Anda di halaman 1dari 38

PERTEMUAN 6 - 7

OVERVIEW
 Nilai intrinsik dan nilai pasar

 Nilai intrinsik dengan pendekatan present


value :
 a. Model diskonto deviden, dengan asumsi

pertumbuhan nol, konstan, super normal


 b. Nilai intrinsik dengan pendekatan PER

 c. Pendekatan present value of growth

opportunity ( PVGO )
 d. Free cash flow to equity discount model
PENILAIAN SAHAM
Saham biasa (Commont Stock) menyatakan
kepemilikan suatu perusahaan adalah sertifikat
yang menunjukkan buku kepemilikan suatu
perusahaan.

Apabila seorang investor memiliki 1 juta


lembar saham biasa suatu perusahaan dari total
saham biasa yang berjumlah 100 juta lembar,
maka ia memiliki 1% perusahaan tersebut
Pemegang saham biasa biasa memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan, apabila
perusahaan menghasilkan laba dalam menjalankan
bisnisnya, maka sebagian atau seluruh laba dapat
dibagikan ke pemiliknya yaitu pemegang saham
berupa deviden. Keputusan pembagian deviden harus
memperoleh persetujuan dalam RUPS.

*. Deviden tunai ( cash devidend)


*. Deviden saham ( stock deviden)
*. Saham bonus ( bonus share).
Saham Preferen ( preferred stock ) merupakan suatu jenis sekuritas yang berbeda
dalam beberapa hal dengan saham biasa.
Deviden pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak
pernah berubah dari waktu ke waktu.

Pembagian deviden kepada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum


diberikan kepada pemegang saham biasa.
PENILAIAN SAHAM

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu:


Nilai buku (book value), merupakan nilai yang dihitung

berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit (emiten).


Nilai pasar (market value), adalah nilai saham di pasar yang

ditunjukkan oleh harga saham di pasar.


Nilai intrinsik saham,atau dikenal sebagai nilai teoritis

adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.


Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saham
ketiga jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal umumnya
adalah tidak sama besarnya.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal 500 500 500
Nilai buku 925 1.450 1.718
Nilai pasar 3.200 3.850 6.750
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal 100 100 100
Nilai buku 389 390 434
Nilai pasar 625 600 800
PT. Astra Internasional Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal 500 500 500
Nilai buku 1.011 2.492 2.902
Nilai pasar 1.950 3.150 5.000

Tabel nilai nominal, nilai buku, nilai pasar (harga penutupan) akhit tahun
2001 – 2003 dalam rupiah per lembar saham.
Model Penilaian Saham
1. Teknik Discounted Cash Flow ( DCF )
nilai intrinsik suatu saham adalah sama dengan nilai
sekarang (Present Value) dari arus kas yang diharapkan akan
diterima oleh pemilik saham tersebut dimasa mendatang.

2. Teknik Relative Valuation


nilai intrinsik suatu saham berdasarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan earning, kemudian dihitung nilai
earning per share (EPS) atau price earning ratio (PER) dan
dibandingkan dengan nilai EPS dari kelompok industri ( metode
ini adalah pengembangan dari metode DCF)
3. Model Pertumbuhan Nol
deviden yang dibayarkan diasumsikan selalu sama dan tidak
akan mengalami perubahan pertumbuhan sepanjang waktu
dengan kata lain akan tetap sama dari waktu ke waktu.
Do
Po = --------
k
Do = deviden yang akan diterima dalam jumlah konstan
selama periode pembayaran
k = tingkat return yang diisyaratkan investor
Contoh :
Misalkan saham A menawarkan deviden tetap sebesar
Rp 800,-. Tingkat return yang diisyaratkan investor adalah
20%. Dari data diatas, kita dapat menghitung nilai saham A
sebesar Rp 4.000.

800
Po = -------- = Rp 4.000
0,20
4. Model Pertumbuhan Konstan
penentuan nilai saham, jika deviden yang akan dibayar-
kan mengalami pertumbuhan secara konstan selama
waktu tak terbatas.
Persamaan model pertumbuhan konstan dituliskan sbb:

Do (1+g) Do (1+g)2 D0 (1+g)3 Do (1+g)n


Po = ---------- + ------------ + ------------ + ------ + ------------
(1+k) (1+k)2 (1+k)3 (1+k)n

Rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi :


D1
Po = ---------
k-g
Contoh :
Misalkan PT Omega membayarkan dividen Rp 1.000 per
tahun. Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5%
per tahun. Tingkat return yang diisyaratkan investor
sebesar 15%. Misalnya harga per saham PT Omega saat ini
adalah Rp 10.000. Dari data ini kita dapat menghitung
nilai intrinsik atau nilai teoritis saham Pt. Omega dengan
menggunakan yang disederhanakan?

Jawab :
1.000 (1 + 0,05) 1.050
P0 = ---------------------- = --------- = Rp 10.500
0,15 - 0,05 0,10
5. Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda )
penentuan nilai saham jika deviden yang akan dibayarkan
mengalami pertumbuhan secara tidak konstan.
Persamaan model pertumbuhan tidak konstan dapat
dituliskan sbb:
n Do(1+g1)t Dn (1+gc) 1
Po = Σ ------------- + ------------- --------
t=1 (1+k)t k – gc (1+k)n

Dalam hal ini :


Po = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan
n = jumlah tahun selama periode pembayaran deviden superormal
Do = deviden saat ini (tahun pertama)
g1 = pertumbuhan deviden supernormal
Dn = deviden pada akhir tahun pertumbuhan devide supernormal
gc = pertumbuhan deviden yang konstan
k = tingkat return yang diisyaratkan
Contoh:
Misalkan data saham PT.SGPC adalah Sbb:
n = 3 tahun
Do = Rp 1.000
gc = 10%
K = 15%
g1= 20% per tahun selama 3 tahun pertama

Jawab:
Berdasarkan data diatas kita bisa menghitung nilai intrinsik saham PT.
SGPC dengan membagi aliran deviden menjadi dua yaitu bagian
pertumbuhan tidak konstan (A) dan bagian pertumbuhan konstan (B).
0 g=20% 1 g=20% 2 g=20% 3 g= 10% 4 g=10% n
I------------I---------- --I------------I-------------+-------------I
---------------------------------------- _________ --------------
A B
Do = Rp 1.000 D1= Rp 1.200 D2= Rp 1.440 D3= Rp1.728 D4= 1.900,8

Rp 1.043,48 k

Rp 1.088,85 k

Rp 1.136,19 k D4 1.900,8
P3 =----- = -------------
k-gc 0,15 – 0,10
Rp 24.996,14 k Rp 38.016
_____________
Rp 28.264,14
==============
6. Model Penilaian Price Earning Ratio (PER)

price earning ratio atau perbandingan antara harga saham


terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung
berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam
harga suatu saham.
Dengan kata lain PER menggambarkan ratio atau perbandi-
ngan harga saham terhadap earning perusahaan, misalnya

PER satu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham


tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan.
PER ini akan memberikan informasi berapa rupiah harga
yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1
earning perusahaan.
Secara matematis rumus untuk menghitung PER sebagai
berikut:
Harga Saham
PER = ---------------------------------
Earning per lembar saham

Contoh:
Misalkan harga saham DX saat ini adalah Rp 10.000 per lembar,
dan tahun ini perusahaan memperoleh earning sebesar 900
juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini adalah 900 ribu
lembar. Dari data tersebut kita dapat menghitung PER?
1. Menghitung aerning per lembar saham DX.

earning perusahaan
Earning per lembar = ---------------------------
jumlah saham beredar

Rp 900.000.000
= -------------------- = Rp 1.000 / lembar
900.000 lembar

2. Menghitung PER dengan menggunakan rumus:

Rp 10.000
PER = ------------- = 10 kali
Rp 1.000

Jadi PER saham DX adalah 10 kali, artinya untuk memperoleh Rp 1 dari


earning peruahaa DX, investor harus membayar R 10,-.
Rumus lain untuk menghitung PER bisa juga dipakai dalam
model diskonto deviden, kita ulang rumusnya:
D1
Po = -------
k–g

Jika kita membagi sisi kanan dan sisi kiri persamaan


tersebut dengan earning yag diperoleh perusahaan
(E1), maka akan kita peroleh rumus PER.

