Anda di halaman 1dari 3

Laporan keuangan menurut PSAK 1 mengalami banyak perubahan baik dari sisi nama laporan, isi dan

format penyajian. Salah satu yang mengalami perubahan adalah penyajian kepentingan non pengendali
dalam laporan keuangan konsolidasi. Kepentingan non pengendali adalah pemilik selain induk di anak
perusahaan yang dikendalikan oleh induk perusahaan. Kepentingan non pengendali hanya muncul
dalam laporan keuangan konsolidasi, yaitu laporan yang menggabungkan induk dan semua anak
perusahaan yang dikendalikan oleh induk.

Selama ini kepentingan minoritas di neraca disajikan di bawah utang jangka panjang dan di atas ekuitas.
Dalam laporan laba rugi, laba untuk kepentingan minoritas dikurangkan dari total laba untuk
mendapatkan laba konsolidasi. Konsekuensi dari penyajian tersebut, dalam menghitung pengembalian
modal (return on equity) hanya memperhatikan kepentingan pemegang saham induk. Perhitungan
struktur modal dengan rasio ekuitas dibagi total aset seringkali tidak memasukkan unsur hak minoritas
yang sebenarnya termasuk komponen laba. Pembaca laporan keuangan dapat salah membaca rasio
keuangan dan mengintepretasikan laporan keuangan karena penyajian ini. Penyajian tersebut
didasarkan pada pemikiran bahwa entitas konsolidasi merupakan perpanjangan dari induk perusahaan
(parent theory). Konsekuensinya laba minoritas sebagai pengurang laba (expense) dan tidak disajikan
sebagai ekuitas atau di bagian utang jangka panjang.

Menurut PSAK 1 revisi tahun 2009, kepentingan minoritas diganti istilahnya dengan kepentingan non
pengendali. Hal ini disesuaikan dengan istilah pengendali (control). Entitas menyusun laporan keuangan
jika memiliki kendali atau kontrol terhadap entitas lain (anak perusahaan), sehingga yang tidak
memimiliki kontrol disebut kepentingan non pengendali. Pengendalian tidak identik dengan mayoritas,
walaupun biasanya pihak yang memiliki saham mayoritas menjadi pengendali. Dalam kondisi tertentu
jika pihak mayoritas dibatasi haknya untuk melakukan kebijakan keuangan dan operasi maka, belum
tentu menjadi pengendali. Sehingga istilah minoritas sebagai lawan mayoritas dirasakan kurang tepat.

Kepentingan minoritas disajikan dalam Neraca sebagai komponen ekuitas. Perubahan penyajian ini
mengembalikan substansi kepentingan non pengendali yang sebenarnya merupakan hak pemegang
saham selain pihak pengendali di anak perusahaan. Masuknya kepentingan non pengendali dalam
komponen ekuitas akan membuat nilai ekuitas mencerminkan realitas ekonomi dari entitas konsolidasi.

Dalam laporan laba rugi komprehensif, total laba perusahaan dialokasikan untuk pihak pengendali dan
pihak non pengendali. Laba konsolidasi bukan merupakan laba residual setelah dikurangi bagian laba
untuk kepentingan minoritas. Laba entitas konsolidasi milik dua kepentingan, sehingga pihak minoritas
ditempatkan sebagai pihak yang mendapat alokasi laba dari total laba entitas konsolidasi.

Perubahan dalam PSAK 1 didasarkan pada pemikiran bahwa entitas konsolidasi merupakan satu
kesatuan entitas mandiri dan bukan dipandang sebagai perpanjangan dari induknya. Konsep ini sering
disebut entity theory. Sebagai satu entitas mandiri, entitas konsolidasi dimiliki oleh dua pihak yaitu
entitas pengendali dan pihak non pengendali. Itulah mengapa dalam laporan neraca kepentingan non
pengendali diklasifikasikan sebagai komponen ekuitas. Laba untuk pihak pengendali merupakan alokasi
dari total laba entitas konsolidasi yang menjadi hak pihak non pengendali.
Tabel perbandingan Penyajian Kepentingan non Pengendali dalam Laporan Keuangan.

