Anda di halaman 1dari 24

ADVANCED FINANCIAL

MANAGEMENT
Risk, Return, and the Capital Pricing Model
Stocks, Stock Valuation, and Market
Financial Options and Applications in Corporate Finance

Evan D
Erik Ferdiyan K. H. 51422220027
Risk, Return, and the Capital
Pricing Model
DEFINISI

Tingkat pengembalian (return) adalah imbalan yang


diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko (risk)
diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.
Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-
rata tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat
diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika

Menurut Joel G.Siegel dan Jae K.Sim, risiko mengacu pada 3 hal :
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus
dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang
telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan
lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi
keuangan.
RISIKO YANG ADA DIPERUSAHAAN

1. Risiko individual : Risiko yang berasal dari proyek investasi


secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek lain.
2. Risiko perusahaan : Risiko yang dapat diukur tanpa
mempertimbangkan keanekaragaman yang
dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3. Risiko Pasar ( Market Risk ): Risiko investasi ditinjau
dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi
yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-
perusahaan lain.
4. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya perbedaan antara actual return dan expected
return, sehingga setiap investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha
meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
RISIKO YANG ADA DALAM DUNIA USAHA

Risiko finansial : Berkaitan dengan kegagalan usaha


untuk merealisasikan rencana finansial yang telah
ditentukan.

Risiko manajerial : Berkaitan dengan kegagalan


pimpinan perusahaan dalam mengelola
perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan
kegagalan finansial.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO DENGAN TINGKAT
PENGEMBALIAN

1. Bersifat linear atau searah


2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula
risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan
investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari
investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat
normal.
RESIKO PADA ASET

1. Aseets stand alone-risk adalah risiko investor yang akan


dihadapi jika seorang investor hanya mengadakan satu aset.
Jadi sebagian besar aset diadakan di portofolio, tetapi perlu
dipahami stand-alone risk berguna untuk memahami risiko
dalam konteks portofolio.
2. Aset berisiko (risky assets) jarang menghasilkan tingkat
pengembalian yang diharapkan para investor, aset berisiko
mendapatkan lebih baik atau kurang dari yang awalnya
diharapkan.
Aset yang berisiko terdiri dari :
3.Diversiable risk : risiko dapat dihilangkan melalui
diversifikasi
4.Market risk : risiko tidak dapat dihilangkan melalui
diversifikasi.
KARAKTERISTIK INVESTOR DALAM INVESTASI

1. Takut pada risiko (Risk Avoider). Karakteristik ini di


mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap
keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi
melakukan tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang
akan timbul jika keputusan diaplikasikan (safety player¬).
2. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference). Karakteristik ini di
mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu
menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi
jika keputusan diaplikasikan (peragu).
3. Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover). Karakteristik ini
adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa
dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut
karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan
cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker
adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga
pemimpin besar.
TIPE-TIPE RESIKO

A. Pure Risk (Risiko Murni): suatu ketidakpastian terjadi, maka


kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko murni
dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:
1. Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada
aset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran,
banjir, gempa, tsunami, gunung meletus, dll.
2. Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang
dialami oleh karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau
organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang menyebabkan
terganggunya aktivitas perusahaan.
3. Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan
atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contoh :
perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya
persoalan seperti penggantian kerugian.
TIPE-TIPE RESIKO

B. Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan


terjadinya untung atau rugi.Risiko ini dapat dikelompokkan
menjadi 4 tipe yaitu:
1. Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga
pasar. Contoh: harga saham mengalami penurunan sehingga
menimbulkan kerugian.
2. Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party
gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan.
Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang
meningkat.
3. Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan kas. Contoh: kepemilikan kas menurun,
sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat,
4. Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan
operasional yang tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi
kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk
terkena virus.
TIPE-TIPE RESIKO

C. Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau


spekulatif asalnya dari masyarakat yang tidak berubah
yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh :
ketidakpastian terjadinya sambaran petir.

D. Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau


spekulatif timbul dari perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan
teknologi.

E. Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi


mental seseorang yang mengalami keragu-raguan dan
kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.

F. Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas


penyimpangan aktual dari yang diharapkan sesuai dengan
pengalaman.
PENGERTIAN RETURN

Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh


perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba
investasi, baik melalui bunga atau deviden. Beberapa pengertian
return yang lain :
1. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan
pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
2. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan
pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang
saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan
dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya
investasi dengan jumlah pembayaran.
3. Return on investment atau imbal hasil atas investasi
merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap
investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan
hubungan antara investasi dan laba.
PENGERTIAN RETURN

4. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal


investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran
bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.

5. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.

6. Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih


merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal
hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan kekayaan bersihnya.

7. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya


merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan,
seseorang dapat membandingkan presentase penjualan
bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap
variable yang sama dari periode sebelumnya.
PENGERTIAN RETURN

8. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan


diperoleh oleh investor di masa mendatang.
9. Total return merupakan return keseluruhan dari suatu
investasi dalam suatu periode tertentu.

10. Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang


dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di
dalam portofolio tersebut.

11. Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata


tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing
sekuritas tunggal di dalam portofolio.
SUMBER-SUMBER RESIKO

Eduardus Tandelilin (2017), sumber-sumber risiko adalah :

1. Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan


mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan
keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan
menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito,
namun jika turun maka publik akan menggunakan dananya
untuk membeli saham.
2. Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat
fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi.
3. Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun,
sedangkan saat normal daya beli masyarakat naik.
4. Risiko Bisnis
5. Risiko Finansial
6. Risiko Likuiditas
7. Risiko Nilai tukar mata uang
8. Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.
PENGELOLAAN RESIKO

1. Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap


keputusan yang mengandung resiko tinggi tapi membatasinya
bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak menambah
menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
2. Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita
terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis
guna menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak tentu
waktunya.
3. Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum terjadi,
seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan
satpam pada siang atau malam hari.
4. Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan
(reserve) guna mengantispasi timbulnya resiko dikemudian
hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran
maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana
cadangan dalam bentuk dolar.
PERHITUNGAN RETURN

Return adalah tingkat keuntungan. Misalkan kita membeli saham


dengan harga Rp.1.000,00, kemudian satu tahun mendatang kita
jual dengan harga Rp.1.200,00. Perusahaan membayar dividen
sebesar Rp.100,00 pada tahun tersebut. Berapa tingkat
keuntungan atau return investasi tersebut?

Return = ( Rp.1.200,00 + Rp.100,00 - Rp.1.000,00 ) × 100%


Rp.1.000,00
= Rp.300,00 × 100%
Rp.1.000,00
= 30%
(Periode tersebut bisa harian,bulanan, atau tahunan)
Dalam contoh diatas, periode tersebut adalah tahunan. Dengan
demikian, pada contoh diatas, kita bisa mengatakan, investor
memperoleh keuntungan sebesar 30% per tahun.
PERHITUNGAN EXPECTED RETURN PADA SUATU
SEKURITAS

Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus
dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari
kejadian yang akan terjadi. Keterangan:

E (R) = Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = Probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin terjadi
PERHITUNGAN EXPECTED RETURN PADA PORTOFOLIO

Perhitungan expected return pada portofolio dapat menggunakan


rumus:

E (RP) = XA x E (RA) + XB x E (RB)

Keterangan:

E (RP) = expected return portofolio


E (RA) = expected return saham A
E (RB) = expected return saham B
XA = uang yang diinvestasikan pada saham A
XB = uang yang diinvestasikan pada saham B
MENGHITUNG EXPECTED RETURN DARI SAHAM

Menghitung expected return dari saham dapat menggunakan rumus:

r = (P1 + D1 – PO) x 100%


PO

Keterangan:

r = keuntungan yang diharapkan dari saham


D1 = Dividen tahun 1
PO = harga beli
P1 = harga jual
CAPM (CAPITAL ASSET PRICING MODEL)

Menurut William F. Sharpe (2005), CAPM atau model penentuan


harga aset modal adalah model penetapan harga aktiva equilibrium
yang menyatakan bahwa expected return atas sekuritas tertentu
adalah fungsi linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap
perubahan return portofolio. CAPM menjelaskan hubungan antara
return dengan beta (β). Beta menunjukkan hubungan (gerakan)
antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan).

Besarnya risiko perusahaan ditentukan oleh beta.


 β>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah
berubah dibandingkan indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi
perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami
perubahan lebih besar dari 1%.
 β<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah
berdasarkan kondisi pasar.
 β=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
RUMUS CAPM

Rumus CAPM yaitu:

Ri= Rf +βi (Rm-Rf), atau Ri= Rf +(Rm-Rf)βi , atau Ri= (1-βi )Rf + βi .Rm

Keterangan:
Ri = Return saham i
Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)
βi = beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar (Return Market)
APT ( ARBITRAGE PRICING THEORY)

Arbitrage Pricing Theory merupakan teori yang dikembangkan oleh


Stephen A. Ross (2015) menyatakan harga suatu aktiva bisa
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Rumusnya:

Ri = αi + βi Rm + ei

Keterangan:
Ri = Return saham i
αi = Alpha saham i
βi = beta saham i
Rm = Return pasar
ei = random error
.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai