Anda di halaman 1dari 25

LIABILITAS JANGKA PANJANG

A. PENGERTIAN

Liabilitas jangka panjang terdiri atas perkiraan aliran sumber daya keluar perusahaan
akibat kewajiban yang tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1 tahun atau siklus
operasi perusahaan.

Contoh :

1. Utang Obligasi

2. Wesel Bayar

3. Utang Hipotek

4. Kewajiban Pensiun

5. Kewajiban Leasing

B. JENIS DAN RATING OBLIGASI

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:

1. Dilihat dari sisi penerbit:

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti
average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito
dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi


untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:

a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk
didalamnya adalah:

1. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan
penangguangan dari pihak ketiga.

2. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

3. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit
dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5. Dilihat dari segi nilai nominal:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1


miliar per satu lot.

b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil,
baik corporate bonds maupun government bonds.

6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem


kupon bunga.

b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan


perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah,
yaitu:

1. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan


akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

2. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad


sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

C. KARAKTERISTIK OBLIGASI:

a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima
oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

c. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi
yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi,
sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo
suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

d. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor
sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko /
kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau
pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating)
obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia. 

D. HARGA OBLIGASI:

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga
obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan
nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x
Rp 50 juta = Rp 50 juta.

- at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah
102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

- at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari
obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

E. YIELD OBLIGASI:

Pendapatan atau imbal hasil atau returnyang akan diperoleh dari investasi obligasi
dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan
dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi,
investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat
pengembalian tahunan yang akan diterima.
Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.

Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama
satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

Current Yield = Bunga Tahunan


                         Harga Obligasi

Contoh:

Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun
sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:

Current Yield     = Rp 170.000.00 atau  17%


                             Rp 980.000.000          98%
           = 17.34%

Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan
yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM
yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan
nilai YTM, sebagai berikut:

YTM approximation =       C +   R – P


                                                     n        x 100%
                                               R + P  
                                                  2

Keterangan:

C = Kupon

n = periode waktu yang tersisa (tahun)

R = redemption value

P = harga pemeblian (purchase value)


Contoh:

Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon
sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah
besar YTM approximationnya?

C = 16%

n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun

R = 94.25%

P = 100%

YTM approximation      = 16 +  100 – 94.25 


                                                     3.853
                                       = 100 + 94.25
                                                2
                                       = 18.01 %                          

Jenis dan Rating Obligasi


F. PENERBITAN OBLIGASI

Kontrak obligasi dikenal dengan nama bond indenture.


 Merupakan suatu janji untuk membayar:

(1) sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo yang ditentukan, ditambah

(2) bunga periodik pada suku bunga tertentu yang dihitung dari nilai jatuh tempo (nilai
nominal).

 Sertifikat, biasanya bernilai nominal €1,000.


 Pembayaran bunga, biasanya dilakukan persemester.
 Dilakukan pada saat jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar untuk diberikan oleh
satu pemberi pinjaman.

G. PENILAIAN UTANG OBLIGASI

Biasanya membutuhkan waktu mingguan atau bulanan. Penerbitan obligasi ke publik


Emiten harus

a. Menetapkan penjamin emisi.

b. Mendapatkan persetujuan regulasi atas penerbitan obligasi, menjalani proses audit,


dan menerbitkan prospektus.

c. Memiliki sertifikat obligasi tercetak.


Harga jual atas penerbitan obligasi ditetapkan oleh:

1. Mekanisme permintaan dan penawaran

2. Resiko relatif

3. Kondisi pasar

4. Keadaan ekonomi

Nilai obligasi pada present value dari arus kas masa depan yang diharapkan, yang
terdiri atas bunga dan nilai nominal /principal.

Suku Bunga

a. Suku nominal/kupon/tercatat = Suku bunga yang tertulis di dalam kontrak/perjanjian


obligasi.

- Emiten menetapkan suku nominal.

- Dinyatakan sebagai persentase nilai nominal obligasi (par).

b. Suku bunga pasar atau effective yield = suku bunga yang memberikan tingkat
pengembalian sepadan dengan risiko.

