INDONESIA
1. LATAR BELAKANG
Dunia konstruksi merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting
dalam suatu negara. Industri konstruksi merupakan aktivitas-aktivitas dan
penghasilan produk yang terkait dengan pembangunan properti. Dunia
konstruksi merupakan aktivitas berkesinambungan yang melibatkan perencanaan
pembangunan, pengawasan pembangunan, manajemen konstruksi, konstruksi
bangunan dan infrastruktur untuk berbagai fungsi seperti perumahan,
perdagangan, perindustrian dan transportasi. Berbagai jenis data dan informasi
merupakan elemen terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Data dan
informasi yang digunakan merangkumi tingkatan perencanaan, konstruksi dan
pengelolaan atau manajemen. Hasil dari kemajuan teknologi dalam bidang
informasi, aplikasi sistem informasi geografi telah dicipta dan dimanfaatkan
secara luas dengan kemampuan dalam menyimpan, menganalisis, mengolah dan
menampilkan informasi ruang/spatial dan atribut dengan mudah, cepat dan
efektif. Makalah ini membicarakan prospek dan potensi aplikasi Teknonolgi
Informasi/Sistem Informasi Geografi dalam dunia konstruksi. Ia menjelaskan
fungsi teknologi informasi pada industri konstruksi, manajemen data dan
penggunaan yang terkait dengan proses pembangunan dan konstruksi serta trend
perkembangan teknologi informasi masa depan.
1
2. PERUMUSAN MASALAH
Industri konstruksi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting
bagi suatu negara. Ia merangkumi pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan
produk-produk konstruksi tertentu yang biasannya terkait dengan pembangunan
properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain,
pelaksanaan, perbaikan, pemakaian, renovasi atau memusnah. Dari segi produk,
industri konstruksi menghasilkan fisik bangunan, lapangan udara, pelabuhan, jalan
raya, jembatan, rel keretapi, terowong, eksplorasi tanah, sistem drainase dan
sebagainya ( Ofori, 1990 ).
Konstruksi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam pembangunan
properti dan infrastruktur. Mereka yang terlibat dalam industri ini memainkan
peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah melalui
konstruksi kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya,
sistem drainase dan pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintahan
daerah.
1. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan
kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan
melakukan kajian kelayakan pembangunan,
2. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan
informasi serta menyediakan dokumen kontrak.
3. tahap konstruksi struktur bangunan, yang mana program konstruksi
disiapkan dan konstruksi lapangan dilaksanakan.
4. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan
atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara
berkelanjutan (Ofori, 1990).
Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih
dikenali dengan GIS, sudah berupaya meyakinkan banyak organisasi sektor
pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan
operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah
teknologi yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan waktu, khusus
2
direka bentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis,
permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut
(Aronoff, S, 1989, dan Yaakup, 2001). Disebabkan kemampuan ini, teknologi
informasi geografis telah menjadi satu bentuk sistem informasi yang telah
diterima secara luas dalam berbagai bidang pekerjaan untuk menangani dan
memproses data yang mempunyai rujukan geografis dengan cepat dan dengan
akurasi yang tinggi. Perubahan yang pesat dalam teknologi komputer telah
memungkinkan suatu pekerjaan yang sulit dilaksanakan masa lalu menjadi mudah
pada zaman sekarang ini (Zulherman, 2002).
3
3. TUJUAN
Aplikasi teknologi GIS dalam industri konstruksi dapat dibagikan
dalam dua jenis informasi Yaitu:
a) informasi yang berkait dengan perencanaan pembangunan pada lokasi
pembangunan proyek yang diperlukan pada tahap kajian awal, persiapan
rencana dan desain. Informasi ini diperlukan ketika membuat permohonan
dan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah (PEMDA).
Penggunaan GIS di bagian ini biasanya dilakukan oleh pihak PEMDA itu
sendiri. Data-data tersebut adalah seperti penzoningan kawasan, guna tanah
yang direncanakan, komponen pembangunan atau komponen bangunan,
utilitas, status tanah, status pemilik dan segala persyaratan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah.
b) informasi yang terkait dengan tahap perencanaan proyek dan
operasional lahan seperti jadual kerja, pengelolaan dokumen, bahan
bangunan dan dana proyek. Penggunaan teknologi GIS pada bagian ini
adalah khusus pada managemen proyek konstruksi yang mempersiapkan
proyek dari mula hingga akhir pekerjaan konstruksi.
4. PEMBAHASAN
Dalam pengelolaan proyek konstruksi, transfer informasi dan hubungan kerja
yang tepat dan cepat sangatlah diutamakan yang merangkumi setiap aktivitas
dan fase konstruksi. Setiap aktivitas mempunyai kaitan dengan jadual kerja dan
biaya konstruksi. Sekiranya informasi mengenai suatu elemen bangunan,
misalnya material atau ukuran yang tidak jelas atau tidak didapati maka
penjelasan dan penyelesaian dari pihak konsultan diperlukan dalam waktu yang
cepat. Apabila tanggapan dari pihak konsultan terlambat diterima, maka
akan menyebabkan pekerjaan konstruksi tertunda manakala pihak kontraktor
terpaksa menanggung kerugian terhadap biaya pekerja dan peralatan yang
digunakan dalam konstruksi. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan
adalah kontiniu karena konsultan bertindak sebagai pengawas yang mengawasi
setiap tahapan pekerjaan dan memastikan penggunaan material bangunan
sesuai dokumen spesifikasi teknis.
4
Konsultan juga memeriksa semua pekerjaan yang telah disiapkan dan menghitung
kuantiti pekerjaan untuk pembayaran upah kepada pihak kontraktor.
5
Tabel 1: Contoh Elemen Konstruksi dan Atributnya
dst. .. . .
6
Melalui sistem interface GIS yang didesain khusus, pihak pelaksana proyek bisa
mendapatkan informasi (query) untuk setiap elemen konstruksi dan
menampilkannya pada layar dengan mudah, misalnya melihat status konstruksi
dengan melihat elemen bangunan dalam sektor yang sedang dibangun, sektor
yang bermasalah ataupun sektor yang memerlukan perhatian atau penanganan
secepatnya. Dalam prosedur request for information (RFI), pihak kontraktor akan
mengemukakan masalah yang dihadapi mengenai suatu elemen bangunan
kepada pengawas proyek untuk mendapat kepastian. Melalui sistem teknologi
GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung elemen tersebut dari pangkalan
data dan memindahkan informasi tersebut kepada pihak konsultan arsitek
dengan secepatnya. Setiap elemen yang mempunyai RFI bisa dilihat lokasinya
langsung pada gambar bangunan. Lokasi strategis untuk crane pengangkut
material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah
(command) buffer dari beberapa posisi lahan yang direncanakan.
Selain itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau
kualitas pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan dengan mengambil
gambar foto atau rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi kemudian
dapat disimpan dalam pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau
ruang yang berkenaan. Pada saat rapat kemajuan proyek, gambar foto atau video
tersebut dapat tampilkan melalui kemampuan Hotlink yang terdapat pada
software GIS yang digunakan. GIS juga dapat melakukan analisis apabila
terjadinya keterlambatan pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang
efisien ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya dengan biaya yang
telah digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya
pembangunan apabila terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui
mengapa hal tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan konstruksi bangunan
bermakna tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan
anggaran biaya yang tersedia serta selesai dalam jangkawaktu yang telah
ditetapkan.
7
5. REKOMENDASI
Kemajuan teknologi informasi telah memberi peluang yang sangat luas bagi
aplikasi GIS dapat digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan. Satu dari trend
penggunaan GIS dalam industri konstruksi adalah melalui penggunaan informasi
melalui alam maya Internet.
8
6. KESIMPULAN
Proses pembangunan dan tahapan pelaksanaan pada industri konstruksi
sangat tergantung pada berbagai jenis informasi yang didapatkan dari pihak
pemerintahan, masyarakat ataupun perusahaan swasta. Pemprosesan dan
pengelolaan informasi menggunakan teknologi GIS telah terbukti memberi
kelebihan yang sangat luar biasa terhadap setiap pihak yang terkait dalam
industri ini dibandingkan dengan pengendalian informasi secara tradisional.
Penggunaan teknologi GIS dapat menghasilkan pekerjaan yang teratur, efektif dan
menghematkan biaya.
Pengalaman dan aplikasi GIS dalam industri konstruksi dunia telah menjadi satu
cambuk dan tantangan tersendiri bagi indutri konstruksi Indonesia dan Sumatera
Barat khususnya. Sudah saatnya industri konstruksi kita dapat lebih
membuka mata untuk bergerak lebih maju meninggalkan cara konvensional bagi
kompetisi yang lebih tajam pada masa depan terutamanya tantangan dunia global.
9
7. DAFTAR PUSTAKA :
10