Anda di halaman 1dari 53

LIABILITAS JANGKA PENDEK ,

PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)


Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 1

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

1
Agenda

1 Liabilitas Jangka Pendek

PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset


2 Kontijensi

3 Ilustrasi

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 2


Sasaran Pembelajaran

Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan mahasiswa:


1. Mampu menjelaskan jenis-jenis liabilitas jangka
pendek
2. Mampu membuat jurnal transaksi liabilitas
jangka pendek
3. Mampu menyajikan dan mengungkapkan
liabilitas jangka pendek
4. Mampu menjelaskan provisi dan kontijensi
5. Mampu menyajikan provisi dan mengungkapkan
kontijensi

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 3


Liabilitas

 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul


dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber
daya entitas.

kewajiban kini
peristiwa masa lalu
pengeluaran sumber daya

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 4


Liabilitas Jangka Pendek
 Klasifikasi liabilitas lancar, jika:
 mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
 memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
 liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan; atau
 tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang.

Siklus operasi  jangka waktu antara perolehan aset untuk


pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas.
Ref. PSAK 1

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 5


Liabilitas Jangka Pendek
 Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan 
liabilitas keuangan
 Instrumen keuangan diatur dalam:
 PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan
 PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan
 PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan

 Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga


perolehan.
 Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar dibebankan
sebagi biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur selain
dengan nilia wajar dikapitalisasi.
 Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi
effective interest rate dan beban bunga yang diakui.

Ref. PSAK 55

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 6


Jenis – Jenis Liabilitas Jangka Pendek

 Utang Usaha  Uang muka pelanggan


 Wesel Bayar  Pendapatan diterima
 Utang Bank jangka pendek dimuka
 Liabilitas jangka panjang  Utang PPN / PPnBM
yang akan jatuh tempo  Utang pajak penghasilan
 Liabilitas jangka pendek  Utang gaji
yang didanai kembali  Utang pajak pihak ketiga
 Utang dividen

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 7


Utang Dagang – Account Payable

 Jumlah yang belum dibayarkan atas barang


atau jasa yang telah diserahkan atau
diselesaikan dari suplier.
 Pengakuan pada tanggal penyerahan barang /
penyelesaian jasa.
 Dasar mencatat  faktur pembelian
 Perjanjiang pembelian misal 2/10, n/30 
pembelian akan diberikan potongan 2% jika
dibayarkan dalam waktu 10 hari, jangka waktu
kredit 30 hari.
Beli brgn 2/10 .... 5/25, n/40 Rp. 10 jt byr
26
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 8
Ilustrasi Utang Dagang
 Tgl 12 Des 2015, PT. Slamet beli barang, kredit kpd PT.
Delima, Rp.200 jt + PPN 10%, 2/10;n/30, FOB SP. PT.
Slamet bayar hutang tgl 22/12/2015.
 TGl 29/12//2015 PT. Slamet beli brg kpd PT. Mawar
Rp.330 jt inklusif PPN, n/30, FOB SP. Bayar dgn wesel
12 Des 2015
Persediaan 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000
Utang Dagang 220.000.000
22 Des 2015
Utang Dagang 220.000.000
Kas 215.600.000
Potongan pembelian 4.400.000
29 Des 2015
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Hutang Wesel 330.000.000
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 9
Wesel Bayar – Notes Payable

 Janji untuk membayar sejumlah tertentu


pada waktu yang telah ditentukan.
 Diterbitkan untuk melunasi utang atau
membayar pembelian.
 Dapat bersifat jangka pendek atau
panjang
 Seringkali berbunga atau
dapat tidak berbunga
 Jika tidak berbunga diterbitkan
dengan diskon

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 10


Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga

 PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp


20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan
menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%.
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Utang Bunga 200.000
Wesel dilunasi 1 Maret 2X14
Wesel Bayar 20.000.000
Utang Bunga 200.000
Beban Bunga 400.000
Kas 20.600.000
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 11
Ilustrasi Wesel Bayar – tanpa bunga

PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1


Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp
22.400.000, jangka waktu 360 hari, tanpa bunga.
Hitung Effective interest rate  12%
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Wesel Bayar 200.000
Wesel dilunasi 1 Desember 2X14
Beban Bunga 2.200.000
Wesel Bayar 2.200.000
Wesel bayar 22.400.000
Kas 22.400.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 12


Soal Kuis

PT. Mawar melakukan beberapa transaksi berikut ini pada


bulan Nopember 2X13.
 Membeli peralatan kantor pada 2 Nopember Rp
30.000.000 secara kredit (2/15, n/30). Dilunasi pada 15
Nopember 2X13.
 Menerbitkan wesel bayar 12 bulan tanpa bunga pada
16 Nopember 2X13 sebesar Rp 55.000.000, untuk
melunasi utang dagang sebesar Rp 50.000.000.
 Menerbitkan wesel bayar 3 bulan dengan bunga 8%
jangka waktu 3 bulan pada 30 Nopember untuk
membeli persediaan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 13


Utang Bank jangka Pendek

 Utang bank jangka pendek diklasifikasikan


sebagai liabilitas jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.
Pokok utang-
 Ada bunga provisi + biaya
transaksi
 Utang bank utk Modal Kerja dapat berbentuk
standby loan
 Biaya transaksi menambah nilai utang dan
Tarif bunga
provisi akan mengurangi nilai utang. Effektive
 Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk
memperoleh tarif bunga efektif.
 Tarif bunga efektif digunakan menghitung Beban Bunga
bunga
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 14
Utang Bank jangka Pendek

Jika Hutang Bank, bersifat Rool Over ....????

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 15


2/10/15 – Jurnal transaksi
Kas 370.000.000
Biaya Bunga Bank 30.000.000
Utang Bank 400.000.000
31/12/15
Diskon Utang Bunga 15.000.000
Biaya bunga 15.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 16


Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 17
Utang Bank Jangka Pendek – DENGAN PROVISI
PT. Kenanga pada 1 Nov 2015 menerima utang dari Bank Permata
sebesar Rp 100.000.000 dipotong provisi 1,5%. Tingkat suku bunga
sebesar 12%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo 30/1/2016.

1 November 2015
Kas 98.500.000
Diskonto HB 1.500.000
Utang Bank 100.000.000
Bunga Efektif 31 Desember 2X13 – bunga (2/12*18,27%*98.500.000)
 18,27% Beban Bunga 3.000.000
(4.500/98.500 Utang Bunga 2.000.000
Diskonto HB 1.000.000
)*12/3
Utang Bank dilunasi 30 Jan 2016
Beban Bunga 1.500.000
Utang Bunga 2.000.000
Utang Bank 100.000.00
Kas 103.000.000
Diskonto HB 500.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 18


STANDBY LOAN
Standby Loan adalah bentuk pinjaman kpd bank yang siap
untuk ditarik sesuai dengan kebutuhan nasabah. Plafon
kredit dan tingkat suku bunga akan ditentukan, dan
penarikan maksimal sampai dengan plafon tersebut.
Perhitungan Bunga atas kredit dihitung dari jumlah
penarikan (out standing / Baki Debet), setiap bulan,
dihitung harian bukan dari Plafon
Plafon Rp. 50 milyar
Penarikan / Pencairan thn 1 Rp. 10 milyar
Jumlah Pembayaran / Ansguran thn 1 Rp. 332jt (2 bl)
Out standing / Baki Debet / saldo hutang Rp. 8 milyar
Sisa plafon akhir thn 1 Rp. 42,
10.000.000.000/60 = 166.000.000
Htg Jk Pendek Rp. 1.992.000.000
Htg Jk Panjang Rp.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 19
Contoh

Pemakaian STL
Jurnal
02 Des 2015
Kas 300.000
02/12/15 Penarikan 300.000 300.000 Beban Bunga 6.000
Utang Bank 306.000
02/12/15 By Tarik 6.000 306.000 16 Des 2015

16/12/15 Penarikan 400.000 706.000 Kas


Beban Bunga
400.000
8.000

16/12/15 By Tarik 8.000 714.000 Utang Bank


30 Des 2015
408.000

Utang Bank 300.000


30/12/15 Bayar 300.000 414.000 Kas 300.000
31 Des 2015
31/12/15 Bunga 2.069 416.069 Beban Bunga
Utang Bank
2.069
2.069

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20


Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

 Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode


berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka
pendek kecuali:
 Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak
diklasifikasikan sebagai aset lancar (sinking fund)
 Dibiayai kembali (refinancing) atau dilunasi dengan
penerbitan liabilitas jangka panjang yang baru.
 Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo
tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 21


Total Pinjaman Rp. 1 M
Sdh dibayar Rp. 700 jt
Sisa Rp. 300 jt
Pinjam lagi misalnya Rp. 2 mly – 2 thn
Maka anda akan dpt uang tunai Rp.
1.700.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 22


Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

 Entitas harus menunjukkan kemampuan untuk


melengkapi proses pembiayaan ulang.
Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum
laporan keuangan diluncurkan, atau
Entitas menandatangani perjanjian
pebiayaan ulang.

Untuk mereklasifikasi liabilitas jk panjang menjadi


liabilitas jk pendek, diperlukan jurnal reklasfikasi,
lihat contoh 11.5

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 23


Liabilitas Jangka Pendek Dibiayai Kembali

 Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan


jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode
pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat
untuk membiayai kembali.
 Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan
kreditur meminta percepatan pembayaran, maka
liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka
pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan
pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal
pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh
setelah tanggal pelaporan
Ref. PSAK 1

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 24


Utang Dividen
 Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen
dalam Rapat Umum Pemegang Saham – Jurnalnya ??
 Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau
dividen yang diberikan dalam bentuk aset
 Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak
ada pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat
dengan mereklasifikasikan saldo laba ke modal /agio
saham – Jurnalnya ????
Saldo Laba
Hutang Dividen

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 25


Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57
 PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk
mengatur Provision
Provision
 pengakuan dan pengukuran provisi,
kewajiban kontinjensi dan aset Contingent
Contingentliabilities
liabilities
kontinjensi serta
Contingent
Contingentassets
assets

 untuk memastikan informasi memadai


telah diungkapkan dalam CaLK

 Agar para pengguna dapat memahami


sifat, waktu, dan jumlah yang terkait
dengan informasi tersebut. Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 26


Pengecualian

PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam


akuntansinya, kecuali yang timbul dari:
(a) kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut
bersifat memberatkan (onerous); PSAK 57
Par 5
(b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.
Contoh: PSAK 34; 46; 30; 24; 28; 36

Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan


(termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran. Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 27


Definisi
 Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak
terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah
melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi
yang sama.
 Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat
mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 28


Pengakuan Provisi
Provisi diakui jika: Present
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat obligation
hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai Past event
akibat peristiwa masa lalu;

(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban Probable


outflow
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah


Reliable
kewajiban ter sebut dapat dibuat. estimate

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi


Ref. PSAK 57
tidak diakui.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 29
Pengakuan Provisi
 Dalam kasus kewajiban kini tidak Present
Present Obligation
Obligation
Contoh:
Contoh:Tuntutan
Tuntutan
dapat ditentukan secara jelas: Hukum
Hukum
 setelah mempertimbangkan Par
Par15
15

semua bukti tersedia,


 terdapat kemungkinan lebih besar
More
Morelikely
likelythan
thannot
not
terjadi daripada tidak terjadi
bahwa
End
Endof
ofReporting
Reporting
 kewajiban kini telah ada, Period
Period
 pada akhir periode pelaporan.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 30


Pengakuan Provisi
Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:
(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban
more
more likely
likely than
than not
not
kini telah ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengakui provisi (jika provision
provision
kriteria pengakuan terpenuhi); dan
(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban Disclose
Disclose aaContingent
Contingent
Liability
Liability
kini belum ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan
kewajiban kontinjensi.
Remote:
Remote:
(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika No
No disclosure
disclosure

kemungkinan arus keluar sumber daya 31


Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Pengakuan Provisi

Past
Past events
events Present
Present obligation
obligation

Kewajiban hukum timbul Obligating events


dari:
(a) suatu kontrak (secara Constructive
Constructive
Legal
Legal Obligation
Obligation
eksplisit atau implisit); Obligation
Obligation
(b) peraturan perundang-
undangan; atau
(c) pelaksanaan produk Kewajiban konstruktif :
hukum lainnya. (a) berdasarkan praktik baku masa lalu,
dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 32
Pengakuan Provisi
 Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas pada masa
datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada masa datang).
 “Independent of future actions” PSAK 57
Par 19
 Contoh:
 denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang mengakibatkan
arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban itu tanpa
memandang tindakan entitas pada masa datang.
 biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau
instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk
memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 33


Pengakuan Provisi
 Contoh ...
 ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat
untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa
yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang-
undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk
ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan
secara terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut PSAK 57
sehingga menimbulkan kewajiban konstruktif. Par 21;
 Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi 24
atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa),
 kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan
mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu
kelompok kewajiban.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 34


Garansi Produk
 PT.Kendeng memiliki data garansi sbb:
5% pelanggan meminta garansi, rata2 biaya garansi yg
dikeluarkan Rp.100.000/produk. Thn 2015, penjualan
sebanyak 20.000 unit, thn 2016 sebanyak 26.000 unit. Total
biaya garansi yang dibayar thn 2015 Rp. 65 jt dan thn 2016 Rp.
125 jt. Buat Jurnal yg diperlukan
Jurnal Tahun 2015 Jurnal Tahun 2016
Pengakuan Beban Garansi Pengakuan Beban Garansi
Beban Garansi 100,000 Beban Garansi 130,000
Provisi Garansi 100,000 Provisi Garansi 130,000
(5% X 20.000 X 100.000) (5% X 26.000 X 100.000)
Pembayaran Garansi Pembayaran Garansi
Provisi Garansi 65,000 Provisi Garansi 125,000
Kas 65,000 Kas 125,000
Berapa Saldo Provisi garansi 31/12/16 ?

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 35


Jurnal Thn 2015
Pemberian Garansi
Beban Garaansi 65,000,000
Kas 65,000,000

Tambahan Pengakuan Garansi thn 2015


Jurnal Penyesuaian 31 Des 2015
Beban Garansi 35,000,000
Provisi Garansi 35,000,000
(5% X 20.000 X 100.000) - 65.000.000

Jurnal Thn 2016


Pemberian Garansi
Provisi Garansi 35,000,000
Beban Garaansi 90,000,000
Kas 125,000,000

Tambahan Pengakuan Garansi thn 2016


Jurnal Penyesuaian 31 Des 2016
Beban Garansi 40,000,000
Provisi Garansi 40,000,000
(5% X 26.000 X 100.000) - 90.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 36


Liabilitas Kontijensi
 No Recognition  Disclosed

 Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai


provisi diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.
 Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan
hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
 Keberasaan liablitas kontijensi harus dievaluasi apakah
berubah :
 menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur
dengan andal; atau
 Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu
diungkapkan
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 37


Contingent Assets
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

 No Recognition  Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa


masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 38


Pengukuran
1. Estimasi terbaik
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
 Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah
provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 39


Pengukuran

4. Peristiwa Masa Depan


 Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus
tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset


 Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset
tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi
(PSAK 57 par 51)

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 40


Penggantian
 Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
 penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
 Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
 Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi.
 Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan
dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi
jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 41


Perubahan dan Penggunaan Provisi

 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan 


estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber
daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
 Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai
tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk
mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui
sebagai biaya pinjaman (PSAK 57 par 60)  unwinding of
the discount
 Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan
provisi tersebut. (PSAK 57 par 61)

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 42


Kontrak memberatkan

 Jika entitas terikat dalam suatu kontrak


memberatkan, maka kewajiban kini
menurut kontrak tersebut diukur dan diakui
sebagai provisi. (PSAK 57 par 66)
Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak
terhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya melebihi
manfaat ekonomis yang akan diterima dari kontrak tersebut.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 43


Restrukturisasi

 Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan


dikendalikan oleh manajemen dan secara material
mengubah:
(a) lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau
(b) cara mengelola usaha tersebut.
 Contoh:
(a) penjualan atau penghentian suatu lini usaha;
(b) penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke negara
atau kawasan lain;
(c) perubahan dalam struktur manajemen, misalnya menghilangkan
satu lapis manajemen; dan
(d) reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada
karakteristik dan fokus operasi entitas. 44
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Restrukturisasi

 Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi


muncul hanya jika entitas memiliki rencana formal yang rinci
dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak-pihak yang
terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK 57 par 72)
 Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran
langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu yang
memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
(a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka
restrukturisasi; dan
(b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada
entitas.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 45
Pengungkapan

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:


(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada
provisi yang ada;
(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan;
(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama
periode bersangkutan; dan
(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam
nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan
dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 46
Pengungkapan
Entitas juga harus mengungkapkan pula:
(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan
perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi;
(b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus
keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka
menyediakan informasi yang memadai, entitas harus
mengungkap kan asumsi utama yang mendasari
prakiraan peristiwa masa depan
(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima
dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui
untuk estimasi penggantian tersebut.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 47


Contoh 1
 PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk
kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen
menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua
tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman
masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang
diberikan.

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang
mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan
kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam
rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi
pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).
Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi
terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan
(par 14 dan 24).
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 48


Contoh 2
 PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi
perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas
diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi
tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran
lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut
selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa
RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan
segera setelah akhir tahun.

1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat


dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan
mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan.
2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan
terjadi.
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik biaya pembersihan.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 49


Contoh 3
 PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan
uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang


menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan
mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu
sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan
mengembalikan uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 50


Contoh 4
 Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.
 Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang
jasa keuangan.
 Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu


pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 51


Referensi Utama

 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

 Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
Terima Kasih

Irsyad dan Dwi Martani


Departemen Akuntansi
Slide OCW Universitas FEUI
Indonesia
martani@ui.ac.id
Oleh : Dwi Martaniatau dwimartani@yahoo.com
Departemen Akuntansi FEUI
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 53

Anda mungkin juga menyukai