Anda di halaman 1dari 61

KEWAJIBAN LANCAR

DAN KONTIJENSI

AKUNTANSI KEUANGAN II
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat menjelaskan Kewajiban

2. Mahasiswa dapat menjelaskan Kewajiban Lancar

3. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan Kewajiban Lancar dan Kontijensi

4. Mahasiswa dapat menjelaskan kewajiban yang berkaitan dengan karyawan

5. Mahasiswa dapat mengungkapkan kewajiban lancar dalam Laporan


Keuangan
KEWAJIBAN
Hutang suatu perusahaan yang
timbul dari transaksi pada
waktu yang lalu dan harus
dibayar dengan kas, barang,
atau jasa, di waktu yang akan
datang.
LIABILITAS

Kewajiban masa kini entitas yang timbul


dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus
keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi. (SAK
ETAP 2009 par. 2.12)
KEWAJIBAN

Bagaimana definsi kewajiban menurut


anda ?
KEWAJIBAN LANCAR

Utang yang diharapkan akan dibayar dalam


jangka waktu satu tahun atau siklus operasi
normal perusahaan dengan menggunakan
aset lancar yang ada atau hasil dari
pembentukan kewajiban lancar yang lain.
KLASIFIKASI LIABILITAS LANCAR

1. Jika mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas


tersebut dalam siklus operasi normalnya
2. Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan
diperdagangkan
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan
dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan
4. Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas selama sekurang-
kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
JENIS-JENIS KEWAJIBAN LANCAR :
1. Utang Usaha
2. Wesel Bayar
3. Utang Bank jangka pendek
4. Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo
5. Liabilitas jangka pendek yang didanai kembali
6. Utang dividen
7. Uang muka pelanggan
8. Pendapatan diterima dimuka
9. Utang PPN/ PPnBM
10. Utang Pajak Penghasilan
11. Utang gaji
12. Utang pajak pihak ketiga
13. Utang garansi
LIABILITAS LANCAR

 Liabilitas lancar termasuk kategori instrumen keuangan


=> Liabilitas keuangan
 Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau
harga perolehan.
 Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar
dibebankan sebagai biaya periode berjalan, sedangkan
untuk yang diukur selain dengan nilai wajar
dikapitalisasi.
 Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi
effective interest rate dan beban bunga yang diakui.
UTANG DAGANG (ACCOUNT PAYABLE)

 Jumlah yang belum dibayarkan atas barang atau jasa yang telah

diserahkan atau diselesaikan dari supplier.


 Pengakuan pada tanggal penyerahan barang/ penyelesaian jasa.

 Dasar mencatat => faktur pembelian

 Perjanjian pembelian misal 2/10, n/30 =>

Pembelian akan diberikan potongan 2% jika dibayarkan dalam

waktu 10 hari, jangka waktu kredit


ILUSTRASI UTANG DAGANG

Tanggal 1 Desember 2005 dibeli barang


dagangan dengan faktur Rp 500.000 syarat
pembayaran 2/10, n/30.
ILUSTRASI UTANG DAGANG

Jurnal Pembelian dicatat dengan harga bruto


Tgl 1 Desember 2005
Pembelian Rp 500.000
Utang Dagang Rp 500.000
(Sistem Periodik)
ILUSTRASI UTANG DAGANG

Jurnal Pembelian dicatat dengan harga bruto


Tgl 1 Desember 2005
Persediaan Barang Dagang Rp 500.000
Utang Dagang Rp 500.000
(Sistem Perpetual)
ILUSTRASI UTANG DAGANG

Tanggal 8 Desember 2005


Utang Dagang Rp 500.000
Potongan Pembelian Rp 10.000
Kas Rp 490.000
(Mencatat saat pelunasan utang dagang dan masih kurang
dari 10 hari)
ILUSTRASI UTANG DAGANG

Tanggal 15 Desember 2005


Utang Dagang Rp 500.000
Kas Rp 500.000
(Mencatat saat pelunasan utang dagang dan sesudah lebih dari
10 hari)
WESEL BAYAR – NOTES
PAYABLE

 Janji untuk membayar sejumlah tertentu pada waktu yang telah


ditentukan.
 Diterbitkan untuk melunasi utang atau membayar pembelian.
 Dapat bersifat jangka pendek atau panjang.
 Seringkali berbunga atau dapat tidak berbunga
 Jika tidak berbunga diterbitkan dengan diskon
ILUSTRASI WESEL BAYAR - BERBUNGA

PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp


20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan
menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%.
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Utang Bunga 200.000