Penyajian Neraca bagian liabilitas dan ekuitas Penyajian Laporan Posisi Keuangan bagian
PSAK 1 (1998) liabilitas dan ekuitas PSAK 1 (2009)

Kewajiban Jangka Pendek Liabilitas Jangka Pendek


Kewajiban Jangka Panjang Liabilitas Jangka Panjang
Hak Minoritas Ekuitas
Ekuitas  Hak non-pengendali*
 Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik  Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik
entitas induk entitas induk

Penyajian Laporan Laba Rugi PSAK 1 (1998) Penyajian Laporan Laba Rugi Komprehensif
PSAK 1 (2009)
Laba sebelum hak minoritas 10.000 Laba yang dapat diatribusikan kepada: 10.000
Hak minoritas atas laba anak perusahaan (2.000)  Pemilik entitas induk 8.000
Laba bersih 8.000  Kepentingan nonpengendali 2.000

Total laba rugi komprehensif yang dapat


diatribusikan kepada: 12.000
 Pemilik entitas induk 9.600
 Kepentingan nonpengendali 2.400

*) Hak non pengendali dinilia berdasarkan porsi kepemilikan dikalikan dengan nilai wajar aset neto terindentifikai
pada tanggal penggabungan usaha. Sedangkan untuk hak minoritas dalam PSAK (1998) berdasarkan porsi
kepemilikan dikalikan dengan nilai buku aset neto teridentifikasi pada saat penggabungan usaha.

Perubahan penyajian ini akan tidak hanya akan mempengaruhi wajah laporan keuangan, namun
dalam perhitungan rasio akan banyak berubah. Dalam perhitungan tingkat solvabilitas perusahaan
(leverange), kenaikan nilai ekuitas akan menyebabkan nilai total aset dibagi ekuitas akan semakin kecil.
Tingkat pengembalian modal, return on equity dapat dihitung untuk keseluruhan modal perusahaan
atau hanya khusus untuk pemegang saham pengendali, karena kedua data tersebut disediakan.

Konsep teori entitas ini, tidak hanya pada penyajian laporan keuangan. Penilaian kepentingan
non pengendali juga berubah. Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010), pada saat penggabungan usaha
terjadi, kepentingan non pengendali diukur berdasarkan nilai wajar aset neto teridentifikasi pada
tanggal penggabungan. Hal ini berbeda dengan PSAK 22 (1994) yang diukur berdasarkan nilai buku dari
aset neto. Perubahan ini akan membawa dampak pada nilai aset atau liabilitas yang memiliki perbedaan
nilai buku dan nilai wajar pada tanggal penggabungan usaha.
Ilustrasi Penilaian Kepentingan Non Pengendali

Sebagai ilustrasi PT. A mengakusisi 80% PT. B dengan harga 8.500. Pada saat akuisisi
nilai buku aset neto PT. B sebesar 10.000, terdapat perbedaan nilai buku dan nilai wajar
aset PT B pada tanggal penggabungan usaha yaitu tanah, nilai buku 1.000, nilai
wajarnya 1.200 dan bangungan nilai buku 2.000 nilai wajarnya 2.200. Nilai wajar aset
neto PT. B sebesar 10.400. Berdasarkan informasi di atas, nilai hak pengendali adalah
20% x 10.400 = 2.080 sedangkan nilai wajar pengendalia sebesar 8.320. Dalam
penggabungan tersebut muncul goodwill sebesar 8.500 – 8.320 = 180.
Dalam standar yang lama nilai hak minoritas sebesar 20% x 10.000 = 2.000
berbeda dengan menurut standar baru sebesar 2.080. Perbedaan tersebut karena
kepentingan non pengendali memperoleh tambahan hak klaim atas perbedaan nilai
buku dan nilai wajar 400 x 20% = 80. Konsekuensi penilaian tersebut akan
mempengaruhi nilai tanah dan bangunan dalam laporan konsolidasi. Menurut PSAK 4
dan 22 sebelum revisi nilai tanah anak perusahaan akan diperhitungkan dalam laporan
konsolidasi sebesar 1.000 + (80% x 200) = 1.160 dan nilai bangunan sebesar 2.000 +
(80% x 200) = 2.160. Sedangkan menurut PSAK baru nilai tanah dan bangunan milik
anak perusahaan akan ditambahkan dalam laporan konsolidasi sebesar nilai wajarnya
yaitu sebesar 1.200 dan 2.200.

Berdasarkan ilustrasi dan penjelasan di atas, PSAK baru akan menyebabkan total aset perusahaan
konsolidasi menjadi meningkat. Penilaian aset neto dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal
penggabungan usaha secara keseluruhan yang diikuti dengan penilaian hak non pengendali sebesar nilai
wajar pada tanggal penggabungan menyebabkan total aset perusahaan konsolidasi meningkat.

Perubahan PSAK tersebut akan mempengaruhi tampilan dan juga nilai aset, liabilitas dan ekuitas dalam
laporan keuangan. Pembaca laporan keuangan terutama analis harus berhati-hati terhadap perubahan
tersebut, apalagi jika melakukan perbandingan dengan laporan keuangan sebelum diterapkannya PSAK
baru.

Anda mungkin juga menyukai