NIM : 2101777195
Kelas : LKFA
Week 7 - Bond Valuation
Bond Valuation
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang
tanggal jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya.
Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan
peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai
bunga tetap setiap tahun
1. Zero-Coupon Bond
Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik.
Namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. Obligasi
ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari.
Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh
tempo obligasi dengan kata lain penerbit obligasi hanya akan membayar pokok
obligasi pada saat jatuh tempo. Investor mendapatkan keuntungan dari bunga
intrinsik pada saat jatuh tempo serta selisih dari harga discounted dengan nilai
par-nya. Investor yang membeli obligasi zero coupon bond memang tidak akan
mendapatkan bunga sama sekali sampai jatuh tempo. Jika obligasi itu
diterbitkan untuk masa 10 tahun misalnya, maka uang investor akan
mengendap di sana selama masa tersebut, kecuali jika investor menjualnya
kembali ke pasar.
Contoh :
Zero-coupon bond selalu ditawarkan dengan harga diskon yang tinggi.
Ketika membeli, investor akan membeli dengan harga diskon dan ketika jatuh
tempo ia akan menerima pembayaran penuh. Gambarannya begini. Perusahaan
ABC menerbitkan obligasi tanpa bunga sebesar Rp100 miliar dengan masa
jatuh tempo 10 tahun. Obligasi ini dilepas pada harga 60 persen. Dengan harga
penawaran sebesar itu berarti investor yang membeli obligasi ABC tadi tidak
perlu membayar senilai harga nominal 100 persen. Jika investor X misalnya
akan membeli sebanyak Rp100 juta maka ia hanya membayar sebesar Rp60
juta.
Meski investor X tadi hanya membayar Rp60 juta, tapi pada saat jatuh
tempo nanti (10 tahun kemudian) ia akan menerima pokok obligasi sebesar Rp
100 juta. Jadi dalam kurun 10 tahun, uang investor X tadi tumbuh sebesar 66,6
persen dari Rp 60 juta menjadi Rp100 juta. Dari kacamata investor, jelas zero-
coupon bond merupakan instrument investasi jangka panjang yang imbal
hasillnya tidak bisa dipanen cepat satu tahun atau dua tahun. Jika investor
membutuhkan dana tunai, jalan satu-satunya hanya menjual obligasi tersebut
di pasar.
Harga zero coupon bond akan naik dari waktu ke waktu mendekati
tanggal jatuh tempo. Disitulah keuntungan yang bisa dinikmati investor.
Sedangkan bagi issuer atau penerbit, meskipun nilai obligasi yang ditawarkan
mencapai Rp100 miliar, jika obligasi tanpa bunga tersebut terjual semua, maka
perusahaan ABC hanya akan menerika dana tunai sebesar Rp60 miliar saja.
Tentu ini belum dipotong biaya-biaya dalam rangka penerbitan. Dari sisi
issuer, obligasi tanpa bunga memiliki kelebihan bahwa perusahaan tidak
dipusingkan dengan bunga yang harus dibayar tiga bulan sekali sebagaimana
obligasi pada umumnya. Perusahaan hanya memikirkan agar saat jatuh tempo
10 tahun mendatang harus ada dana tunai Rp100 miliar untuk membayar pokok
obligasi tersebut.
b. Floating-Rate Bond
Floating-rate bond adalah obligasi yang mempunyai kupon yang berubah-
ubah, mengikuti tingkat bunga pasar uang seperti suku bunga Bank
Indonesia, dan juga spread. Spread adalah tingkat yang tetap konstan (bisa
dianggap sebagai tingkat keuntungan tambahan atas risiko). Hampir semua
floating-rate bond mempunyai kupon secara kuartal, tiga bulanan. Pada tiap
awal periode kupon, tingkat kupon dihitung dengan mengambil referensi
suku bunga pasar pada hari tersebut, kemudian menambahkan spread.
Misalnya:
Pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19% (tetap), tapi pada
tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang (dikaitkan dengan
suku bunga beberapa bank ditambah dengan presentase tertentu). Sebagai
contoh : suku bunga mengambang ditawarkan sama dengan rata-rata suku
bunga deposito 6 bulan dari bank-bank umum di tambah 1,75%.
3. Callable Bond
Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. Callable bond
merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak penebusan
ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat
bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari
pada tingkat bunga obligasi. Callable bond sangat menarik dan tidak
berbahaya. Karena callable bond memiliki "double-life" dan mereka lebih
kompleks dibandingkan obligasi pada umumnya serta membutuhkan lebih
banyak atensi dari investor.
Callable bonds memiliki dua cakupan kehidupan yang potensial, salah satu
berakhir pada original maturity date dan lainnya pada "callable date". Pada
callable date, issuer mungkin melakukan "recall" obligasi dari investor. Hal
ini secara mudah berarti bahwa issuer pensiun obligasi melalui pengembalian
dana investor.
Secara esensial, callable bonds merepresentasikan obligasi pada
umumnya dengan tambahan "call option". Opsi ini mengimplikasikan dijual
kepada issuer oleh investor dan menggariskan issuer untuk pensiunkan obligasi
pada waktu tertentu. Issuer mempunyai hak untuk melakukan "call away"
obligasi dari investor. Opsi ini memperkenalkan ketidakpastian cakupan
kehidupan obligasi. Guna memberikan kompensasi kepada investor terhadap
kondisi ketidakpastian ini, issuer akan membayarkan tingkat bunga yang lebih
tinggi dibandingkan obligasi lainnya (non-callable bond). Sebagai tambahan,
issuer mungkin menawarkan obligasi yang callable pada tingkat harga
melebihi original par value.
Biaya yang lebih tinggi terhadap issuer dan meningkatnya risiko
terhadap investor, obligasi ini dapat lebih atraktif dibandingkan lainnya.
Investor menyukainya karena mereka memberikan tingkat imbal hasil yang
lebih tinggi dibandingkan normal, paling tidak sampai obligasi tersebut called
away. Secara berlawanan, callable bond atraktif terhadap issuer karena mereka
mengizinkan untuk mengurangi biaya bunga pada masa yang akan datang.
Lebih jauh, mereka memberikan tujuan penting yang bertujuan menciptakan
kesempatan pada pasar keuangan bagi perusahaan dan individual terhadap
ekspektasi tingkat bunga. Callable bond menimbulkan masalah dalam
perhitungan harga wajar karena jangka waktu obligasi hingga dilunasi tidak
pasti.
Contoh soal:
PT XYZ menerbitkan obligasi dengan nilai par Rp 1 milyar berjangka waktu 20
tahun dengan bunga j2 = 12%. Obligasi itu dapat ditebus pada akhir tahun ke-
10 pada harga 110 atau pada akhir tahun ke-15 pada harga 105. Berapa harga
obligasi yang menjamin investor memperoleh yield minimum j2 = 11%?
Penyelesaian:
F = P20 = Rp 1.000.000.000
P10 = Rp 1.100.000.000
P15 = Rp 1.050.000.000
n = 20 tahun = 40 semester
npenebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)
c = 12% p.a. = 6% per semester
C = 6% x Rp 1.000.000.000 = Rp 60.000.000
i = 11% p.a. = 5,5% per semester
P = Rp 717.022.949 + Rp 377.001.859,7
P = Rp 1.094.024.808,7
4. Bond Rating
Dalam investasi, rating merupakan salah satu hal yang sangat penting
karena menentukan suatu perusahaan / negara bisa mendapatkan pendanaan
dari penerbitan obligasi atau tidak dan berapa besar kupon atau imbal hasil
yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Rating adalah suatu
penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu negara atau
perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya. Karena terstandarisasi artinya
rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan
atau negara yang lain sehingga dapat dibedakan siapa yang mempunyai
kemampuan lebih baik, siapa yang kurang.
Bond Rating adalah penilaian yang diberikan kepada obligasi yang
berindikasi pada kualitas kredit mereka. Ada badan khusus yang independen
dimana bergerak dalam bidang jasa yang memberikan penilaian standard
obligasi dan isu-isu mengenai kekuatan keuangan perusahaan dalam
pembayaran pokok obligasi beserta bunganya dalam peride tertentu tersebut.
Tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk
menentukan peringkat (rating) obligasi:
• Kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya
sesuai dengan yang diperjanjikan.
• Struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang.
• Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat
hutang tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum yang
mempengaruhi hak-hak kreditur.
Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih
mengenai kualitas kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan
menambah tanda plus dan minus untuk menunjukkan posisi relatif diantara
kategori peringkat utama.
Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual
obligasi. Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani
kesenjangan informasi antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor
melalui penyediaan informasi standar atas tingkat resiko kredit suatu
perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk
mengukur resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.
B. Jenis Saham
1. Dari segi kemampuan dalam hak tagih/klaim
• Saham Biasa
Saham biasa merupakan bagian sumber dana terbesar dalam
perushaan dan merupakan sumber dana terbesar dalam perusahaan, dan
apabila perusahaan dikuidasi, pemilik saham biasa akan mendapatkan
hak terakhir dalam pengembalian modalnya baik dibayar penuh
maupun dibayar sebagain dari aset perusahaan. Saham biasa disebut
juga common stock.
• Saham Prioritas
Saham prioritas disebut juga preference share atau preffered stock atau
saham preferen atau saham istimewa. Saham prioritas dikatakan
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi
juga bisa mendatangkan hasil sebagaimana yang dikehendaki investor.
Dan dikatakan sebagai saham biasa karena mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar
dividen.