Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB HUKUM AKUNTAN PUBLIK

Disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “Auditing 1”


Dosen pengampu Jumaiyah, S.E., M.Si.

Oleh kelompok 3 (AC)

Diah Indras Putri 171120001991


Tika Rahmayanti 171120001997
Novita Kurniasari 171120002000

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penyusun sampaikan ke Kehadirat Allah swt. Atas berkat,
rahmat, serta karunia-Nya penyusun dapat menulis makalah ini sebagai bentuk
pemenuhan kewajiban penyusun dalam mengikuti mata kuliah Auditing 1 yang
diampu oleh dosen Jumaiyah, S.E., M.Si. terimakasih penulis ucapkan pada dosen
pengampu mata kuliah Auditing 1 karena telah memberikan tugas kepada kami
sebagai penambah wawasan serta pendalaman ilmu pengetahuan bagi kami.

Penulis menyadari bahwa dalam pemulisan makalah ini masih terdapat


kekurangan dari segi ejaan, bahasa, penyusunan , dan kelengkapan materi yang
disajikan. Oleh karena itu, penyusun sangat menerima dengan senang hati jika ada
kritikan serta masukan yang positif dari para pembaca sekalian untuk kebaikan
penulisan makalah di masa yang akan datang.

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, serta
dapat menambah pendalaman keilmuan khususnya mengenai Tanggung Jawab
Hukum Akuntan Publik.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jepara, 27 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
2.1 Kewajiban Hukum Bagi Akuntan Publik ......................................................... 2
2.1.1 Kewajiban kepada klien ............................................................................. 2
2.1.2 Kewajiban kepada pihak ketiga ................................................................. 2
2.1.3 Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal................................ 2
2.1.4 Kewajiban kriminal.................................................................................... 2
2.2 Tuntutan Hukum Yang dihadapi Akuntan Publik ............................................ 2
2.2.1 Ordinary neglignece ............................................................................. 3
2.2.2 Gross negligence .................................................................................. 3
2.2.3 Constructive Fraud ............................................................................... 3
2.2.4 Fraud .................................................................................................... 3
2.3 Contoh – Contoh Fraud di Indonesia dan di Dunia ..................................... 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan
publik. Praktik akuntan Publik itu sendiri adalah pemberian jasa profesional
kepada klien yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa
audit, jasa atetasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perancangan
keuangan perorangan, jasa-jasa pendukung litigasi, dan jasa lainnya yang diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik.1

Profesi akuntan publik diseluruh dunia merupakan profesi yang


menghadapi resiko tinggi. Semua akuntan publik hampir menyadari mereka
harus memberikan jasa profesionalnya sesuai standar profesional akuntan
publik, mentaati kode etik akuntan publik serta standar pengendalian mutu.
(Agoes, Sukirno, 2017)

Akuntan publik dalam menjalankan tugasnya diharapkan berpegang pada


kode etik profesi, sehingga terhindar dari kecurangan atau fraud dalam
pembuatan laporan keuangan perusahaan emiten yang dapat mengakibatkan
terjadinya misleading prospektus (I Gusti Agung Wisudawan, Sumiati Ismail,
Eduardus Boyo Sili;, 2019)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami rumuskan permasalahan yang akan


dibahas:

1. Kewajiban hukum bagi akuntan publik


2. Tuntutan hukum yang dihadapi akuntan publik
3. Contoh fraud di Indonesia dan di dunia

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa kewajiban hukum bagi akuntan publik.


2. Mengetahui tuntutan hukum yang dihadapi akuntan publik.
3. Mengetahui contoh-contoh fraud di Indonesia dan di dunia.

1
Sukrisno Agoes, Auditing: (Pemeriksaan Auditing) oleh Kantor Akuntan Publik (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hlm. 43.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban Hukum Bagi Akuntan Publik

Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya merupakan subjek


hukum dan peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti
kegagalan untuk mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya. Profesi ini
sangat rentan terhadap penuntutan perkara (lawsuits) atas kelalaiannya yang
digambarkan sebagai sebuah krisis. Lebih lanjut Huanakala dan Shinneka
menjelaskan bahwa litigasi terhadap kantor akuntan publik dapat merusak citra atau
reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa yang disediakan kantor akuntan publik tersebut.

Kewajiban hukum auditor dalam pelaksanaan audit apabila adanya tuntutan


ke pengadilan yang menyangkut laporan keuangan menurut Loebbecke dan Arens
serta Boynton dan Kell yang telah diolah oleh Azizul Kholis, I Nengah Rata, Sri
Sulistiyowati dan Endah Prepti Lestari adalah seperti berikut ini :

2.1.1 Kewajiban kepada klien (liabilities to client) kewajiban akuntan


publik terhadap klien karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit
sesuai waktu yang disepakati, pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal
menemui kesalahan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik

2.1.2 Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common law (liabilities to


third party) kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi
kerugian pada pihak penggugat karena mengandalkan laporan keuangan
yang menyesatkam

2.1.3 Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal (liabilities


under securities laws) kewajiban hukum yang diatur menurut sekuritas
federal dengan standar yang ketat.

2.1.4 Kewajiban kriminal (crime liabilities) kewajiban hukum yang timbul


sebagai akibat kemungkinan akuntan publik disalahkan karena tindakan
kriminal menurut undang-undang. (Siregar, 2017)

2.2 Tuntutan Hukum Yang dihadapi Akuntan Publik


Profesi akuntan publik di seluruh dunia merupakan profesi yang
menghadapi risiko yang sangat tinggi. Hampir semua akuntan publik
menyadari bahwa mereka harus memberikan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar profesional akuntan publik, mentaati kode etik akuntan publik dan
memiliki standar pengendalian mutu. Jika tidak akuntan publik bisa salah
memberikan opini, karena memberikan opini wajar tanpa pengucualianpadahal

2
laporan keuangan mengandung salah saji material (audit failure). (Agoes,
Sukirno, 2017)

Undang-undang akuntan publik No.5 tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011 salah
satu pasalnya menyebutkan akuntan publik bisa dikenakan saksi pidana jika
terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya dan terbukti terlibat tindak pidana.

Bapepam LK dan PPAJP Departemen keuangan pun membuat berbagai


aturan, menyangkut independen akuntansi publik, pembatasan jangka waktu
pemberian jasa audit ( 3 tahun untuk akuntan publik dan 6 tahun untuk KAP ).

Tanggung jawab hukum akuntan publik terjadi jika timbul kelalaian atau
akuntan publik tersangkau frad. Jenis pelanggaran dapat dibedakan menjadi

2.2.1 Ordinary neglignece (kesalahan ringan, manusiawi, tidak


sengaja) ini merupakan pelanggaran ringan.
2.2.2 Gross negligence (Kesalahan agak berat, Harusnya tidak terjadi
jika auditor menerapkan due professional care)
2.2.3 Constructive Fraud (pelanggaran berat,akuntan publik terlibat
secara langsung atau tidak langsung membantu Fraud yang
dilakukan manajemen).
2.2.4 Fraud(pelanggaran sangat berat,akuntan publik secara sadar
terlibat bersama manajemen dalam melakukan fraud). (Agoes,
Sukirno, 2017)

Di Indonesia, Tuntutan Hukum bisa berasal dari :

a. Klien
b. (Calon) Investor
c. Bapepam- LK
d. PPAJP-Depertemen Keuangan
e. Bank Indonesia
f. Pengguna Laporan Keuangan

Saksi yang diberikan PPAJP- Dapertemen Keuangan bisa dalam


bentuk peringatan tertulis,pemberian jasa akuntan publik atau, usulan
kepada mentri keterangan untuk pencabutan ijin praktek akuntan publik
tergantung berat atau ringan pelanggaran.

3
Saksi yang diberikan bapepam – LK dalam bentuk peringatan tertulis ,
larangan pemberian jasa di pasar modal ( klien, investor BI, pengguna
laporan keuangan) bisa mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan juka
dirugikan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan akuntan publik untuk menghindari
tuntutan hukum, antara lain :
1. Jangan sembarangan menerima klien, harus memiliki intregritas.
2. Pilih audit staf yang kualitatif dan intregritas.
3. Pertahanan independensi.
4. Patuhi standar auditing, kode etik akuntan publik.
5. Miliki sistem pengendalian mutu.
6. Pahami betul bisnis klien.
7. Lakukan audit yang berkualitas.
8. Dukung laporan audit dengan kertas kerja yang lengkap.

Selain itu Ikatan Profesi (IAI, IAPI) juga bisa membantu anggota
anggotanya dengan cara :

1. Menyediakan pelatihan bagi anggotanya melalui PPL dengan


biaya yang reasonable.
2. Menerapkan pear review.
3. Melakukan research di bidang auditing
4. Memberikan edukasi kepada pengguna laporan keuangan.
(Agoes, Sukirno, 2017)

2.3 Contoh – Contoh Fraud di Indonesia dan di Dunia


Fraud auditing merupakan disiplin yang relatif baru. Sebagai disiplin
ilmu baru fraud auditing membutuhkan suatu pendekatan dan
metodologi proaktif untuk membahas kecurangan melalui
pendeteksian dengan menggunakan teknikteknik audit yang
diperlukan. Dilingkungan auditor pemerintah, fraud auditing lebih
dikenal sebagai audit terhadap kasus-kasus yang diduga mengandung
unsur enyimpangan yang merugikan keuangan negara atau kasus-
kasus tindak pidana korupsi. Lingkup fraud auditing mencakup:
1. Pencegahan fraud (preventive), yaitu upaya untuk mencegah
terjadinya fraud dengan cara menghilangkan atau meminimalkan
faktorfaktor penyebab terjadinya fraud.

4
2. Pendeteksian fraud (detective), yaitu diarahkan untuk
mengidentifikasikan terjadinya fraud dengan cepat, tepat dan
dengan biaya yang rasional.
3. Penginvestigatian fraud (investigative), yaitu upaya untuk
menangani dan memproses tindakan fraud sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Badjuri, 2010)

No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian


.
1 Pany dan Reckres The Effct of Gifts, Pemberian Hadiah berpengaruh
Discounts, Personality signifikan terhadap independensi
Characteristics, and auditor,karakter personal auditor
Cliet size on Perceived berhubungan positif dengan
Auditor independensi auditor, sedangkan
Independendence. ukuran klien tidak terpengaruh
secara signifikan.
2. DeAngelo (1981) Auditor KAP yang besar akan berusaha
Independence,”Low untuk menyajikan kualitas audit
Balling”, and yang lebih dibandingkan dengan
Disclosure KAP yang kecil.
Regulation.
3. Shockley (1981) Perception of Auditors Faktor-faktor yang mempengaruhi
Independence: An independensi auditor: (1) jasa
Empiricial Analysis. konsultasi manajen (2) tingkat
persaingan antar KAP (3) ukuran
KAP.
4. Meixer and Welker Juggment Consensus Menunjukkan bukti empiris bahwa
(1988) and Auditor konsensus yang terjadi diantara
Experience: An staf auditor semakin meningkat
Examination Of karna bertambahnya intentitas
Organizational waktu untuk berhubungan dengan
Relations. manajer audit yang sama.
5. Merchant (1989) Analogikal Reasoning Auditor yang semakin
and Hypothesis berpengalaman akan memiliki
agaeneration in kemampuan yang lebih baik dalam
Auditing. mengidentifikasi kesalahan-
kesalahan dalam melakukan
terlaah analitik dan semakin tinggi
tingkat independensinya.
6. Libby & Frederick Experience and The Semakin banyak pengalaman
(1990) Ability to Explan seorang auditor maka semakin
Audit Findings banyak pula sikap skeptisme
profesionalnya dalam
menghasilkan berbagai dugaan
auditing.
7. Tubbs (1992) The Effect of Auditor independen yang
Experience on The berpengalaman lebih sensitif

5
Auditor’s dalam menghadapi kekeliruan –
Organizational and kekeliruan yang tidak lazim atas
Amount of temuan audit.
Knowledge.
8. Deis dan Giroux Determinants of Audit Faktor yang mempengaruhi
(1992) Quality in The Public kualitas yaitu(1) lama waktu
Sector. audit(2)jumlah klien)(3) kesehatan
keuangan klien
9. Davis (1996) Experience and Auditor yang independen dan
Auditor’s Selection of berpengalaman menujukkan
Relevant Information tingkat selektif yang lebih tinggi
For Reliminary terhadap informasi yang relevan
Control of Risk dan mudah dalam menerapkan
Assesment. prinsip etika.
10. Malone & Roberts Factorsbassociated Menujukkan bukti (1)
(1996) with The Incidence of pengendalian mutu(2) beratnya
Reduced Audit saksi yang dijatuhkan oleh KAP
Quality Behaviors. bagi melakukan tindakan
RAQ(3)kebutuhan akan
pengakuan atas sebuah pencapaian
prestasi yang diraih auditor
berhubungan terbalik dengan
pelaku RAQ.
11. Lawrence & Shaub The Ethical Menujukkan bukti empiris
(1997) Construction of (1) Orientasi dan alasan etis
Auditors: An
auditor terhadap keputuasan
Examination of The
Effects of Gender and prefesional dan keputusan
Career Level.
etis(2)auditing lebih mudah dalam
mengadopsi pandangan tentang
relavisme dan etis auditor junior.
12. Duff (2004) Understending Audit a.teridentifikasi empat dimensi
Quality: The Views of audit,yaitu kualitas teknis,kualitas
Auditors, auditees, jasa,hubungan auditor dan
and Investor. independensi.
b.kualitas audit berpengaruh
terhadap kepuasan kline
13. Pflugrath, Bennie, The Impact of codes Kode eti profesi akuntan publik
and Chen (2007) of Ethic and berhubungan positif kualitas
Experience on judgmentdan sikap skeptis
Auditors judgements. profesional seorang auditor
sedangkan pada mahasiswa kelas
auditing menunjukkan bukti
bahwa keberadan kode etik tidak
berpengaruh terhadap kualitas
judgment.

