Anda di halaman 1dari 2

RUMUS ANALISIS VERTIKAL NERACA

1. Analisis vertikal LRA mencari SILPA

Total pendapatan – total belanja + total penerimaan pembiayaan - pengeluaran pembiayaan

2. Analisis vertical neraca


Aset = kewajiban + ekuitas dana (total ekuitas)
SILPA di neraca = kas di kas daerah + kas di bendahara pengeluaran + setara kas + investasi
jangka pendek – utang PFK
3. Mencari Piutang

Cadangan piutang pada EDL (Ekuitas Dana Lancar)

4. Mencari Persediaan

cadangan persediaan pada EDL

5. Kewajiban Jangka Pendek (kecuali utang PFK)

EDL – dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek

6. Investasi Jangka Panjang

diinvestasikan dalam investasi jangka panjang pada EDI (Ekuitas Dana Investasi)

7. Aset tetap = EDI pada diinvestasikan dalam aset tetap


8. Aset lainnya = EDI pada diinvestasikan dalam aset lainnya
9. Dana cadangan = diinvestasikan dalam dana cadangan pada EDC (Ekuitas Dana Cadangan)
10. Kewajiban jangka panjang = dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka
panjang

ANALISIS VERTIKAL LAPORAN ARUS KAS

1. Mencari Arus kas bersih dari aktivitas operasi


= Arus masuk kas dari aktivitas operasi – arus keluar kas dari aktivitas operasi
2. Mencari arus kas bersih dari aktivitas investasi aset non keuangan
= arus masuk kas dari aktivitas aset non keuangan – arus keluar kas dari aktivitas aset non
keuangan
3. Arus kas bersih dari aktivitas pembiayaan
= arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan – arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan
4. Arus kas bersih dari aktivitas non anggaran
= arus masuk kas dari aktivitas non anggaran + arus keluar kas dari aktivitas non anggaran
5. Mencari kenaikan/penurunan kas
= arus kas bersih dari aktivitas operasi + arus kas bersih dari aktivitas investasi aset non
keuangan + arus kas bersih dari aktivitas pembiayaan + arus kas bersih dari aktivitas non
anggaran
6. Mencari saldo akhir kas di BUD (Bendahara Umum Daerah)
= saldo awal kas di BUD + kenaikan/penurunan kas
7. Saldo akhir kas
= saldo akhir di BUD + saldo akhir kas di bendahara pengeluaran + saldo akhir kas di bendahara
penerimaan

ANALISIS HORIZONTAL ANTARA LRA DAN NERACA


1. SILPA (LRA) harus sama dengan SILPA pada EDL di neraca
2. SILPA di LRA
= kas di kas daerah + kas di bendahara pengeluaran + setara kas + investasi jangka pendek –
utang PFK (neraca)
3. Pengeluaran pembiayaan untuk penyertaan modal daerah (LRA)
= penambahan nilai penyertaan modal Pemerintah Daerah (neraca)
4. Penerimaan pembiayaan pinjaman jangka panjang (LRA)
= utang jangka panjang + bagian lancar utang jangka panjang tahun berkenaan – utang jangka
panjang tahun sebelumnya (neraca)
5. Mencari SILPA tahun sebelumnya (LRA)
= penerimaan pembiayaan – penggunaan SILPA tahun berjalan (LRA) = SILPA tahun sebelumnya
pada EDL (neraca)
6. Mencari kenaikan saldo awal aset tetap = pengeluaran belanja modal tahun berkenaan (LRA)

PFK = PERHITUNGAN FIHAK KETIGA

ANALISIS HORIZONTAL ANTARA LRA DAN LAK

1. Mencari arus kas masuk dari aktivitas operasi = total pendapatan daerah (LRA)
2. Arus kas keluar dari aktivitas operasi harus sama dengan belanja operasi + belanja tak terduga
(LRA)
3. Arus kas masuk dari aktivitas investasi (LAK) harus sama dengan PAD yang berasal dari penjualan
aset tetap dan aset lainnya (LRA)
4. Arus kas keluar dari aktivitas investasi (LAK) harus sama dengan belanja modal
5. Arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan (LAK) harus sama dengan penerimaan pembiayaan di
LRA (selain penggunaan SILPA) (sisa lebih pembiyaan anggaran)
6. Arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan (LAK) pengeluaran pembiayaan di LRA
7. Saldo akhir kas tahun lalu (LAK) = saldo awal kas tahun berkenaan (LAK) = Saldo akhir kas tahun
lalu (neraca) = saldo awal kas tahun berjalan (LAK)
8. Saldo akhir kas tahun berjalan (neraca) = saldo akhir kas tahun berjalan (LAK)
9. Utang PFK (neraca) = utang PFK di BUD + utang PFK pada bendahara pengeluaran
10. Saldo utang PFK = penerimaan PFK tahun berjalan – pengeluaran PFK (LAK)

Anda mungkin juga menyukai