Anda di halaman 1dari 2

Pengujian Empiris Terhadap CAPM

Model CAPM tidak dapat diuji, hal tersebut karena CAPM merupakan model untuk
return ekspektasian atau yang belum terjadi, sehingga tidak dapat diuji. Agar model CAPM
dapat diuji, maka harus diubah dahulu menjadi model ex post sebagai berikut :

Ri,t = RBR,t + βi . [Rm,t) – RBR,t] + ei,t

Model ex post ini mengubah nilai – nilai ekspektasian menjadi realisasian. Model ex
post ini menggunakan Subskrip-t karena pengujian dilakukan secara time-series. Nilai
realisasi mengandung kesalahan, sehingga model ex post juga mengandung kesalahan untuk
setiap realisasi yang dinyatakan dengan ei,t.
Perbedaan antara model ekspektasi dengan model ex post Model, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Model ekspektasi merupakan model teoritis, sehingga GPS nya harus bernilai positif.
2. Model ex post merupakan model empiris, karena slope dari GPM dapat bernilai nol
ataupun negatif.
Beberapa studi yang menguji keabsahan model CAPM diantarany adalah Friend dan
Blume (1970), Black, Jensen dan Scholes (1972), Blume dan Friend (1972), Fama dan
MacBeth (1972), Basu (1977), Litzenberger dan Ramaswamy (1979), Gibbons (1982).
Kebanyakan studi-studi ini menggunakan cara berikut ini di dalam pengujiannya :
1. Data return yang digunakan adalah return total bulanan (dividen dianggap diinvestasikan
kembali).
2. Beta diestimasi untuk tiap-tiap sekuritas di dalam sampel dengan menggunakan periode
5 tahun atau 60 tahun observasi bulanan.
3. Indeks pasar yang digunakan untuk menghitung Beta adalah rerata tertimbang
berdasarkan nilai pasar tiap-tiap sekuritas untuk semua saham umum yang terdaftar di
pasar modal
4. Sekuritas–sekuritas di dalam sampel kemudian di ranking berdasarkan nilai Beta-nya.
Sebanyak N buah portofolio kemudian dibuat berdasarkan ranking ini. Banyakny N
portofolio berkisar antara 10 sampai 20.
5. Return portofolio dan Beta portofolio kemudian dihitung untuk masing-masing
portofolio dan regresi kemudian dijalankan.
Berdasarkan hasil pengujian CAPM oleh beberapa peneliti, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai dari intercept, yaitu 0 secara statistic dan signifikan berbeda lebih besar dari nol.
2. Koefisien dari Beta, yaitu 1 bernilai lebih kecil dari perbedaan return portofolio pasar
dikurangi dengan tingkat return bebas risiko.
3. Walaupun 1 < RM,t – RBR,t, tetapi nilai koefisien ini adalah positif atau 1 > 0.
4. Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan yang linier.
5. Memasukkan faktor-faktor P/E ratio, ukuran perusahaan, dividend yield dan seasonality
effect atau January effect pada model CAPM juga dapat menjelaskan porsi dari return
sekuritas yang tidak dapat ditangkap oleh Beta.
Menurut Copeland dan Weston (1992) dapat menyimpulkan secara keseluruhan
bahwa model CAPM adalah model yang misspecified yang masih membutuhkan factor-faktor
lain selain Beta.

Anda mungkin juga menyukai