6
14. Davis and Holie The Impact of Hasilnya menunjukkan bahwa : (1)
(2008) Nonaudit Service Fee pengungkapan fee non audit dapat
Levels on Investor’s mengurangi keakuratan persepsi
Perception of Auditor investor mengenai independensi
Independence. auditor, (2) level fee non audit
yang sebanding dengan total fee
memiliki dampak persepsi
independensi auditor dan perilaku
pasar
15. Kaplan O’Donnell The Influance of Interaksi antara pengalaman yang
and Arel (2008) Auditors dimiliki auditor senior dengan
Experienceon The informasi manajemen yang
Persuasivennes of menguntungkan berpengaruh
Information Provided terhadap penilaian auditor tentang
by Management. keadalan pengendalian intern.
16. Francis, Jere R, and Big 4 Office Size and Auditor yang bekerja pada KAP
Michael D. Yu Audit Quality big Four dapat menghasilkan
(2009) kualitas audit yang lebih baik
dibanding yang bekerja pada KAP
non big Four
(Agoes, Sukirno, 2017)

 Hasil penelitian di Indonesia tentang Karaktristik, Personal, Pengalaman


Audit, Independensi Akuntan Publik, Penerapan Etika Akuntan, dan
Kualitas Audit.

No. Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Maryani dan Unti Survei atas Faktor- Ada faktor yang mememngaruhi
Ludigdo (2001) Faktor yang sikap dan perilaku akuntan publik
Memengaruhi Sikap yaitu: pendidikan, organisasi,
dan Perilaku Etis keluarga dan pengalaman hidup.
Akuntan.
2. Widagdo, Lesmana, Analisis Pengaruh Ada 6 atribut yang berpengaruh
dan Irwandi (2002) Atribut-atribut terhadap kualitas audit yaitu :
Kualitas Audit pengalaman melakukan audit dan
Terhadap Kepuasan responsif terhadap penggunaan
Klien (Studi Empiris laporan audit dan keterlibatan
pada Perusahaan yang komitme audit.
Terdaftar di BEI )
3. Sekar Mayangsari Analisi Berpengaruh Faktor yang mempengaruhi
(2003) Independensi laporan keuangan yaitu spesialisasi
Kualitas Audit Serta auditor, idependensi mekanisme
Mekanisme Lporan govermance.
Keuangan.
4. Sukrisno Agues Pengaruh Penerapan Penerapan auditing berhubungan
(2003) Standar Auditing, positif dengan penerapan standar
Pengendalain Mutu penegendalaian mutu, penerapan
dan Kualitas Jasa pengendalian mutu terhadap jasa

7
Audit Terhadap audit, penerapan standar
Tingkat Kepercayaan pengendalian mutu, dan kualitas
Pengguna Laporan jasa audit secara keseluruhan
Akuntan Publik. terhadap tingkat kepercayaan
pengguna laporan akuntan publik.
5. Ida Suraida (2005) Pengaruh Etika, Etika, kompentensi, pengalaman
Kopetensi, audit dan risiko berpengaruh
Pengalaman, Risiko terhadap skeptis,e profesional baik
Audit dan Sketisme secara parsial maupun simultan.
Profesional Auditor
Terhadap ketepatan
Opini Akuntan
Publik.
(Agoes, Sukirno, 2017)

 Ikhtisar Hasil Penelitian Empirik Terdahulu Efek Kualitas Tata Kelola


Korporasi dan Implementasi Prinsip Etika Bisnsi terhadap Potensi
Kecurangan Pelaporan Keuangan.

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Abbot et.Al. (2000) The Effects of Audit Efektivitas komite auditing
Commitee Activity untuk keperluhan
and Independence on kecenderungan dari komite
Corporate Fraud. auditing.
2. Mc Mullen (1961) Audit Commitee Perusahaan dengan pelaporan
Performance; An keungan yang handal
Investigation of The memiliki komite audit.
Consequences
Association with
Audit Committees.
3. Mc Mullen dan Audit Commitee Perusahaan yang mengalami
Reghunandan (1996) Performance: An pelaporan keuangan,memiliki
Investigation of The komite audit yang tidak
Consequences terdiri atas drektur luar
Association with semata,tidak memiliki
Audit Commitees sedikitnya satu CTA,dan
tidak serig melakukan audit.
4. Beasly (1996) An Empirical Perusahaan yang memiliki
Investigation of The pengalaman kecurangan
Relation between manajemen menurun sejalan
board Of Director dengan kenaikan persentase
Composition and dektektur luar dan dewan
Finansial Statement komisaris.
Fraud
5. Beasly et. al. (2000) Fraudulent Finansial Perusahaan teknologi,dan
Reprting kecurangan terkait aset serta
Consideration of penyalah gunaan aset lebih
Industry Traits and umum dalam industri

8
Corporate keuangan.
Governance
Mechanisms
6. Seamer dan Psaros Board Composition Kecurangan proposi direktur
(2000) and Indence of internal yang lebih besar dan
Manajemen proposi derektur independen
Perpetrated Fraud yang lebih rendah ketimbang
pada perusahaan pelaku
kecurangan.
7. Sharma (2004) Board of Director Meningkatan persentase
Characteristics direktur independen dan
Institutional pemilikan institusional
Ownership and menyebabkan kecurangan
Fraud : Evidence menurun.
from Australia
8. Dechow et. (1996) Causes and Perusahaan pelaku
Consequences of kecurangan pelaporan
Earnings keuangan memiliki dewan
Mnupulation: an komisaris yang didominasi
Analysis of Firms oleh orang dalam,dan
Subject to memiliki komite audit.
Enforcement Actions
by The SEC.
9. Agrawal et al. (1999) Management Hubungan penemuan
Turnover and kecurangan dengan
Governance Changes perpindahan derektur dan
Following The manajer senior,mereka tidak
Revelation of Fraud. menemukan hubungan
dimaksud.
10. Karpofff dan Lott The Reputational Rerata kembalian abnormal
(1993) Penalty Firms Bear dalam 2 atau 3 hari
From Committing kecurangan,secara signifikan
Criminal Fraud. adalah lebih negatif dalam
kasus kecurangan pelaporan
keuangan ketimbang dalam
kasus kecurangan lainya.
11. Farber (2005) Restoring Trust after Pertama, perusahaan yang
Fraud: Does curang dalam tata kelola yang
Corporate jelek relatif terhadap sampel
Governance Matter ? kontrol dalam tahun
sebelumnya sebelum
terdeteksi, kedua , perusahaan
yang curang analisis dan
pemilikan institusional tidak
akan bertambah
12. Beasly dan Petroni Board Pertama, perusahaan asuransi
(2001) Independensce and memperkerjakan auditor
Audit Firm Type ternama yang berspesialisasi

9
dalam industri asuransi,
kedua, peneliti tidak
menemukan signifikan antara
kompisisi direksi dan pilihan
penggunaan editor ternama.
13. Dezoort dan Salterio The Effect of Pertama , bertambahnya
(2001) Corporate pengalaman direktur akan
Governance meningkatkan pemahaman
Experience and audit. Kedua, kesamaan
Finansial Reporting dewan direksi dengan dewan
and Audit manajemen saling
Knowledge on Audit berhubungan.
Commite e
member’s
Jugdments.
14. Utama dan Leonarde Audit Commitee Komposisi komite audit
(2006) Composition, berdampak positif terhadap
Control of Majority efektivitas komite audit
Shareholders and
Their Impact on
Audit Commitee
Effectiveness:
Indonesia Evidence.
15. Diacon dan Ennew Can Business Etich Kebijakan eptika menempati
(1996) Enhance Corporate profil yang tinggi serta sikap
Governance?; dan perilaku etis yang positif
Evidence from a
Surveyof UK
Insurance Executive.
16. Ludigdo dan Persepsi Akuntan Terdapat perbedaan
Mahfoedd (1999) dan Mahasiswa signifikan antara akuntan dan
tentang Etika Bisnia. mahasiswa sehubungan
persepsi mereka terhadap
etika bisnis
17. Murtanto dan Martini Persepsi Akuntan Etika profesi akuntan tidak
(2003) Pria dan Akuntan terdapat perbedaan signifikan
Wanita serta antara persepsi akunan pria
Maahasiswa dan dan wanita, berbanding
Mahasiswi Akuntan terbalik dengan mahasiswa
terhadap Etika dan mahasiswi
Bisnis dan Etika
Profesi Akuntan.
18. Asare et. al (2004) The Effectiveness of Penilaian integritas
Alternatve Risk manajemen merupakan pusat
Assessment and perhatian dalam proses
Progam planing penerimaan klien
Tools in a Fraud
Setting

10
 Beberpa penelitian terdahulu tentang pengungkapan akuntansi, akuntansi
Konservatif dengan Manajemen Laba Pengungkapan Akuntansi Dengan
Manajemen Laba

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)

1. Antunes et al. On The Relationship Perubahan di swiss mengunakan


(2006) between Voluntary discretionary accrual untuk
Disclous re, Earnings meratakan laba, berkurang pada
Smoothing and The perusahaan yang rela
Value-Relevance of mengukapkan informasi dan
The Earnings: The laporan keuangan sesuai dengan
Case of Switzerland. aturan IAS/IFRS.

2. Louis et al. An Integrated Tidak menemukan bukti


(2008) Analysis of The mispricing akrual untuk
Assocition between perusahaan yang mengukapkan
Accrual Disclosure informasi pada laba aktual dan
and The Abnormal pasar gagal untuk membedakan
Accrual Anomally. antara discretionry dan laba
kejutan untuk perusahaan yang
tidak mengungkapkan informasi
pada pengumuman laba aktual.

3. Jo dan Kim Disclosure Frequency Perusahaan dengan pengungkapan


(2007) and Earning ekstensif cenderung tidak
Mnagement. menghadapi masalah
informasi,yang mengakibatkan
manajemn laba yang lebih sedikit
kinerja post issue yang lebih baik.

4. Kaznick (1999) On The Association Perubahan harga saham yang


between Voluntary lebih positif dan dilibatkan
Disclasure and analisis yang lebih besar dengan
Management. meningkatkan Accrual income
discreationary

11
 Akuntansi Konservatif dengan Manajemen Laba

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Chen dan Zhang On The Relation Konservatisme memiliki potensi
(2007) between Conservation untuk membantu mengurangi
in Accounting manajemen laba.
Standart and
Incentives for
Earnings
Management.
2. Fong (2006) Earnings Management Teknik manajemen laba berkisar
in Corporate kesengajaan konservatif alamiah,
Accounting An pelanggaran terang di praktik
Overview. akuntansi.
3. Givolly dan Rising Conservation Peningkatan penggunaan
Hayn (2002) Implications for konservatif menyebabkan
Financial Analysis. pelaporan laba menurun,
peningkatan pelaporan laba rugi,
dan peningkatan peraturan laba.
4. Ball dan Earnings Quality at Saat IPO terdapat kondisi
Shivakumar Intial Publik konservatif dan manajemen laba
Offerings. terjadi sebelum peristiwa dan
transaksi besar.
(Agoes, Sukirno, 2017)

 Komite Audit dengan Manajemen Laba

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Ebrahim, Earnings Management Manajemen laba berkorelasi
Ahmed. (2007) and board activity an negatif dengan kedua dewan
additional evidence. komisaris dan audit. Hubungan
negatif lebih kuat saat komite
audit lebih aktif.
2. Piot dan Janin External Auditors, (1)Kehadiran komite audit ke atas
(2007) Audit Committees and manajemen laba. (2)kehadiran
Earnings management lima besar auditor tak membuat
in France. perbedaan manajemen laba.
3. Klein (2002) Audit Committee Korelasi negatif ditemukan
Board of Director independen audit dan abnormal
Characteristic, and akrual.
Earnings Management.
4. Jacson et al The Association Menemukan kemungkinan
(2009) Between Audit kecurangan pelaporan keuangan
Committee berkolerasi negetif dengan
Characteristic, The indenpendensi komite audit.
Contracting Process
and Fraudulent
Finansial Reporting.

12
 Kualitas Auditor Eksternal dengan Manajemen Laba

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Jasim Al-Ajmi Audit Firm, Corporate Analisis kredit dan keuangan
(2009) Governance, and melihat kredibilitas laporan
Audit Quality, keuangan sebagai fungsi dan
Evidence from ukuran perusahaan audit.
Bahrain.
2. Chen,et al. Audit Partner Tenure, Menggunakan kinerja akrual
(2008) Audit Firm Tenure, discretionary disesuaikan proxy
and Discretionary untuk berkualitas laba, kita
Accruals Does Long menemukan bahwa nilai
Auditor Tenure Impair discretionary akrual yang mutlak
Earnings Quality. dan positif.
3. Tendeloo dan Earnings Mnagement Data perusahaan swasta di
Vanstraelen and Audit Quality in negeri-negeri Eropa. Dengan
(2008) Europe Evidence from bukti perusahaan swasta kurang
The Private Client terlibat dalam manajemen laba.
Segment Market.
4. Francis et.al The Role of Big 6 Penelitian memberi bukti tentang
(1999) Auditors in the dampak auditor memiliki laporan
Credible Reporting of keuangan yang kredibel.
Accruals.

