Anda di halaman 1dari 6

BAB 10

SAHAM

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang diperjualbelikan di pasar modal.
Saham didefinisikan sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan suatu perusahaan.
Keuntungan yang diperoleh investor jika berinvestasi pada saham adalah memperoleh imbal
hasil (return). Harga saham yang ada di pasar dapat berbeda dengan harga wajar saham,
sehingga investor perlu memahami valuasi saham. Metode valuasi saham untuk mengetahui
murah (undervalued) atau mahalnya (overvalued) harga saham yang ada di pasar terdiri atas
dua pendekatan yaitu Pendekatan Nilai Sekarang (present value) dan Pendekatan Price
Earning Ratio (PER).

Pendekatan Nilai Sekarang


Pendekatan nilai sekarang menggunakan dividen untuk menentukan harga wajar saham
dengan menghitung nilai sekarang dari proyeksi dividen yang akan diterima. Pada umumnya,
persamaan yang digunakan dalam pendekatan nilai sekarang adalah sebagai berikut:
𝐷 𝑃
P0 = ∑𝑛𝑡=1 (1+𝑟)
𝑡 𝑛
𝑡 +(1+𝑟)𝑛

Jenis-jenis pendekatan dividen terbagi atas:


1. Saham dengan dividen pertumbuhan nol (zero growth model)
Saham jenis ini membagikan dividen secara konstan kepada para investor setiap
tahunnya tanpa adanya pertumbuhan dividen. Persamaan yang digunakan untuk mencari
harga wajar saham dengan dividen konstan adalah sebagai berikut:
D
P0 = r

Keterangan:
P0 : harga wajar saham
D : besaran dividen
r : tingkat imbal hasil yang diharapkan investor
Ilustrasi 10.1. Berapakah harga wajar saham ABCD yang membayarkan dividen konstan
Rp 450 per lembar tiap tahun jika tingkat imbal hasil yang diharapkan investor adalah
sebesar 10%?
Penyelesaian:
D 450
P0 = = = 4.500
r 0,1

76
2. Saham dengan pertumbuhan dividen konstan
Jenis saham dengan pertumbuhan konstan memiliki besaran persentase pertumbuhan
dividen yang sama tiap tahunnya. Misalnya, sebuah perusahaan mengestimasi bahwa
pertumbuhan dividen konstan sebesar 10%, yaitu jika dividen sekarang Rp 100, maka
diprediksi setiap periode akan naik sebesar Rp 110, kemudian Rp 121, dst. Persamaan
untuk melakukan perhitungan harga wajar pada saham dengan pertumbuhan dividen
yang konstan adalah sebagai berikut:
D 1
P0 = r−g

Namun, apabila besaran D1 belum diketahui, maka terlebih dahulu harus melakukan
perhitungan D1, dengan cara:
D1 = D0 + g
Persamaan untuk mencari harga wajar pada tahun berikutnya adalah sebagai berikut:
𝐷
𝑃𝑛 = (𝑟𝑛+1
−𝑔)

Keterangan:
D1 : dividen tahunan g : pertumbuhan dividen
r : tingkat imbal hasil yang diharapkan D0 : dividen awal periode
Pn : harga wajar pada tahun ke n
Ilustrasi 10.2. Saham KLMN pada tahun 2013 atau tahun ke-0 membayarkan dividen
sebesar Rp 300 per lembar. Setiap tahun pertumbuhan dividen selalu konstan yaitu 5%.
Jika tingkat pengembalian yang dikehendaki adalah 20% per tahun dan harga saham saat
ini Rp 1.900 per lembar, hitunglah:
a. Jumlah dividen tahun depan
b. Harga wajar saham saat ini
c. Harga wajar saham pada tahun ke-3
Penyelesaian:
1. Dividen tahun depan
D1 = D0 (1+g)ⁿ = 300 (1 + 0,05)1 = 315
2. Nilai intrinsik
𝐷 1 315
𝑃𝑜 = (𝑟 −𝑔) = (0,2 −0,05) = 2.100

3. Nilai intrinsik tahun ke 3


D3 = 300 (1 + 0,05)3 = 347

77
𝐷3 347
𝑃3 = (𝑟 −𝑔) = (0,2 −0,05) = 2.313

3. Saham dengan dividen tidak berpola


Saham dengan dividen tidak berpola, membagikan dividen tidak sama tiap periodenya.
Diasumsikan saham tidak dimiliki sampai batas waktu tak hingga, namun akan dijual
pada tahun ke n pada harga Pn. Harga wajar pada saham dengan dividen tidak berpola
dirumuskan sebagai berikut:
D1 D 2 D3 nP
P0 = (1+r) 1
+ (1+r)2
+ (1+r)3
+ . . . + (1+r)n

Keterangan:
P0 : harga wajar saham r : tingkat imbal hasil
D1, D2, D3, Dn : dividen tahun ke 1, 2, 3, n Pn : harga saham pada periode n
Ilustrasi 10.3. Saham PQRS diestimasikan akan membagikan dividen tahun depan
sebesar Rp 250 dan Rp 300 dua tahun lagi. Jika harga saham 2 tahun lagi diperkirakan
Rp 3.750 dan investor mengharapkan imbal hasil sebesar 20%, hitung harga wajar saham
PQRS!
Penyelesaian:
D1 2D 2P 250 300 3.750
P0 = (1+r)1 + (1+r)2 + (1+r)2 = (1+0,2)1 + (1+0,2)2 + (1+0,2)2 = 3.021

4. Saham yang tidak membagikan dividen


Pada umumnya, perusahaan yang sedang bertumbuh tidak membagikan dividen selama
periode waktu tertentu kepada para investor karena membutuhkan dana yang besar untuk
ekspansi bisnis perusahaan. Saham yang tidak membagikan dividen merupakan saham
yang saat ini tidak membagikan dividen, bukan selamanya tidak membagikan dividen.
Harga wajar pada saham yang tidak membagikan dividen dirumuskan sebagai berikut:
𝑛𝑃
P0 = (1+𝑟)𝑛

Ilustrasi 10.4. Berapa harga wajar saham DEFG saat ini yang tidak membagikan dividen
pada tahun ini jika harga saham satu tahun lagi diperkirakan sebesar Rp 2.550 dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan investor sebesar 15%?
Penyelesaian:
𝑃1 2.550
P0 = (1+𝑟)1 = (1+0,15)1 = 2.217

78
Tingkat Imbal Hasil
Tingkat imbal hasil yang diharapkan oleh investor dapat dicari dengan persamaan berikut ini:
D
r = P1 + g
0

Keterangan:
r = tingkat imbal hasil yang diharapkan investor
D1 = dividen pada tahun pertama
P0 = harga wajar saham
g = tingkat pertumbuhan saham

Pendekatan Price Earning Ratio (PER)


Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga saham per lembar dengan Earning
Per Share (EPS). Pendekatan PER paling banyak digunakan dalam penilaian saham karena
mudah untuk digunakan dan dapat membandingkan dua saham atau lebih dalam industri yang
sama. Disisi lain, pendekatan PER memiliki kelemahan, yaitu pendekatan PER tidak dapat
diterapkan pada perusahaan yang mengalami kerugian karena PER dengan nilai negatif tidak
dapat diinterpretasikan. Persamaan untuk menghitung PER perusahaan adalah sebagai
berikut:
Harga Saham
PER = EPS

Harga saham = PER x EPS


Laba
EPS = jumlah saham yang beredar

Ilustrasi 10.5. Laba bersih per saham (EPS) AABB pada kuartal pertama sebesar Rp 20
dengan nilai PER untuk industrinya sebesar 15. Hitung harga wajar AABB pada tahun
tersebut!
Penyelesaian:
PER = 15
EPS = 20
Harga wajar AABB = PER x EPS = 15 x 20 = Rp 300

Latihan Soal Bab 10


1. Saham BBCC membayarkan dividen awal sebesar Rp 1.250. Dividen ini diprediksikan
akan bertumbuh sebesar 5% setiap tahunnya. Jika investor mengharapkan imbal hasil
sebesar 8%, hitung harga wajar saham BBCC tersebut!

79
2. Dividen saham ABCD tahun depan diperkirakan Rp 4.750 dan akan tumbuh 7%
selamanya. Jika ABCD diperdagangkan pada harga Rp 45.000, hitung imbal hasil yang
diperoleh investor.
3. Saham peferen membagikan dividen sebesar Rp 110 per lembar. Saham tersebut
diperdagangkan pada harga Rp 1.550. Berapakah imbal hasil yang diinginkan investor
untuk saham ini?
4. Saham KLMN pada tahun 2017 membayarkan dividen awal sebesar Rp 150 per lembar.
Setiap tahun pertumbuhan dividen selalu konstan yaitu 5%. Jika tingkat pengembalian
yang dikehendaki adalah 20% per tahun dan harga saham saat ini Rp 2.500 per lembar,
hitunglah:
a. Jumlah dividen tahun depan
b. Harga wajar saham saat ini
c. Harga wajar saham pada tahun ke-3
5. Saham AACC diestimasikan akan membagikan dividen tahun depan sebesar Rp 550 per
lembar dan Rp 750 dua tahun lagi. Jika harga saham 2 tahun lagi diperkirakan Rp 7.500
dan investor mengharapkan imbal hasil sebesar 15%, hitung harga wajar saham AACC!
6. Laba bersih per saham DEFG pada triwulan pertama pada tahun 2019 adalah sebsar Rp
12. PER wajar untuk industry yang sejenis adalah sebesar 9. Hitunglah harga wajar saham
DEFG pada akhir tahun 2019!
7. Pada akhir tahun 2018, laba PT. Ceria sebesar Rp 750.000.000. Jumlah saham yang
beredar selama tahun tersebut sebesar 30.000.000 lembar. Jika PER industri diketahui
senilai 20, hitunglah harga wajar saham pada tahun tersebut!

80
Lembar Jawab:

81

Anda mungkin juga menyukai