Anda di halaman 1dari 3

Raihan Ramadhani

1901203010001
Teori Investasi dan Pasar Modal

CAPITAL ASSETS PRICING MODAL (CAPM) SUMMARY


Tidak peduli seberapa banyak investor mendiversifikasi investasinya, beberapa tingkat
risiko akan selalu ada. Jadi investor secara alami mencari tingkat pengembalian yang dapat
mengkompensasi risiko itu. Model Capital Assets Pricing Modal (CAPM) membantu
menghitung risiko investasi dan apa pengembalian atas investasi yang harus diharapkan oleh
investor.
Capital Assets Pricing Modal (CAPM) dikembangkan oleh ekonom keuangan pada tahun
1970 oleh William Sharpe, yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Portofolio Teori dan
Pasar Modal. setelah menulis bukunyam Sharpe meraih Nobel di bidang ekonomi. Sharpe
memperkenalkan bahwasanya modelnya dimulai dengan gagasan bahwa investasi individu
mengandung dua jenis risiko, yaitu:
a. Risiko Sistematik - Ini adalah risiko pasar - yaitu, risiko umum investasi - yang tidak
dapat didiversifikasi. Suku bunga, resesi, dan perang adalah contoh risiko sistematis.
b. Risiko Tidak Sistematis - Juga dikenal sebagai risiko spesifik-, risiko ini berkaitan
dengan masing-masing saham. Dalam istilah yang lebih teknis, ini mewakili
komponen pengembalian saham yang tidak berkorelasi dengan pergerakan pasar
secara umum.
Teori portofolio modern menunjukkan bahwa risiko spesifik dapat dihilangkan atau
setidaknya dimitigasi melalui diversifikasi portofolio. Masalahnya adalah bahwa diversifikasi
masih belum menyelesaikan masalah risiko sistematis; bahkan portofolio yang memegang semua
saham di pasar saham tidak dapat menghilangkan risiko itu.
CAPM berkembang sebagai cara untuk mengukur risiko sistematis ini. Sharpe
menemukan bahwa pengembalian atas saham individu, atau portofolio saham, harus sama
dengan biaya modalnya. Formula standar tetap CAPM, yang menggambarkan hubungan antara
risiko dan pengembalian yang diharapkan. Berikut ini rumusnya:
E ( Ri ) =RBR + β 1 .[E ( R M ) −R BR ]

Dimana:
E ( R M ) : expectation return market
β1 : Beta saham
R BR : return aktiva bebas risikonya
E ( Ri ) : tingkat pengembalian yang diharapkan.

Beta investasi potensial adalah ukuran seberapa besar risiko investasi akan ditambahkan
ke portofolio yang terlihat seperti pasar. Jika suatu saham lebih berisiko daripada pasar, ia akan
memiliki beta lebih besar dari satu. Jika suatu saham memiliki beta kurang dari satu, rumus ini
mengasumsikan bahwa ia akan mengurangi risiko portofolio.
Beta saham kemudian dikalikan dengan premi risiko pasar [ E ( R M )−R BR ] , yang
merupakan pengembalian yang diharapkan dari pasar di atas tingkat bebas risiko. Tingkat bebas
risiko kemudian ditambahkan ke produk beta saham dan pasar premium risiko. Hasilnya harus
memberikan investor tingkat pengembalian yang diperlukan atau tingkat diskonto yang dapat
mereka gunakan untuk menemukan nilai suatu aset. Adapun tujuan dari formula CAPM adalah
untuk mengevaluasi apakah suatu saham dinilai secara wajar ketika risikonya dan nilai waktu
uang dibandingkan dengan pengembalian yang diharapkan.
PENGUJIAN EMPIRIS TERHADAP CAPM

Model dari CAPM : E( R ¿¿i)=R BR + β i .[ E ( R M )−R BR ]¿ merupakan model untuk return


ekspektasian sehingga tidak dapt diuji karena ekspektasi adalah nilai yang belum diuji sehingga
belum dapat diobservasi. Supaya model CAPM dapat diuji, maka harus diubah menjadi model ex
post sebagai berikut :
Ri .t =R BR .t + β i . [ R m .t −RBR . t ] +e i .t

Perbedaan antara model ekspektasi dan model ex post adalah :


 Model ekpektasi merupakan model teoritis sehingga slope dari Garis Sekuritas Pasar
(GPS) harus bernilai positif karena secara teoritis hubungan antara risiko dan return
ekspektasian adalah positif dan hubungan ini diwakili oleh slope ini.
 Model ex post merupakan model empiris dan secara empiris garis slope dapat bernilai nol
atau negatif.
Jika CAPM secara empiris akan diuji, umumnya model ini dinyatakan sebagai berikut:
R ' i .t =δ 0 +δ 1 . β i+ ei .t

Notasi : R' i .t = R' i .t – R BR .t


δ1 = ( R M .t – R BR .t )
Prediksi dari pengujian ini adalah :
1. Intercept δ 0 diharapkan secara signifikan tidak berbeda dengan nol.
2. Beta harus signifikan dan merupakan satu-satunya faktor yang menerangkan return
sekuritas berisiko.
3. Koefisien dari Beta, yaitu δ 1 seharusnya sama dengan nilai ( R M .t – R BR .t ).
4. Hubungan dari return dan risiko harus linier.
5. Dalam jangka panjang, δ 1 harus bernilai positif atau return dari risiko pasar lebih besar
dari tingkat return bebas risiko.
Secara umum hasil dari pengujian model CAPM setuju dengan kesimpulan berikut :
1. Nilai dari intercept, yaitu δ 0 secara statistik dan signifikan berbeda lebih besar dari nol.
2. Koefisien dari Beta, yaitu δ 1 bernilai lebih kecil dari perbedaan return portofolio pasar
dikurangi dengan tingkat return bebas risiko.
3. Walaupun δ 1< R M .t – R BR .t , tetapi nilai koefisien ini adalah positif atau δ 1> 0.
4. Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan yang linier.
5. Dengan memasukkan faktor-faktor lainselain Beta di model CAPM, ternyata faktor-
faktor lain ini juga dapat menjelaskan porsi dari return sekuritas yang tidak dapat
ditangkap oleh Beta.
Model CAPM masih jauh dari sempurna karena hasil pengujian menunjukkan bahwa intercept δ 0
berbeda dari nol dan masih banyak faktor-faktor lain selain Beta yang masih dapat menjelaskan
variasi dari return sekuritas.

Anda mungkin juga menyukai