DISUSUN OLEH
Akuntansi 4 C
Windi Aprilia (11180820000034)
Akbar Andika Putra (11180820000073)
Emadudiena Zhilalil Karim (11180820000075)
Hanifah (11180820000115)
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah Swt Tuhan Semesta Alam. Atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “
Imbal Hasil Atas Modal Investasi dan Analisis Profitabilitas ” pada mata kuliah Analisa
Keuangan dan Pasar Modal. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin, namun
kami penulis menyadari bahwa masih jauh untuk kata sempurna, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ismawati Haribowo, S.E.,
M.Si. selaku dosen mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Pasar Modal yang
telah memberi kesempatan dan kepercayaannya kepada kamiuntuk membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami memperoleh banyakilmu, informasi dan
pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah sederhana
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
inspirasi bagi khususnya mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
seluruh orang yang membaca.
Tangerang, 28 Maret
2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.1 Rumusan Masalah 1
1.1 Tujuan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Imbal Hasil Atas Modal Investasi 3
2.1.1 Mengukur Efektivitas Manajerial 4
2.1.2 Mengukur Profitabilitas 4
2.1.3 Ukuran untuk Perencanaan dan Pengendalian4
2.2 Komponen Imbal Hasil atas Modal Investasi 5
2.2.1 Mendefinisikan Modal Investasi 5
2.2.2 Penyesuaian terhadap Modal Investasi dan Laba 8
2.2.3 Menghitung Imbal Hasil atas Modal Investasi 8
2.3 Menganalisis Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto 9
2.3.1 Memisahkan Imbal Hasil atas Aset Operasi 9
2.3.2 Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset 11
2.4 Menganalisis Imbal Hasil atas Ekuitas Saham Biasa 18
2.4.1 Memisahkan Imbal Hasil atas Ekuitas Saham Biasa 18
2.4.2 Menghitung Imbal Hasil atas Modal Investasi 20
2.4.3 Menilai Pertumbuhan Ekuitas Saham Biasa 21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Laba
ModalInvestasi
Namun, tidak ada kecocokan yang lengkap atas perhitungan ini baik pembilang maupun
penyebutnya. Perbedaan ini berasal dari beragam perspektif pengguna laporan keuangan.
Relevansinya akan dijelaskan, dimulai dengan modal investasi, kemudian dilanjutkan
dengan pertimbangan laba.1
1
Subramanyam and Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10 Indonesia. Jilid 2. McGraw-Hill. Hlm. 55
Aset Operasi Neto
Aktivitas operasi merupakan aktivitas inti perusahaan. Aktivitas tersebut meliputi
seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar
serta untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Aktivitas operasi sangat penting dan
perusahaan harus melakukannya dengan baik dalam jangka panjang untuk dapat
bertahan.
Banyak analis memisahkan Laporan Posisi Keuangan (SoFP) dan Laporan L/R
(IS) menjadi komponen operasi dan non-operasi serta menghitung imbal hasil aset
operasi neto (return on net operating asset - RNOA) sebagai ukuran ringkasan kinerja.
Pembagian Laporan Keuangan ke dalam komponen operasi dan non-operasi mengikuti
pandangan yang menyatakan bahwa aktivitas operasi yang paling bertahan lama dan
relevan untuk penentuan harga saham.
Dalam Laporan L/R, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan; beban pokok
penjualan; beban penjualan, umum, dan administrasi (selling and general and
administrative - SG&A Expenses). Sementara dalam Laporan Posisi Keuangan, aktivitas
operasi dipresentasikan dengan aset dan liabilitas yang berkaitan dengan akun-akun
Laporan L/R, seperti piutang usaha, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan biaya yang
masih harus dibayar (accrued expenses).
Perusahaan banyak yang menginvestasikan kelebihan kas ke dalam aset keuangan
dengan memperoleh imbal hasil yang biasanya dilaporkan dalam Laporan L/R sebagai
penghasilan lain-lain. Begitupun dengan perusahaan meminjam uang melalui utang
jangka pendek maupun jangka panjang, disana terdapat beban bunganya. Pendapatan dan
beban non-operasional ini dianggap sebagai tambahan aktivitas inti bisnis. Sehingga
akibatnya, imbal hasil investasi dan beban pinjaman tidak biasanya memiliki dampak
yang besar bagi perusahaan, kecuali jika nilainya ekstrem.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis perusahaan termasuk dimensi
operasi maupun non-operasi, dengan imbal hasil atas aset operasi neto (return on net
operating assets - RNOA) sebagai ukuran ringkasan kinerja.2
2
Subramanyam and Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10 Indonesia. Jilid 2. McGraw-Hill. Hlm. 56
Laba Operasi Setelah Pajak (net operating income after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi neto (net operating asset - NOA)
Yang mana, imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) dapat
dihitung sebagai berikut:
Beban Pajak
Tarif Pajak Efektif =
Laba Sebelum Pajak
Imbal hasil atas ekuitas saham biasa (return on common equity - ROCE) diartikan
sebagai:
Laba Neto - Dividen Saham Preferen
Rata-rata Ekuitas Saham Biasa
Sedangkan;
Ekuitas
= Total Ekuitas pemegang saham - Saham Preferen
Saham Biasa
Saham Preferen tidak dimasukkan dalam perhitungan karena, dari sudut pandang
pemegang saham biasa, saham preferen memiliki klaim tetap atas aset neto dan arus kas
perusahaan, sama seperti utang. Ekuitas saham biasa dalam alternatif lain diartikan
sebagai:
3
Diakses dari https://cerdasco.com/return-on-invested-capital-roic/ pada 09:46 WIB, 3 April 2020
Ekuitas Saham Biasa = Total Aset - Utang - Saham Preferen
Proporsi pendanaan utang dan ekuitas aset dalam keputusan struktur modal harus
dibuat oleh setiap perusahaan. Jumlah ekuitas dalam struktur modal, dan kemudian
jumlah ekuitas yang digunakan dalam imbal hasil atas ekuitas, merupakan fungsi dari
sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang (yaitu, semakin banyak utang berarti
ekuitas semakin sedikit). Sama halnya pembilang (laba neto) dipengaruhi oleh jumlah
beban bunga yang harus dibayarkan atas utangnya.
Imbal hasil atas ekuitas saham biasa menunjukkan imbal hasil atas operasi neto
maupun pengaruh leverage keuangan (penggunaan utang dibandingkan dengan ekuitas
dalam struktur modal). Laba neto terhadap ekuitas saham biasa untuk beberapa
perusahaan tertentu disajikan dalam grafik margin.
Modal investasi untuk suatu periode biasanya dihitung dengan menggunakan rata-
rata modal yang tersedia selama periode tersebut. Rata-rata digunakan untuk
mencerminkan perubahan modal yang diinvestasikan selama periode tersebut.
Analisis terhadap imbal hasil atas modal investasi menggunakan angka laporan
keuangan yang dilaporkan sebagai permulaan. Banyak angka akuntansi membutuhkan
penyesuaian analitis. Beberapa angka yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan juga
perlu untuk dimasukkan. Beberapa penyesuaian, seperti yang terkait dengan persediaan,
memengaruhi pembilang maupun penyebut dari perhitungan imbal hasil atas modal
investasi, sehingga mengurangi pengaruh terhadap keduanya. Apapun pengaruhnya,
analisis imbal hasil atas modal investasi seharusnya menggunakan angka laporan
keuangan yang telah disesuaikan secara tepat.4
Rasio yang sering disingkat ROC atau ROIC (Return on Invested Capital) ini
4
Subramanyam and Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10 Indonesia. Jilid 2. McGraw-Hill. Hlm. 56
pada dasarnya masuk dalam rasio profitabilitas / rentabilitas karena ditujukan untuk
mengukur sejauh mana laba yang bisa dihasilkan perusahaan dari modal yang ia
investasikan.
Laba yang dimaksud di sini bisa beragam, tergantung rumus versi mana yang dibutuhkan.
Merujuk pada laporan keuangan tahunan atau kuartal IV 2017 dari Waskita
(WSKT), salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi. Dan
juga merupakan induk perusahaan dari WSBP.5
Dan berikut data dari laporan keuangannya yang telah kami catat:
5
Diakses dari https://analis.co.id/return-on-capital.html pada 10:32 WIB 3 April 2020
Return on Invested Capital Net Operating Profit After Taxes (NOPAT)
=
(ROIC) Book Value of Invested Capital
(6.526.601.124.814 x (1 - (419.073.663.951/4.620.646.154.705)))
=
975.140.936.029.129 + 22.754.824.809.495) - 52.309.197.858.063
5.934.665.158.513
=
45.586.562.980.561
Dengan demikian, dapat kita katakan kalau return on invested capital dari WSKT
adalah sebesar 13,02% saja. Atau bisa juga dikatakan bahwa setiap Rp 1 total capital dari
WSKT hanya bisa dihasilkan Rp 0,06 NOPAT saja.
Margin laba operasi neto atau margin NOPAT merupakan hubungan NOPAT terhadap penjualan
yang mengukur profitabilitas operasi perusahaan secara relative terhadap penjualan. Perputaran
asset operasi neto atau cukup disebut perputaran NOA merupakan hubungan penjualan terhadap
NOA yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari asset operasi
neto. Pemaparan komponen utama yang menentukan yang menentukan imbal hasil atas asset
operasi neto pada bagan di bawah ini.
Hubungan antara margin NOPAT dan perputaran NOA dapat ditunjukkan dari
ilustrasi diatas, RNOA sama dengan margin NOPAT (dalam persen) dikalikan dengan
perputaran NOA. PT X memperoleh RNOA sebesar 10% dengan margin NOPAT yang
relative tinggi dan perputaran NOA yang rendah. Sebaliknya, PT. Z memperoleh RNOA
yang sama, tetapi dengan margin NOPAT yang rendah dan perputaran NOA yang tinggi.
Margin dan perputaran PT. Y berada di antara kedua perusahaan tersebut, yaitu PT Y
memiliki RNOA sebesar 10% dengan margin NOPAT satu setengah dari PT X dan
perputaran NOA dua kali lipat dari PT X. Tampilan ini menunjukkan berbagai kombinasi
margin laba dan perputaran asset yang menghasilkan RNOA sebesar 10%.
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau
jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau
jasa tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan
analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen:
Ketika menginterpretasikan biaya penjualan dan laba bruto, terutama untuk analisis
komparatif, kita harus memperhatikan potensi distorsi yang disebabkan metode
akuntansi.
2. Beban Penjualan
Ketika beban penjualan sebagai persentase dari penjualan menunjukkan adanya
peningkatan, maka harus diperhatikan kenaikan beban penjualan yang menghasilkan
kenaikan terkait pendapatan. Ketika beban penjualan melebihi tingkat tertentu, ada
kenaikan Marginal yang lebih rendah pada pendapatan. Ini dapat disebabkan
kejenuhan pasar, loyalitas merek, atau kenaikan beban di wilayah baru. Jika
perusahaan harus meningkatkan beban penjualan secara substansial untuk
meningkatkan penjualan, maka profitabilitas perusahaan menjadi terbatas atau
menurun.
Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal.Selain itu piutang
memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam bentuk bagian
kredit dan penagihan. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat piutang akan
mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi terlalu banyak melalui
kebijakan kredit yang terlalu ketat dampaknya akan merugikan penjualan. Oleh karena itu
piutang harus bisa dikelolah secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode penagihan rata-
rata yang dihitung dari :
Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.
Semakin rendah tingkat perputaran piutang maka semakin tinggi periode penagihan rata-
rata.
2. Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
Perputaran Persediaan = Beban pokok penjualan/ Rata-rata persediaan
Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena penyebutnya,
persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan harga pasar.Penurunan rasio
perputaran persediaan sering kali mengindikasikan bahwa produk perusahaan tidak
kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau teknologi.Perusahaan menginginkan
persediaan dalam jumlah mencukupi untuk memenuhi tuntutan pelanggan tanpa
kehabisan persediaan dan tidak lebih pula. Seperti periode penagihan rata-rata,
pandangan alternative tingkat perputaran persediaan adalah :
Jumlah hari persediaan rata-rata yang beredar = persediaan/ Rata-rata beban pokok
penjualan harian
Jumlah hari persediaan rata-rata yang beredaar memberikan beberapa indikasi
mengenai lamanya waktu persediaan yang tersedia untuk dijual. Untuk memperpendek
jumlah hari persediaan rata-rata yang beredar, perusahaan dapat meminimalkan bahan baku
melalui teknik manajemen produksi, seperti pengiriman just-in-time (JIT), atau
pengurangan persediaan barang dalam proses (work-in-process—WIP).
Aset operasi jangka panjang harus dibiayai dengan biaya modal seta harus
diasuransikan dan dipelihara. Karena modal investasi merupakan sumber data yang
terbatas, setiap dana yang diinvestasikan dalam asset operasi jangka panjang berarti
berkurangnya dana yang dapat diinvestasikan dalam aset produktif lainnya yang lebih
cepat perputarannya. Tingkat perputaran asset jangka panjang dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan pembilang dengan cara meningkatkan thoughput (penjualan) atau dengan
mengurangi penyebutmya.
4. Perputaran Utang Usaha
Utang usaha dilaporkan sebesar biaya perolehannya, bukan berdasarkan harga ritel.
Dengan demikian, tujuan konsistensi pada penyebut, beban pokok penjualan (bukan
penjualan) digunakan dalam pembilangnya. Perusahaan lebih memilih untuk
memanfaatkan sumber pembiayaan yang murah ini sebanyak mungkin dan tentunya
memiliki tingkat perputaran utang usaha yang rendah(memiliki tingkat suku bunga yang
tinggi).
Jumlah hari utang rata-rata yang beredar = Utang usaha/ Rata-rata beban pokok
penjualan harian
Tingkat perputaran utang usaha yang rendah berkaitan dengan jumlah hari utang
rata-rata yang beredar yang lebih tinggi.
Perputaran modal kerja operasi neto = penjualan neto/ Rata- rata modal kerja
operasi neto
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja operasi bersih
yang lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal kerja operasi yang lebih
tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk setiap
penjualan.
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi
yang lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan
pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi
yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x
FA/NFO)
Laba Operasi Setelah Pajak (net operating income after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi neto (net operating asset - NOA)
Imbal Hasil atas Aset Operasi = Margin Laba Operasi × Perputaran Aset Operasi Neto
NOPAT Penjualan
= ×
Penjualan Rata-rata asset operasi neto
ROCE , Leverage Keuangan dan Spread yang dihitung sebagai fungsi dari RNOA
adalah sebagai berikut :
- RNOA : Pengembalian atas asset operasi bersih
- LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
- Spread : RNOA - NFR
- NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa
positif/negatif)
- ROCE : RNOA + (LEV×Spread)
NOPAT Penjualan
= ×
Penjualan Rata-Rata NOA
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan analisis laporan keuangan melibatkan
penilaian risiko dan imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) mengacu
pada laba perusahaan relatif terhadap tingkat dan sumber pendanaan. Imbal hasil atas
modal investasi merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam menggunakan
pendanaan untuk menghasilkan laba. Bab ini menggambarkan imbal hasil atas modal
investasi pengukuran imbal hasil atas modal investasi dan interpretasinya. Bab ini juga
memisahkan imbal hasil atas modal investasi ke dalam komponen penting sebagai
tambahan pemahaman mengenai kinerja perusahaan dan operasi masa mendatang. Peran
dan pentingnya leverage keuangan untuk analisis imbal hasil yang akan diteliti.
3.2 Saran
Makalah ini telah kami buat sesuai pemahaman kami. Semoga bermanfaat bagi
pembaca. Kami juga menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Maka dari itu, kami meminta saran juga kritik untuk membangun pengetahuan yang
berhubungan dengan materi pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam K.R dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat
https://analis.co.id/return-on-capital.html pada 10:32 WIB 3 April 2020
https://cerdasco.com/return-on-invested-capital-roic/ pada 09:46 WIB, 3 April 2020