Wesel dilunasi 1 Maret 2X14


Wesel Bayar 20.000.000
Utang Bunga 200.000
Beban Bunga 400.000
Kas 20.600.000
ILUSTRASI WESEL BAYAR – TANPA
BUNGA
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000
pada 1 Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar
sebesar Rp 22.400.000, jangka waktu 360 hari, tanpa bunga.
Hitung Effective interest rate  12%
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Wesel Bayar 200.000
Wesel dilunasi 1 Desember 2X14
Beban Bunga 2.200.000
Wesel Bayar 2.200.000
Wesel bayar 22.400.000
Kas 22.400.000
UTANG BANK JANGKA PENDEK
 Utang bank jangka pendek diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.
 Ada bunga
 Biaya transaksi menambah nilai utang dan provisi akan
mengurangi nilai utang.
 Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk memperoleh
tarif bunga efektif.
 Tarif bunga efektif digunakan menghitung bunga
UTANG BANK JANGKA PENDEK

Pokok utang-  Utang bank jangka pendek


provisi + biaya
transaksi diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel
bayar.
 Ada bunga
 Biaya transaksi menambah nilai utang
dan provisi akan mengurangi nilai
utang  mempengaruhi tarif bunga
efektif
UTANG BANK JANGKA PENDEK

PT. Kenanga pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank


Permata sebesar Rp 100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat
suku bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh
tempo.
Hitung Effective interest rate  19,79%

1 Oktober 2X13
Kas 96.000.000
Utang Bank 96.000.000

31 Desember 2X13 – bunga (3/12*19,79%*96.000.000)


Beban Bunga 4.750.000
Utang Bunga 4.750.000

Utang Bank dilunasi 1 Oktober 2X14


Beban Bunga 14.250.000
Utang Bunga 4.750.000
Utang Bank 96.000.000
Kas 115.000.000
LIABILITAS JANGKA PANJANG
YANG
AKAN JATUH TEMPO PERIODE
BERIKUTNYA
(CURRENT PORTION OF
LONGTERM LIABILITY
Liabilitas jangka panjang yang akan) dilunasi periode
berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka
pendek kecuali:
 Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan
sebagai aset lancar
 Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka
panjang yang baru.
 Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
YANG
AKAN JATUH TEMPO PERIODE
BERIKUTNYA
(CURRENT PORTION OF
LONGTERM LIABILITYkemampuan
Entitas harus menunjukkan ) untuk
melengkapi proses pembiayaan ulang.
 Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum laporan
keuangan diluncurkan, atau
 Entitas menandatangani perjanjian pebiayaan ulang.
LIABILITAS JANGKA PENDEK DIBIAYAI
KEMBALI

 Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang


akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode
pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak
tanpa syarat untuk membiayai kembali.
 Pelanggaran perjanjian utang yang
mengakibatkan kreditur meminta percepatan
pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan
sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun
kreditur mengijinkan penundaan pembayaran
selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi
persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal
pelaporan
UTANG DIVIDEN
 Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen
dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
 Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau
dividen yang diberikan dalam bentuk aset.
 Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak ada
pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat dengan
mereklasifikasikan saldo laba ke modal /agio saham.
UTANG DIVIDEN

Tanggal 15 Januari 2008 para pemegang saham memutuskan untuk


membagi sebagian keuntungan perusahaan pada tahun 2007
sebesar Rp 17.500.000. Tanggal 25 Januari 2008 dividen tersebut
benar-benar dibagikan. Buatlah jurnal pada waktu dividen
diumumkan dan dibagikan ?
UTANG DIVIDEN
15 Januari 2008
Saldo laba Rp 17.500.000
Utang dividen Rp 17.500.000
(Mencatat saat diumumkan)
25 Januari 2008
Utang dividen Rp 17.500.000
Kas Rp 17.500.000
(Mencatat saat dibagikan)
PENDAPATAN DITERIMA
DIMUKA

Kewajiban yang timbul karena diterimanya


kas dari pelanggan untuk pesanan barang/jasa
yang akan diserahkan dalam periode yang
akan datang.
PENDAPATAN DITERIMA
DIMUKA

Majalah “Waktu” menerima uang muka untuk


berlangganan majalah selama 3 tahun sebesar Rp
360.000. Jurnalnya:
Kas Rp 360.000
Pendapatan diterima dimuka Rp 360.000
PENDAPATAN DITERIMA
DIMUKA

Pendapatan diterima dimuka Rp 120.000


Pendapatan Rp 120.000
(mencatat pengakuan pendapatan untuk setiap periode)
UTANG PAJAK

Dana yang dikumpulkan untuk pihak


ketiga yang timbul karena
perusahaan memungut kas dari pihak
tertentu (misalnya pegawai atau
pelanggan) atas nama pihak ketiga.
UTANG PAJAK

