Anda di halaman 1dari 18

SAHAM

 Saham (stock) adalah bukti kepemilikan nilai sebuah


perusahaan atau bukti penyertaan modal.

 Dengan memegang saham, maka individu maupun badan bisa


mengeklaim kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka.
Artinya, pemegang saham berapa pun jumlah lembar yang
dimilikinya berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Salah satu cara untuk memiliki saham perusahaan,
seseorang harus membelinya di pasar modal.

2
Keuntungan Saham

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli


atau memiliki saham
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.

3
Pendekatan Penilaian Saham Biasa

Penilaian saham biasa lebih sulit dibandingkan dengan


penilaian obligasi,karena:
 Arus kas yang dihasilkan saham biasa tidak pernah
dapat diketahui terlebih dahulu.
Saham biasa tidak punya jangka waktu jatuh
tempo.
 Tidak ada cara yang mudah untuk menentukan barapa
tingkat keuntungan yang disayaratkan pasar.
Arus Kas Investasi Saham

Contoh:
Anda mempertimbangkan membeli satu lembar saham pada hari ini dan
merencanakan untuk menjual kembali saham tersebut satu tahun kemudian
dengan harga Rp7.000,- Anda memprediksi saham tersebut akan
membayarkan dividen pada akhir tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika
Anda mensyaratkan tingkat keuntungan sebesar 25% atas investasai saham
tersebut, berapa harga saham yang bersedia Anda bayar ?

Nilai sekarang = (Rp 1.000,- + Rp 7.000)/(1 + 0,25) = Rp6.400,-

Dengan demikian Rp6.400,- adalah merupakan nilai saham tersebut pada


hari ini.

Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:


P0 = (D1 + P1) / (1 + r )
Pendekatan Dividen Tetap
(zero growth dividend)

Pendekatan ini menganggap bahwa besar dividen kas yang


dibayarkan perusahaan tetap setiap tahunnya. Berdasarkan
pendekatan ini, maka nilai atau harga saham dapat dihitung
dengan rumus :
P0 = D/r
Sebagai contoh, perusahaan Global mempunyai kebijakan
pembayaran dividen yang tetap setiap tahun sebesar Rp1.000,-
per saham. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar
20%, berapa nilai saham tersebut ?
P0 = Rp1.000/0,20
= Rp5.000,- per saham.
Pendekatan Dividen Dengan Pertumbuhan
Tetap (constant growth dividend)

Pendekatan ini beranggapan bahwa, suatu perusahaan


membayarkan dividen kas setiap tahunnya mengalami
pertumbuhan yang tetap (g). Jika misalnya D0 merupakan
besarnya dividen yang baru dibayarkan perusahaan, maka
dividen pada tahun yang akan datang D1, adalah:
D1 = D0 x ( 1 + g )
Dividen dua tahun yang akan datang D2 adalah :
D2 = D1 x ( 1 + g )
= [ D0 x ( 1 + g ) ] x ( 1 + g )
= D0 ( 1 + g )2
Dengan demikian secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Dt = D0 ( 1 + g )t
Jika D0 adalah dividen yang baru dibayar, dan g adalah
tingkat pertumbuhan dividen yang tetap, maka nilai saham
dapat dihitung dengan cara:

D1 D2 Dn
Po = ------------ + ------------- + + ------------
( 1 + r )1 ( 1 + r )2 (1 + r)n

Do (1 + g)1 Do (1 + g)2 Do(1+g)n


Po = ---------------- + -------------- + + -------------
(1 + r )1 (1 + r )2 (1 + r)n
Selama tingkat pertumbuhan (g) lebih kecil dari tingkat
diskonto (r), maka nilai sekarang dari serangkaian arus
kas dapat ditulis lebih sederhana sebagai berikut:

D0 x (1 + g ) D1
P0 = ------------------- = -----------
(r–g) (r – g)
Contoh
Anggap dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 230,
tingkat keuntungan yang disyaratkan r = 13 % dan tingkat
pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 5%.
Berdasarkan informasi tersebut, maka nilai atau harga saham
adalah:
P0 = D0 x (1 + g)/(r – g)
= Rp 230 x (1 + 0,05)/(0,13 – 0,05)
= Rp 230 x 1,05/0,08
= Rp 3.019
Dengan menggunakan dividend grorwth model, dapat pula digunakan
untuk menghitung harga saham pada suatu saat tertentu.

Dt x (1 + g) Dt +1
Pt = ------------------ = -----------
r –g r–g
Contoh, jika ingin mengetahui harga saham pada tahun kelima, (P5).
Pertama, dihitung dividen pada tahun kelima (D5). Karena dividen kas yang
dibayarkan sekarang Rp230,- dengan tingkat pertumbuhan tetap 5% per
tahun, maka dividen pada tahun kelima adalah:
D5 = Rp 230 x (1 + 0,05)5
= Rp 230 x 1,2763 = Rp 293,5
Dengan demikian harga saham pada tahun kelima adalah :
P5 = D5 x (1 + 0,05)/(0,13 – 0,05)
= Rp 293,5 x 1,05 / 0,08 = Rp 3.852
Pertumbuhan Dividen Yang Tidak Tetap
(Nonconstant growth dividend)

Contoh, pertimbangkan suatu perusahaan yang sekarang


tidak membayar dividen. Diperkirakan perusahaan baru
membayar dividen pertama kali pada tahun kelima, sebesar
Rp500,- per saham. Diharapkan dividen kemudian tumbuh
sebesar 10% dalam waktu yang tidak terbatas. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan atas saham perusahaan
tersebut sebesar 20%.
Berapa harga saham perusahaan tersebut sekarang ?.
P4 = D4 x (1 + g)/(r – g)
= D5/(r – g)
= Rp500/(0,20 – 0,10)
= Rp5.000,-
Jika saham bernilai Rp5.000 pada tahun keempat, maka dapat
dihitung nilai sekarang saham perusahaan tersebut dengan
mendiskontokan harga saham pada tahun keempat dengan 20%

P0 = Rp5.000/(1 + 0,20)4
= Rp5.000/2,0736
= Rp2.411
Persoalan perhitungan nilai saham berdasarkan pendekatan
pertumbuhan dividen yang tidak tetap adalah, jika dividen pada
beberapa tahun pertama tidak nol.
Contoh, misalkan suatu saham diperkirakan akan membayarkan dividen kas sebagai
berikut:

Tahun Dividen yang diharapkan


1 Rp100,-
2 Rp200,-
3 Rp250,-

Setelah tahun ketiga dividen yang dibayarkan dianggap mengalami tingkat


pertumbuhan yang tetap sebesar 5% per tahun. Jika tingkat keuntungan yang
disyaratkan 10%, berapa nilai saham tersebut hari ini ?.

P3 = D3 x (1 + g)/(r – g)
= Rp250 x (1 + 0,05)/(0,10 – 0,05)
= Rp250 x 1,05/0,05
= Rp5.250
Selanjutnya dapat dihitung nilai total saham sebagai nilai sekarang
dari dividen pada tiga tahun pertama ditambah dengan nilai
sekarang harga saham pada tahun ketiga (P3 ) , sebagai berikut:

D1 D2 D3 P3
P0 = -------------- + -------------- + ------------- + -------------
(1 + r)1 (1 + r)2 (1 + r )3 (1 + r)3

Rp 100,- Rp 200,- Rp 250,- Rp 5.250,-


= ------------ + -------------- + ----------- + -------------
(1 + 0,10)1 (1 + 0,10)2 (1 + 0,10)3 (1 + 0,10)3

= Rp 4.388,-
Komponenen Tingkat Keuntungan yang
Disyaratkan ( Required rate of return )

Perlu kiranya sedikit dijelaskan implikasi dari dividend growth


model terhadap tingkat keuntungan yang disyaratkan.
P0 = D1/(r – g)

Jika ditulis kembali, untuk menghitung r, akan diperoleh :


r – g = D1/P0
r = D1/P0 + g

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan,


r, mempunyai dua komponen, yaitu:
Pertama, D1/P0, merupakan besarnya dividend yield.
Kedua, komponen tingkat pertumbuhan dividen, g,yang dapat
diartikan sebagai capital gains yield.
Contoh, anggap saham suatu perusahaan dijual hari ini dengan harga Rp
2.000 per saham. Dividen tahun pertama sebesar Rp100 per saham dan
diperkirakan akan tumbuh sebesar 10% per tahun. Berapa tingkat
keuntungan saham perusahaan tersebut ?
Berdasarkan dividend growth model, total tingkat pendapatan adalah :
r = Dividend yield + Capital gains yield
r = D1/P0 + g
r = Rp100/Rp2.000 + 10%
= 5% + 10%
= 15%
Hal ini berarti saham tersebut mempunyai tingkat pendapatan yang diharapkan
sebesar 15%.
Dengan menggunakan tingakat pendapatan yang disyaratkan sebesar 15%, dapat
dihitung harga saham tersebut pada tahun pertama, P1, sebagai berikut:
P1 = D1 x (1 + g)/(r – g)
= Rp100 x (1 + 0,10)/(0,15 – 0,10)
= Rp110/0,05 = Rp2.200
 Saham ADHI diproyeksikan akan membagikan dividen sebesar
Rp150 setahun lagi dan Rp200 dua tahun lagi. Jika harga
saham itu 2 tahun lagi diperkirakan Rp4.000 dan investor
mengharapkan return 15%, hitung harga wajar saham ADHI?

18

Anda mungkin juga menyukai