- Merupakan nilai sesungguhnya yang diterima pemegang obligasi

c. Jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi setiap periode

Suku Bunga Nominal x Nilai Nominal Obligasi

d. Jumlah bunga yang dicacat sebagai beban oleh emiten


Suku Bunga Pasar x Nilai Tercatat (Buku) Obligasi

Asumsi Kupon Obligasi sebesar 8%

Suku Bunga Pasar Obligasi Dijual Pada

6% > Premium

8% > Nilai Per

10% > Diskon


H. OBLIGASI DITERBITKAN DENGAN NILAI NOMINAL

Contoh :

Santos SA menerbitkan obligasi R$100,000 pada tanggal 1 Januari 2019, jatuh tempo
dalam 5 tahun dengan bunga 9 persen yang dibayarkan tahunan pada tiap 1 Januari. Pada
tanggal penerbitan, suku bunga pasar obligasi ini adalah 9 persen.
Jurnal pada tanggal penerbitan, 1 Jan 2019

1/1/19 Cash Rp. 100,000

Bonds payable Rp. 100,000

Jurnal untuk mencatat accrued interest pada 31 Desember 2019.

31/12/19 Interest expense Rp. 9,000


Interest payable Rp. 9,000
Jurnal untuk mencatat pembayaran pertama pada 1 Jan 2020.
1/1/20 Interest payable Rp. 9,000
Cash Rp. 9,000

I. OBLIGASI DITERBITKAN DENGAN DISKON

Obligasi dijual lebih murah daripada nilai nominal obligasi ketika:

 Investor meminta suku bunga yang lebih tinggi dari suku bunga yang telah
ditetapkan (stated rate).
 Biasanya terjadi karena investor bisa mendapatkan tarifsuku bunga yang lebih tinggi
dari investasi alternatif pada risiko yang sama.
 Suku bunga stated tidak bisa diubah sehingga investor menolak untuk membayar
nilai nominal obligasi.
 Investor menerima bunga pada tingkat yang telah ditentukan yang dihitung dari nilai
nominal, tetapi sebenarnya mereka memperoleh bunga pada tarif efektif karena
mereka membayar lebih rendah dari nilai nominal obligasi.
Contoh :

Sekarang asumsikan bahwa Santos menerbitkan obligasi R$100,000, jatuh tempo 5 tahun
dengan bunga 9 persen dibayarkan pada tiap akhir tahun. Pada saat penerbitan, suku bunga
pasar obligasi ini adalah 11 persen.
Jurnal pada tanggal penerbitan, 1 Jan 2019

1/1/19 Cash Rp. 92,608

Bonds payable Rp. 92,608


Jurnal untuk mencatat accrued interest pada 31 Des 2019.

31/12/19 Interest expense ($92,608 x 11%) Rp. 10,187

Cash Rp. 9,000


Bonds payable Rp. 1,187

J. METODE SUKU BUNGA EFEKTIF

1. Obligasi diterbitkan dengan diskon – jumlah yang dibayar saat jatuh tempo lebih besar
daripada harga penerbitan obligasi.

2. Obligasi diterbitkan dengan premium – perusahaan menjual obligasi dengan harga lebih
tinggi daripada nilai nominal yang dibayarkan saat jatuh tempo.

3. Penyesuaian terhadap beban bunga obligasi dicatat melalui proses yang disebut
amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

4. Dengan menggunakan metode suku bunga efektif, beban bunga periodik dicatat pada
persentase konstan atas nilai buku obligasi.

5. Effective-interest method menghasilkan suatu beban bunga periodik yang sama dengan
suatu persentase tetap dari nilai terbawa (carrying value) obligasi.
Contoh Soal :

PT AAA menerbitkan obligasi senilai Rp 5 juta tertanggal 1 Januari 2012, jatuh


tempo dalam waktu 4 tahun dengan kupon 8 persen yang dibayarkan setiap tanggal 1
Januari.

1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen (at par).

2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen (premium).

3) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10 persen (diskon), kupon dibayar 1 Juli
dan 1 Januari (semiannually).

Jawab :

1. At Par (8%)

PV Nilai Nominal = 5.000.000 x 1 = 3.675.149


(1 + .08)^4
PV Nilai Nominal = 400.000 x 1 - (1 + .08)^4 = 1.324.851
.08
PV Harga Jual Obligasi = 5.000.000

Jurnal :
1/1/12 Kas 5.000.000

Utang Obligasi 5.000.000

31/12/12 Beban Bunga Obligasi 400.000

Utang Bunga Obligasi 400.000

1/1/13 Utang Bunga Obligasi 400.000

Kas 400.000

2. Premium (6%)

PV Nilai Nominal = 5.000.000 x 1 = 3.960.468


(1 + .06)^4
PV Nilai Nominal = 400.000 x 1 - (1 + .06)^4 = 1.386.042
.06
PV Harga Jual Obligasi = 5.346.510

Jurnal :

1/1/12 Kas 5.346.510


Utang Obligasi 5.346.510

31/12/12 Beban Bunga Obligasi 320.791

Utang Obligasi 79.209

Utang Bunga Obligasi 400.000

1/1/13 Utang Bunga Obligasi 400.000

Kas 400.000

3. Diskon (10%)

PV Nilai Nominal = 5.000.000 x 1 = 3.384.197


(1 + .05)^8
PV Nilai Nominal = 200.000 x 1 - (1 + .05)^8 = 1.292.643
.05
PV Harga Jual Obligasi = 4.678.840
1/1/12 Kas 4.676.840

Utang Obligasi 4.676.840

1/7/12 Beban Bunga Obligasi 233.842

Utang Obligasi 33.842

Kas 200.000

31/12/12 Beban Bunga Obligasi 235.534

Utang Obligasi 35.534

Utang Bunga Obligasi 200.000

1/1/13 Utang Bunga Obligasi 400.000

Kas 400.000

K. METODE SUKU BUNGA EFEKTIF


1. Bunga Akrual

Pada kasus ketiga, jika PT AAA menyiapkan laporan keuangan pada akhir bulan
Februari 2012, maka PT AAA melakukan pro-rata atas beban bunga sesuai dengan
jumlah bulan yang dibebankan.
Jurnal :

Beban Bunga Obligasi 77.947,34

Utang Obligasi 11.280,67

Utang Bunga Obligasi 66.666,67

2. Obligasi dijual di antara tanggal pembayaran bunga

Pembeli obligasi akan membayar kepada penjual obligasi bunga akrual sejak
tanggal terakhir pembayaran kupon sampai tanggal obligasi dijual. Pada tanggal
pembayaran kupon selanjutnya, pembeli obligasi akan mendapatkan pembayaran kupon
secara penuh.

Contoh :

i. Pada harga par

Pada kasus ketiga, jika PT AAA menjual obligasinya pada tanggal 1 April 2012
dengan harga Rp 4.693.348, maka PT AAA mencatat jurnal sebagai berikut:

1/4/12 Kas 4.693.348

Utang Obligasi 4.693.348

Kas 100.000

Beban Bunga Obligasi 100.000

Bunga Akrual Tertanggal 1/1/12 – 1/4/12 = 5.000.000 * 8% *3/12 = 100.000

Pada kasus ketiga, jika PT AAA menjual obligasinya pada tanggal 1 April 2012
dengan harga Rp 4.693.348, maka PT AAA mencatat jurnal sebagai berikut:

3
Beban bunga = Rp 4.693 .348× 10 % × = 117.334
12
Amortisasi diskon parsial adalah sebagai berikut:

PT AAA mencatat pembayaran kupon tanggal 1 Juli 2012 sebagai berikut:

1/7/12 Beban Bunga Obligasi 200.000

Kas 200.000

Beban Bunga Obligasi 17.334

Utang Obligasi 17.334

ii. Dengan diskon atau premium

Contoh :

Asumsikan bahwa Obligasi 8% milik Evermaster diterbitkan pada tanggal 1 Mei


2019, dengan hasil 6%. Dengan demikian, obligasi diterbitkan dengan harga
premium sebesar €108,039. Evermaster mencatat penerbitan obligasi di antara
tanggal bunga sbb.
Cash Rp. 108,039
Bonds payable Rp. 108,039
Cash Rp. 2,667
Interest expense Rp. 2,667

(€100,000 x .08 x 4/12) = €2,667

Selanjutnya, pada 1 Juli 2019 Evermaster membuat jurnal berikut untuk


mencatat pembayaran bunga dan amortisasi premium.

Interest expense Rp. 4,000


Cash Rp. 4,000
Bonds payable Rp. 253
Interest expense Rp. 253

Akun beban bunga kini memiliki saldo debit sebesar €1,080 (€4,000− €2,667 −
€253).

L. WESEL BAYAR DITERBITKAN NILAI NOMINAL

Akuntansinya mirip dengan akuntansi Obligasi


 Wesel (note) dinilai pada nilai saat ini (present value) atas seluruh arus kas masa
depan yang berasal dari bunga dan nilai pokoknya.
 Perusahaan melakukan amortisasi atas diskon atau premium selama jangka waktu
wesel.

Contoh :

Tanggal 1 Januari 2013, PT BBB menerbitkan wesel bayar pada nilai nominal Rp 100
juta dengan bunga 10 persen dan periode jatuh tempo 5 tahun. Bunga atas wesel harus
dibayar setiap akhir tahun. PT BBB melakukan pencatatan jurnal sebagai berikut:

1/1/13 Kas 100.000.000

Wesel Bayar 100.000.000

31/12/13 Beban Bunga 10.000.000

Kas 10.000.000

100.000.000 x 10% = 10.000.000

1. Wesel Tanpa Bunga

Perusahaan penerbit mencatat perbedaan antara nilai nominal dengan present


value (harga jual) sebagai diskon yang diamortisasi sebagai beban bunga selama umur
wesel.

Contoh:

Tanggal 1 Januari 2013, PT CCC menerbitkan wesel tanpa bunga senilai Rp 500
juta dengan periode jatuh tempo 5 tahun seharga Rp 296.725.664. Suku bunga implisit
wesel tersebut adalah 11 persen ( Suku bungaimplisit =
√5 500.000 .000
296.725 .664
−1=0.11).

Siapkan jurnal yang perlu dicatat PT CCC pada tanggal 1 Januari 2013, 31 Desember
2013 dan 31 Desember 2014!

2. Wesel dengan bunga

Akuntansi pada wesel bayar dengan kupon/bunga serupa dengan akuntansi pada
obligasi. Jika terdapat diskon atau premium, maka jumlah tersebut diamortisasi selama
umur wesel bayar dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Contohh :

Untuk mendapat uang tunai, Marie Co. menerbitkan wesel berbunga 3 tahun
sebesar €10,000 dengan suku bunga 10 persen kepada Morgan Corp. Suku bunga pasar
untuk wesel dengan risiko yang sama adalah 12 persen. Pada kasus ini, karena suku
bunga efektif (12%) lebih besar daripada suku bunga tercatat (stated rate), yaitu 10%,
maka nilai sekarang dari wesel akan lebih kecil daripada nilai nominalnya. Dalam hal
ini, wesel dikeluarkan dengan diskon. Marie Co. mencatat pengeluaran wesel ini sbb.

Cash Rp. 9,520


Notes Payable Rp. 9,520

Marie Co. mencatat jurnal berikut ini pada akhir tahun pertama.

Interest Expense Rp. 1,142

Notes Payable Rp. 142

Cash Rp. 1,000

M. SITUASI WESEL KHUSUS

1. Wesel yang Diterbitkan untuk Property, Barang dan Jasa

Ketika melakukan penukaran instrumen liabilitas dengan properti, barang, atau


jasa di dalam transaksi tawar-menawar, maka suku bunga tercantum dianggap wajar,
kecuali:

a. Tidak dicantumkan suku bunga, atau

b. Suku bunga tercantum tidak masuk akal, atau

c. Nilai nominal berbeda secara material dengan harga kas saat transaksi untuk item
serupa atau dari nilai wajar instrumen liabilitas saat transaksi.

2. Pemilihan Suku Bunga

Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar atas properti, barang, jasa,
atau hak lainnya, dan belum ada pasar tersedia untuk wesel tersebut, maka perusahaan
harus memperkirakan suku bunga yang dapat digunakan (imputation) di dalam
menggunakan metode suku bunga efektif.

Pemilihan suku bunga dipengaruhi oleh:

- Suku bunga berlaku untuk instrumen sejenis.

- Faktor seperti perjanjian pengikat, jaminan, jadwal pembayaran, dan suku bunga
utama.

N. WESEL BAYAR MORTGAGE


Suatu wesel promes yang didukung dengan dokumen yang disebut hipotek yang
memiliki hak melekat pada properti sebagai jaminan atas pinjaman.

Bentuk umum dari long-term notes payable.

◆ Terutang secara penuh pada saat jatuh tempo atau dicicil.

◆ Suku bunga tetap (fixed-rate mortgage).

◆ Suku bunga variabel (variable-rate mortgage).

Tiga situasi umum selain pembayaran pada saat jatuh tempo:

1. Pelunasan dengan uang tunai sebelum jatuh tempo,

2. Pelunasan dengan cara menyerahkan aset atau sekuritas,dan

3. Pelunasan dengan melakukan perubahan syarat.

Wesel bayar mortgage merupakan wesel dengan jaminan dokumen yang yang
menjanjikan hak untuk properti sebagai pengaman pinjaman.

- Bentuk paling umum untuk wesel bayar.

- Dapat dibayar penuh saat jatuh tempo atau angsuran.

- Fixed-rate mortgage dan

- Variable-rate/floating rate/adjustable mortgages.

O. PELUNASAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1. Pelunasan dengan kas sebelum jatuh tempo

a. Harga reakuisisi > Nilai buku bersih = Rugi

b. Harga reakuisisi < Nilai buku bersih = Untung

c. Pada saat reakuisisi, premium atau diskon harus diamortisasi sampai tanggal
rekuisisi.

Contoh:
Tanggal 1 Januari 2013, PT DDD menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 500
juta, suku bunga 8% semiannually, dan periode jatuh tempo 4 tahun. Suku bunga pasar
(yield) adalah 10%.

PV Nilai Nominal = 500.000.000 x 1 = 338.419.681


(1 + .05)^8
PV Nilai Nominal = 20.000.000 x 1 - (1 + .05)^-8 = 129.264.225
.05
PV Harga Jual Obligasi = 467.683.936

Dua tahun setelah tanggal penerbitan (1 Januari 2014), PT DDD menarik seluruh
obligasi pada 101 dan membatalkannya.

PT DDD mencatat penarikan dan pembatalan obligasi sebagai berikut

Utang obligasi 482.270.247

Kerugian pelunasan obligasi 22.729.753

Kas 505.000.000
2. Pelunasan dengan Pertukaran Aset atau Sekuritas

a. Kreditur harus mencatat aset non-kas atau bunga ekuitas yang diterima pada nilai
wajar.

b. Debitur mengakui keuntungan sebesar kelebihan nilai buku terutang terhadap nilai
wajar aset atau ekuitas yang ditransfer.

Contoh:

Bank EEE meminjamkan uang senilai Rp 500 milyar kepada PT FFF yang
kemudian oleh PT FFF digunakan untuk membangun apartemen. Karena rendahnya
minat atas kepemilikan apartemen, PT FFF tidak dapat melunasi kewajiban obligasinya.
Bank EEE setuju untuk menerima bangunan apartemen PT FFF dengan nilai wajar Rp
400 milyar untuk pelunasan seluruh kewajiban PT FFF. Nilai buku apartemen menurut
catatan PT FFF adalah RP 550 milyar. PT FFF mencatat transaksi pelunasan sebagai
berikut:

Wesel bayar ke Bank EEE 500.000.000.000

Kerugian pelepasan apartemen 150.000.000.000

Apartemen 550.000.000.000

Keuntungan pelunasan utang 100.000.000.000

3. Pelunasan dengan Persyaratan Modifikasi


Kreditur dapat menawarkan satu atau kombinasi dari kombinasi berikut:
a. Pengurangan suku bunga nominal.
b. Perpanjangan jatuh tempo pembayaran nilai nominal utang.
c. Pengurangan nilai nominal utang.
d. Pengurangan atau penangguhan accrued interest.

Contoh:

Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank GGG melakukan kesepakatan modifikasi


dengan PT HHH yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Bank GGG melakukan
restrukturisasi pinjaman dengan nilai par Rp 200 juta sbb:

- Mengurangi nilai nominal obligasi menjadi Rp 180 juta.


- Memperpanjang tanggal jatuh tempo dari 31 Desember 2012 ke 31 Desember
2014.

- Mengurangi suku bunga dari 12 persen ke 8 persen. Mengingat kesulitan finansial


PT HHH, suku bunga pinjaman pasar PT HHH adalah sebesar 14 persen.

IFRS mengharuskan modifikasi untuk diperhitungkan sebagai pelunasan wesel


lama dan penerbitan wesel baru yang diukur pada nilai wajar.

PV arus kas yang direstrukturisasai :

PV Nilai Nominal = 180.000.000 x 1 = 138.504.155


(1 + .14)^2
PV Nilai Nominal = 14.400.000 x 1 - (1 + .14)^-2 = 23.711.911
.14
PV Harga Jual Obligasi = 162.216.066

PT HHH mencatat jurnal atas restrukturisasi utang sebagai berikut:

Wesel bayar (lama) 200.000,000

Keuntungan pelunasan wesel 37.783.934

Wesel bayar (baru) 162.216.066

P. OPSI NILAI WAJAR

Perusahaan dapat memilih mencatat pada nilai wajar pada akun untuk sebagian
besar aset dan liabilitas keuangan, termasuk obligasi dan weset bayar. IASB yakin bahwa
pengukuran instrumen keuangan pada nilai wajar memberikan informasi yang lebih relevan
dan dapat dipahami daripada biaya amortisasi. Ketika perusahaan mencatat pada nilai wajar,
maka laba/rugi yang belum direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih

Contoh:
PT IJK menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 500 juta dan kupon 6 persen pada
tanggal 1 Mei 2012. PT IJK menggunakan opsi nilai wajar di dalam pencatatan obligasi.
Pada tanggal 31 Desember 2012, nilai obligasi menjadi Rp 480 juta akibat peningkatan suku
bunga pasar menjadi 8 persen.

Utang obligasi 20.000.000

Unrealized Holding Gain or Loss - pendapatan 20.000.000

Q. PEMBIAYAAN DI LUAR NERACA

Pembiayaan di luar neraca adalah suatu upaya meminjam uang sedemikian rupa
untuk menghindarimencatat kewajiban.

Bentuk-Bentuk yang berbeda:

► Non-Consolidated Subsidiary

► Special Purpose Entity (SPE)

Rationale

► Memindahkan utang akan mempertajam kualitas neraca dan memungkinkan


mendapatkan kredit lebih mudah dan biaya yang lebih murah.

► Perjanjian pinjaman seringkali membatasi jumlah utang yang dapa dimiliki oleh
perusahaan. Jenis komitmen seperti ini mungkin tidak dipertimbangkan dalam
menghitung pembatasan utang.

► Ada yang berpendapat bahwa sisi aset dalam neraca sangat bernilai lebih rendah/
diremehkan.

Merepresentasikan pinjaman yang tidak dicatat. Tujuannya untuk meningkatkan


rasio keuangan tertentu seperti rasio hutang terhadap ekuitas. Catatan pengungkapan secara
umum menunjukkan hakikat kewajiban, tanggal jatuh tempo, tingkat suku bunga, provisi,
hak istimewa mengonversi, pembatasan yang ditetapkan oleh para kreditor, dan aset yang
ditetapkan atau yang dilekatkan sebagai jaminan.
Nilai wajar dari hutang harus diungkapkan. Harus mengungkapkan pembayaran di
masa depan untuk persyaratan sinking fund dan jumlah jatuh tempo utang jangka panjang
tiap tahun selama lima tahun ke depan.

Jenis – Jenisnnya antara lain:

1. Anak Perusahaan yang Tidak Terkonsolidasi

2. Entitas dengan Tujuan Khusus

3. Sewa Guna Usaha Operasi

Anda mungkin juga menyukai