Anda di halaman 1dari 49

IRWAN SUPRIYADI, S.E., M.

Ak
0813 1051 5135
• 2019 – SEKARANG
• PT. ITOCHU LOGISTICS INDONESIA ( JASA FREIGHT FORWARDING )

• 2015 – 2019
• PT. VOITH PAPER ( TRADING & SERVICE )

• 2005 – 2015
• PT. YKK ZIPCO INDONESIA ( MANUFAKTUR )

• 2002 – 2005
• PT. KANCIL AUTOMOTIVE INDUSTRY ( INDUSTRI AUTOMOTIVE )

• 1996 – 2002
• PT. TEXMACO PERKASA ENGINEERING ( MANUFAKTUR )

• 1994 – 1995
• HOTEL JAYADIPA ( JASA PERHOTELAN )
Liabilitas Jangka Pendek dan
Kontinjensi (PSAK 57)
Tujuan Pembelajaran

1. Jenis-jenis Utang Lancar

2. Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan

3. Utang deviden

4. Utang Kontinjensi

5. Penyajian Utang Lancar di Neraca


Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul
dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber
daya entitas.

kewajiban kini
peristiwa masa lalu
pengeluaran sumber daya
Apa yang dimaksud liabilitas jk pendek?
Klasifikasi liabilitas lancar, jika:
1. mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
2. memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
3. liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka
waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau
4. tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan.

Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut


sebagai liabilitas jangka panjang.
Jenis-jenis Liabilitas Jangka Pendek

Deposit dan uang muka.


Utang Dagang.
Pendapatan diterima dimuka.
Utang Wesel.
Utang PPN (PPn).
Utang JP yang jatuh tempo.
Utang PPh.
liabilitas jangka pendek yang
akan di-refinance. Utang gaji dan insentif.
Utang dividen.
Utang Dagang
Utang Dagang (trade accounts payable)
Saldo yang dimiliki (menjadi hak) pihak lain untuk
barang, suplais, dan jasa yang dibeli secara kredit.
Timbul karena adanya perbedaan waktu antara saat
diterimanya barang atau jasa dan pembayarannya.
Termin penjualan (mis., 2/10, n/30) menetapkan periode
kredit.
Contoh
PT. YKK tanggal 1 Nopember 2021 membeli persediaan
secara kredit sebesar Rp 20.000.000. Syarat pembelian
2/10, n/30
Ilustrasi Utang Dagang

. 1 Nopember 2021
Persediaan 20.000.000
Utang Dagang 20.000.000

Jika dilunasi 10 Nopember 2021


Utang Dagang 20.000.000
Kas 19.600.000
Potongan pembelian 400.000

Jika dilunasi 15 Nopember 2021


Utang Dagang 20.000.000
Kas 20.000.000
Utang Dagang
Contoh jurnal Pemanfaatan Jasa
PT. YKK tanggal 1 Nopember 2021 menerima tagihan atas
jasa konsultasi pajak sebesar Rp 10.000.000.
Tanggal 25 Nopember 2021 tagihan tersebut dibayar
dengan potongan PPh 23 2%.
1 Nopember 2021
Biaya Konsultan 10.000.000
Utang Dagang 10.000.000

25 Nopember 2021
Utang Dagang 10.000.000
Kas / Bank 9.800.000
Hutang Pajak PPh 23 200.000
Utang Wesel

Utang Wesel
Janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada
tanggal tertentu di masa mendatang.
Timbul dari pembelian, pendanaan, dan transaksi
lain.
Wesel digolongkan sebagai utang jangka pendek
dan jangka panjang.
Wesel ada yang berbunga dan tidak berbunga
(interest-bearing or zero-interest-bearing).
Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga
PT. YKK melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000
pada 1 Desember 2021 dengan menerbitkan wesel bayar
90 hari, bunga 12%.
1 Desember 2021
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2021 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Utang Bunga 200.000

Wesel dilunasi 1 Maret 2022


Wesel Bayar 20.000.000
Utang Bunga 200.000
Beban Bunga 400.000
Kas 20.600.000
Liabilitas Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode berikutnya


diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek kecuali:

Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan sebagai


aset lancar
Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka
panjang yang baru.
Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek

Entitas harus menunjukkan kemampuan untuk melengkapi proses


pembiayaan ulang.

Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum laporan keuangan diluncurkan,


atau
 Entitas menandatangani perjanjian pebiayaan ulang.
Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo

Utang Jk. Panjang yang J.T. dalam 1 tahun


• Pada tanggal 1 Januari 2021, PT YKK menerima
pinjaman jangka panjang dari Bank Buana sebesar
Rp60.000.000. Disepakati bahwa jangka waktu
pinjaman adalah 3 tahun, dengan tingkat bunga 12%,
dan angsuran pembayaran dilakukan sebanyak 3 kali
setiap tanggal 1 Januari, mulai tanggal 1 Januari
2022.

