Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

STRUKTUR MODAL DALAM PRAKTIK

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan)

Disusun Oleh :

Muhammad Ihsan Zulfikar D (0117101231)

Fahri Ahmad Fadilla (0117101233)

Lela Trisuciana Lestari (0117101234)

Reksy Fauzan (011710124)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya
dengan operasional perusahaan adalah keputusan atas Struktur Modal, yaitu keputusan
keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham prefen dan saham biasa yang harus
digunakan oleh perusahaan. Keputusan Struktur Modal secara langsung berpengaruh
terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat
pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Keputusan Struktur Modal yang
diambil oleh manajer tersebut tidak saja berpengaruh terhadap profitalitas perusahaan , tetapi
juga berpengaruh terhadap resiko yang dihadapi oleh  perusahaan.
Setiap perusahaan, baik yang dibangun oleh individu ataupun kelompok pada dasarnya
memerlukan modal didalam mengoperasionalkan usahanya. Mengkaji hal tersebut maka,
struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan pertimbangan antara resiko dan tingkat
pengembalian. Penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi juga
berdampak memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Semakin tingginya resiko
yang harus ditanggung oleh perusahaan cenderung menurunkan harga saham, tetapi
meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut.
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian sehingga memaksimalkan harga
saham perusahaan. Pada saat tertentu, manajemen perusahaan menetapkan struktur modal
yang ditargetkan, yang mungkin merupakan struktur yang optimal, meskipun target tersebut
dapat berubah dari waktu ke waktu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Keputusan sruktur modal dalam praktik?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


1. Mengetahui bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik
2.
BAB II
ISI
1.1 Struktur modal dalam praktek
Dalam pengambilan keputusan keuangan seringkali perlu dilakukan analisis
dalam mempertimbangkan alternative sumber dana yang dapat meminimalkan biaya
modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu dalam praktek seorang manajer
keuangan akan berusaha menentukan struktur modal yang sesuai bagi perusahaannya.
Tujuan manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan
pemilik perusahaan dan bukan memaksimalkan laba perusahaan. Kekayaan pemilik
perusahaan dicerminkan dengan memperkirakan nilai saham yang digunakan sebagai
kriteria untuk memilih struktur modal yang terbaik. Untuk maksud tersebut ada beberapa
metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan struktur modal yang optimal
yaitu :
1. Analisis pendekatan EBIT dengan EPS (Analisa keuntungan sebelum bunga dan
pajak dan pendapatan per saham)
Pendekatan EBIT-EPS merupakan pendekatan yang digunakan untuk memilih
alternative struktur modal yang dapat memaksimumkan EPS sesuai dengan EBIT
yang diharapkan oleh perusahaan. Perubahan dalam struktur modal perusahaan akan
mengakibatkan perubahan EPSM yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan
harga saham.
Pada tingkat EBIT yang tertentu yang dapat dicapai perusahaan dapat
mengahsilkan tingkat EPS yang sama pada berbagai alternative pendanaan, sehingga
perusahaan dapat memilih alternative manapun untuk mendanai investasinya karena
memberikan EPS yang sama. Keadaan ini disebut EBIT pada titik indiferen
(indifference point). Untuk menghitung EBIT pada titik indefferen dapat dihitung
dengan rumus :

(EBIT −Bunga)(1−T ) (EBIT −Bunga)(1−T )


=¿
Jumlah saham pada alt sahambiasa Jumlah saham pada alt dgn obligasi
Dari rumus diatas dapat digambarkan suatu grafik hubungan EBIT-EPS. Manfaat
penggabaran EBIT-EPS adalah untuk memberikan informasi kepada pihak
manajemen, seberapajauh penggunaan suatu alternative pembelanjaan masing-
masing lebih menguntungkan daripada alternative yang lain. Pada penggambaran
grafik, perusahaan perlu memperhitungkan besarnya kemungkinan beban tetap yang
telah dikenakan pajak jika menggunakan sumber dana yang berasal dari saham
preferent, karena pembayaran dividen dilakukan pada saat perusahaan telah
dikurangi pajak, sehingga perusahaan perlu memperhitungkan kembali laba kena
pajak untuk saham preferent dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dividen saham preferent


Laba Kena Pajak Saham Preferent (LKP) =
1−T

2. Analisis kemampuan arus dana menservis pinjaman


Dalam mempertimbangkan struktur modal yang layak, sangatlah penting untuk
menganalisis kemampuan aliran perusahaan untuk memenuhi kewajiban (beban)
tetap perusahaan. Beban tetap ini termasuk pokok pinjaman, bunga, pembayaran
sewa, dan dividen untuk saham preferen. Untuk memutuskan mendanai investasi
perusahaan melalui penambahan pinjaman yang dapat menimbulkan beban tetap,
perusahaan haruslah menganalisis aliran kas di masa yang akan datang, karena beban
tetap harus dipenuhi dengan kas. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban ini (kecuali dividen saham preferen) bisa mengakibatkan financial
insolvency (ketidakmampuan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka
panjang). Jadi resiko keuangan yang berhubungan dengan pinjaman seharusnya
dianalisis berdasarkan atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya.
Analisis kemampuan arus dana dalam memenuhi kewajibannya dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1. Kelipatan pembayaran bunga (Times Interest Earned)
EBIT
Times Interest Earned = x 1 time
Bunga Pinjaman
2. Liputan servis pinjaman (Debt Service Coverage)
EBIT
Debt Service Coverage = Bunga+ Pemby. cicilan x 1Time
1−T
Dari kedua rasio diatas tidak ada aturan pasti yang menyatakan suatu rasio yang
dan buruk. Kedua rasio liputan tersebut bervariasi menurut resiko bisnis dari
perusahaan . Untuk melakukan analisis kondisi perusahaan dari sudut kemampuan
perusahaan membayar kewajibannya dapat dilakukan dengan melakukan analisis
sebagai berikut :
a. Rasio liputan harus membandingkan dengan rasio periode sebelumnya ekspetasi
rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama (dan ini dinamakan trend
analisis) maksudnya adalah untuk menentukan apakah terjadi perbaikan atau
penurunan dalam rasio selama kurun waktu tertentu
b. Membandingkan rasio liputan dari dua perusahaan atas industry sejenis.
Maksudnya untuk mengisolasikan resiko bisnis secermat mungkin dengan
membadingkan perusahaan yang sama.

Dengan sarana kebijakan diatas pimpinan perusahaan dapat membuat generalisasi


mengenai jumlah pinjamanyang sesuai bagi perusahaan dalam struktur modalnya.
Dalam jangka panjang kemampuan menservise pinjaman bagi perusahaan yang
sangat sehat bergantung pada faktor pendapatan, karena itu rasio liputan merupakan
sarana analisis yang penting, disamping itu merupakan alat analisis pimpinan untuk
menyimpulkan struktur modal yang tepat. Rasio liputan mengandung keterbatasan
oleh karena itu tak dapat digunakan sebagai satu-satunya sarana analisis dalam
menentukan struktur modal.

3. Analisis kecukupan dana


Masalah penting bagi perusahaan bukan saja turunnya coverage ratio
kemungkinan terjadinya cash insolvency. Cash insolvency tergantung pada apakah
semua sumber pembayaran seperti dana tunai, sumber pinjaman baru atau penjualan
asset secara keseluruhan mencukupi atau tidak untuk memperkirakan terjadinya cash
insolvency. Oleh karena itu perusahaan perlu menganalisis kemungkinan
ketidakmampuan memenuhi kewajiban pembayaran kas, sehingga perusahaan bisa
mengetahui seberapa besar deviasi (penyimpangan) aliran kas yang sebenarnya dari
dari aliran kas yang diharapkan.
Dengan memperhitungkan kemungkinan ketidakmampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya akan menentukan seberapa besar beban tetap dan utang yang bisa
ditanggung, sehingga manajemen dapat mempertahankan keamanan keuanagan yang
amsih bisa diterima oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mempunyai
informasi mengenai seberapa jauh penyimpangan cash flow sebenarnya dari yang
diharapkan.
Dalam perhitungan EBIT diperkirakan akan dapat dicapai perusahaan, ini bearti
analisis perusahaan didasarkan atas asumsi adanya kepastian bahwa EBIT tidak akan
jauh menyimpang dari yang diharapkan (Expected EBIT = E(EBIT)=EBIT), walapun
dalam kenyataan EBIT sebenarnya mungkin menyimpang jauh dari yang
diperkirakan. Untuk menghitung besarnya ekspetasi EBIT digunakan rumus sebagai
berikut :
n

EBIT = ∑ Pi . EBITi
i=t

Atau
EBIT = P1.EBIT1+P2.EBIT2+……..+Pn.EBITn
Simpangan baku dari EBIT adalah :
n
σ EBIT = ∑ √ ( EBITi−EBIT ) . P1
i=1

Atau
σ EBIT = √ (EBIT 1−EBIT )
Contoh :
Struktur modal PT. ADRINA seluruhnya terdiri sari modal saham sebanyak 200.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal per lembar saham Rp 5000. Perusahaan
resebut akan mengadakan perluasan dan membutuhkan dana sebesar Rp 600.000.000
yang dapat diperoleh melalui 3 alternatif pembelanjaan sebagai berikut :
a. Seluruhnya dengan modal saham biasa dengan nilai nominal saham Rp 5.000/lb
b. Seluruhnya dengan pinjaman obligasi yang bunga 15% per tahun
c. 50% dengan modal saham biasa dan 50% saham preferen/prioritas yang
memberikan dividen sebesar 12% tiap tahun
Perkiraan EBIT setelah diadakannya perluasan sebagai berikut :

Situasi (1) Peluang Perkiraan EBIT


Resesi 0,2 Rp 100.000.000
Normal 0,5 Rp. 320.000.000
Boom 03 Rp 400.000.000

Perusahaan dikenakan tariff pajak penghasilan sebesar 30%. Dari data tersebut
tentukan :
a. EPS menurut ketiga alternative tersebut diatas
b. EBIT pada titik indiferensi berikut gambar hubungan EBIT dengan EPS
c. Rasio liputan pinjaman jika pokok pinjaman sebesar Rp 120.000.000 berikan arti
dari hasil perhitungan tersebut
d. Peluang EBIT lebih besar dari besarnya bunga yang harus dibayar jika
menggunakan alternative pendanaan seluruhnya menggunakan pinjaman dengan
tingkat confidence level pimpinan 90%
e. Berikan rekomendasi pemilihan pendanaan untuk perluasan usaha perusahaan
tersebut
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai