MANAJEMEN KEUANGAN – 2
PENIALAIAN SURAT
BERHARGA
M. YUSUF, SE, MM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
1
PENDAHULUAN
Materi ini membicarakan bagaimana menilai
suatu aset khususnya surat berharga.
Harga (nilai) suatu surat berharga didasarkan
pada konsep Present Value (Nilai Saat ini/
sekarang).
Surat berharga yang akan dibahas dalam materi
ini, adalah :
1) Obligasi,
2) Saham, dan
3) Saham Preferen (saham istimewa)
KENAPA PENILAIAN SURAT BERHARGA ITU
PENTING ?
Investasi merupakan suatu
komitmen penempatan dana
pada periode waktu tertentu
utk mencapai suatu tingkat
imbalan hasil (rate of return)
yg diinginkan.
Penilaian terhadap surat berharga sangat penting utk
menentukan kewajaran harga nilai dari suatu aset.
Harga wajar aset = imbal hasil yg kita harapan
berbanding imbal hasil yang diberikan aset tersebut.
PENGERTIAN OBLIGASI
Tingkat keuntungan yg
diisyaratkan merupakan tingkat
keuntungan yg ingin diperoleh
investor
Tingkat keuntungan yang
diisyaratkan = tingkat
keuntungan bebas resiko +
premi resiko
PREMI RESIKO
1. Premi mutualy, semakin tinggi jatuh tempo akan
semakin tinggi tingkat keuntungan yg
diisyaratkan.
2. Premi kebangkrutan. Perusahaan yg mempunyai
resiko bangkrut akan meningkatkan tingkat
keuntungan yang diisyaratkan.
3. Premi Likuiditas. Perusahaan yg memiliki
kesulitan likuiditas akan meningkatkan tingkat
keuntungan yg diisyaratkan.
4. Premi Inflasi. Inflasi meningkat akan membawa
tingkat suku bunga bunga nominal = tingkat
bunga riil + inflasi
CONTOH
Berdasarkan contoh sebelumnya suatu obligasi nilai nominal
Rp. 10 juta, coupon rate 14% dan masa edar 10 thn, bunga
obligasi dibayar tahunan. Jika tingkat pengembalian
diharapkan 16% dan 12%. Berapa harga pasar obligsi ?
- Harga pasar obligasi (14%)
= 1.400.000 (PVIFA,14%;10) + 10.000.000(PVIF,14%,10)
= Rp. 10.000.000
- Harga pasar obligasi (16%)
= 1.400.000 (PVIFA,16%;10) + 10.000.000(PVIF,16%,10)
= Rp. 9.036.000
- Harga pasar obligasi (12%)
= 1.400.000 (PVIFA,12%;10) + 10.000.000(PVIF,12%,10)
= Rp. 11.130.000
KESIMPULAN HARGA OBLIGASI
Ketika bunga yang ditawarkan lebih tinggi
dibandingkan dgn tingkat keuntungan yg
diisyaratkan maka harga pasar obligasi akan lebih
tinggi dibandingkan dgn harga nominal.
Sebaliknya, ketika bunga yg ditawarkan lebih
rendah dibandingkan dgn tingkat keuntungan yang
diisyaratkan maka harga pasar obligasi akan lebih
rendah dibandingkan dgn harga nominal
MENGENAL OBLIGASI TANPA BUNGA
(Zero Coupo Bond / Zeroes)
Obligasi tanpa bunga adalah obligasi yang tidak
membayarkan bunga sebelum jatuh tempo.
Obligasi tersebut dinamakan juga sebagai zero
coupon bond atau zeroes.
Obligasi tersebut berbeda dengan obligasi biasa
(yang dengan bunga), karena obligasi biasa
membayarkan bunga setiap periode tertentu
(misal tahun), sampai jatuh tempo. Sedangkan
obligasi tanpa bunga dibayarkan pada saat jatuh
tempo bersamaan dgn pokok.
Formula untuk menghitung harga obligasi tanpa
kupon adalah sebagai berikut:
Harga = Nilai Nominal / (1 + r)n
Dimana : r = tingkat bunga
n = periode
Sebagai contoh, misal PT A mengeluarkan obligasi
tanpa bunga dengan nilai nominal Rp 1 juta, jangka
waktu 5 tahun. Jika tingkat diskonto yang relevan
adalah 20%, maka harga obligasi tersebut dihitung
sebagai berikut :
PV = 1.000.000 / (1 + 0,2)5
= 1.000.000 / 2,4883 = Rp. 401.881,-
Obligasi tersebut mempunyai harga Rp 401.881,- Tingkat
bunga yang akan diperoleh oleh pemegang obligasi jika
obligasi tanpa bung tersebut dipegang sampai jatuh
tempo adalah 20%.
SOAL LATIHAN
PT Akubisa mengeluarkan obligasi yang jatuh tempo
25 tahun yang akan datang. Tingkat bunga obligasi
tersebut adalah 12% dengan nilai nominal Rp.
10.000.000 setiap lembar obligasi.
Tentukan berapa harga obligasi 25 tahun yang akan
datang?
PENILAIAN SAHAM
PENGERTIAN SAHAM
Saham merupakan bukti kepemilikan perusahaan.
Dua alasan membeli saham, yaitu :
1) Untuk memiliki perusahaan
2) Untuk menanamkan kelebihan modal
sementara waktu.
Pemegang saham berhak atas deviden, jika
perusahaan memperoleh keuntungan dan deviden
dibagikan.
Selain deviden, pemegang saham akan menerima
selisih antara harga beli dengen harga jual yang
disebut dengan capital gain atau capital loss.
Saham terdapat dua jenis, yaitu saham biasa dan
saham istimewa.
RASIONALISASI INVESTOR TERHADAP SAHAM
Apabila seseorang membeli saham, maka berarti
akan mengurangi pengeluaran konsumsi saat ini
dengan harapan akan mendapatkan manfaat yang
lebih besar di masa datang.
Investor akan membeli saham ketika mereka
percaya bahwa nilai saham sebenarnya lebih
tinggi darimpada harga pasar.
Investor akan menjual sahamnya jika dirasakan
harga pasar lebih tinggi dari nilai sebenarnya.
Besar kecilnya deviden ditentukan oleh besar
kecilnya laba yang diperoleh perusahaan.
KETIDAKPASTIAN KEUNTUNGAN SAHAM
Harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar setelah
dipasar sekunder.
Ketika harga jual lebih rendah dari harga beli maka
berpotensi akan rugi (capital loss)
Kompensasi ketidakpastian akan diminta tingkat
keuntungan yang cukup.
Misalkan: seorang membeli saham sebuah perusahaan
dengan harga Rp. 5.000,- /lembar, diharapkan deviden
digaikan sebesar Rp.200,- pada akhir tahun dan harga
pasar setelah pembayaran deviden sebesar Rp.5.500,-
sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan adalah !
D1 P1
PV = ------------ + -----------
(1 + ks)1 (1+ks)1
Dimana :
PV = Harga saham yang pantas
D1 = Deviden yg akan dibayarkan 1 thn mendatang
P1 = Harga saham 1 tahun mendatang
ks = tingkat keuntungan yg disyaratkan
Misalkan ada 1 lembar saham yang diperkirakan
mempunyai harga Rp. 1.400 satu thn mendatang,
diperkirakan deviden sebesar Rp.200,- satu thn
mendatang, tingkat keuntungan yg disyaratkan
adalah 20%, berapa harga yg pantas untuk saham
tersebut?
D1 P1
PV = ----------- + ----------
(1 + ks)1 (1+ks)1
200 1.400
= ------------ + -------------
(1 + 0,2)1 (1 + 0,2)1
= 166,67 + 1.166,67
= Rp. 1.333,34
PENILAIAN SAHAM YG DIPEGANG SELAMANYA
Penilaian saham yang dipegang selamanya
Sering disebut dengan model penilaia deviden
(dividend valuation model).
Ada beberapa variasi dalam model tersebut :
1. Model dividen konstan
2. Model dividend tumbuh dengan tingkat
pertumbuhan yang konstan
3. Model dividend dengan tingkat pertumbuhan
yang berbeda (tidak konstan)
1. MODEL DIVIDEN KONSTAN
Model ini mengasumsikan deviden tidak tumbuh
dan saham dipegang selamanya.
Misalkan: suatu saham membayar deviden yg
konstan sebesar Rp.200,- per thn, saham dipegang
selamanya. Berapa harga yg pantas utk saham tsb,
jika tingkat keuntungan yg disyaratkan 20%.
D
P0 = --------
ks
200
= ---------
0,2
= Rp.1.000,-
2. MODEL DIVIDEN TUMBUH DGN TINGKAT
PERTUMBUHAN YG KONSTAN
Biasanya perusahaan membayar deviden yg tumbuh.
Dengan demikian deviden bisa diharapkan akan tumbuh
dgn tingkat pertumbuhan tertentu, yg diangap konstan.
Misalkan: suatu saham membayarkan deviden sebesar
Rp.200,- per thn. Kemudian saham diperkirakan akan
tumbuh dgn tingkat pertumbuhan 5%, tingkt keuntungan
yg disyaratkan 20%. Berapa harga yg pantang utk saham
tersebut?, saham dipegang selamanya. Berapa harga yg
pantas utk saham tsb?
D
P0 = -----------
(ks – g)
200
= --------------
0,2 – 0,05
= Rp.1.333,33
3. MODEL DIVIDEN TUMBUH DGN TINGKAT
PERTUMBUHAN YG BERBEDA (TDK KONSTAN)