Beberapa kewajiban pajak : utang


PPN, utang PPH Badan, dan utang
PPH karyawan.
UTANG PAJAK

Tanggal 20 Nopember 2014 PT ABC


menjual barang seharga Rp 10.000.000.
Atas penjualan tersebut belum termasuk
PPN, PT ABC memungut PPN sebesar 10%.
Buatlah jurnal atas transaksi penjualan
tersebut ?
UTANG PAJAK

Tgl 20 Nopember 2014


Kas Rp 11.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
PPN Keluaran Rp 1.000.000
(Mencatat Penjualan Barang Kena Pajak )
UTANG PAJAK

Tanggal 10 Nopember 2014 PT ABC


membeli tunai barang kena pajak dengan
harga beli Rp 9.000.000. belum termasuk
PPN Masukan. Tarif PPN adalah 10 % dari
harga beli. Buatlah jurnal atas transaksi
pembelian tersebut ?
UTANG PAJAK

Tgl 10 Nopember 2014


Pembelian Rp 9.000.000
PPN Masukan Rp 900.000
Kas Rp 9.900.000
(Mencatat Pembelian Barang Kena Pajak)
UTANG PAJAK

Jurnal untuk mencatat utang PPN:


Tgl 30 Nopember 2014
PPN Keluaran Rp 1.000.000
PPN Masukan Rp 900.000
Utang PPN Rp 100.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran utang PPN:
Utang PPN Rp 100.000
Kas Rp 100.000
UTANG PAJAK

Pada akhir tahun 2014 PT ABC melaporkan laba


sebelum PPH Rp 500.000. Laba kena pajak
menurut perhitungan sesuai aturan perpajakan
adalah Rp 540.000. Jika tarif PPH adalah 15 %
maka pajaknya adalah Rp 81.000. Buatlah jurnal
untuk mencatat taksiran utang pajak penghasilan
dan mencatat penyetoran PPH ke kas negara ?
UTANG PAJAK

Jurnal untuk mencatat taksiran utang pajak penghasilan:


Beban PPH Rp 81.000
Utang PPH Rp 81.000
Jurnal untuk mencatat penyetoran PPH ke Kas Negara :
Utang PPH Rp 81.000
Kas Rp 81.000
GAJI & PAJAK
PENGHASILAN
Penghasilan Pajak Penghasilan Penghasilan Bersih
Kary. Bag. Penjualan Rp 1.500.000 Rp 90.000 Rp 1.410.000
Kary. Bag. Administrasi Rp 1.000.000 Rp 50.000 Rp 950.000
Rp 2.500.000 Rp 140.000 Rp 2.360.000
GAJI & PAJAK
PENGHASILAN
Jurnal :
Jika pajak penghasilan ditanggung oleh karyawan:
Beban gaji penjualan Rp 1.500.000
Beban gaji kantor Rp 1.000.000
Utang PPh karyawan Rp 140.000
Utang gaji dan upah Rp 2.360.000
GAJI & PAJAK
PENGHASILAN
Jurnal
Jika pajak penghasilan ditanggung oleh perusahaan:
Beban gaji penjualan Rp 1.500.000
Beban gaji kantor Rp 1.000.000
Beban Pajak Penghasilan Karyawan Rp 140.000
Utang PPh Karyawan Rp 140.000
Utang gaji dan upah Rp 2.500.000
GAJI & PAJAK PENGHASILAN

Jurnal untuk mencatat pembayaran gaji:


Utang gaji dan upah Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000

Jurnal untuk mencatat penyetoran PPh karyawan ke negara:


Utang PPh karyawan Rp 140.000
Kas Rp 140.000
UTANG GARANSI

Utang garansi timbul karena


perusahaan, misalnya menjamin
reparasi gratis atas produk yang
dijualnya.
UTANG GARANSI
Pada tahun 2014 Sweet house company menjual
1.000 unit mainan anak-anak dengan harga rerata
per unit Rp 3.000. Harga jual ini meliputi garansi
satu tahun untuk suku cadang. Ditaksir bahwa 50
unit (5 %) akan rusak dan biaya reparasi berjumlah
Rp 300 per unit. Di tahun penjualan 2014,
perusahaan telah menerima tuntutan 30 unit mainan
tersebut yang rusak dan mereparasinya dengan
biaya sebesar Rp 8.400. Buatlah jurnal untuk
mencatat penjualan dan mencatat beban garansi ?
UTANG GARANSI
Penjualan:
1.000 unit x Rp 3.000 = Rp 3.000.000
Perhitungan:
Penjualan 1.000 unit
Persentase taksiran yang rusak 5% x
Jumlah taksiran yang rusak 50 unit
Jumlah unit rusak yang sudah direparasi 30 unit –
Jumlah unit rusak yang ditaksir akan direparasi 20 unit
Jumlah biaya reparasi taksiran per unit Rp 300 x
Utang garansi taksiran Rp 6.000
UTANG GARANSI
Kas Rp 3.000.000
Penjualan Rp 3.000.000
(mencatat penjualan 1.000 unit mainan anak-anak)
Beban Garansi Rp 8.400
Suku Cadang/ Utang gaji dan upah Rp 8.400
(mencatat beban garansi)
Beban Garansi Rp 6.000
Utang GaransiRp 6.000
(penyesuaian untuk mencatat taksiran utang garansi)
KEWAJIBAN KONTINJEN
JANGKA PENDEK

Kewajiban potensial yang belum pasti atau


kewajiban kini yang tidak diakui karena
tidak memenuhi salah satu atau kedua
kondisi yaitu: a). Kemungkinan terjadi
bahwa perusahaan akan diwajibkan untuk
mentransfer manfaat ekonomik pada saat
penyelesaian, b). Jumlah kewajiban dapat
diestimasi dengan andal.
LIABILITAS KONTIJENSI
 No Recognition  Disclosed

 Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai provisi


diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.

 Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan hanya


diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

 Keberasaan liablitas kontijensi harus dievaluasi apakah berubah :


 menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur dengan
andal; atau
 Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu diungkapkan
DEFINISI
 Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya
belum pasti
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat
mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
 Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah
pihak terkaitnya belum melaksanakan kewajiban
kontrak atau telah melaksanakan sebagian kewajiban
mereka dengan proporsi yang sama.
Pengakuan Provisi
Provisi diakui jika:
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun
bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;

(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut


mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban ter sebut dapat
dibuat.

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui.


Pengakuan Provisi

 Dalam kasus kewajiban kini tidak dapat


ditentukan secara jelas:
 setelah mempertimbangkan semua bukti
tersedia,
 terdapat kemungkinan lebih besar terjadi
daripada tidak terjadi bahwa
 kewajiban kini telah ada,
 pada akhir periode pelaporan.
Pengakuan Provisi

Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:


(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada
pada akhir periode pelaporan, entitas mengakui provisi (jika
kriteria pengakuan terpenuhi); dan
(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada
pada akhir periode pelaporan, entitas mengungkapkan
kewajiban kontinjensi.
(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus
keluar sumber daya kecil.
CONTINGENT ASSETS
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

 No Recognition  Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa


masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
PENGUKURAN
1. Estimasi terbaik
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini
pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini
pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
 Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi
adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban. (par 45)
PENGUKURAN
4. Peristiwa Masa Depan

 Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang


diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin
dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu
akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset

 Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh


dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi (PSAK 57 par 51)
PENGUNGKAPAN
Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:
(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada provisi
yang ada;
(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan;
(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama
periode bersangkutan; dan
(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam
nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak
dari setiap perubahan tingkat diskonto.
PENGUNGKAPAN
Entitas juga harus mengungkapkan pula:
(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan
perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi;
(b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus
keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka menyediakan
informasi yang memadai, entitas harus mengungkap kan
asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa
depan
(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan
menyebutkan jumlah aset yang telah diakui untuk estimasi
penggantian tersebut.
CONTOH 1
 PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk
kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen
menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua
tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman
masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang
diberikan.

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang
mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan
kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam
rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi
pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).
Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi
terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan (par
14 dan 24).
PENYAJIAN DI NERACA
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Wesel (termasuk bunga berjalan Rp 8.000) Rp 308.000
Utang gaji dan upah Rp 78.000
Utang Usaha Rp 120.000
Utang PPh Karyawan Rp 43.000
Utang PPN Rp 21.000
Utang PPh Badan Rp 69.000
Utang jangka panjang jatuh tempo tahun ini Rp 19.000
Utang garansi Rp 600
Jumlah Kewajiban Lancar Rp 658.600 *

*) PERUSAHAAN PADA SAAT INI SEDANG DALAM SENGKETA DENGAN PT XYZ


MENGENAI HAK CIPTA. MENURUT PENGACARA PERUSAHAAN, DIPERKIRAKAN
PERUSAHAAN AKAN DINYATAKAN KALAH OLEH PENGADILAN DAN DIWAJIBKAN
UNTUK MEMBAYAR DENDA DAN BIAYA PERADILAN. OLEH KARENA ITU, JUMLAH
KEWAJIBAN LANCAR DIATAS BELUM MEMASUKKAN KEWAJIBAN YANG MUNGKIN
TIMBUL DARI KEPUTUSAN PENGADILAN INI.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai