Anda di halaman 1dari 27

Tugas Makalah Analisis Laporan Keuangan dan Pasar Modal

IMBAL HASIL ATAS MODAL INVESTASI DAN


ANALISIS PROFITABILITAS
Dosen Pengampu : Ismawati Haribowo, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH
Akuntansi 4 C
Windi Aprilia (11180820000034)
Akbar Andika Putra (11180820000073)
Emadudiena Zhilalil Karim (11180820000075)
Hanifah (11180820000115)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah Swt Tuhan Semesta Alam. Atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “
Imbal Hasil Atas Modal Investasi dan Analisis Profitabilitas ” pada mata kuliah Analisa
Keuangan dan Pasar Modal. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin, namun
kami penulis menyadari bahwa masih jauh untuk kata sempurna, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ismawati Haribowo, S.E.,
M.Si. selaku dosen mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Pasar Modal yang
telah memberi kesempatan dan kepercayaannya kepada kamiuntuk membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami memperoleh banyakilmu, informasi dan
pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah sederhana
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
inspirasi bagi khususnya mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
seluruh orang yang membaca.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Tangerang, 28 Maret
2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.1 Rumusan Masalah 1
1.1 Tujuan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Imbal Hasil Atas Modal Investasi 3
2.1.1 Mengukur Efektivitas Manajerial 4
2.1.2 Mengukur Profitabilitas 4
2.1.3 Ukuran untuk Perencanaan dan Pengendalian4
2.2 Komponen Imbal Hasil atas Modal Investasi 5
2.2.1 Mendefinisikan Modal Investasi 5
2.2.2 Penyesuaian terhadap Modal Investasi dan Laba 8
2.2.3 Menghitung Imbal Hasil atas Modal Investasi 8
2.3 Menganalisis Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto 9
2.3.1 Memisahkan Imbal Hasil atas Aset Operasi 9
2.3.2 Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset 11
2.4 Menganalisis Imbal Hasil atas Ekuitas Saham Biasa 18
2.4.1 Memisahkan Imbal Hasil atas Ekuitas Saham Biasa 18
2.4.2 Menghitung Imbal Hasil atas Modal Investasi 20
2.4.3 Menilai Pertumbuhan Ekuitas Saham Biasa 21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk menganalisi laporan keuangan tentu saja juga membutuhkan penilaian
resiko dan imbal hasil. Kemudian untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana
kondisi suatu perusahaan, diperlukan analisis yang memadai dan efektif. Keadaan
suatu perusahaan tercermin dari bagaimana laporan keuangan disajikan. Perkembangan
dunia usaha semakin cepat dan pesat. Tiap perusahaan harus mampu bersaing dengan
kompetitor sejenis. Perusahaan juga dituntut untuk memiliki produktivitas yang tinggi
agar dapat memenuhi keinginan berbagai pihak.
Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo, investasi adalah suatu kegiatan
menempatkan dana pada suatu atau lebih daru sati aset (assets) selama periode tertentu
dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan investasi. Van
Horne dan Wachowicz (2005:222) mengemukakan rasio profitabilitas terdiri atas dua
jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas  dalam  kaitannya dengan penjualan
dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi.
Profitabilitas dalam hubungnya dengan penjualan terdiri atas margin laba kotor (gross
profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin). Profitabilitas dalam
hubungannya dengan investasi terdiri atas tingkat pengembalian atas aktiva (return on
total assets) dan tingkat  pengembalian atas ekuitas (return on equity).
Maka pada makalah ini akan kami paparkan mengenai perputaran modal investasi
serta analisis profitabilitasnya bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana mengukur imbal hasil atas investasi ?
1.2.2 Apa saja komponen dari imbal hasil atas investasi ?
1.2.3 Bagaimana menganalisis imbal hasil atas aset operasi neto ?
1.2.4 Bagaimana menganalisis imbal hasil atas ekuitas saham biasa ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pentingnya imbal hasil atas investasi
1.3.2 Untuk mengetahui komponen dari imbal hasil atas investasi
1.3.3 Untuk menganalisis imbal hasil atas aset operasi neto
1.3.4 Untuk menganalisis imbal hasil atas ekuitas saham biasa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Imbal Hasil Atas Modal Investasi


Analisis laporan keuangan melibatkan penilaian risiko dan imbal hasil. Imbal hasil atas
modal investasi (return on invested capital) mengacu pada laba perusahaan. Imbal hasil atas
modal investasi merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam menggunakan pendaan
untuk menghasilkan laba.
Kinerja perusahaan dapat dianalisis dalam beberapa cara. Pendapatan, laba neto dan
pertumbuhan aset merupakan ukuran kinejra yang umumnya digunakan secara tersedniri
sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan yang komprehensif. Alasannya tidak lain karena
berasal dari adanya interdependensi ukuran maupun interdependensi aktivitas bisnis. Sebagai
contoh, kenaikan pendapatan hanya diharapkan jika menyebabkan kenaikan laba. Kenaikan
aset hanya diharapkan jika menghasilkan penambahan volume penjualan. Dalam penilaian
laba neto maka modal yang diinvestasikan harus dikaitkan dalam penilaiannya.
Analisis kinerja perusahaan menutut analisis yang mana penilaian salah satu ukuran
relatif saling terkait terhadap ukuran yang lainnya. Hubungan anatara laba dengan modal
investasi yang disebut dengan imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital-
ROIC) atau imbal hasil atas investasi (return on investment-ROI), mungkin merupakan
ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas. Imbal hasil atas invetasi bisa dijadikan
penilaian yang membandingkan kesuksesaan perusahaan atas modal yang sudah
diinvestasikan. Ukuran ini juga memungkinkan untuk menilai imbal hasil relatif terhadap
risiko investasi modal, serta dapat membandingkan imbal hasil atas modal investais dengan
imbal hasil investasi alternatif. Contohnya obligasi pemerintah memiliki imbal hasil
minimum karena risikonya yang rendah. Investasi yang lebih tinggi risiko diharapkan
menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi juga tentunya. Analisis imbal hasil atas modal
investasi membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya, terhadap tingkat dan
sumber pendanaan perusahaan. Analisi imbal hasil atas modal investasi menentukan
kemampuan perusahaan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan, membayar
kreditor, dan memberikan imbalan kepada pemilik. Imbal atas modal investasi digunakan
dalam beberapa area analisis, termasuk efektivitas manajerial, tingkat profitabilitas, dan
perencanaan dan pengendalian.

2.1.1 Mengukur Efektivitas Manajerial


Jika imbal hasil atas modal investasi dihitung dalam jangka satu tahun atau lebih,
itu bisa menjadi ukuran yang relevan dari keefektivitasan manajerial suatu
perusahaan. Dan hal-hal seperti keahlian, ketersediaan sumber daya, kepandaian, dan
motivasi dari manajemen mempengaruhi tingkat imbal hasil atas modal investasi.
(1) Manajemen bertanggung jawab atas aktivitas bisnis perusahaan.
(2) Manajemen membuat keputusan pendanaan, investasim dan operasi.
(3) Manajemen menentukan tindakan, rencana strategi dan melaksanakan rencana.

2.1.2 Mengukur Tingkat Profitabilitas


Untuk mengetahui kekuatan keuangan jangka panjang suatu perushaan maka bisa
digunakan indikator imbal hasil atas modal investasi. Untuk menilai profitabilitas,
imbal hasil atas modal investasi menggunakan laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan. Dibandingkan dengan ukuran keuangan jangka panjang lainnya yang
mengandalkan pada item laporan posisi keuangan (misalnya rasio utang terhadap
ekuitas), ukuran profitabilitas ini lebih unggul. Ukuran profitabilitas ini juga
menyampaikan imbal hasi atas modal investasi secara efektif dari berbagai
perspektif.

2.1.3 Perencanaan dan Pengendalian


Imbal hasil atas modal investasi berperan penting dala perencanaan,
penganggaran, mengoordinasi, mengeveluasi, dan mengendalikan aktivitas bisnis.
Imbal hasil atas modal investasi terdiri atas imbal hasil yang diperoleh dari segmen
atau divisi pada suatu perusahaan. Segmen terdiri dari imbal hasil yang diperoleh
setiap lini produk, proyek, atau kompenen yang lainnya. Perusahaan yang dikelola
dengan baik memiliki pengendalian terhadap apa yang diperoleh dari pusat labanya
dan memberikan imbalan kepada manajer atas hasil tersebut. Manajemen menilai
kinerja alternatif atas imbalan yang diharapkan. Nanti hasil dari peniliaian evaluasi
alternatif investasi tersebut adalah keputusan strategis dan rencana tindakan bagi
perusahaan.

2.2 Komponen Imbal Hasil Atas Modal Investasi


Imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) dihitung sebagai berikut:

Laba
ModalInvestasi
Namun, tidak ada kecocokan yang lengkap atas perhitungan ini baik pembilang maupun
penyebutnya. Perbedaan ini berasal dari beragam perspektif pengguna laporan keuangan.
Relevansinya akan dijelaskan, dimulai dengan modal investasi, kemudian dilanjutkan
dengan pertimbangan laba.1

2.2.1 Mendefinisikan Modal Investasi


Modal investasi adalah modal yang memberikan jasa untuk proses
produksi dalam jangka waktu lama dan terdiri atas alat-alat produksi yang tahan
dalam jangka waktu yang lama. Contohnya tanah, gedung, mesin, dan sebagainya.
Namun, tidak ada ukuran universal atas modal investasi yang digunakan untuk
menghitung tingkat imbal hasil (rate of return). Pengukuran berbeda dari modal
investasi yang digunakan mencerminkan perspektif pengguna yang berbeda. Akan
dibahas dua ukuran yang berbeda dari modal investasi dan relevansinya bagi
pengguna dan interpretasi yang berbeda.

Menginvestasikan Modal untuk Sebuah


Perusahaan
Liabilitas Jangka
Pendek
Liabilitas Jangka
Panjang

1
Subramanyam and Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10 Indonesia. Jilid 2. McGraw-Hill. Hlm. 55
Aset Operasi Neto
Aktivitas operasi merupakan aktivitas inti perusahaan. Aktivitas tersebut meliputi
seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar
serta untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Aktivitas operasi sangat penting dan
perusahaan harus melakukannya dengan baik dalam jangka panjang untuk dapat
bertahan.
Banyak analis memisahkan Laporan Posisi Keuangan (SoFP) dan Laporan L/R
(IS) menjadi komponen operasi dan non-operasi serta menghitung imbal hasil aset
operasi neto (return on net operating asset - RNOA) sebagai ukuran ringkasan kinerja.
Pembagian Laporan Keuangan ke dalam komponen operasi dan non-operasi mengikuti
pandangan yang menyatakan bahwa aktivitas operasi yang paling bertahan lama dan
relevan untuk penentuan harga saham.
Dalam Laporan L/R, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan; beban pokok
penjualan; beban penjualan, umum, dan administrasi (selling and general and
administrative - SG&A Expenses). Sementara dalam Laporan Posisi Keuangan, aktivitas
operasi dipresentasikan dengan aset dan liabilitas yang berkaitan dengan akun-akun
Laporan L/R, seperti piutang usaha, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan biaya yang
masih harus dibayar (accrued expenses).
Perusahaan banyak yang menginvestasikan kelebihan kas ke dalam aset keuangan
dengan memperoleh imbal hasil yang biasanya dilaporkan dalam Laporan L/R sebagai
penghasilan lain-lain. Begitupun dengan perusahaan meminjam uang melalui utang
jangka pendek maupun jangka panjang, disana terdapat beban bunganya. Pendapatan dan
beban non-operasional ini dianggap sebagai tambahan aktivitas inti bisnis. Sehingga
akibatnya, imbal hasil investasi dan beban pinjaman tidak biasanya memiliki dampak
yang besar bagi perusahaan, kecuali jika nilainya ekstrem.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis perusahaan termasuk dimensi
operasi maupun non-operasi, dengan imbal hasil atas aset operasi neto (return on net
operating assets - RNOA) sebagai ukuran ringkasan kinerja.2

2
Subramanyam and Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10 Indonesia. Jilid 2. McGraw-Hill. Hlm. 56
Laba Operasi Setelah Pajak (net operating income after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi neto (net operating asset - NOA)

Yang mana, imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) dapat
dihitung sebagai berikut:

Return on Invested Capital Net Operating Profit After Taxes (NOPAT)


=
(ROIC) Book Value of Invested Capital

NOPAT dihitung dengan menyesuaikan laba operasi terhadap pajak:3

NOPAT =  (Laba operasi) x (1 – tarif pajak efektif)

Beban Pajak
Tarif Pajak Efektif =
Laba Sebelum Pajak

Dan rumus Book Value of Invested Capital:

= (Liabilitas + Ekuitas) – Liabilitas atau Hutang Jangka Pendek

Modal Ekuitas Saham Biasa

Imbal hasil atas ekuitas saham biasa (return on common equity - ROCE) diartikan
sebagai:
Laba Neto - Dividen Saham Preferen
Rata-rata Ekuitas Saham Biasa

Sedangkan;

Ekuitas
= Total Ekuitas pemegang saham - Saham Preferen
Saham Biasa

Saham Preferen tidak dimasukkan dalam perhitungan karena, dari sudut pandang
pemegang saham biasa, saham preferen memiliki klaim tetap atas aset neto dan arus kas
perusahaan, sama seperti utang. Ekuitas saham biasa dalam alternatif lain diartikan
sebagai:

3
Diakses dari https://cerdasco.com/return-on-invested-capital-roic/ pada 09:46 WIB, 3 April 2020
Ekuitas Saham Biasa = Total Aset - Utang - Saham Preferen

Proporsi pendanaan utang dan ekuitas aset dalam keputusan struktur modal harus
dibuat oleh setiap perusahaan. Jumlah ekuitas dalam struktur modal, dan kemudian
jumlah ekuitas yang digunakan dalam imbal hasil atas ekuitas, merupakan fungsi dari
sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang (yaitu, semakin banyak utang berarti
ekuitas semakin sedikit). Sama halnya pembilang (laba neto) dipengaruhi oleh jumlah
beban bunga yang harus dibayarkan atas utangnya.
Imbal hasil atas ekuitas saham biasa menunjukkan imbal hasil atas operasi neto
maupun pengaruh leverage keuangan (penggunaan utang dibandingkan dengan ekuitas
dalam struktur modal). Laba neto terhadap ekuitas saham biasa untuk beberapa
perusahaan tertentu disajikan dalam grafik margin.

Menghitung Modal Investasi untuk Suatu Periode

Modal investasi untuk suatu periode biasanya dihitung dengan menggunakan rata-
rata modal yang tersedia selama periode tersebut. Rata-rata digunakan untuk
mencerminkan perubahan modal yang diinvestasikan selama periode tersebut.

2.2.2 Penyesuaian Terhadap Modal Investasi Dan Laba

Analisis terhadap imbal hasil atas modal investasi menggunakan angka laporan
keuangan yang dilaporkan sebagai permulaan. Banyak angka akuntansi membutuhkan
penyesuaian analitis. Beberapa angka yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan juga
perlu untuk dimasukkan. Beberapa penyesuaian, seperti yang terkait dengan persediaan,
memengaruhi pembilang maupun penyebut dari perhitungan imbal hasil atas modal
investasi, sehingga mengurangi pengaruh terhadap keduanya. Apapun pengaruhnya,
analisis imbal hasil atas modal investasi seharusnya menggunakan angka laporan
keuangan yang telah disesuaikan secara tepat.4

2.2.3 Menghitung Imbal Hasil Atas Modal Investasi

Rasio yang sering disingkat ROC atau ROIC (Return on Invested Capital) ini
4
Subramanyam and Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10 Indonesia. Jilid 2. McGraw-Hill. Hlm. 56
pada dasarnya masuk dalam rasio profitabilitas / rentabilitas karena ditujukan untuk
mengukur sejauh mana laba yang bisa dihasilkan perusahaan dari modal yang ia
investasikan.

Laba yang dimaksud di sini bisa beragam, tergantung rumus versi mana yang dibutuhkan.

Dalam hal ini kelompok kami ingin menggunakan rumus:

Return on Invested Capital Net Operating Profit After Taxes (NOPAT)


=
(ROIC) Book Value of Invested Capital

Merujuk pada laporan keuangan tahunan atau kuartal IV 2017 dari Waskita
(WSKT), salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi. Dan
juga merupakan induk perusahaan dari WSBP.5

Dan berikut data dari laporan keuangannya yang telah kami catat:

