Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWAJIBAN HUKUM DARI AKUNTAN

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1)

Disusun Oleh :

Hanifa Andriani (0117101220)

Reza Setiawan (0117101227)

Mitha Amalia Noviani (0117101229)

Fahri Ahmad (0117101233)

Lela Trisuciana Lestari (0117101234)

Maulidia Lismadewi (0117101245)

Yoan Fefi Berliani (0117101246)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
kesempatan, kekuatan, rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Kewajiban Hukum Dari Akuntan.

Tujuan makalah ini kami buat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1.
Kami berharap melalui makalah ini dapat memudahkan setiap pembacanya, sehingga
memahami materi pada materi Kewajiban Hukum Dari Akuntan Auditing 1. Kami mohon
maaf karena kami sadar keterbatasan dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini banyak
kesalahan dan kekurangannya.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang diperlukan untuk penyempurnaan
makalah ini, sehingga dengan pembuatan makalah ini kehadirannya bermanfaat khususnya
untuk kami dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
A. Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban..........................................................4
B. Membedakan Antara Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, Dan Resiko Audit.............................5
C. Sumber Kewajiban Hukum.........................................................................................................6
D. Defenisi dari Terminology-terminologi Hukum..........................................................................8
E. Kewajiban Kepada Klien.............................................................................................................9
F. Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum........................................................................9
G. Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum........................................................10
BAB III ANALISIS JURNAL......................................................................................................................12
A. Identitas jurnal.........................................................................................................................12
B. Tujuan jurnal............................................................................................................................12
C. Metodologi..............................................................................................................................12
D. Hasil jurnal...............................................................................................................................12
E. Kesimpulan..............................................................................................................................13
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban

Faktor-faktor yang mendorong makin meningkatnya jumlah tuntutan hukum


maupun besarnya tuntutan:
1. Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab
akuntan public,
2. Meningkatnya perhatian Bapepam sehubungan dengan tanggung jawab
melindungi kepentingan investor,
3. Bertambahnya kompleksitas masalah auditing dan akuntansi,
4. Meningkatnya penerimaan masyarakat atas gugatan-gugatan oleh pihak yang
dirugikan terhadap siapa saja yang dapat memberikan ganti rugi tanpa
memandang siapa yang bersalah (konsep kewajiban "deep pocket"),
5. Kesediaan banyak kantor akuntan publik untuk menyelesaikan masalah hukum
di luar pengadilan,
6. Banyaknya alternatif prinsip akuntansi yang dapat dipilih oleh klien.

Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek dari tugasnya, termasuk audit,
pajak, konsultansi manajemen, dan pelayanan akuntansi serta pembukuan. beberapa
konsep hukum dapat diterapkan pada segala macam gugatan terhadap akuntan publik.
Konsep-konsep ini meliputi :

1. Konsep Kehati-Hatian (Prudent Person)


Ada perjanjian antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor
bukan penjamin atau penanggung jawab laporan keuangan. Auditor hanya
berkewajiaban untuk melakuakan audit secara teliti. Meskipun demikian, auditor
bukan tanpa cela. Standar ketelitian yang dapat diharapkan dari auditor sering
disebut sebagai konsep prudent person. Ini dinyatakan dalam cooley on Torts
sebagai berikut:
“Setiap orang yang memberikan jasanya kepada orang lain dan
dipekerjakan olehnya mempunyai keawjiban untuk menggunakan keahlian yang
dimilikinya dengan hati-hati dan sungguh-sungguh. Dalam semua pekerjaan
yang membutuhkan keahlian khusus ini, jika seseorang menawarkan jasanya,
dapat dianggap bahwa dia menyediakan dirinya kepada masyarakat sebagai
orang yang mempunyai tingkatan keahlian yang juga dipunyai oleh orang lain
dalam mengerjakan pekerjaan yang sama, dan jika apa yang dia janjikan ternyata
tidak berdasar, berarti dia melakukan penipuan terhadap semua orang yang telah
memeprcayainya. Akan tetapi tidak seorang pun, apakah dia ahli atau bukan,
yang dapat menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukannya akan berhasil 100%
tanpa kekeliruan atau kesalahan. Dian hanya menjamin itikad baik dan integritas
tetapi tidak menjamin akan bebas dari kesalahan, dan dia bertanggungjawab atas
kecerobohan, itikad buruk, atau ketidakjujuran, tetapi terbebas dari kerugian
yang berakibatkan oleh kekeliruan dalam pertimbangan”.
2. Konsep Kewajiban Atas Tindakan Orang Lain
Para partner atau pemegang saham dalam perseroan professional secara
bersama-sama bertanggungjawab atas tindakan perdata yang ditujukan terhadap
salah seorang anggotanya.
3. Kurangnya Hak Komunikasi Istimewa
Menurut common law, akuntan publik tidak berhak untuk menahan
informasi jika diminta oleh pengadilan dengan alas an bahwa informasi itu
dirahasiakan. Seperti informasi dalam kertas kerja seorang auditor dapat diminta
dan diwajibkan oleh pengadilan jika diperlukan. Pembicaraan rahasia klien dan
auditor tidak dapat ditutupi dalam pengadilan.

