PENDAHULUAN
perkembangan pasar modalnya. Pasar modal merupakan suatu wadah atau tempat
sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi
pinjaman ke peminjam. Selain itu, pasar modal juga merupakan sarana perusahaan
perusahaan. Tujuan para investor dalam melakukan transaksi saham adalah return
yang optimal. Harapan dari Investor akan memperkirakan ekspetasi return dari
atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari
investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor
investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan
menyimpang dari hasil yang diharapkan. Besar kecilnya risiko investasi pada
suatu saham dapat diukur dengan standar deviasi dari return saham. Dalam
1
investasi, dikenal dua risiko yaitu risiko sistematik dan risiko tidak sistematik.
Menurut Husnan (2005:164) risiko sistematik adalah risiko yang tidak dapat
dalam memprediksi risk dan return yang dihasilkan oleh aset. Semakin tinggi
resiko yang ditanggung oleh investor, maka akan semakin tinggi keuntungan yang
akan diisyaratkan oleh investor. Hal ini sesuai dengan konsep “high risk, high
keseluruhan, serta mekanisme pembentukan harga dan return indeks pasar dalam
sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus
Mengatakan bahwa salah satu yang paling banyak mendapat perhatian dan
digunakan oleh praktisi adalah model CAPM (Capital Asset Pricing Model).
Capital Asset Pricing Model diperkenalkan oleh Sharpe (1964) dan Lintner (1965)
(expected return) pada tiap aset yang berada di pasar modal pada keadaan
2
seimbang (equilibrium). Model CAPM merupakan suatu model untuk menghitung
ekspektasi return saham portofolio yang didasari oleh teori portofolio Markowitz.
Bentuk standar CAPM dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1964), Lintner
(1965), dan Mossin (1966), yang dikenal dengan nama CAPM Sharpe-Lintner-
Mossin. Model CAPM ini menyatakan bahwa return saham hanya dipengaruhi
dewasa ini. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu, CAPM dianggap sebagai model
yang sesuai untuk menjadi model penilaian harga aset meskipun belum ada yang
bisa memberikan konsistensi akan hasil uji empiris terhadap model ini. Beberapa
return tertentu dengan risiko yang minimum atau tingkat return maksimal pada
Markowitz.
model CAPM yang valid. Penggunaan portofolio pasar sebagai acuan dasar dalam
penilaian model CAPM merupakan hal yang mendasar sebelum dilakukannya uji
penerapan model CAPM. Memang dari sisi pengembangan model kita tidak perlu
3
Pada saat model yang dipergunakan ternyata tidak menghasilkan hasil yang
untuk menyusun model tersebut. Pemikiran yang sama juga berlaku terhadap
pengembangan CAPM.
bukan hanya telah mengalami pengujian yang cukup intensif, tetapi juga telah
dicoba untuk diperbaiki dan diperluas. Demikian pula kritik telah dilontarkan
terhadap CAPM, mulai dari yang sangat mendasar dan teoritis, sampai dengan
kritik yang tidak relevan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
model, tidak perlu terlalu bersikukuh pada realistis tidaknya asumsi-asumsi yang
yang sebenarnya. Pada saat model yang dipergunakan tidak menghasilkan hasil
pengembangan CAPM.
CAPM merupakan salah satu model dalam keuangan yang bukan hanya
telah mengalami pengujian yang cukup intensif, tetapi juga telah dicoba untuk
diperbaiki dan diperluas. Demikian juga kritik telah dilontarkan terhadap CAPM,
mulai dari yang sangat mendasar dan teoritis, sampai dengan kritik yang tidak
relevan.
CAPM, dapat diperhatikan kembali gambar Capital Market Line (CML) dan
Security Market Line (SML) pada gambar 2.1. Pada saat menggambarkan CML,
maka risiko investasi dinyatakan dengan deviasi standar tingkat keuntungan (= σ).
5
Apabila digambarkan garis lurus yang menghubungkan titik Rf dengan
E(Rρ
)
Capital Market
Line
E(RM
)
R1
σp
0 σM
0
Gambar 2.1. Capital Market Line
Asumsi lain yang tidak secara eksplisit disebutkan adalah bahwa tidak
Dengan kata lain, seolah-olah berada pada tax free world. Asumsi penting lainnya
adalah bahwa para pemodal mempunyai pengharapan yang sama tentang risiko
dan tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu kesempatan investasi. Dengan
Pengukur risiko akan berganti dengan beta (= β). Maka gambar CML pun akan
6
E(Rρ
)
Security Market
Line
E(RM
)
R1
βp
0 βM
Gambar 2.2. Security Market Line
2. Tidak ada Rρ
Asumsi ini merupakan salah satu asumsi yang sering ditanyakan karena di
Bursa Efek Jakarta sampai dengan pertengahan 1998, short sales belum
diperkenankan. Short sales berarti menjual sekuritas yang belum dimiliki dan
menggunakan kas yang diperoleh untuk membeli sekuritas lain. Jika short sales
tidak diperkenankan, maka CML akan berhenti pada titik M. Dengan kata lain
7
merupakan portofolio yang efisien. Dalam kerangka CAPM para pemodal akan
ekuilibrium tidak ada satu investor pun yang melakukan short selling, pelarangan
short selling tidak akan merubah ekuilibrium. Jadi CAPM yang sama tetap akan
dengan tingkat bunga yang sama dan bebas risiko jelas tidak realistis. Lebih
realistis kalau pemodal bisa menyimpan uangnya pada tingkat bunga yang bebas
risiko (misal dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia) tetapi kalau meminjam
tentulah terbatas dan tingkat bunga yang dibayara akan lebih tinggi daripada
tingkat bunga simpanan. Sebelum kita menggunakan asumsi tersebut, marilah kita
gunakan skenario pada saat pemodal tidak bisa menyimpan meminjam dengan
pengujian CAPM. Dalam keadaan pemodal tidak bisa menyimpan dan meminjam
dengan tingkat bunga bebas risiko apa yang terjadi dengan CAPM?
Jadi dua sekuritas yang memberikan risiko sistematis yang sama tidak mungkin
baik akan menjadi nol. Jadi untuk suatu sekuritas yang mempunyai risiko tidak
8
sistematis yang besar akan hanya mempunyai pengaruh yang sangat kecil pada
E(RP)
C
D
A
βp
0
Gambar 2.3 Berbagai portofolio pada diagram beta dan E (R)
garis lurus dalam suatu diagram yang menunjukkan beta dan E (R). Jadi, sebagai
misal, kombinasi portofolio yang terdiri dari sekuritas Adan D akan berada pada
beta yang sama dengan beta sekuritas D tetapi menawarkan tingkat keuntungan
yang sama. Apakah dalam keadaan ekuilibrium hal ini akan bertahan? Tentu saja
tidak.
naik dan kedua sekuritas tersebut (yaitu D dan C) akan menawarkan tingkat
keuntungan yang sama. Pada saat C menawarkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi dengan risiko yang sama, pemodal bisa membeli C dan melakukan short
positif dan tidak menanggung risiko sistematis apapun. Kesempatan semacam itu
9
jelas tidak akan bisa terjadi dalam kondisi ekuilibrium. Dengan kata lain semua
Salah satu portofolio yang berada pada garis lurus adalah portofolio pasar.
Mengapa? Karena portofolio pasar adalah merupakan portofolio yang efisien, dan
karenanya akan berada pada garis lurus. Disamping itu portofolio pasar
sekuritas tersebut harus berada pada garis lurus. Garis lurus bisa digambarkan
dengan menghubungkan dua titik. Salah satu titik yang mudah kita kenali adalah
portofolio pasar. Titik lain adalah perpotongan dengan sumbu tegak (dimana beta
Persamaan ini harus berlaku untuk portofolio dengan beta sama dengan nol. Kalau
kita gunakan E(Rz) sebagai tingkat keuntungan dari portofolio dengan beta sama
Persamaan ini juga harus berlaku untuk portofolio pasar. Apabila E(R M) adalah
tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio pasar, dan beta untuk
Apabila kita gabungkan kedua hasil perhitungan tersebut, dan kita gunakan E(R i)
dan βi, sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan dan beta dari sekuritas i,
10
Persamaan inilah yang disebut sebagai zero Beta CAPM dan disajikan dalam
Gambar di bawah ini. Perhatikan bahwa kita tidak mengenali adanya R f tetapi
E(RP)
E(RM)
M
E(RZ)
βp
0 βM
Mungkin asumsi yang kita bicarakan di atas, yaitu tidak ada riskless
lending and riskless borrowing rate, agak terlalu ekstrem. Dalam kenyataannya
kita mungkin menjumpai kesempatan untuk, menyimpan uang kita pada tingkat
bunga yang bisa dikatakan bebas resiko. Dengan kata lain ada riskless lending
rate. Hanya saja riskless borrowing rate mungkin memang tidak kita jumpai.
11
Pada umumnya tingkat bunga pinjaman akan lebih besar dari tingkat bunga
simpanan. Apa yang terjadi dengan CAPM kalau kita menggunakan asumsi
tersebut?
menggambarkan E(R), kita akan menjumpai situasi seperti pada Gambar 2.5 pada
saat RB (yaitu tingkat bunga pinjaman) lebih besar dari R f (yaitu tingkat bunga
simpanan).
E(Rp)
RB
Rf
σp
0
0
Gambar 2.5. Opportunity set pada saat RB > Rf
Titik singgung garis lurus yang dimulai dari titik Rf dengan garis lengkung
(opportunity set) adalah pada titik T. Sedangkan titik singgung garis lurus yang
dimulai dari titik RB adalah pada titik M. Perhatikan juga bahwa titik M akan
berada di atas titik T. Mengapa bisa demikian? Sederhana sekali karena RB diatas
Rf.
Permukaan yang efisien ditunjukkan oleh garis lurus RfT dan garis
lengkung TMC. Apabila pemodal tidak bisa meminjam ataupun menabung, maka
semua titik yang berada pada efficient frontier (yang berbentuk garis lengkung)
12
adalah efisien. Tetapi kalau pemodal bisa menabung pada risk free rate, maka
tidak semua efficient frontier (yang di garis lengkung) efisien. Kita bisa
mengamati bahwa kombinasi portofolio yang berada garis RfT dan portofolio dari
kurva TMC didominir oleh suatu portofolio yang terletak pada kurva TMC.
M. Kalau kita mengamati eficient frontier tersebut, kita melihat bahwa pemodal
sebagian dana mereka pada portofolio T (yang terdiri dari portofolio B dan M)
dan sebagian pada investasi yang tidak berisiko. Mereka yang memilih suatu
mereka pada M dan sebagian pada B. Sedangkan mereka yang memilih suatu
Karena pemodal tidak bisa meminjam dengan riskless rate maka kita tidak
bisa memperoleh security market line (SML) yang dimulai dari titik Rf dan
borrowing rate. Apa yang teriadi dengan keadaan ini kalau kita ingin merubahnya
dalam suatu diagram dimana sumbu datarnya adalah beta dan sumbu tegaknya
Karena kita mempunyai dua garis lurus yang menyinggung efficient set,
maka kita juga akan memperoleh dua garis lurus. Seandainya kita bisa meminjam
dan menabung pada tingkat bunga Rf, maka security market line akan berbentuk
tingkat bunga RB, maka security market line akan berbentuk RBM dan
13
kepanjangannya. Kalau kedua keadaan ini digabungkan, maka akan memperoleh
beresiko, SML yang relevan adalah RBTM dan kepanjangannya. Persamaan untuk
E(Rj)=E(RB)+[E(RM) – E(RB)] βj
E(Rρ)
Security Market
E(RM
Line
)
RT
RT
βp
0 βM
Gambar 2.6. Security Market Line pada saat tingkat bunga simpanan dan
pinjaman berbeda
mereka pada kesempatan investasi yang berisiko dan menabung (yang tidak ada
14
Bentuk standar dari CAPM mengabaikan adanya pajak. Assumsi tersbut
penghasilan dalam bentuk capital gains ataupun dividen dan bahwa para pemodal
memegang portofolio sekuritas yang beresiko yang sama. Apabila kita mengakui
adanya pajak, dan terutama bahwa pajak atas capital gains umumnya lebih rendah
sekuritas tersebut akan berubah. Dengan adanya pajak para pemodal akan
sebelum pajak, efficient frontier yang relevan (setelah pajak) bagi masing masing
akan ada, dan Elton and Gruber (1991) merumuskan sebagai berikut:
[ ]
E ( Ri ) =Rf + βi { E ( R m )−R f }−t ( d m−R f ) =t(d i−Rf )
tM = dividend yield (yaitu dividen dibagi dengan harga saham) dari portofolio
pasar
t = tax factor yang mengukur tarif pajak yang relevan untuk capital gains
dan pendapatan. Tax factor ini merupakan fungsi yang kompleks dari
pajak atas dividen lebih besar dari pajak ata capital gains t ini akan positif.
menjadi sangat kompleks. Pada saat dividen dipajaki dengan tarif yang tinggi, t
15
merupakan angka yang positif, dan tingkat keuntungan yang diharapkan
merupakan fungsi yang meningkat dari dividend yield. Hal ini bisa dimengerti
karena semakin besar bagian pendapatan yang dibayarkan dalam bentuk dividen,
semakin besar bagian pendapatan yang dibayarkan dalam bentuk dividen, semakin
besar pajak yang harus dibayar, dan karenanya pemodal akan mensyaratkan
keuntungan sebelum pajak yang makin besar. Pada bagian terakhir persamaan
tersebut berisi R dan dividend yield, karena baik dividen maupun bunga yang
menyimpulkan bahwa security market line tidak lagi bisa menjelaskan hubungan
keuntungan yang diharapkan hanya ada satu, yaitu beta. Karena itu (karena hanya
ada dua variabel, yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dan beta), kita bisaa
diharapkan sekarang merupakan fungsi dari beta dan dividend yield. Karena itu
portofolio pasar, tetapi mereka akan memilih sekuritas-sekuritas yang bagi mereka
pajak dibawah rata-rata tarif efektif di pasar akan memilih untuk memiliki saham-
16
2.2.4. Faktor Likuiditas Diperhatikan
juga penting bagi pemodal. Misalnya, masalah likuiditas juga penting. Dalam
konteks ini , likuiditas berarti biaya yang ditanggung pemodal jika ingin menjual
daripada sekuritas, karena untuk menjual dan memperoleh fair price akan
memerlukan waktu yang lebih lama. Untuk sekuritas, pengertian likuiditas dapat
diukur dari perbedaan antara (permintaan) harga jual dan harga beli. Semakin
besar selisih harga tersebut, semakin tidak likuid sekuritas tersebut. Bagi pemodal,
portofolio yang lebih likuid akan dinilai lebih menarik daripada portofolio yang
menyesuaikan diri sampai dengan para pemodal “puas” untuk memiliki saham-
saham yang beredar di pasar. Dengan demikian maka tingkat keuntungan yang
diharapkan dari suatu sekuritas akan didasarkan atas dua karakteristik sekuritas
tersebut, yaitu :
17
Dengan demikian, apabila faktor-faktor lain sama, maka pemodal tidak akan
menyukai sekuritas dengan β yang tinggi, tetapi akan menyukai sekuritas dengan
L yang tinggi. Hal ini berrati bahwa dua sekuritas yang mempunyai beta yang
sama tetapi likuiditasnya berbeda tidak akan mempunyai expected return yang
sama.
Dengan kata lain , suatu sekuritas yang mempunyai beta yang sama
dengan sekuritas lain, tetapi mempunyai likuiditas yang lebih baik (L lebih tinggi)
akan terjual dengan harga yang lebih tinggi, atau mempunyai expected return
yang lebih rendah. Hal yang sebaliknya akan berlaku untuk sekuritas dengan L
yang sama tetapi dengan beta yang berbeda. Dalam keadaan ini sekuritas yang
mempunyai beta yang lebih rendah akan mempunyai expected return yang lebih
rendah.
keuntungan yang diharapkan [ E( R)] , risiko (β) dan likuiditas (L). Untuk tingkat β
yang sama, semakin tinggi L semakin rendah E(R). Untuk tingkat L yang sama,
diinginkan. Akhirnya, akan terdapat berbagai sekuritas dengan E(R) yang sama
untuk berbagai tingkat β dan L. Karena gambar tersebut merupakan gambar tiga
dimensi, maka E(R) sekarang dihubungkan dengan dua variabel. Gambar tersebut
E
β (R)
0
18
Gambar 2.7 Security Market Plane
BAB III
ANALISIS KASUS
19
Pada bab ini akan membahas analisis kasus dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Aisyi Anggun dkk (2014) tentang Analisis Capital Asset Pricing
20
5) Menghitung Tingkat Pengembalian yang diharapkan {E(Ri)}
hubungan yang khas antara risiko yang dapat dideversifikasi (β) dengan
diharapkan {(Ri) > E(Ri)}. Keputusan terhadap saham yang efisien adalah
terhadap saham yang tidak efisien adalah membeli saham sebelum harga
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Aisyi Anggun dkk (2014),
No Kode Efek Ri
21
1 BABP 0.032748766
2 BAEK 0.002136096
3 BBCA 0.034014415
4 BBKP 0.041904909
5 BBNI 0.067062991
6 BBRI 0.023711143
7 BDMN 0.021530363
8 BMRI 0.043601523
9 BNBA 0.038079265
10 BNGA 0.036840965
11 BNII 0.019266259
12 BSWD 0.007423959
13 BVIC 0.020813305
14 INPC 0.025423443
15 MAYA 0.012269435
16 NISP 0.012269435
17 PNBN 0.017849054
18 SDRA 0.067599535
22
Jul 4,130,800 0.062293095
Agst 3,841,731 -0.069978939
Sep 3,549,032 -0.076189353
Okt 3,790,847 0.06813548
Nov 3,715,080 -0.019986826
Des 3,821,992 0.028777846
Jumlah 1.120463931
rata-rata
Bulanan 0.031123998
Tahun 2010
23
4) Tingkat Risiko Sistematis Berdasarkan periode 2009-2011
24
13 BVIC 0.015723296
14 INPC 0.035531128
15 MAYA 0.007726383
16 NISP 0.02554287
17 PNBN 0.038809882
18 SDRA 0.043011124
25
13 BVIC 0.02081330 0.01572329 Good
14 INPC 0.02542344 6
0.03553112 Bad
15 MAYA 0.01226943 8
0.00772638 Good
16 NISP 0.01226943 3
0.02554287 Bad
17 PNBN 0.01784905 0.03880988 Bad
18 SDRA 0.06759953 2
0.04301112 Good
4
Dari data hasil evaluasi Saham di atas, terdapat 8 saham yang termasuk saham
BAB IV
PENUTUP
26
Dari hasil tinjauan teori di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Capital Market Line (CML) dan Security Market Line (SML) dimana pada
Tidak ada Rρ
DAFTAR PUSTAKA
Aisyi Anggun, dkk. 2014. Analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Terhadap Keputusan Investasi Saham (Studi pada Perusahaan-perusahaan
27
Sektor Perbankan di BEI tahun 2009-2011). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.
9 No. 1 Malang Universitas Brawijaya
Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN
28