Pertanyaan: Buatlah jurnal untuk tanggal


1 Januari 2021, 31 Desember 2021.
1 Januari 2022, 31 Desember 2022.
1 Januari 2023, 31 Desember 2023
Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo
1 Januari 2021

Kas Rp. 60.000.000

Utang Bank jK Panjang Rp. 60.000.000

31 Desember 2021
Utang bank Jk Panjang Rp. 20.000.0000
Beban Bunga Rp. 7.200.000
Utang Bunga (12%*60.000.000) Rp. 7.200.000
Bag Utang Jk Pj Jatuh tempo Rp. 20.000.000
1 Januari 2022

Utang Bunga Rp. 7.200.000

Bag Utang Jk Pj Jatuh tempo Rp. 20.000.000 (Angsuran 1)

Kas Rp. 27.200.000


Utang Dividen

Utang Dividen
Merupakan hak pemegang saham yang harus
dibayarkan.
 Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen
dalam Rapat Umum Pemegang Saham
 Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau
dividen yang diberikan dalam bentuk aset
 Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak ada
pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat dengan
mereklasifikasikan saldo laba ke modal /agio saham
Utang Dividen

Utang Dividen
• PT YKK pada tanggal 25 Desember 2021
mengumumkan pembagian dividen kas sebesar
Rp5,00 per lembar. Jumlah saham yang beredar
pada saat itu adalah 20.000.000 lembar. Dividen
tersebut akan dibayar tanggal 15 Januari 2022.

• Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pada


tanggal 25 Desember 2021 dan 15 Januari 2022.
Utang Dividen

Tanggal 25 Desember 2021

Deviden (Rp.5 * 20.000.000) Rp. 100.000.000


Utang Deviden Kas Rp.
100.000.000

• Tanggal 15 Januari 2022

Utang Deviden Kas Rp. 100.000.000


Kas Rp. 100.000.000
Utang Deposit
Uang Jaminan yang akan dikembalikan
Adalah uang yang diterima oleh penjual dari
pembeli sebagai jaminan pelaksanaan pembayaran
harga barang yang dibeli dimasa yad.

• Apabila pengembalian uang jaminan dilaksanakan


kurang dari satu tahun dari tanggal neraca, utang
jaminan diklasifikasikan sebagai utang lancar.
Pendapatan Diterima Di Muka
Pendapatan Diterima di Muka (Unearned
Revenues)
Merupakan pembayaran yang diterima sebelum
diserahkannya barang atau jasa.

Unearned and Earned Revenue Accounts


Pendapatan Diterima Di Muka

Uni Agency menjual 10.000 tiket bola dengan harga Rp


50.000 per tiket untuk lima jadwal pertandingan.
Jurnal:
Kas Rp. 500.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp. 500.000.000
Setelah setiap pertandingan selesai Uni Agency akan
mencatat:
Pendapatan diterima di muka Rp. 100.000.000
Pendapatan tiket bola Rp. 100.000.000
Utang PPh

Utang Pajak
Pajak atas Penghasilan: Misalkan gaji karyawan
bulan November 2021 sebesar Rp 4.000.000 dan
PPh yang harus dibayar 15%.

Gaji dan Upah Rp 4.000.000


Utang PPh Karyawan Rp 600.000
Kas Rp 3.400.000
Utang PPN

Utang Pajak (PPN atau PPn)


(Pajak atas Penjualan = Pajak Pertambahan Nilai)

• Apabila penjualan perusahaan bulan Desember 2020


sebesar Rp 25.0000.000 termasuk di dalamnya PPN
sebesar 10%, jurnalnya adalah:

Kas Rp 25.000.000
Pendapatan Rp
22.500.000
Utang PPN Rp
2.500.000
Utang Biaya

Utang Biaya (Biaya yang Masih Harus Dibayar)


Biaya terutang (biaya yang masih harus dibayar)
timbul karena ada biaya yang telah terjadi
(dikeluarkan) tetapi oleh perusahaan belum dibayar.
Biaya yang seringkali menimbulkan utang adalah yang
berkaitan dengan waktu, termasuk di dalamnya
diantaranya adalah utang gaji, utang bunga, utang
sewa.
Utang Bonus

Utang Bonus
Bonus merupakan pembayaran kepada karyawan diluar
gaji reguler yang mereka terima.
Bonus yang dibayarkan merupakan biaya operasi.
Bonus yang belum dibayarkan harus dilaporkan
sebagai utang lancar.
Kontijensi

“Sebuah kondisi, atau situasi yang melibatkan


ketidakpastian dalam kemungkinan memperoleh
gain (gain contingency) atau loss (loss
contingency) bagi sebuah perusahaan yang baru
akan diketahui secara pasti ketika satu atau lebih
kejadian di masa mendatang benar-benar terjadi
atau tidak pernah terjadi.”
Kontijensi - Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57

• PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk mengatur


• pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas Provision
kontinjensi dan aset kontinjensi serta
Contingent liabilities

• untuk memastikan informasi memadai telah Contingent assets


diungkapkan dalam CaLK

• Agar para pengguna dapat memahami sifat, waktu,


dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
Pengakuan Provisi

Provisi diakui jika:


Present
(a)entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun obligation
bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;
Past event

(b)kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut


mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat Probable
ekonomi; dan outflow

(c)estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat


dibuat.
Reliable
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui. estimate

Ref. PSAK 57
Provisi

Warranty (Garansi)

Perkara Hukum (Law Suit)

Onerous Contract (Kontrak Memberatkan)

Restrukturisasi
Contoh kasus:

PT ABC menjual produk berupa CD player. Berdasarkan pengalaman


masa lalu diperoleh fakta bahwa untuk rata-rata 1000 produk yang dijual
dalam setahun :
•Biaya untuk klaim garansi kerusakan berat adalah sebesar Rp. 10.000.000
dengan probabilitas 10%
•Biaya untuk klaim garansi kerusakan ringan adalah sebesar Rp.
20.000.000 dengan probabilitas 30%
•Probabilitas pelanggan tidak melakukan klaim adalah 60%.
•Dari fakta di atas dapat dihitung estimasi biaya garansi sebesar 10%
(10.000.000) + 30% (20.000.000) + 60% (0) = Rp. 7.000.000. dan entitas
dapat menjurnal :

Warranty Expense                         7.000.000


Warranty Payable (Provisi)                             7.000.000
Pengakuan Provisi

• Dalam kasus kewajiban kini tidak dapat Present Obligation


ditentukan secara jelas: Contoh: Tuntutan
• setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia, Hukum
• terdapat kemungkinan lebih besar terjadi daripada Par 15
tidak terjadi bahwa
• kewajiban kini telah ada,
• pada akhir periode pelaporan.

More likely than not

End of Reporting
Period

Ref. PSAK 57
Pengakuan Provisi

Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:

(a)besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini


telah ada pada akhir periode pelaporan, entitas more likely than not

mengakui provisi (jika kriteria pengakuan


provision
terpenuhi); dan

(b)jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini


Disclose a Contingent
belum ada pada akhir periode pelaporan, entitas Liability
mengungkapkan kewajiban kontinjensi.

(c)Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan


arus keluar sumber daya kecil. Remote:
No disclosure
Pengakuan Provisi

Past events Present obligation

Kewajiban hukum timbul Obligating events


dari:
(a) suatu kontrak Legal Constructive
(secara eksplisit atau Obligation Obligation
implisit);
(b) peraturan
perundang-undangan; atau Kewajiban konstruktif :
(c) pelaksanaan produk (a) berdasarkan praktik baku masa
hukum lainnya. lalu, dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat
bahwa entitas akan melaksanakan
tanggung jawab tersebut.
Liabilitas Kontinjensi

 No Recognition  Disclosed

 Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai provisi


diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.
 Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan hanya
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
 Keberadaan liabilitas kontijensi harus dievaluasi apakah berubah :
 menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur
dengan andal; atau
 Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu diungkapkan

Ref. PSAK 57
LIABILITAS KONTINJEN

• kewajiban yang mungkin terjadi (possible), sebagai


akibat dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya akan
dikonfirmasikan dengan terjadinya atau tidak terjadinya
satu atau lebih peristiwa di masa depan yang belum pasti
dan di luar kendali entitas.

• Liabilitas kontinjensi yang bersifat signifikan dan dapat


diprediksi (walaupun bukan berupa estimasi yang
handal) dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan, sedangkan yang tidak diabaikan.
Pengukuran

1. Estimasi terbaik
• Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada
akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
• Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada
akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
• Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi
adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban. (par 45)
Pengukuran

4. Peristiwa Masa Depan


• Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin
dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu akan
terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset


• Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh
dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi (PSAK 57 par 51)
Penggantian

• Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan


provisi diganti oleh pihak ketiga,
• penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya.
• Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
• Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai
provisi.
• Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan
provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui
sebagai penggantiannya.

Ref. PSAK 57
Perubahan dan Penggunaan Provisi

• Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan  estimasi


terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya
kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut dibatalkan.
(PSAK 57 par 59)

• Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan


meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan berlalunya
waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman (PSAK 57
par 60)  unwinding of the discount

• Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang


berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi
tersebut. (PSAK 57 par 61)

Ref. PSAK 57
Pengungkapan

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:


(a)nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b)provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan,
termasuk peningkatan jumlah pada provisi yang ada;
(c)jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan;
(d)jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode
bersangkutan; dan
(e)peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai
kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap
perubahan tingkat diskonto.
Pengungkapan

Entitas juga harus mengungkapkan pula:


(a)uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan
saat arus keluar sumber daya terjadi;
(b)indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar
tersebut jika diperlukan dalam rangka menyediakan informasi
yang memadai, entitas harus mengungkap kan asumsi utama yang
mendasari prakiraan peristiwa masa depan
(c)jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan
menyebutkan jumlah aset yang telah diakui untuk estimasi
penggantian tersebut.
Contoh

• PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi


produk kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan,
produsen menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam
jangka waktu dua tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan
terjadi klaim atas jaminan yang diberikan.

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat.
Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan kewajiban
hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam rangka
penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi pengeluaran
sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).
Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi terbaik
biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan dalam
rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan Ref. PSAK14
(par 57
dan 24).
Contoh

• PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi
perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas
diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi
tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran
lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut
selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa RUU
yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan segera
setelah akhir tahun.

1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat


dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan
mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan.
2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan
terjadi.
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik biaya pembersihan.
Ref. PSAK 57
Contoh

• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan


uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang


menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas
akan mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu
sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan
uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Ref. PSAK 57
Contoh

• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.


• Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang jasa
keuangan.
• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu


pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).
HUTANG JANGKA PANJANG
utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun
atau lebih dari satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih
panjang), dan dengan menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan
menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya atau dengan mengalihkan
menjadi modal saham

Timbulnya hutang
jangka panjang :
1. Hutang Hipotik
1.Skala operasional 2. Hutang Obligasi
berkembang 3. Utang wesel jangka
2.Membangun panjang (long-term
suatu perusahaan notes payable)
4. Utang sewa-guna-
usaha (lease
obligations)
Hutang yang timbul berkaitan
dengan perolehan dana dari
pinjaman yang dijaminkan
dengan harta tetap
HUTANG
HIPOTIK

1.Government
Hutang yang Bond
2. CorporateBond
timbul berkaitan 3.Registered
dengan dana yang Bond
diperoleh melalui HUTANG OBLIGASI 4. Coupon Bonds
atau Bearer
pengeluaran Bonds
surat-surat 5. Term Bonds
obligasi 6.  Serial Bonds
Hutang Obligasi

Jenis Tanggal Jatuh Tempo


Ciri – ciri obligasi Obligasi -Obligasi biasa
Mempunyai nilai - Obligasi berseri Jaminan
nominal Obligasi di jamin
Mencantumkan Obligasi tak
tanggal pengeluaran Bentuk dijamin
Mencantumkan •Obligasi atas nama
tanggal jatuh tempo •Obligasi atas tunjuk Sifatnya
Mencantumkan •Dapat ditukar
tanggal bunga saham
•Tidak dapat ditukar
saham

Metode Pencatatan
dicatat sebesar nilai nominal obligasi yang terjual Neraca hanya
menginformasikan besarnya Utang Obligasi
Pencatatan Obligasi Saat Pengeluaran Obligasi ( saat obligasi disetujui )
Obligasi belum beredar             Rp xxxx 
•Jurnal Hutang obligasi                 Rp xxxx 
transaksi
penerbitan obligasi Saat Penjualan
•Jurnal transaksi Jika sama dengan nilai nominal
pembayaran bunga obligasi Kas                Rp xxxx 
•Jurnal penyesuaian setiap Hutang Obligasi            Rp xxxx 
akhir periode akutansi,
yang terdiri dari :
•Jurnal penyesuaian terkait Saat Penjualan
dengan beban bunga Jika lebih tinggi dari nilai nominal
obligasi yang belum Kas            Rp xxx
dibayar Hutang Obligasi         Rp xxxx
•Jurnal penyesuaian terkait Agio Hutang obligasi    Rp xxxx 
dengan amortisasi  

premium atau diskon Saat Penjualan


obligasi Jika lebih rendah dari nilai nominal
•Jurnal pembalikan setiap
Kas                Rp xxxx 
awal periode berikutnya Disagio Hutang Obligasi        Rp xxxx 
•Jurnal transaksi pelunasan
Hutang obligasi             Rp xxxx
obligasi

Anda mungkin juga menyukai