Penyampaian Laporan Keuangan Jumlah

Current Assets (Aset Lancar) 52.427.017.359.620

Fixed Assets (Aset Tetap) 4.742.288.130.361

Current Liabilities (Liabilitas Jangka Pendek) 52.309.197.858.063

Total Liabilities (Total Liabilitas/Utang) 75.140.936.029.129

Total Equity (Total Ekuitas/Modal) 22.754.824.809.495

Operating Profit (Laba Usaha) 6.526.601.124.814

Profit Before Tax (Laba Sebelum Pajak) 4.620.646.154.705

Tax Expenses (Beban Pajak) 419.073.663.951

Net Income (Laba Bersih) 3.881.711.917.338

Dividens (Dividen) 513.978.185.018

5
Diakses dari https://analis.co.id/return-on-capital.html pada 10:32 WIB 3 April 2020
Return on Invested Capital Net Operating Profit After Taxes (NOPAT)
=
(ROIC) Book Value of Invested Capital

(6.526.601.124.814 x (1 - (419.073.663.951/4.620.646.154.705)))
=
975.140.936.029.129 + 22.754.824.809.495) - 52.309.197.858.063

5.934.665.158.513
=
45.586.562.980.561

= 0,13 kali atau 13,02%

Dengan demikian, dapat kita katakan kalau return on invested capital dari WSKT
adalah sebesar 13,02% saja. Atau bisa juga dikatakan bahwa setiap Rp 1 total capital dari
WSKT hanya bisa dihasilkan Rp 0,06 NOPAT saja.

2.3 Menganalisis Imbal Hasil Atas Aset Operasi Neto

Pengembalian investasi modal berguna dalam evaluasi manajemen, analisis


profitabilitas, serta perencanaan dan pengendalian. Bagian ini membahas imbal hasil ketika
modal investasi dilihat dari sudut pandang operasi, yang umumnya disebut sebagai imbal
hasil atas asset operasi neto (return on net operating assets- RNOA).

2.3.1 Memisahkan Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto


Imbal hasil atas asset operasi neto (RNOA) dihitung sebagai berikut.
Kita dapat memisahkan imbal hasil ini manjadi komponen yang relative terhadap
penjualan. Pemisahan imbal hasil atas asset operasi neto adalah
RNOA = margin laba operasi bersih x Perputaran asset operasi bersih

Margin laba operasi neto atau margin NOPAT merupakan hubungan NOPAT terhadap penjualan
yang mengukur profitabilitas operasi perusahaan secara relative terhadap penjualan. Perputaran
asset operasi neto atau cukup disebut perputaran NOA merupakan hubungan penjualan terhadap
NOA yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari asset operasi
neto. Pemaparan komponen utama yang menentukan yang menentukan imbal hasil atas asset
operasi neto pada bagan di bawah ini.

Pengaruh Leverage Operasi


Pengaruh liabilitas operasi dapat dilihat dari penjabaran alternative RNOA sebagai berikut.
Dimana OA adalah asset operasi (bruto)—Operating assets (gross) da OLLEV (Rata-Rata
Liabilitas/Rata- Rata NOA—Average Operating Liabilities/ Average NOA adalah rasio leverage
liabilitas operasi (operating ;iability leverage ratio). Oleh karena OLLEV memiliki nilai positif,
kenaikan OLLEV meningkatkan RNOA.

2.3.2 Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset


Karena RNOA merupakan fungsi dari margin perputaran, maka dapat menjadi
tantangan bagi perusahan untuk meningkatkan margin laba sambil meningkatkan tingkat
perputaran yang konstan. Margin laba merupakan fungsi dari penjualan (harga jual x unit
yang terjual) dan beban operasi. Perputaran juga merupakan fungsi dari penjualan
(penjualan/asset). Maka dari itu, dengan menaikkan margin laba dengan menggunakan
harga jual akan mempengaruhi unit yang terjual. Kemudian, pengurangan beban operasi
yang berkaitan dengan pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan profitabilitas
biasanya berpengaruh pada permintaan produk.

Analisis Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto


PT X PT Y PT Z
Penjualan $ 5.000.000,00 $ 10.000.000,00 $ 10.000.000,00
NOPAT $ 500.000,00 $ 500.000,00 $ 100.000,00
NOA $ 5.000.000,00 $ 5.000.000,00 $ 1.000.000,00
Margin NOPAT 10% 5% 1%
Perputaran NOA 1 2 10
Imbal hasil atas aset operasi neto 10% 10% 10%

Hubungan antara margin NOPAT dan perputaran NOA dapat ditunjukkan dari
ilustrasi diatas, RNOA sama dengan margin NOPAT (dalam persen) dikalikan dengan
perputaran NOA. PT X memperoleh RNOA sebesar 10% dengan margin NOPAT yang
relative tinggi dan perputaran NOA yang rendah. Sebaliknya, PT. Z memperoleh RNOA
yang sama, tetapi dengan margin NOPAT yang rendah dan perputaran NOA yang tinggi.
Margin dan perputaran PT. Y berada di antara kedua perusahaan tersebut, yaitu PT Y
memiliki RNOA sebesar 10% dengan margin NOPAT satu setengah dari PT X dan
perputaran NOA dua kali lipat dari PT X. Tampilan ini menunjukkan berbagai kombinasi
margin laba dan perputaran asset yang menghasilkan RNOA sebesar 10%.

Disagregasi Margin Laba


Margin Laba operasi (OPM) didefenisikan sebagai :

Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau
jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau
jasa tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan
analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen:

 PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.


 PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor ÷ penjualan) – (beban penjualan ÷
penjualan) – (beban administrasi ÷ penjualan) – (litbang ÷ penjualan).
 PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas ÷ penjualan)

Berikut ini beberapa area penting dalam analisis profitabilitas.


1. Laba Bruto
Laba bruto diukur dengan pendapatan dikurangi biaya penjualan serta dilaporkan
dalam bentuk persentase (persentase laba bruto), yang dihitung sebagai laba bruto
dibagi penjualan. Laba bruto juga harus cukup besar untuk membiayai pengeluaran
diskresioner penting di masa mendatang seperti riset dan pengembangan, pemasaran,
dan iklan. Laba bruto dapat berbeda seiring adanya kompetisi/persaingan dan
perbedaan factor produksi (tingkat upah produksi, biaya bahan baku, tingkat investasi
modal, dan sejenisnya). Perubahan laba bruto sering kali didapatkan dari salah satu
atau kombinasi dari hal-hal berikut.
 Kenaikan (penurunan) volume penjualan.
 Kenaikan (penurunan) harga jual unit.
 Kenaikan (penurunan) biaya per unit.

Ketika menginterpretasikan biaya penjualan dan laba bruto, terutama untuk analisis
komparatif, kita harus memperhatikan potensi distorsi yang disebabkan metode
akuntansi.
2. Beban Penjualan
Ketika beban penjualan sebagai persentase dari penjualan menunjukkan adanya
peningkatan, maka harus diperhatikan kenaikan beban penjualan yang menghasilkan
kenaikan terkait pendapatan. Ketika beban penjualan melebihi tingkat tertentu, ada
kenaikan Marginal yang lebih rendah pada pendapatan. Ini dapat disebabkan
kejenuhan pasar, loyalitas merek, atau kenaikan beban di wilayah baru. Jika
perusahaan harus meningkatkan beban penjualan secara substansial untuk
meningkatkan penjualan, maka profitabilitas perusahaan menjadi terbatas atau
menurun.

3. Beban Umum dan Administrasi


Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, tetapi ada kecendrungan
beban ini akan naik, terutama pada masa yang menguntungkan. Ketika menganalisis
beban ini, maka harus mengarahkan perhatian pada tren dari beban tersebut maupun
persentase pendapatan yang dikonsumsi.

Disagregasi Perputaran Aset


Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset adalah:

Perputaran asset mengukur intensitas dengan memanfaatkan asset perusahaan.


Ukuran yang paling relevan dari utilitas asset adalah penjualan, karena penjualan
sangat penting bagi laba. Untuk perusahaan yang baru berdiri atau dalam tahap
berkembang, analisis perputaran harus mengakui bahwa sebagian asset berkomitmen
untuk aktivitas bisnis di masa mendatang. Untuk kondisi-kondisi yang mempengaruhi
utilitas asset dan membutuhkan evaluasi dan interpretasi khusus, maka hal ini
memerlukan berbagai analisis yang menggunakan diagregasi perputaran asset.
Tingkat perputaran mencerminkan produktivitas asset relative, yaitu tingkat
volume penjualan yang berasal dari uang yang diinvestasikan pada asset tertentu. Saat
seluruh hal tetap, kita cenderung memilih tingkat perputaran asset yang lebih tinggi dari
pada yang lebih rendah (hal sebaliknya berlaku untuk liabilitas).

1. Perputaran Piutang Utang


Tingkat perputaran piutang usaha didefenisikan sebagai berikut :

Perputaran piutang usaha = piutang usaha/Rata-rata penjualan harian

Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal.Selain itu piutang
memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam bentuk bagian
kredit dan penagihan. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat piutang akan
mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi terlalu banyak melalui
kebijakan kredit yang terlalu ketat dampaknya akan merugikan penjualan. Oleh karena itu
piutang harus bisa dikelolah secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode penagihan rata-
rata yang dihitung dari :

Periode Penagihan Rata-rata = Piutang usaha/ Rata-rata penjualan harian

Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.
Semakin rendah tingkat perputaran piutang maka semakin tinggi periode penagihan rata-
rata.
2. Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
Perputaran Persediaan = Beban pokok penjualan/ Rata-rata persediaan

Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena penyebutnya,
persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan harga pasar.Penurunan rasio
perputaran persediaan sering kali mengindikasikan bahwa produk perusahaan tidak
kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau teknologi.Perusahaan menginginkan
persediaan dalam jumlah mencukupi untuk memenuhi tuntutan pelanggan tanpa
kehabisan persediaan dan tidak lebih pula. Seperti periode penagihan rata-rata,
pandangan alternative tingkat perputaran persediaan adalah :

Jumlah hari persediaan rata-rata yang beredar = persediaan/ Rata-rata beban pokok
penjualan harian
Jumlah hari persediaan rata-rata yang beredaar memberikan beberapa indikasi
mengenai lamanya waktu persediaan yang tersedia untuk dijual. Untuk memperpendek
jumlah hari persediaan rata-rata yang beredar, perusahaan dapat meminimalkan bahan baku
melalui teknik manajemen produksi, seperti pengiriman just-in-time (JIT), atau
pengurangan persediaan barang dalam proses (work-in-process—WIP).

3. Perputaran Aset Operasi Jangka Panjang


Perputaran asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :

Perputaran asset operasi jangka panjang = penjualan/rata-rata asset operasi jangka


panjang

Aset operasi jangka panjang harus dibiayai dengan biaya modal seta harus
diasuransikan dan dipelihara. Karena modal investasi merupakan sumber data yang
terbatas, setiap dana yang diinvestasikan dalam asset operasi jangka panjang berarti
berkurangnya dana yang dapat diinvestasikan dalam aset produktif lainnya yang lebih
cepat perputarannya. Tingkat perputaran asset jangka panjang dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan pembilang dengan cara meningkatkan thoughput (penjualan) atau dengan
mengurangi penyebutmya.
4. Perputaran Utang Usaha

Utang usaha biasanya merepresentasikan pembiayaan tanpa bunga dan merupakan


pembiayaan yang tidak mahal dibandingkan pinjaman membiayai persediaan yang dibeli
atau produksi. Tingkat perputaran utang usaha dihitung sebagai berikut.

Perputaran Utang Usaha = Beban pokok penjualan/ Rata-rata utang usaha

Utang usaha dilaporkan sebesar biaya perolehannya, bukan berdasarkan harga ritel.
Dengan demikian, tujuan konsistensi pada penyebut, beban pokok penjualan (bukan
penjualan) digunakan dalam pembilangnya. Perusahaan lebih memilih untuk
memanfaatkan sumber pembiayaan yang murah ini sebanyak mungkin dan tentunya
memiliki tingkat perputaran utang usaha yang rendah(memiliki tingkat suku bunga yang
tinggi).

5. Utang Rata-Rata yang Beredar


Dihitung sebagai berikut.

Jumlah hari utang rata-rata yang beredar = Utang usaha/ Rata-rata beban pokok
penjualan harian
Tingkat perputaran utang usaha yang rendah berkaitan dengan jumlah hari utang
rata-rata yang beredar yang lebih tinggi.

6. Perputaran Modal Kerja Operasi Neto.


Modal kerja operasi neto sama dengan asset lancar operasi dikurangi liabilitas
lancar (jangka pendek) operasi. Tingkat perputaran modal kerja operasi neto ini dihitung
sebagai berikut.

Perputaran modal kerja operasi neto = penjualan neto/ Rata- rata modal kerja
operasi neto
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja operasi bersih
yang lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal kerja operasi yang lebih
tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk setiap
penjualan.

2.4 Analisis Pengembalian Atas Ekuitas Biasa

Kreditor biasanya menerima pengembalian dalam jumlah tetap atas pendanaannya,


begitu pula pemegang saham preferen yang menerima dividen tetap.Namun pemegang
saham biasa tidak menerima pengembalian tetap, melainkan memiliki klaim atas laba
residu suatu perusahaan hanya setelah seluruh pendanaan lainnya lunas.Oleh karena itu,
pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common shareholder’s equity/ROCE)
sangat penting artinya bagi pemegang saham biasa. ROCE memegang peranan penting
dalam penilaian ekuitas seperti yang digambarkan dalam rumus berikut:

Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang


saham, k adalah pengembalian yang diharapkan.Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka
nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.

2.4.1 Memisahkan Imbal Hasil Atas Ekuitas Biasa


Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama periode
yang dianalisis.Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan analisis ROCE
dipisah menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE:
ROCE = RNOA + (LEV x Spread)
Keterangan:
RNOA : pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih) : RNOA - ekuitas
Spread : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih) : beban bunga dikurangi pengembalian investasi
untuk asset non-operasi (nilainya bisa positif
/negatif).

notes : Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif

Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi
yang lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan
pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.

Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x


spread) penting karena:
 Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya.
 Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai
perusahaan.
 Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan
secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban
kontraktual yang harus dipenuhi.

Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi
yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x
FA/NFO)

Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan.


Kebanyakan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE
kemungkinan tetap, namun bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi
sesuai pergerakan pasar modal.

2.4.2 Menghitung Pengembalian Atas Investasi Modal

 Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto (RNOA)

Laba Operasi Setelah Pajak (net operating income after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi neto (net operating asset - NOA)

 Pemisahan Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto


Kita dapat memisahkan Imbal Hasil atas Aset Operasi Neto , sebagai berikut

Imbal Hasil atas Aset Operasi = Margin Laba Operasi × Perputaran Aset Operasi Neto

NOPAT Penjualan
= ×
Penjualan Rata-rata asset operasi neto

 Imbal Hasil atas Ekuitas Saham Biasa


 Pemisahan Imbal Hasil atas Ekuitas Saham Biasa

ROCE , Leverage Keuangan dan Spread yang dihitung sebagai fungsi dari RNOA
adalah sebagai berikut :
- RNOA : Pengembalian atas asset operasi bersih
- LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
- Spread : RNOA - NFR
- NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa
positif/negatif)
- ROCE : RNOA + (LEV×Spread)

RNOA = Margin NOPAT × Perputaran NOA

NOPAT Penjualan
= ×
Penjualan Rata-Rata NOA

Yang perlu diperhatikan:


1. Jika ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya agar
dapat menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan lebih
baik.
2. Menilai area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan kemungkinan
perusahaan dapat melakukan strategi itu dengan sukses.
3. Analisis strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada kondisi
industry dan perekonomian.

2.4.3 Menilai Pertumbuhan Ekuitas Saham Biasa

Tingkat Pertumbuhan Ekuitas


Tingkat pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui retensi laba yang
menekankan pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal. Dengan asumsi
retensi laba dan pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke waktu, tingkat
pertumbuhan ekuitas =

Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Yang Dapat Dipertahankan


Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan (sustainable equity
growth rate) mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan tergantung retensi
laba dan pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.

tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-


tingkat pembayaran)

Untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya merata-


ratakan/mengakui tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama
beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi laba
dan ramalan ROCE
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan analisis laporan keuangan melibatkan
penilaian risiko dan imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) mengacu
pada laba perusahaan relatif terhadap tingkat dan sumber pendanaan. Imbal hasil atas
modal investasi merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam menggunakan
pendanaan untuk menghasilkan laba. Bab ini menggambarkan imbal hasil atas modal
investasi pengukuran imbal hasil atas modal investasi dan interpretasinya. Bab ini juga
memisahkan imbal hasil atas modal investasi ke dalam komponen penting sebagai
tambahan pemahaman mengenai kinerja perusahaan dan operasi masa mendatang. Peran
dan pentingnya leverage keuangan untuk analisis imbal hasil yang akan diteliti.

3.2 Saran
Makalah ini telah kami buat sesuai pemahaman kami. Semoga bermanfaat bagi
pembaca. Kami juga menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Maka dari itu, kami meminta saran juga kritik untuk membangun pengetahuan yang
berhubungan dengan materi pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam K.R dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat
https://analis.co.id/return-on-capital.html pada 10:32 WIB 3 April 2020
https://cerdasco.com/return-on-invested-capital-roic/ pada 09:46 WIB, 3 April 2020

Anda mungkin juga menyukai