BAB. 11
MANAJEMEN EKUITAS AKTIF
Pembentukan portofolio
Aktif Pasif
Subyektif Obyektif
Peraturan rumit Peraturan sederhana
Beberapa nama Banyak nama
Penimbangan yang sesuai Penimbangan yang tepat
Perdagangan
Aktif Pasif
Transaksi berhasil Transaksi program
Beberapa nama Banyak nama
Cadangan tunai Sepenuhnya pasti
Pengawasan
Aktif Pasif
Tidak sering Konstan
Kira-kira Terperinci
Umumnya, dalam manajemen ekuitas aktif sebagian besar waktu manajer digunakan
dalam kegiatan pembentukan portofolio. Sebaliknya, dalam manajemen pasif, manajer
75
tidak terlalu memperhatikan kegiatan pembentukan portofolio ini. Bab ini difokuskan
pada manajemen aktif dari portofolio saham.
D1 D2 DN PN
P= + + ... + + 11.1
(1 + r1 )1 (1 + r2 ) 2 (1 + rN ) N (1 + rN ) N
perusahaan American Broadcasting Corporation atau ABC. ABC dibeli tahun 1986
oleh Capital Cities Communication dengan harga $ 121 per lembar saham. Tanggal
analisis adalah 31 Desember 1984, sehingga dalam penyebutan tahun pertama
adalah1985, tahun kedua adalah 1986 dan seterusnya.
Tingkat diskonto diasumsikan sama untuk setiap tahun sehingga setiap arus
kas didiskontokan pada tingkat yang sama, r. Sebagai contoh jika dividen ABC
tahun 1984 adalah $ 1,60 per-lembar saham dan diperkirakan setiap tahunnya akan
mengalami peningkatan sebesar 10% selama 5 tahun mendatang, dengan dividen
sebagai berikut:
D1 = $1,60 (1,10) = $1,76
D2 = $1,60 (1,10)2 = $ 1,94
D3 = $1,60 (1,10)3 = $ 2,13
D4 = $1,60 (1,10)4 = $ 2,34
D5 = $1,60 (1,10)5 = $ 2,57
merupakan hal yang wajar untuk diharapkan. Dalam contoh tersebut diasumsikan
ada tingkat pertumbuhan.
Peramalan r lebih sulit dilakukan daripada peramalan dividen. Pertama,
investor harus menentukan apakah akan digunakan tingkat pertumbuhan tunggal
atau tingkat pertumbuhan majemuk. Jika digunakan tingkat pertumbuhan majemuk,
peramalan suku bunga eksplisit harus dikembangkan. Satu prosedur adalah
mengkaji kurva hasil, berlaku bagi obligasi dan kemudian memperhitungkan suku
bunga diskonto forward. Terakhir, berdasarkan saham dengan peramalan dividen
yang sama, jika salah satu lebih berisiko, maka saham tersebut akan memperoleh
penilaian yang lebih rendah; jadi, r harus disesuaikan ke atas risiko perusahaan.
Langkah selanjutnya adalah meramalkan harga penjualan yang diharapkan 5
tahun dari sekarang. Untuk itu, praktisi menggunakan 2 metode penilaian.
D0 (1 + g ) D0 (1 + g ) 2 D0 (1 + g ) N PN
P= + + ... + + 11.2
1+ r (1 + r ) 2 (1 + r ) N (1 + rN ) N
D5 2,57
P5 = = = 85,67
( r − g ) 0,13 − 0,10
78
(1 −b) E
P = 11.4
(r − g )
dimana b merupakan presentase dari laba yang ditahan. Maka,
P 1 −b
=
E r −g
Sebagai missal pada tahun 1984 ABC memiliki pendapatan sebesar $6,39, berarti
dividen sebesar 1,60 merupakan 25% dari pendapatan. Ini berarti tingkat laba ditahan
adalah 75%. Rasio P/E pada tahun ke-5 diperkirakan sebesar:
P5 (1 − 0,75)
= = 8,33
E 5 (0,13 − 0,10)
Harga penjualan yang diharapkan pada tahun ke-5 merupakan hasil dari pendapatan
yang diperkirakan pada tahun ke-5 dan rasio P/E yang diperkirakan. Pendapatan ABC
pada tahun 1984 adalah $6,39. Jika pendapatan pada tahun 1984 diasumsikan
mengalami pertumbuhan sebesar 10% per-tahun maka E5 = $10,29 dan P5= $85,72
diperoleh dengan jalan mengalikan $10,29 dengan 8,33. Jika 13% dianggap sebagai
tingkat pengembalian investasi yang wajar, maka nilai teoritis saham ABC menurut
persamaan 11.2.
1,76 1,94 2,13 2,34 2,57 85,67
PJan ,1985 = + 2
+ 3
+ 4
+ 5
+
1,13 (1,13) (1,13) (1,13) (1,13) (1,13) 5
1,76 1,94 2,13 2,34 2,57 85,67
= + + + + + = 53,88
1,13 1,28 1,44 1,63 1,84 1,84
Harga pasar dari saham ABC pada saat analisis dilakukan adalah $64. Analisis yang
disarankan menyatakan bahwa nilai saham tersebut yang sesungguhnya hanyalah
sebesar $53,88. Jadi, investor yang menggunakan hasil analisis tersebut tidak akan
membeli saham tersebut karena MDD mengindikasikan saham tersebut dinilai lebih
tinggi dari yang sebenarnya (overvalued).
saat ini dan menyimpannya selama lima tahun, dengan asumsi implicit saham
tersebut dapat dijual pada harga peramalan. Jadi, dengan asumsi saham dapat
dibeli pada harga $64 per lembar pada bulan Desember 1984 dan dengan asumsi
harga saham lima tahun mendatang yang dihitung menurut model pertumbuhan
konstan adalah $85,67, maka persamaam yang digunakan untuk memperoleh
pengembalian yang diharapkan adalah persamaan tingkat pengembalian internal
(internal rate of return,IRR):
1,76 1,94 2,13 2,34 2,57 85,67
64 = + + + + +
1 + r (1 + r ) 2
(1 + r ) 3
(1 + r ) 4
(1 + r ) 5
(1 + r ) 5
Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai r = 8,98%. Karena tingkat pengembalian
yang diminta oleh investor adalah 13% maka pendekatan ini menunjukkan saham
ABC merupakan bentuk investasi yang tidak menarik.
2. Model Multifaktor
Pemikiran bahwa harga saham biasa dapat dijelaskan oleh model ekonometri
dengan sejumlah kecil variable penjelas yang terpilih baik telah muncul setidaknya pada
tahun 30an. Dalam banyak hal, variabel-variabel tersebut merupakan data keuangan atau
koefisien regresi yang melekat, namun karena adanya istilah terhadap variable yang
diperoleh melalui prosedur statistik disebut analisis faktor, maka saat ini variabel-veriabel
tersebut disebut faktor. Beberapa praktisi menyebutnya atribut atau indeks.
Pemikiran paling sederhana adalah bahwa satu factor (beta) sudah mencukupi.
Namun para analis kuantitatif berpendapat model-model yang lebih canggih akan
memberikan pandangan yang lebih dalam. Tentu saja, tampaknya masuk akal untuk
menciptakan model seperti:
ri = β i , 0 + β i ,1 ( BETA) + β i , 2 ( SIZE ) + β i ,3 ( P / E ) + ei
yang menyatakan bahwa pengembalian saham i(ri) adalah fungsi dari beta (BETA),
kapitalisasi (SIZE), rasio harga-pendapatan (P/E), dan kepekaan terhadap setiap variabel
(βi,j), dan juga pengaruh-pengaruh tidak terukur lainnya yang diasumsikan bertindak
sebagai kesalahan independent (ei). Dengan menggunakan teknik statistik dari analisis
regresi berganda, akan mudah untuk memperkirakan oefisien kepekaan rata-rata bagi
kelompok saham.
4. CAPM
Manajemen ekuitas aktif menerapkan perkiraan CAPM bahwa dalam kondisi
keseimbangan, pengembalian yang diharapkan dari saham merupakan fungsi linear dari
suku bunga bebas risiko, beta saham, dan pengembalian yang diharapkan dan portofolio
pasar. Hubungan linear ini disebut garis sekuritas pasar (security market line, SML).
Dalam teori, saham dengan pengembalian diharapkan dari model penilaian seperti MDD
yang sama dengan pengembalian yang diharapkan dari CAPM dikatakan berada pada
posisi keseimbangan. Jika pengembalian yang diharapkan dari MDD lebih besar
pengembalian yang diharapkan pada CAPM, maka pasar akan menyesuaikan harga
saham ke arah atas sehingga menurunkan tingkat pengembalian. Demikian pula
sebaliknya.
Gambar 11.1 Hubungan antara pengembalian diharapkan berdasarkan MDD dan CAPM
E(R- )
Z
Keseimba ngan
Y C
Wila yah underva lued
X B
Z
E(R- )