 Kasus Pelanggaran yang Dilakukan oleh Akuntan Publik Tahun 2004-2009

Aspek yang Dilanggar Jumlah Kasus Pelanggaran Berdasrkan Tahun


Total Kasus
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Karakteristik Personal
Akuntan 2 1 2 5
Pengalaman Audit 1 2 2 1 6
Independensi Akuntan
Publik 1 1 1 1 1 2 7
Penerapan Etika Akuntan
Publik 2 1 1 5 3 12
Kualitas Audit 2 1 2 5 8 4 22
Total Kasus 6 3 3 11 17 12 52

13
 Kasus Pelanggaran yang Dilakukan oleh Akuntan Publik di Indonesia
Selama Tahun 2008-2009.

No Nama Jenis pelanggaran Sanksi


Akuntan
Publik
1. EL Pelanggaran terhadap SPAP Sanksi pembukuan izin praktik
dalam mengaudit laporan selama 12 bulan terhitung sejak
keuangan PT.SR tahun 2005 tanggal 6 Maret 2008.
dan PT. HBP tahun 2004
2. OPA Pelanggaran terhadap SPAP Sanksi pembukuan izin praktik
dalam mengaudit laporan selama 9 bulan terhitung sejak
keuangan PT.ESI tahun 2007 tanggal 29 April 2008.
3. TH Pelanggaran terhadap Kode Sanksi pembukuan izin usaha
Etik Akuntab Publik. selama 24 bulan terhitung sejak
tanggal 11 Juni 2008
4. DH Pelanggaran terhadap SPAP Sanksi pembukuan izin praktik
dalam mengaudit lapotan selama 6 bulan terhitung sejak
keuangan PT. PS 2005 tanggal 20 Juni 2008.

 Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik.

No Perusahaan Tahun Skandal


1. Enron 2001 Manipulasi Lporan Keuangan
2. Martha Stewart 2002 Insidier trading
3. Merril Lynch 2002 Kasus penggelapan keungan
4. Tyco Internasional 2002 Penggelapan pajak
5. Wordlcom 2002 Manipulasi laporan keuangan
6. Xerox Corporation 2002 Manipulasi laporan keuangan
7. Healthsouth 2002 Penipuan sekuritas
8. Freddie Mac and 2003-2004 Manipulasi laporan keuangan
Fannie Mae
9. Volkswagen 2005 Kasus korupsi
10. Jerome Kerviel 2008 Kasus korupsi

 Kasus Skandal Akuntansi Amerika Serikat Bulan Maret Tahun 2009

No. Litigation Relessase Perusahaan Tuduhan


1. No.20926/5 Maret 2009 Devirsified Lending Fraud dalam investasi real
Group and Applied estate
2. No.20927/5 Maret 2009 Pedia Medical Grup Kesalahan dalam penyajian
informasi tentang stock
options grants dalam laporan
keuangan executives dan
karyawan

14
3. No.20928/5 Maret 2009 Zahra Ghods and RUSA Melakukan pelanggaran atas
Cap.,inc the federal securities laws
4. No.20929/5 Maret 2009 Competitive Technologies Sekema manipulasi harga
saham
5. No.20951/13 Maret 2009 Sunwets Pelanggaran Terhadap
Management,Ins.,Cayon Securities act of 1993 Section
creek Delopment,Inc., and 17 (a) dan Section 10(b)
cayon Creek Finansial,
LLC and Jon M Harder
6. No. 2959/17 Maret 2009 Tecumseh Holdings Fraud dalam penawaran dan
Corporation, Tecumseh penjualan surat berharga
Tradevest LLC, and S.B.
Cantor & Co., Inc.
7. No.20968/23 Maret 2009 Internasional Realty Pengelapan dana milik
Holdings, Inc. investor
8. No.20974/26 Maret 2009 Millenium Bank Manipulasi data pada
transaksi certificates of
deposit
(Agoes, Sukirno, 2017)

 Contoh – contoh Fraud yang terjadi di Amerika serikat

No. Litigation Relesae Pelaku Fraud Fraud


1. No.20797/3 Karing H.Durgarian, Melakukan Fraud kurang lebih senilai
November 2018 Jr. & Donal 25 juta melalui Contribution plan clien
B.Hagon(Excecutive and grup of mutual Fund
of Transfer Agen
Putnam Fiduciary
Trust Company at
Massachusetts)
2. No.20798/3 Russo Associate Melakukan sekema kecurangan dan
November 2018 Limited Parnership dalam disgorgement and prejudgment
and Eliot Partners interest lebih dari $136 juta yang
diinvestasikan melalui IRA accounts.
3. No.20799/6 Michael E.Kelly Manipulasi keuangansetidaknya $428
November 2018 dann25 orang pelaku juta melalui the universal lease scheme
lainnya yang diperoleh melalui investor yang
ada AS dengan dana lebih dari $136
juta yang diinvestasikan melalui IRA
accounts.
4. No.20800/7 Phony Investment Melakukan Kecurangan kurang lebih
November 2018 Adviser Jeffrey sebesar $150.00 yang diperoleh dari
Laumbattus setidaknya 12 investor individual.
(Agoes, Sukirno, 2017)

15
 Perbedaan Signifikan UU akuntan Publik & PMK 17/PMK.01/2008

No. Substansi PMK 17 UU Akutan Publik


1. Kadaluwarsa Tidak diatur Diatur 5 tahun pasal 58
Tuntutan atau
gugatan
2. UU No.34 thn Peraturan Ketentuan pasal 4 dan pasal 5
1954 pelakasanaan Undang – Udang No. 34 tahun 1954
UU No. 34th dicabut dan dinyatakan tidak
1954 berlaku.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuntutan hukum yang dialami akuntan publik berupa tuntutan secara


hukum oleh klien jika tidak bisa memenuhi kontrak yang dibuat dengan klien
alis lalai dalam memberikan jasa profesionalnya. Tuntutan hukum juga bisa
terjadi karna bussines failur terjadi karna persahaan tidak mampu membayar
kewajiban, audit failure terjadi jika akuntan publik memberikan opini yang
salah, audit risk jika akuntan publik menyimpulkan laporan keuangan
disajikan secara wajar dengan pemberian opini.sanksi yang diberikan atas
tuntutan hukum PPAJP-Departmen keuangan berbentuk peringatan tertulis
sedangkan sanksi dari Bapepam-LK bentuk peringatan tertulis juga dengan
larangan pemberian jasa dipasar. Dan hal yang bisa dilakukan akuntan publik
untuk menghindari tuntutan hukum ialah jangan sembarangan dalam memilih
klient.

Contoh fraud di Indonesia dan Amerika Serikat menampilkan hasil


penelitian di luar negeri tentang karakteristik personal, pengalaman audit,
independensi akuntan publik, penerapan etika akuntan publik dan kualitas
audit. hasil penelitian di Indonesia tentang karakteristik personal, pengalaman
audit, independensi akuntan publik, penerapan etika akuntan dan kualitas
audit. Ikhtisar hasil penelitian empirik terdahulu efek kualitas tata kelola
korporasi dan implementasi prinsip etika bisnis terhadap potensi kecurangan
pelaporan keuangan. Beberapa penelitian terdahulu tentang pengungkapan
akuntansi, akuntansi konservatif, komite audit, kualitas eksternal auditor dan
manajemen laba. Akuntansi konservatif dengan manajemen laba. Komite
audit dengan manajemen laba.kualitas auditor eksternal dengan manajemen
laba. Kasus pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik tahun 2004-
2009.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2008). Auditing: Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik.


Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Agoes, Sukirno. (2017). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntaan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Badjuri, A. (2010, Desember). Peranan Etika Akuntan Terhadap Pelaksanaan Fraud


Audit. Fokus Ekonomi, 9, 194-202.

I Gusti Agung Wisudawan, Sumiati Ismail, Eduardus Boyo Sili;. (2019, Juli).
Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik Sebagai Salah Satu Profesi
Penunjang Pasar Modal Terhadap Misleading Prospektus. Jatiswara, 34,
93-211.

Shinneke, H. d. (2003). Kewajiban Hukum (legal liability) Auditor terhadap Public


Pasar Modal. Jakarta: Intama Artha Indonusa.

Siregar, B. G. (2017, Juni 1). Etika dan Tanggung Jawab Hukum Auditor.
Yurisprudentia, 3, 33-46.

18

Anda mungkin juga menyukai