D1 / E1
Po / E1 = -----------
k-g
Dengan demikian variabel-variabel yang mempengaruhi PER
atau disebut juga sebagai faktor-faktor multiplier earning
adalah sebagai berikut:

1. Ratio pembayaran deviden (Deviden Payout Ratio/DPR)


yaitu D1/E1
2. Tingkat return yang diisyaratkan investor dari saham
bersangkutan (k)
3. Tingkat pertumbuhan deviden yang diharapkan dari saham
tersebut (g)

Contoh:

Seorang investor membeli saham DPS, misalkan perusahaan


DPS hanya akan membagikan 80% (D1/E1=0,8) dari earning
yang diperolehnya bagi investor dalam bentuk deviden.
Pertumbuhan deviden sebesar 5% dan tingkat return yang
diisyaratkan adalah 15%, dari data tersebut hitung PER?
Jawab :
0,8 0,8
P / E = ----------------- = -------- = 8 kali
0,15 – 0 05 0,10

Kedua penilaian saham yang sudah kita bahas sangat penting


bagi seorang investor dalam pembuatan keputusan investasi
serta mengandung konsep dasar penilaian yang sama. Kedua
penilaian tersebut tidak ada yang mutlak lebih baik dibanding
pendekatan lainnya. Akan tetapi satu hal yang perlu dicatat
bahwa kedua penilaian tersebut masih berpotensi mengandung
kesalahan karena apa yang kita lakukan dalam penilaian saham
tersebut hanyalah merupakan estimasi tentang sesuatu yang
akan terjadi dimasa datang.
Pendekatan Penilaian Saham lainnya:
*. Price Book Value Ratio (PBR), perhtungan dan penjelasan
PBR serupa dengan perhitungan PER, persamaannya sbb:
Price = Book Value per share x ratio atau P = BPS x R
R Aktual = P aktual : BPS aktual
P Teoritis = R aktual x BPS estimasi

*. Ratio Harga per Aliran Kas, penilian ini pada dasarnya peleng-
kap bagi penilian PER, hal ini disebabkan karena aliran kas
perusahaan lebih relevan dibanding data earning menurut
laporan akuntansi.
Gentry (1985) menemukan informasi aliran kas merupakan
informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan
memprediksi kebangkrutan atau suksesnya perusahaan
dimasa datang.
*. Economic Value Added (EVA) adalah ukuran keberhasi-
lan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan
Asumsinya bahwa kinerja perusahaan baik/ efektif (di
lihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan),
maka akan tercermin pada peningkatan harga saham.
Secara matematis rumus:
EVA = Laba bersih setelah dikurangi pajak – besarnya biaya
modal operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak

EVA =[EBIT (1 – pajak)] - [(modal operasi)(persentase biaya


modal setelah pajak)]
Contoh perhitungan EVA untuk perusahaan ABC:

Perhitungan EVA perusahaan ABC ( ribuan rupiah )


2005 2006
EBIT 200.000 250.000
Pajak 25 % 25 %
EBIT (1 – pajak) 150.000 187.500
Modal Operasi 1.600.000 1.500.000
Biaya modal setelah pajak (%) 10 % 10 %
Biaya modal dalam rupiah 160.000 150.000
EVA - 10.000 37.500

Dari perhitungan tersebut terlihat EVA perusahaan ABC


mengalami peningkatan yang besar yaitu dari – Rp 10 juta pada
tahun 2005 menjadi + Rp 37,5 juta pada tahun 2006.
Peningkatan ini menunjukkan indikasi adanya keberhasilan
manajemen dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
STRATEGI PASIF
 Dalam konsep pasar efisien dikatakan bahwa jika
pasar benar-benar efisien, tidak akan ada satu
investor pun yang bisa memperoleh return abnormal
di atas return pasar.
 Investor yang menggunakan strategi pasif percaya
bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga yang
mencerminkan nilai intrinsik saham tersebut.
 Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio
saham meliputi:
1. Strategi beli dan simpan (buy and hold strategy).
2. Strategi mengikuti indeks (indexing strategy).
STRATEGI PASIF

1. Strategi Beli dan Simpan


Dalam strategi ini investor membeli sejumlah
saham dan tetap memegangnya untuk
beberapa waktu tertentu.
Strategi beli dan simpan bisa dilakukan
investor dalam komposisi yang terdiri dari
banyak saham ataupun hanya beberapa jenis
saham.
STRATEGI PASIF

2. Strategi Mengikuti Indeks


Strategi mengikuti indeks ini dalam
prakteknya bisa digambarkan sebagai
pembelian instrumen reksadana atau dana
pensiun oleh investor.
Dengan membeli instrumen reksadana,
investor berharap bahwa kinerja investasinya
pada kumpulan saham-saham dalam instrumen
reksadana sudah merupakan duplikasi dari
kinerja indeks pasar.
STRATEGI AKTIF

 Tujuan strategi aktif adalah mencapai return


portofolio saham yang melebihi return portofolio
saham yang diperoleh melalui strategi pasif.
 Tiga strategi yang biasanya dipakai investor
dalam menjalankan strategi aktif portofolio
saham:
1. Pemilihan saham.
2. Rotasi sektor.
3. Strategi momentum harga.
STRATEGI AKTIF
1. Pemilihan Saham
 Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan

saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan


hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding
alternatif lainnya.
 Pemilihan tersebut dilakukan dengan berdasar pada

analisis fundamental guna mengetahui prospek saham


tersebut di masa datang.
 Investor akan membeli saham yang nilai intrinsiknya di

atas harga pasar (undervalued) dan menjual saham-


saham yang nilai intrinsiknya di bawah harga pasar
(overvalued).
STRATEGI AKTIF
2. Rotasi Sektor
 Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang
berinvestasi pada saham-saham di dalam negeri saja.
 Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara:
1. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang
bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi
perubahan siklis ekonomi di kemudian hari.
2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot
portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-
beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi,
pertumbuhan dan nilai saham perusahaan.
STRATEGI AKTIF
2. Rotasi Sektor (lanjutan)
 Reilly dan Brown (1997), mengkategorikan saham-saham per
sektor industri menjadi lima, yaitu:
1. Saham-saham sektor finansial (financial stocks excel).
2. Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama
(consumer durables excel).
3. Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel).
4. Saham-saham sektor industri dasar (basic industries excel).
5. Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok
(consumer staples excel).
 Dalam strategi ini, investor membeli saham sektor tertentu
yang diperkirakan akan mengalami peningkatan nilai
melebihi return pasar.
STRATEGI AKTIF
Gambar 12.1. Strategi rotasi sektor sebagai antisipasi siklis bisnis

Sumber: Susan E. Kuhn, “Stocks Are Still Your Best Buy”, dikutip dari Reilly K. Frank dan Brown, Keith
C., (1997), Investment Analysis and Portfolio Management, 5th ed., The Dryden Press, Orlando, hal. 807.
STRATEGI AKTIF

3. Strategi Momentum Harga


 Strategi ini berdasarkan kenyataan bahwa pada
waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan
merefleksikan pergerakan earning ataupun
pertumbuhan perusahaan.
 Dalam strategi ini investor akan mencari
momentum atau waktu yang tepat, pada saat
perubahan harga yang terjadi bisa memberikan
keuntungan bagi investor melalui tindakan
menjual atau membeli saham.
STRATEGI AKTIF

3. Strategi Momentum Harga (lanjutan)


 Berbagai teknik untuk mencari momentum yang
tepat:
1. Membuat peta (chart) pergerakan harga saham.
2. Menggunakan komputer untuk menentukan waktu
yang paling tepat untuk membeli atau menjual
saham.
INVESTOR
 Investor atau sering juga disebut pemodal adalah
pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas.
 Investor dapat dibedakan ke dalam:
1. investor perseorangan (individual investor)
2. investor institusi (institutional investor).
 Investor juga dapat dibedakan berdasarkan asal
negaranya, yaitu:
1. Investor Indonesia (domestik/lokal).
2. Investor asing.
HUBUNGAN INVESTOR DAN PIALANG
(BROKER)

 Pialang (broker) dibedakan ke dalam tiga


kelompok, yaitu:
1. Full-service brokers.
Pialang ini menyediakan saran investasi dan
strategi investasi yang sekiranya tepat bagi
investor. Full-service broker bahkan dapat
mengelola rekening jika diinginkan investor.
2. Deep-discount brokers.
Pialang ini menyediakan layanan pada
pemeliharaan rekening dan eksekusi pesanan
membeli atau menjual.
HUBUNGAN INVESTOR DAN PIALANG
(BROKER)

3. Discount brokers.
Pialang ini menyediakan layanan di
antara layanan yang disediakan oleh
kedua jenis pialang lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai