertentu mungkin
lebih suka menggunakan metode harga pokok dalam mencatat investasinya pada perusahaan
anak. Jika laporan terpisah untuk perusahaan induk disiapkan, penyesuaian untuk mencerminkan
penerapan metode ekuitas akan diperlukan. Penyesuaian ini bisa dilakukan melalul neraca lajur
tanpa benar-benar menyesuaikan catatan akuntansi perusahaan induk.

1.2. Rumusan Masalah


1. Seperti apa Prosedur Akuntansi Untuk Metode Harga Pokok?
2. Seperti apa Teknik Konsolidasi Alternatif untuk Metode Harga Pokok?
3. Seperti apa Dividen Dari Laba yang Ditahan Pra-Perolehan?
4. Seperti apa Ilustrasi Komprehensif Dari Metode Harga Pokok?
5. Seperti apa Membuktikan Laba Perusahaan Anak Yang Merupakan Hak Perusahaan
Induk?
6. Seperti apa Konsolidasi Untuk Penyatuan Kepentingan (Pooling Of Interest) Setelah
Akuisisi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Prosedur Akuntansi Untuk Metode Harga Pokok


Metode harga pokok didasarkan pada teori, bahwa akuntansi investasi dalam sebuah
perusahaan anak harus sama dengan akuntansi investasi jangka panjang lainnya dalam bentuk
surat surat berharga. Perusahaaa induk dan perusahaan anak adalah dua perusahaan berbeda; oleh
karena itu, dividen yang diterima atas modal saham perlu ditetapkan sebagai pendapatan, dan
keuntungan atau kerugian atas investasi harus menunggu surat berharga yang dimiliki benar-
benar dijual. Walaupun kaitan yang ada antara perusahaan induk dan perusahaan anak dapat
menggambarkan suatu kesatuan ekonomis, namun sistem akuntansinya harus mencatat status
hukum dari transaksi yang terdapat dalan kaitan atau hubungan antara keduanya.

Jika yang digunakan adalah metode harga pokok, maka perkiraan perusahaan untuk
investasti dalam sebuah perusahaan anak akan sama persis dengan perkiran induk setiap investasi
jangka panjang lainnya dalam surat-surat berharga. Angka yang dilaporkan untuk saham
perusahaan anak dalam perkiraan investasi adalah sebesar harga perolehannya semula. Setiap
perusahaan modal perusahaan induk dalam perusahaan anak yang diakibatkan oleh laba dan rugi
perusahaan anak dikesampingkan. Pengumuman dividen oleh perusahaan anak dicatat dalam
buku perusahaan dengan mendebet perkiraan Piutang Dividen dan mengkredit perkiraan
Pendaatan Dividen. Selanjutnya, penerimaan dividen yang diumumkan ini dicatat dengan
mendebet perkiraan Kas dan mengkredit perkiraan Piutang dividen.

Untuk mengilustrasikan penggunaan metode harga pokok pada pembukaan investasi


dalam perusahaan anak dan penyusunan neraca konsolidasi setelah pengendalian diperoleh,
misalnya terdapat fakta-fakta yang sama dengan yang ditunjukkan dalam ilustrasi metode ekuitas
sebagal berikut: Pada tanggal 1 Januari 1987, Perusahaan P membeli 80% saham Perusahaan S
dengan harga sebesar $100.000; pada tanggal ini, modal saham Perusahaan S adalah sebesar
$100.000 dan laba yang ditahan sebesar $20.000. Penyusunan lembaran kerja konsolidasi untuk
Perusahaan P dan S pada tanggal perolehan saham perusahaan anak ini adalah sama seperti yang
diilustrasikan sebelumnya pada halaman 314.