B. Membedakan Antara Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, Dan Resiko Audit

Banyak professional akuntansi dan hukum percaya bahwa penyebab utama tuntutan
hukum terhadap akuntan publik adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan
keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit, dan antara
kegagalan audit dan resiko audit.

1. Kegagalan Bisnis
Terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kembali utangnya atau tidak
mampu memenuhi harapan para investornya, karena kondisi ekonomi dan bisnis,
sperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau persaingan yang tak terduga
dalam industri itu.
2. Kegagalan Audit
Terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat audit yang salah karena gagal dalam
memenuhi persyaratan-persyaratan standat auditing yang berlaku umum.
3. Resiko Audit
Adalah resiko dimana auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan
dengan wajar dan oleh karenanya dapat dikeluarkan pendapat wajar tanpa
pengecualian, sedangkan dalam kenyataan laporan tersebut disajikan salah secara
material. Audit tak dpaat diharapkan untuk mengungkapkan semua kesalahan laporan
keuangan yang material. Audit terbatas pada pemeliharaan sampel, dan kesalahan
yang di sembunyikan dengan rapi sangat sulit ditemukan: oleh karena itu, ada resiko
bahwa audit tidak akan mengungkapkan kesalahan yang material dalam laporan
keuangan.

C. Sumber Kewajiban Hukum

Empat sumber kewajiban hukum, yaitu :


1. Kewajiban kepada klien
Sumber tuntutan hukum yang paling umum terhadap akuntan public adalah klien.
Tuntutan bervariasi, meliputi klaim seperti kegagalan untuk menyelesaikan
penugasan nonaudit pada tanggal yang telah disepakati, menarik diri dari audit secara
tidak smestinya, kegagalan untuk menemukan penggelapan (pencurian aktiva), dan
melanggar untuk menemukan penggelapan publik. Gugatan yang diajukan kepada
auditor klien pada umumnya dapat di bagi menjadi dua kategori:
1) kasus dimana klien secara terus-menerus menderita kerugian karena
berpatokan pada laporan keuangan yang penyajiannya salah secara material,
dan
2) kasus di mana auditor gagal menemukan penggelapan. Kantor akuntan public
biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat pembelaan bila ada
tuntutan hukum klien: yaitu, tidak ada tugas yang harus dilaksanakan,
pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, kelalaian kontribusi, dan ketiadaan
hubungan timbale balik (sebab-akibat).
2. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut common law
Pihak ketiga meliputi pemegang saham actual dan calon pemegang saham,
pemasok, bankir, dan kreditor lain, karyawan serta pelanggan. Sebuah kantor akuntan
publik dapat mempunyai kewajiban terhadap pihak ketiga jika pihak yang
mengeklaim menderita kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan yang
menyesatkan.
3. Kewajiban Sipil Menurut Undang-Undang Sekuritas Federal
Meskipun ada beberapa pertumbuhan dalam tindakan terhadap akuntan oleh
kliennya atau pihak ketiga menurut common law, pertumbuhan paling pesat dalam
proses litigasi kewajiban akuntan public adalah diatur menurut UU Sekuritas federal.
para penuntut umumnya berusaha mendapatkan ganti rugi dari pengadilan federal
karena tersedianya litigasi atau proses pengadilan class action.
4. Kewajiban Kriminal
Kewajiban kriminal (criminal liability) adalah sarana yang berfungsi sebagai
penghukum dan pencegah perilaku, yang melalui tuntutan hukum, dianggap
masyarakat tidak bisa diterima.

Terdapat empat sumber utama kewajiban hukum auditor serta contoh klaimnya yaitu:

KEWAJIBAN CONTOH KLAIM POTENSIAL


Klien-common law Klien menuntut auditor karena tidak
menemukan penggelapan selama audit
Pihak ketiga-common law Bank menuntut auditor karena tidak
menemukan salah saji yang material
dalam laporan keuangan
Federal securities act Para pemegang saham menuntut
auditor kerana tidak menemukan salah
saji yang material dalam laporan
keuangan
Kriminal Pemerintah federal menuntut auditor
kerena secara sadar menerbitkan
laporan audit yang tidak benar

D. Defenisi dari Terminology-terminologi Hukum

Kelalaian dan Kecurangan:

1. Kelalaian Biasa (Ordinary Negligence)

Ketiadaan dari kesungguhan profesional yang diharapkan ada dalam keadaan


tertentu. Jika kelalaian auditor dievaluasi, ini berarti menunjukkan hal yang tidak
dilakukan oleh auditor kompeten pada keadaan yang sama.

2. Kelalaian Kotor (Gross Negligence)

Kekurang telitian dan perilaku yang mengarah ceroboh, yang dilakukan seseorang

3. Kecurangan Konstruktif (Constructive Fraud)

Adanya kelalaian yang ekstrim atau luar biasa meskipun tidak ada maksud untuk
menipu atau merugikan.

4. Kesalahan Karena Kelalaian (Tort Action For Negligence)

Kegagalan salah satu pihak memenuhi kewajibannya, sehingga merugikan pihak


yang dijanjikan.

5. Kecurangan (Fraud)

Terjadi ketika salah saji sengaja dibuat dengan maksud untuk menipuan.
E. Kewajiban Kepada Klien

Kantor Akuntan Publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat
pembelaan berikut bila terdapat tuntutan hukum oleh klien yaitu:

1. Tidak ada kewajiban (Lack of duty)

Tidak ada kewajiban untuk melakukan jasa berarti kantor akuntan publik
mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat atau yang dinyatakan. Misalnya
KAP mengklaim bahwa kekeliruan itu tidak dapat diungkapkan karena kantornya
hanya melakukan jasa penelaahan, bukan audit yaitu dengan penggunaan surat
penugasan yang menunjukkan tidak adanya kewajiban untuk melaksanakan tugas.

2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan (Nonnegligent performance)

Untuk pelaksanaan kerja yang tidak mengandung kelalaian di dalam suatu audit,
KAP mengklaim bahwa auditnya itu dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
yang berlaku umum. Seandainya terdapat kesalahan, salah saji yang disengaja atau
salah pernyataan yang tidak ditemukan, auditor tidak bertanggung jawab jika
auditnya dilakukan secara benar.

3. Kelalaian kontribusi (Contributory negligence)

Pembelaan terhadap kelalaian kontribusi yang dilakukan oleh klien mengandung


arti bahwa KAP menjamin jika klien telah melaksanakan kewajiban tertentu , tidak
akan terjadi kerugian.

4. Ketiadaan hubungan timbal balik (Absence of causal connection)

Agar sukses dalam tuntutan terhadap auditor, klien harus mampu menunjukkan
terdapat hubungan timbal balik yang dekat antara pelanggaran auditor terhadap
standar kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien.

F. Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum

Ada banyak hal yang dapat dilakukan organisasi auditor dan profesi secara
keseluruhan untuk mengurangi risiko terkena sanksi hukum. Beberapa langkah positif
yang dapat dilaksanakan, yaitu :
1. Riset secara berkesinambungan, untuk menemukan cara-cara yang lebih baik dalam
melaksanakan audit seperti mengungkap salah saji atau fraud yang tidak sengaja,
menyampaikan hasil audit kepada pemakai laporan dan menyakinkan bahawa auditor
adalah independen.
2. Penetapan standar dan aturan, untuk menyesuaikan terhadap kebutuhan audit,
kebutuhan masyarakat dan timbulnya teknologi baru.
3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
4. Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat, untuk mendidik anggota dan
mngindentifikasi kantor akuntan publik yang tidak memenuhi standar profesi.
5. Melawan hukum, terutama untuk melawan tuntutan yang kurang berdasar
6. Pendidikan bagi pemakai laporan, terutama mengenai maksud dari pendapat auditor
dan wawasan serta sifat dari pekerjaan auditor.
7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas
8. Perundingan untuk perubahan hukum, tujuannya untuk mengurangi biaya
kewajiban sebagai sasaran untuk mngurangi biaya asuransi kewajiban yang
dibebankan kepada pelanggan melalaui kenaikan harga.

G. Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum

Seorang auditor yang berpraktek dapat pula mengambil langkah tertentu untuk
meringankan kewajibannya. Beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain :

1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas


2. Memperkerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi mereka dengan
pantas
3. Memahami dan mengikuti standar profesi serta pedoman-pedoman kerja lainnya
4. Mempertahankan independensi
5. Memahami cara kerja industri dan operasi klien
6. Melaksanakan audit yang bermutu melalui bahan bukti yang cukup dan
pertimbangan yang tepat
7. Mendokumentasikan pekerjaan yang memadai
8. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan
9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
10. Perlunya asuransi yang memadai dalam hal tuntutan hokum
11. Mencari bantuan hukum bial timbul masalah yang serius dalam suatu audit
BAB III ANALISIS JURNAL

H. IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal : Kewajiban audit dalam lanskap hukum yang berkembang


2 Halaman : 18
3 Nama Penulis : Julie-Anne Tarr, Janet Mack.

I. TUJUAN JURNAL

Tujuan dari makalah ini adalah untuk melihat kewajiban auditor kepada klien
mereka dan berpotensi kepada pihak ketiga seperti investor, dengan fokus pada kualitas
pengungkapan keuangan dalam kerangka hukum yang berkembang.

J. METODOLOGI

Artikel ini menguraikan dan membandingkan tren yang muncul relatif terhadap
pengungkapan informasi dan kinerja kontrak dalam konteks paralel di mana informasi
tersebut ada. Secara khusus, artikel ini mempertimbangkan peraturan baik formal maupun
informal,norma norma yang mengatur pelaksanaan suatu pemerintah dan interaksinya
dengan ekonomi dan masyarakat dalam pengungkapan yang telah berkembang dalam
industri asuransi untuk mengatasi ketidakseimbangan substansial dalam tingkat
pengetahuan yang dimiliki oleh tertanggung dibandingkan dengan calon perusahaan
asuransi. Penalaran Abductive digunakan untuk mengidentifikasi konstruksi kausal yang
menjelaskan pola data dari mana potensi teori untuk revisi yudisial dari interpretasi
"benar dan adil" sejalan dengan "itikad baik" dalam peraturan hukum berasal.

K. HASIL JURNAL

Para penulis menyimpulkan bahwa ada sedikit keraguan bahwa tugas itikad baik
dalam kaitannya dengan transaksi kontrak auditor-perusahaan dan berpotensi tugas itikad
baik yang lebih luas kepada pihak ketiga seperti investor di perusahaan mungkin berada
di cakrawala
L. KESIMPULAN

Pelaporan keuangan berkembang untuk memenuhi perubahan kebutuhan


pengguna dengan pergeseran yang mencerminkan “tren mendasar terhadap penyediaan
informasi yang relevan bagi pengguna, bahkan jika informasi tersebut mungkin lebih
subjektif dan kurang dapat diandalkan” (International Federation of Accountants, 2011) .
Implikasi yang jelas dari hal ini adalah bahwa kepatuhan semata-mata terhadap standar
akuntansi serta tidak cukup untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Korporasi di
Australia juga akan gagal memenuhi kebutuhan pengguna. Jelas ada tanggung jawab dari
direktur dan auditor bahwa laporan keuangan menyajikan pandangan “benar dan adil”.
Selanjutnya, regulator menjadi semakin khawatir sebagaimana dibuktikan oleh
banyaknya investigasi, komisi dan penyelidikan mengenai peran dan tanggung jawab
auditor bahwa ada ketidaksesuaian antara ekspektasi publik tentang apa yang auditor
lakukan dan apa yang saat ini mereka lakukan. Ini, tentu saja, tidak baru karena
"kesenjangan harapan" telah menjadi masalah berulang dalam literatur audit (Chandler
dan Edwards, 1996; Humphrey et al., 1992; Sikka et al., 1998; Lee, 1994). Selain itu ada
evolusi paralel dari tugas umum dengan itikad baik dalam kontrak. Dalam beberapa
kasus, kewajiban ini terbatas pada para pihak dalam suatu kontrak, dalam kasus lain
kewajiban ini muncul sebagai kewajiban yang terutang ke kelas yang jauh lebih luas -
seperti konsumen pada umumnya. Tren ini pasti akan bersinggungan.

Anda mungkin juga menyukai