c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan
d. Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang
– kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan
Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga perolehan. Biaya
transaksi untuk diukur dengan nilai wajar dibebankan sebagai biaya periode berjalan,
sedangkan untuk diukur selain dengan nilai wajar dikapitalisasi. Pengaruh kapitalisasi biaya
transaksi akan mempegaruhi effective interest rate dan beban bunga yang diakui.
2. JENIS – JENIS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Jumlah yang belum dibayarkan atas barang atau jasa yang telah diserahkan atau
diselesaikan dari suplier. Pengakuan pada tanggal penyerahan barang / penyelesaian
jasa. Dasar mencatat berasal dari faktur pembelian, timbul karena adanya perbedaan
waktu antara saat diterimanya barang atau jasa dan pembayarannya . Perjanjian
pembelian misal 2/10, n/30 jika pembelian akan diberikan potongan 2% jika dibayarkan
dalam waktu 10 hari, jangka waktu kredit 30 hari.
Contoh :
PT. Kenanga tanggal 1 Nopember 2013 membeli peralatan secara kredit sebesar
20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30.
Kas 19.600.000
Kas 20.000.000
Janji untuk membayar sejumlah tertentu pada waktu yang telah ditentukan.
Timbul dari pembelian, pendanaan, dan transaksi lain. Diterbitkan untuk melunasi utang
atau membayar pembelian. Dapat bersifat jangka pendek atau panjang. Sering kali
berbunga atau dapat tidak berbunga. Jika tidak berbunga maka diterbitkan dengan
diskon.
Contoh :
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1 Desember 2013
dengan menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%.
Wesel Dilunasi
Kas 20.600.000
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1 Desember 2X13
dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp 22.400.000, jangka waktu 360 hari,
tanpa bunga. Hitung Effective Interest Rate 12%.
Kas 22.400.000
Pokok Utang Provisi + Biaya Transaksi X Tarif Bunga Efektivw = Beban Bunga
Contoh :
PT. Kenanga pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank Permata sebesar Rp
100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok
dibayar saat jatuh tempo. Hitung Effective Interest Rate 19,79%.
Kas 115.000.000
4. Liablilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo Periode Berikutnya
1. Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan sebagai aset lancar
2. Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka panjang yang
baru.
Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12
bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.
6. Utang Dividen
Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau
dividen yang diberikan dalam bentuk aset. Dividen saham tidak dicatat oleh penerima
dan tidak ada pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat dengan mereklasifikasikan
saldo laba ke modal /agio saham.
Umumnya dibayarkan dalam jangka waktu 3 bulan. Dividend SP kumulatif yang
tidak diumumkan tidak diakui sebagai utang. Utang dividend dalam bentuk saham tidak
diakui sebagai utang, melainkan dilaporkan salam ekuitas.
Deposit tunai yang dapat dikembalikan yang diterima dari pelanggan dan/atau
pegawai. Dapat diklasifikasikan sebagai liabilitas lancer ataupun liabilitas tidak lancar.
Contoh :
Pada 1 Agustus 2019 Majalah Sports Pro menjual 12.000 kupon langganan
tahunan. Masing-masing kupon seharga €18. Buatlah jurnal pencatatan pada 1 Agustus
2019 dan jurnal penyesuaian akhir tahun pada 31 Desember 2019.
(12,000 x €18)
Barang dan Jasa yang kita beli/kita peroleh sering dikenai pajak atas barang/jasa
yang kita peroleh.
Kedua jenis pajak ini menggunakan ketentuan yang berbeda untuk mencapai
tujuan tersebut (sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku).
Contoh :
Sunshine Baking membuat roti dari gandum tersebut dan menjualnya ke Halo
Supermarket seharga €2.000. Sunshine Baking membuat jurnal untuk mencatat
penjualan, dengan asumsi PPN adalah 10 persen, sbb.
Cash Rp. 2,200
Sales Revenue Rp. 2,000
Value-Added Taxes Payable Rp. 200
Selanjutnya, Sunshine Baking menyetorkan hanya €100 (bukan €200) kepada
pemerintah. Alasannya adalah: Sunshine Baking telah membayar €100 ke Hill
Farms Wheat.
Halo Supermarket menjual roti kepada konsumen seharga €2,400. Halo
Supermarket membuat jurnal untuk mencatat penjualan, dengan asumsi PPN 10
persen, sbb.
Cash Rp. 2,640
Sales Revenue Rp. 2,400
Value-Added Taxes Payable Rp. 240
Selanjutnya, Halo Supermarket menyetorkan hanya €40 ke pemerintah karena
dikurangi PPN €200 yang telah dibayarkan ke Sunshine Baking.
Jumlah yang terutang kepada pegawai atas gaji atau upah dilaporkan sebagai
liabilitas lancar. Termasuk di dalam liabilitas lancar jenis ini adalah:
a. Pengurang gaji.
Contoh :
b. Kompensasi ketidakhadiran.
Contoh :
c. Bonus.
Pembayaran selain gaji atau upah reguler kepada pegawai tertentu atau
kepada semua pegawai.
ii. Bonus yang belum dibayar harus dilaporkan sebagai liabilitas lancar.
3. TUJUAN PSAK 57
a. Pengakuan dan pengukuran provisi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta
Agar para pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan
informasi tersebut.
4. RUANGLINGKUP 57
Pengecualian :
PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansinya, kecuali yang timbul dari:
Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan (termasuk garansi) yang
termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
5. DEFINISI
Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih
pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
Kewajiban adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas.
Kewajiban diestimasi (Provisi) adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum
pasti.
Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas yang
dalam hal ini:
a. Berdasarkan praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasi atau pernyataan
baru yang cukup spesifi k, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa
entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan
b. Akibatnya, entitas telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
1. Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi
pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
2. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:
a. Tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan
dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk
menyelesaikan kewajibannya; atau
6. PROVISI
Provisi adalah liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti. Provisi dilaporkan
sebagai liabilitas lancar ataupun nonlancar.
Jenis-jenis provisi yang umum, diantaranya adalah:
Kewajiban yang berhubungan dengan litigasi atau proses pengadilan (obligations
related to litigation).
Garansi atau jaminan produk (warrantees or product guarantees).
Restrukturisasi bisnis (business restructurings).
Kerusakan lingkungan (environmental damage).
7. PENGAKUAN PROVISI
a. Perusahaan memperoleh beban dan liabilitas terkait provisi hanya jika tiga kondisi
berikut ini terpenuhi, yaitu :
1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu;
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban ter sebut dapat dibuat.
b. Kewajiban Kini
Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak dapat di tentukan secara jelas apakah
terdapat kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan
kewajiban kini jika, setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia, terdapat
kemungkinan lebih besar terjadi daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini telah ada
pada akhir periode pelaporan.
1. Besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan,
entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan terpenuhi); dan
2. Jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi. Pengungkapan tidak
diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
terpisah dari tindakan entitas pada masa datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada
masa datang). “Independent of future actions”
Contoh:
Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi atau jaminan produk,
atau kontrak-kontrak serupa), kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan
keseluruhannya sebagai suatu kelompok kewajiban.
a. Provisi Litigasi
Sehubungan dengan gugatan yang belum diajukan dan klaim serta penilaian yang
belum ditegaskan, perusahaan harus menentukan:
1. tingkat kemungkinan gugatan dapat diajukan atau klaim atau penilaian dapat diajukan,
dan
Jika keduanya sangat mungkin terjadi, maka apabila kerugian dapat diperkirakan
secara wajar dan apabila penyebab tindakan tersebut bertanggal pada atau sebelum
tanggal laporan keuangan, maka perusahaan harus mengakui liabilitas.
b. Provisi Garansi
Janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki kekurangan
kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jika kemungkinan besar pelanggan akan
membuat klaim garansi dan perusahaan dapat memperkirakan secara wajar biaya yang
terkait, maka perusahaan harus mencatatnya sebagai beban.
Perusahaan sering kali memberikan salah satu dari dua jenis garansi berikut ini
kepada pelanggannya, yaitu:
1. Garansi Jenis Jaminan (Assurance-Type Warranty)
Suatu jaminan bahwa kualitas barang atau jasa yang dijual terbebas dari
kecacatan.
i. Liabilitas ini harus dibebankan pada periode barang disediakan atau
jasa dilakukan (dengan kata lain, pada saat penjualan).
ii. Perusahaan harus mencatat liabilitas garansi.
2. Garansi Jenis Jasa (Service-type Warranty)
Suatu perpanjangan garansi yang dapat diberikan pada suatu produk
dengan adanya biaya tambahan.
i. Biasanya dicatat dalam akun Pendapatan JaminanDiterima Dimuka.
ii. Mengakui pendapatan berdasarkan metode garis lurus selama
periode berlakunya garansi jenis layanan.
c. Utang Imbalan (Consideration Payable)
Perusahaan harus membebankan biaya premi dan kupon ke beban dalam periode
penjualan yang mendapat manfaat dari rencana tersebut.
f. Provisi Restrukturasi
g. Asuransi Diri
9. PENGUNGKAPAN PROVISI
Sebuah perusahaan harus menyiapkan rekonsiliasi saldo awal hingga saldo akhir untuk
setiap kelas utama provisi dan mengidentifikasi apa saja yang menyebabkan terjadinya
perubahan provisi selama periode tersebut . Selain itu,
► Provisi harus dijelaskan dan waktu yang diharapkan dari setiap arus keluar perlu
diungkapkan.
► Pengungkapan tentang ketidakpastian yang terkait dengan arus keluar yang diharapkan
serta penggantian yang diharapkan tersebut harus disampaikan.
Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:
c. Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi
selama periode bersangkutan;
d. Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan
e. Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena
berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
a. uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar
sumber daya terjadi;
b. indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut jika
diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harus
mengungkap kan asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan
c. jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset
yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut.
Kecuali kemungkinan arus keluar dalam penyele saian adalah kecil, entitas
mengungkapkan untuk setiap jenis kewajiban kontinjensi pada akhir periode pelaporan,
uraian ringkas mengenai karakteristik kewajiban kontinjensi dan, jika praktis:
b. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus keluar
sumber daya; dan
c. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.
10. PENGUKURAN PROVISI
a. Estimasi terbaik
Jumlah yang diakui sebagai provisi (Kewajiban Diestimasi) adalah hasil estimasi
terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir
periode pelaporan. (par 36)
c. Nilai Kini
Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi adalah nilai
kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par
45)
Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti
obyektif bahwa peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)
a. Penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti
diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya.
c. Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan provisi dapat
disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya kemungkinan
besar tidak terjadi, maka provisi tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan meningkat pada
setiap periode untuk mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya
pinjaman (PSAK 57 par 60)
Kewajiban diestimasi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa datang.
b. Kontrak Memberatkan
Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini
menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi. (PSAK 57 par 66). Kontrak
memberatkan adalah kontrak yang menimbulkan biaya tidak dapat terhindarkan untuk
memenuhi kewajiban kontraknya melebihi manfaat ekonomis yang akan diterima dari
kontrak tersebut.
c. Restrukturisasi
Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh
manajemen dan secara material mengubah lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau
cara mengelola usaha tersebut.
Contoh:
b. Penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke negara atau kawasan
lain;
d. Reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada karakteristik dan
fokus operasi entitas.
3. Lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah pegawai yang akan menerima kompensasi
karena pemu tusan hubungan kerja;
b) Entitas menimbulkan harapan yang kuat dan sah kepada pihak-pihak yang terkena
dampak restruk turisasi bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi dengan
memulai implementasi rencana tersebut atau mengumumkan pokokpokok rencana.
Tidak ada kewajiban yang timbul dalam penjualan suatu operasi hingga entitas
membuat suatu per janjian penjualan yang mengikat.
Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari
restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa
datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau dalam kendali entitas;
atau kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
a. Menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur dengan andal; atau
Dampak diterapkannya PSAK ini pada tanggal efektifnya (atau lebih dini) (atau lebih
dini) dilaporkan sebagai penyesuaian saldo dilaporkan sebagai penyesuaian saldo awal saldo
laba pada periode PSAK ini pertama kali diterapkan. ƒ
Entitas dianjurkan, tetapi tidak diwajibkan, untuk menyesuaikan saldo awal saldo
laba dari periode sajian paling dini dan meyajikan kembali informasi kom paratif.
Jika informasi komparatif tersebut tidak disajikan ulang, maka fakta tersebut harus
diungkapkan. ƒ
Berlaku untuk periode laporan keuangan tahunan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011. Penerapan lebih dini dianjurkan. Penerapan lebih dini dianjurkan.
CONTOH :
1. PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk kepada para
pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen menjamin akan memperbaiki
atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua tahun sejak tanggal penjualannya jika
terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa
akan terjadi klaim atas jaminan yang diberikan.
Jawab : Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat.
Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam rangka penyelesaian
kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi pengeluaran sumber daya karena jaminan
yang diberikan (paragraf 24). Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar
estimasi terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan (par 14 dan
24).
2. PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi
perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas diwajibkan
oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi tidak memiliki peraturan
yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran lingkungan, dan entitas tersebut telah
melakukan pencemaran di negara tersebut selama beberapa tahun. Pada tanggal 31
Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang
dicemarkan akan diberlakukan segera setelah akhir tahun.
Jawab : Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat dipastikan
peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan mengharuskan pembersihan atas
pencemaran lingkungan. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber
daya) akan terjadi. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik biaya pembersihan.
3. PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan uang pembelian
dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan
entitas untuk mengembalikan uang konsumen.
Jawab : Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu pelatihan ulang)
belum terjadi. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).