2
Dengan mengunakan metode harga pokok untuk membukukan investasi, ayat-ayat jurnal
yang perlu dibuat dalam buku perusahaan induk selama tahun 1987 adalah sebagaiberikut:

Transaksi Pembukuan Perkiraan Investasi dengan


Metode Harga Pokok

30 Juni : Tidak ada ayat jurnal


Pelaporan laba bersih sebesar $20.000 untuk
periode 6-bulan Perusahaan S

5 Desember : Piutang Dividen…………$8.000


Pendapatan Dividen……………$8.000
Pengumuman dividen sebesar $10.000 oleh
Perusahaan S

20 Desember : Kas………………….$8.000
Piutang Dagang…………………..$8.000
Pembayaran dividen oleh Perusahaan S

31 Desember : Tidak ada ayat jurnal


Pelaporan rugi bersih sebesar $5.000 untuk
periode 6-bulan oleh P

Jika investasi dibukukan dengan harga pokok, maka lembaran kerja untuk neraca
konsodasi dapat disusun seperti terlihat pada halaman 342.

Apabila metode harga pokok digunakan, maka perusahaan induk tidak akan mengakui
adanya perubahan bersih yang terjadi pada kekayaannya dalam perusahaan anak sampai neraca
konsolidasi. Laba perusahaan anak baru akan diakuí setelah laba ini telah sia dibagi dividen bagi
perusahaan induk. Pada saat penyusunan neraca Konsolidasi, perusahaan modal perusahaan anak
sejak tanggal perolehan masih harus ditetapkan.

Dalam penyusunan lembar kerja konsolidasi, perkiraan investasi akan menunjukkan


investasi sebesar harga pokoknya dan, dengan demiklan, perkiraan ini hanya menggambarkan
yang kekayaan semula yang diperoleh perusahaan induk. Eliminasi terhadap saldo silang yang
tertunda identik dengan eliminasi yang dilakukan pada tanggal perolehan saham. Eliminasi atas
kekayaan yang diperoleh terhadap perkiraan investasi menghasilkan kekayan semula yang
diperoleh terhadap perkiraan investasi akan menghasilkan saldo, yang mencerminkan selisih

3
antara harga pokok investasi semula dengan nilai bukunya. Selisih ini diperlakukan sebagai
goodwill. Eliminasi persentase perolehan saham terhadap perkiraan modal saham perusahaan
anak menghasilkan selisih kredit, yang mencerminkan ekuitas kepentingan minoritas dalam
saldo ini. Akan tetapi, eliminasi bagian laba yang ditahan perusahaan anak yang diperoleh
semula oleh perusahaan induk terhadap perkiraan laba yang ditahan perusahaan induk
menimbulkan saldo yang menunjukkan dua unsur yaitu: (1) kekayaan minoritas dalam laba yang
ditahan, dan (2) Jumlah residu yang menyatakan perubahan kekayaan perusahaan iniduk dalam
laba yang ditahan sejak tanggal perolehan saham.

Perusahaan Induk P dan Percobaan Anak S


Lembar Kerja untuk Neraca Konsolidasi
31 Desember 1987

Dalam contoh, laba yang ditahan Perusahaan S per 31 Desember 1987 adalah sebesar
$25.000. Eliminasi bagian perusahaan induk atas akumulasi laba yang ditahan perusahan anak
sebelum tanggal pembeliaa, yaitu sebesar $16.000, menimbulkan saldo sebesar $9.000.
Kepentingan minoritas dalam laba yang ditahan adalah sebesar 20% dari $25.000 atau sebesar
$5.000, dan jumlah ini dimasukkan ke dalam kolom-kolom neraca konsolidasi sebagai bagian
dari kepentingan minoritas. Sisanya sebesar $4.000 merupakan kenaikan laba yang ditahan yang
ditetapkan pada pemegangan perusahaan induk; atau merupakan 80% dari kenaikan dalam laba

4
yang dtahan perusahaan anak sejak tanggal saham diperoleh, saldo ini dipindahkan pada
perkiraan aba yang ditahan perusahaan induk dalam ayat-ayat jurnal eliminasi yang kedua.

Kenaikan laba yang ditahan perusahaan induk sebesar $8.000 berasal dari penerimaan
dividen perusahaan anak. Dalam penyusunan neraca konsolidasi, perusahaan induk sekarang
mengakui adanya kenaikan sebesat $4.000 daiam laba yang ditahan. Kemudian laba yang ditahan
perusahaan induk ini pada neraca Konsolidasi mencerminkan total kenaikan sebesar $12.000,
yaitu 80% dari laba perusahaan anak sebesar $15.000 sejak tangga perolehan saham. Akan tetapi
amoritisasi atas goodwill hahwa umur manfaat tersebut adalah 40 tahun, maka sejumah $100
untuk tahun itu dikurangkan dari perkiraan goodwill dan laba yang ditahan perusahaan induk.

Neraca konsolidasi untuk Perusahaan P dan Perusahaan S akan disusun sebagai berikut:

Perusahaan Induk P dan Perusahaan Anak S


Neraca Konsolidasi
31 Desember 1987

Apabila terdapat revaluasi yang ditunjukkan pada perkiraan aktiva atau kewajiban
tertentu, maka penyesuaian tambahan akan diperlukan. Perubahan nilai ini akan mempengaruhi
kepentingan minoritas dan tentu juga goodwill. Karena penyesuaian penyusutan yang dapat
diterapkan pada pos-pos ini tidak akan diakui oleh perusahaan induk yang menggunakan metode
harga pokok, maka pengakuran pada neraca lajur akan diperlukan.

5
2.2. Teknik Konsolidasi Alternatif untuk Metode Harga Pokok
Sebagai pengganti eliminasi seperti yang telah diperlihatkan dalam contoh kita diatas,
Kita dapat menyesuaikan perkiraan investasi dalam lembar kerja atas perubahan kekayaan
perusahaan induk dalam perusahaan anak sejak tanggal perolehan saham. Dengan dilaporkannya
perkiraan investasi sebesar saldo yang timbul jika metode ekuitas digunakan, maka eliminasi
terhadap kekayaan perusahaan induk akan dilakukan pada tanggal neraca. Sebagai lustrasi,
dalam contoh kita di muka, kenaikan saldo laba yang ditahan perusahaan anak selama periode
kepemilikan perusahaan induk dan bagian dari kenaikan ini yang terakrual bagi perusahaan
induk, dihitung sebagai berikut:

Saldo laba yang ditahan Perusahaan S : 31 Desember 1987......................... $25.000


1 Januari 1987............................. 20.000
Kenaikan laba yang ditahan selama periode kepemilikan Perusahaan P....... $5.000
Kepentingan kepemilian................................................................................. 80%
Kenaikan laba yang tahan yang masih harus diterima Perusahaan P............. $4.000
Dikurangi amortisasi goodwill....................................................................... 100
Kenaikan investasi........................................................................................ $3.900

Perkiraan investasi dan laba yang ditahan perusahaan induk bertambah sebesar $3.900
dalam neraca lajur. Sekarang apabila perkiraan investasi dibukukan dengan metode ekuitas :
maka akuntansi metode ekuitas akan menghasilkan debet pada perkiraan investasi atas laba
perusahaan anak sebesar $12.000, yakni 80% dari $15.000; kredit atas di dividen perusahaan
anak sebesar $8.000, yacni 80% dan $10.000, dan kredit sebesar $100 yang menggambarkan
amortisasi goodwill. Apabila sekarang laba yang ditahan perusahaan induk di dasarkan pada
metode ekuitas maka akuntansi metode ekuitas akan menghasilkan kredit pada perkiraan laba
yang ditahan perusahaan induk sebesar $12.000, yakni 80% dari $I5.000, dan bukan hanya
kenaikan yang terbatas pada bagian laba perusahaan anak yang diterima sebagai dividen, yakni
sebesar $8.000, dan debet sebesar $100 yang menggambarkan amortisasi goodwill.

Lembar kerja (neraca lajur) yang disusun dengan prosedur alternatif ini, adalah sebagai
berikut:

Perusahaan Induk P dan Perusahaan Anak S


Lembar Kerja untuk Neraca Konsolidasi
31 Desember 1987

6
2.3. Dividen Dari Laba yang Ditahan Pra-Perolehan
Prosedur yang telah dibahas dan diuraikan mengenai metode harga pokok biasanya
dipisahkan dari akuntansi yang hanya mempertimbangkan faktor-faktor hukum. Lembaga-
lembaga resmi setuju, bahwa dividen perusahaan anak yang merupakan pembagian atas laba
akuntansi sebelum tanggal perolehan saham perusahaan anak harus dicatat oleh perusahaan
induk tidak sebagai pendapatan dividen melainkan sebagai pengurang terhadap saldo invetasi.
Sebenarnya, dividen seperti ini ditetapkan sebagai hasil pengembalian sebagian dari investasi
atau ckivalen dengan dividen likudasi, karena penyerahan aktiva dibarengi dengan penurunan
saldo aktiva dan modal perusahaan anak di bawah jumlah perolehan. Sumber dividen, baik dari
laba akumulasi sebelum maupun setelah tanggal perolehan saham, kemungkinan
dikesampingkan dan dividen diperlakukan sebagai pendapatan apabilá pemegangan saham relatif
kecil jumlahnya dan tidak ada pengendalian yang dialami atas pengumuman dividen tersebut,
tetapi apabila pemegangan saham relatif besar jumlahnya dan adanya jalinan hubungan antara
perusahaan induk-perusihaan anak, maka dividen yang sebenarnya tidak lebih dari perusahaan
afiliasi ke perusahaan pengendali harus dibukukan sebagai pengurangan atas saldo investasi.
AICPA telah mengambil pandangan ini dalam menggunakan peraturan berikut ini.

Surplus pendapatan/laba perusahaan anak yang timbul sebelum perolehan tidak


merupakan bagian dari surplus pendapatan konsolidasi perusahaan induk dan anak-anak

7
perusahaannya; Juga dividen yang diumumkan dari surplus seperti ini tidak layak dikredit pada
perkiraan dalam laba perusahaan induk.

Laba akumulasi perusahaan anak sebelum tanggal pengendalian oleh perusahaan induk,
baik yang ditahan maupun yang dibagikan tidak boleh diterapkan sebagai laba yang ditahan baik
dalam neraca tersendiri perusahaan anak maupun dalam neraca konsolidasi. Hanya jumlah-
jumlah yang diperoleh setelah tanggal afiiasi perusahaan saja yang dapat dianggap sebagai unsur
yang menambah laba ditahan.

Untuk mengilustrasikan prosedur khusus yang digunakan apabila dividen yang diterima
perusahaan induk harus dibukukan sebagai hasil pengembalian atas investasi, asumsikan bahwa
perusahaan P membeli 80% saham Perusahaan S dengan harga $200.000. Saham Perusahaan S
yang beredar adalah sebesar $100.000 dan laba yang ditahannya berjumah $100.000. Perusahaan
P memperoleh nilai kekayaan dalam perusahaan anak ini sebesar 80% dari $200.000 atau
$160.000 dan, dengan demikian, membayar $40.000 lebih tinggi daripada nilai buku kepentingan
perusahaan anak yang diperoleh. Perusahaan S selanjutnya melaporkan laba bersih sebesar
$10.00 dan membagikan dividen sebesar $30.000. Perusahan induk hanya akan mengakui adanya
laba apabila dividen ini merupakan laba perusahaan anak sejak tanggal perusahaan induk
membeli saham perusahaan anak ini. Penerimaan dividen ini dicatat sebagai berikut:

Kas.......................................................................................... $24.000
Pendapatan Dividen................................................................ $ 8.000
Investasi dalam Saham Perusahaan S..................................... $.16.000
Karena dividen, yang mengurangi jumlah laba yang ditahan yang diperoieh tersebut,
dipandang sebagai perolehan kembali investasi, maka kekayaan yang diperoleh semua oleh
perusanaan induk dan yang dibukukan dalam perkiraan investasi, sekarang telah berkurang.
Eliminasi berikutnya dalam lembar kerja konsolidasi harus mengakui pengurangan atau
penurunan ini. Meskipun saldo investasi semula berjumah sebesar $200.000, yang
mencerminkan kepentingan 80% dalam modal saham sebesar $100.000 dan laba yang ditahan
sebesar $100.000, namun saldo yang ada sekarang sebesar $184.000 menggambarkan
kepentingan 80% dalam modal saham sebesar $100.000 dan laba yang ditahan sebesar $80.000.

8
Neraca lajur untuk penyusunan neraca konsolidasi di bawah ini menunjukkan keadaan sebelum
dan setelah pembagian dividen.

Lembar Kerja yang disusun sebelum pembagian Dividen

Perusahaan Induk P dan Perusahaan Anak S


Lembar Kerja Untuk Neraca Konsolidasi

9
Lembar Kerja yang disusun sebelum pembagian Dividen

Perusahaan Induk P dan Perusahaan Anak S


Lembar Kerja Untuk Neraca Konsolidasi

Neraca konsolidasi yang disusun setelah pembagian dividen masih terus menunjukkan
adanya goodwill sebesar $39.000 dan laba.yang ditahan perusahaan induk sebesar $57.000.
Dividen sebesar $30.000 menimbulkan pembagian dividen kepada kepentingan minoritas sebesar
$6.000 (20%) dan kepada perusahaan induk sebesar $24.000 (80%). Neraca kombinasi
menggambarkan adanya penurunan total aktiva sebesar $6.000, yang disertai dengan penurunan
kepentingan minoritas sebesar $6.000.

2.4. Ilustrasi Komprehensif Dari Metode Harga Pokok


Contoh berikut ini diasumsikan bahwa lembar saham Perusahaan S1 dan S2 dibeli oleh
Perusahaan P sebagai berikut:

1 April 1986, 900 lembar saham Perusahaan S1 dengan harga 130..... $117.000
1 Juli 1986, 800 lembar saham Perusahaan S2 dengan harga 90.......... $ 72.000

10
Dengan asumsi bahwa metode harga pokok digunakan dalam membukukan investasi
perusahaan anak, maka lembar kerja (neraca Lajur) untuk neraca konsolidasi per 31 Desember
1987, akan disusun seperti ditunjukkan pada halaman 349-350. Neraca konsolidasi yang disusun
dari lembar kerja ini akan sama dengan neraca yang ditunjukkan pada halaman 322, yang
didasarkan atas metode ekuitas.

Pengaruh laba dan dividen terhadap perkiraan investasi dan laba yang ditahan perusahaan
induk, dengan mengasumsikan penggunaan metode harga pokok, ditunjukkan dalam tabulasi
berikut ini. Perubahan perkiraan apabila digunakan metode ekuitas ditunjukkan juga, sehingga
akibat-akibat dari kedua jenis metode ini dapat kita bandingkan satu dengan yang lain.

2.5. Membuktikan Laba Perusahaan Anak Yang Merupakan Hak Perusahaan


Induk
Jika metode harga pokok digunakan, pertambahan laba yang ditahan perusahaan induk
guna menentukan laba yang ditahan konsolidasi terdiri dari dua faktor yaitu: bagian perusahaan
induk pada laba yang ditahan perusahaan anak sejak perolehan, setelah pengaruh revaluasi aktiva
tertentu pada saat perolehan disesuaikan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi goodwill, jika
ada. Perubahan ini akan diakui pada perkiraan perusahaan induk jika metode ekuitas digunakan.
Laba ditahan yang menjadi hak perusahaan induk, yang dilaporkanpada neraca konsolidasi
halaman 348-349, bisa dibuktikan sebagai berikut:

11
Pembuktian Laba Ditahan Perusahaan Anak Perusahaan Yang Merupakan Hak
Perusahaan Induk

12
13
14
15
2.6. Konsolidasi Untuk Penyatuan Kepentingan (Pooling Of Interest) Setelah
Akuisisi
Jika laporan konsolidasi disiapkan untuk perusahaan induk dan perusahaan anak
berdasarkan penyatuan kepentingan (pooling of interest), neraca lajur akan menjadi sederhana
sekali. Tidak ada goodwill yang akan diakui, dan tidak ada penyesuaian yang harus dilakukan
untuk nilai aktiva pada saat akuisisi, sehingga tidak perlu dilakukan penyesuaian terhadap
amortisasi goodwill atau perubahan penyusutan. Apalagi, laba perusahaan anak untuk sepanjang
tahun di mana pengambilalihan terjadi telah tercakup dalam laba yang ditahan konsolidasi
sehingga pos ini tidak perlu dialokasikan meskipun tanggal pengambilalihan tidak terjadi pada
awal tahun. Memang, kelihatannya hal ini melanggar peraturan yang melarang dimasukkannya
laba sebelum akuisisi pada laba yang ditahan konsolidasi. Namun harus diingat bahwa peraturan
ini tidak berlaku bagi penggabungan usaha yang memenuhi syarat sebagai penyatuan
kepentingan. Opinion APB No. 16, yang berlaku pada laporan konsolidasi dan merger dalam arti
sesungguhnya, menyatakan: "... laba yang ditahan atau defisit dari masing-masing perusahaan
digabungkan dan diakui sebagai laba yang ditahan perusahaan gabungan.

Ayat jurnal pada neraca lajur akan diperlukan untuk menyesuaikan setiap saldo perkiraan
antarperusahaan dan untuk mengeliminasikan perkiraan investasi pada pembukuan perusahaan
induk terhadap jumlah yang sama dalam ekuitas pemegang saham perusahaan anak. Setelah
penyesuaian ini dilakukan, neraca konsolidasi diperoleh dengan menggabungkan saldo nilai
buku perusahaan induk dan anak.

Untuk mengilustrasikan penyusunan neraca konsolidasi pada penyatuan kepentingan,


anggaplah Perusahaan P menukarkan 1.000 sahamnya dengan semua saham Perusahaan S yang
beredar 1 Juli 1983. Pada waktu itu, nilai pasar saham Perusahaan P adalah $150 perlembar.

Modal saham, laba yang ditahan, atau saldo defisit pada tanggal 31 Desember 1982, dan
laba yang ditahan serta dividen untuk 1983 dan 1984 adalah sebagai berikut:

Perush. P Perush. S
Modal saham (nilai nominal $100).............................................. $300.000 $100.000
Saldo laba yang ditahan, 31 Desember 1985 .............................. 60.000 25.000
Dividen yang diumumkan 30 Desember 1986, hutang 15 Januari
1987 ............................................................................................ 10.000 5.000

16
Laba (rugi) bersih dari operasinya tahun 1986 ........................... (30.000) 20.000
Dividen yang diumumkan 30 Desember 1987, hutang 15 Januari
1988 ............................................................................................ 10.000 5.000
Laba (rugi) bersih dari operasinya tahun 1987 ........................... 15.000 (10.000)

Sebagai akibat dari hal-hal di atas, perkiraan investasi dan laba yang ditahan perusahan
induk dipengaruhi seperti terlihat pada tabel di bawah ini, seandainya Perusahaan P
menggunakan metode ekuitas:

17
Lembar kerja (neraca lajur) untuk neraca konsolidasi dan neraca konsolidasi per 31
Desember 1987, akan disusun sebagai berikut:

Perusahaan Induk P dan Perusahaan Anak S


Lembar Kerja untuk Neraca Konsolidasi
31 Desember 1987

Perusahaan Induk P dan Perusahaan Anak S


Neraca Konsolidasi
31 Desember 1987
Aktiva
Kas.....................................................................................................................................$ 45.000
Wesel Tagih.......................................................................................................................$ 36.000
Aktiva Lainnya................................................................................................................$ 499.000
Total Aktiva.....................................................................................................................$ 580.000

Kewajiban dan Modal Pemegang Saham


Kewajiban
Wesel bayar.......................................................................................................................$ 30.000
Hutang dividen..................................................................................................................$ 10.000
Kewajiban lainnya.............................................................................................................$ 80.000
Total kewajiban................................................................................................................$120.000

Modal Pemegang Saham


Modal Saham...........................................................................................$ 400.000
Laba Yang Ditahan....................................................................................$ 60.000 460.000
Total kewajiban dan pemegang saham.............................................................................$580.000

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai