Anda di halaman 1dari 15

PERAN LINGKUNGAN KAMPUS DALAM

MEMODERASI PENGARUH MATA KULIAH


KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT
WIRAUSAHA MAHASISWA

Putria Rahmadani
Universitas Karimun, Kepulauan Riau Indonesia
Rahmadani_putria@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap
minat mahasiswa berwirausaha dan peran lingkungan kampus dalam memoderasi
pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha.
Mata kuliah kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di
Universitas Karimun. Responden yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Universitas Karimun. Terdapat 30 responden yang dijadikan sampel.
Analisis data dilakukan dengan regresi sederhana dan moderated regression analysis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari mata
kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha dan lingkungan kampus
tidak memoderasi pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa
berwirausaha.
Kata Kunci : Mata Kuliah Kewirausahaan, Minat Wirausaha Mahasiswa, Lingkungan
Kampus.

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the influences of enterpreneurship course towards
the student’s interest in enterpreneurship and the influences of university’s environment in
moderating the correlation between enterpreneurship courses toward the student’s interest in
entrepreneurship.
Entrepreneurship courses is one of the compulsory subject at Karimun University. The
respondent’s of this research were the students of Karimun University. And 30 respondent’s were
used as sample. Simple regression analysis and moderated regression analysis were used in this
research. The results showed that there was a positive and significant influence from the
entrepreneurship course on student interest in entrepreneurship and the university’s environment
did not moderate the correlation between entrepreneurship courses toward the student’s interest
in entrepreneurship.
Keywords : Entrepreneurship Courses, Student’s Entrepreneurial Interest, University
Environment.

1
PENDAHULUAN

Universitas memiliki peran penting dalam melahirkan generasi


muda berkarakter dan berdaya saing tinggi yang nanti nya akan menjadi
game changer di tengah tantangan dan perubahan yang dihadapi
masyarakat dunia saat ini. Berbagai fakultas, jurusan atau program studi
yang ditawarkan disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja yang
ada. Pendidikan kewirausahaan sudah dikembangkan hampir di semua
perguruan tinggi di Indonesia dengan proses yang sangat bervariasi yang
bertujuan untuk menciptakan wirausaha. Mata kuliah kewirausahaan
harus menjadi prioritas diberikan di perguruan tinggi. Dengan adanya
pembelajaran kewirausahaan diharapkan perguruan tinggi akan mampu
mengurangi tingginya angka pengangguran, khususnya dari kalangan
terdidik seperti dikalangan perguruan tinggi. Sejalan dengan hal itu,
pendidikan kewirausahaan harus diarahkan untuk meningkatkan spirit
dan mengembangkan skill serta knowledge dikalangan mahasiswa agar
mereka memiliki bekal setelah menjadi sarjana. Dalam jangka panjang,
pendidikan kewirausahaan diharapkan bisa untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat
pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun
sebesar 0,63 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021. Badan Pusat
Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa angka pengangguran dari tingkat
pendidikan di level Universitas akan terus ada setiap tahunnya.
Penelitian tentang pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha sebelumnya pernah dilakukan oleh Prita Tantri (2018)
dengan hasil bahwa mata kuliah kewirausahaan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha mahasiswa. Menurut Wiyadi dan Rochmania (2016),
mata kuliah kewirausahaan memberikan pengaruh terhadap minat
mahasiswa berwirausaha. Lingkungan kampus dalam penelitian menjadi
variabel moderasi karena lingkungan kampus dapat memperkuat atau
memperlemah pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap minat
mahasiswa berwirausahaan. Penelitian yang terkait dengan pengaruh
lingkungan kampus terhadap minat berwirausahaan mahasiswa
menunjukkan bahwa di dalam lingkungan kampus mahasiswa dapat
berinteraksi dengan dosen, teman kuliah serta orang-orang yang ditemui
di saat mahasiswa melaksanakan on the job training. Mahasiswa
mendapatkan motivasi yang tinggi di saat berinteraksi dengan dosen baik
dalam kegiatan kuliah secara klasikal, maupun dalam pertemuan tidak
formal.

2
Dosen yang umumnya memberikan motivasi kepada mahasiswa
untuk berwirausaha adalah dosen kewirausahaan, karena salah satu
tujuan dari mata kuliah ini adalah menumbuhkan minat mahasiswa untuk
berwirausaha. Di samping dosen, teman kuliah pun memberikan
dorongan yang tinggi kepada teman mahasiswa untuk berwirausaha,
karena ternyata di lingkungan tempat kuliah terdapat banyak mahasiswa
yang sudah memulai berwirausaha. Hal ini pun terjadi di saat mahasiswa
melaksanakan on the job training, juga mendapatkan motivasi
berwirausaha. Dapat dijelaskan bahwa baik dosen, teman kuliah di
kampus, maupun orang-orang yang berinteraksi sosial dalam kegiatan on
the job training, pada umumnya memberikan dorongan yang maksimal
kepada mahasiswa untuk memulai berwirausaha (Syarifuddin dan
Iskandar, 2016). Universitas Karimun adalah satu Universitas terbaik yang
ada di Kabupaten Karimun. Terdapat 10 program studi yang ada di
Universitas Karimun. Disamping itu, dalam kurikulum di Universitas
Karimun juga sudah terdapat mata kuliah kewirausahaan dengan
harapan mahasiswa dapat lebih terpacu untuk menjadi wirausahaan.

Pendidikan kewirausahaan
Kewirausahaan atau disebut juga dengan entrepreneur berasal dari
bahasa Perancis entre berarti antara dan prendre berarti mengambil. Jadi,
entreprenuer adalah orang yang berani mengambil risiko dan memulai
sesuatu yang baru (Gumilar, dkk 2019). Menurut kamus bahasa Indonesia
wira bearti pejuang atau pahlawan sehingga wira cenderung pada watak,
semangat, pelopor, kepribadian maju, manusia teladan untuk mampu
berdiri sendiri. Wirausaha berarti pelopor yang melakukan usaha di
bidang ekonomi, seperti usaha agraris, pemasaran, manufaktur, maupun
jasa. Pendidikan kewirausahaan di beberapa negara, seperti di Eropa,
Amerika, dan Kanada mulai dirintis sejak tahun 1950an. Bahkan sejak
1970an banyak universitas yang mengajarkan entrepreneurship atau small
business management. Pada tahun 1980an, hampir 500 sekolah di Amerika
Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja.
Longenecker, dkk. (2001), menyatakan bahwa wirausaha adalah
seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem
ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan,
inovasi, dan kemajuan pada perekonomian kita berasal dari para
wirausaha yang memiliki kemampuan untuk mengambil risiko dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pendidikan kewirausahaan

3
berusaha untuk mendorong seseorang, terutama kaum muda untuk
bertanggung jawab sebagaimana individu yang menjadi pengusaha atau
entrepreneurial thinkers yang berkontribusi terhadap perkembangan
ekonomi dan masyarakat secara berkelanjutan. Pendidikan
kewirausahaan berkaitan dengan konten, metode, dan aktivitas yang
mendukung penciptaan dan pengembangan pengetahuan, kompetensi
dan pengalaman yang diinginkan dan layak untuk siswa memulai dan
berpartisipasi dalam proses penciptaan nilai wirausaha (Gumilar, dkk
2019).
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001). Menurut
Prawirokusumo (1997) dalam Gumilar (2019), alasan pendidikan
kewirausahaan yang telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri
yang independen karena kewirausahaan berisi body of knowledge yang
utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah
lengkap, yang kedua karena kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu
konsep keberanian untuk melangkah dan keberanian untuk tumbuh, dan
ketiga kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek
tersendiri yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda, yang terakhir kewirausahaan merupakan alat untuk
menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan atau
kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Lingkungan kampus
Ada beberapa faktor yang dapat mendorong munculnya
kewirausahaan. David C. McClelland (1961:207) dalam Raharja (2014)
menjelaskan bahwa mengemukakan kewirausahaan ditentukan oleh
berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau
keberhasilan. Pada dasarnya, perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal
meliputi hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan insentif,
sedangkan faktor eskternal meliputi lingkungan. Menurut Ibnoe Soedjoho
dalam Raharja (2014), karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai,
aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada
kondisi lingkungan yang ada, dimensi kemampuan afektif dan
kemampuan kognitif menjadi bagian dari pendekatan kemampuan
kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas inovasi kerja keras,
dan keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.

4
Lingkungan kampus merupakan salah satu faktor eksternal. Lingkungan
kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar
dan melakukan aktivitas. Lingkungan kampus meliputi bentuk dukungan
dari universitas bagi mahasiswa untuk berwirausaha yang terdiri dari
penyediaan sarana dan prasarana bagi praktek kewirausahaan, kegiatan
pelatihan dan seminar kewirausahaan (Hapsari, 2018).

Minat wirausaha
Menurut Hapsari (2018), minat usaha adalah ketertarikan seseorang
untuk melakukan bisnis sendiri dengan berani mengambil resiko.
Subandono dalam Rahmadi, mengemukakan bahwa minat wirausaha
adalah kecendrungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan
suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung
risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat
seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang
terhadap obyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan
tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor yang memperngaruhinya
(Hapsari, 2018). Budiati dalam Hapsari (2018) mengatakan, bahwa minat
mahasiswa menjadi wirausaha dibagi menjadi empat kelompok yaitu
minat untuk memulai wirausaha dalam waktu dekat, memulai wirausaha
dalam dua tahun mendatang, minat wirausaha untuk jangka panjang, dan
yang terakhir adalah tidak adanya minat untuk berwirausaha. Minat
berwirausaha diukur dengan adanya minat mahasiswa untuk menjadi
wirausaha sehingga mereka dapat menjadi mandiri. Dan dapat membuka
lapangan pekerjaan.

Hubungan mata kuliah kewirausahaan dengan minat usaha


Penelitian tentang mata kuliah kewirausahaan pernah dilakukan
oleh Ida Nurnida dan Nova Tiara Ramadhani (2017), yang meneliti
tentang Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat
Berwirausahan Mahasiswa dengan hasil bahwa mata kuliah
kewirausahaan memberikan pengaruh terhadap minat mahasiswa
kewirausahaan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang
memperoleh banyak pemahaman mengenai materi kewirausahaan tentu
akan meningkatkan minat mahasiswa berwirausaha. Pendidikan juga
memperngaruhi minat wirausaha seseorang. Universitas melalui
pendidikan memiliki peran untuk memotivasi siswa dalam berwirausaha.
Dengan motivasi tersebut sikap mahasiswa tertarik untuk memilih karir
dalam kewirausahaan (Hapsari, 2018).

5
Lingkungan kampus memoderasi pengaruh mata kuliah kewirausahaan
terhadap minat wirausaha
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan,
kemampuan/kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor eskternal
meliputi lingkungan (Raharja, 2014). Pada umumnya pengaruh
lingkungan sekitar fisik maupun sosial bersifat pasif, dalam arti bahwa
lingkungan tidak memberikan suatu paksaan terhadap individu.
Lingkungan hanya memberikan kesempatan-kesempatan (Hapsari, 2018).
Menurut Koranti dalam Hapsari (2018), pengaruh lingkungan adalah
sebagai faktor penentu kesuksesan dalam berwirausaha. Kondisi
lingkungan merupakan salah satu faktor utama yang dapat memperkuat
atau memperlemah minat berwirausaha. Berdasarkan pada uraian diatas,
maka peneliti akan mengajukan hipotesis penelitian yaitu yang pertama
adalah mata kuliah kewirausahaan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap minat wirausaha, yang kedua adalah lingkungan
kampus memoderasi pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap
minat wirausaha.
Berdasarkan hipotesis tersebut, maka penelitian ini penting
dilakukan untuk mengetahui pengaruh mata kuliah kewirausahaan
terhadap minat wirausaha di kalangan mahasiswa Universitas Karimun
yang dimoderasi oleh lingkungan kampus. Mahasiswa Universitas
Karimun yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan akan
memiliki bekal teoritis tentang kewirausahaan sehingga akan memiliki
minat dalam berwirausaha. Tumbuh dan berkembangnya minat
mahasiswa dalam berwirausaha juga dipengaruhi dan diperkuat dengan
lingkungan kampus yang berbasis kewirausahaan, semakin tinggi
interaksi antara mahasiswa dengan lingkungan kampus semakin tinggi
pula minat mahasiswa dalam berwirausaha.

METODE PENELITIAN

6
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan fakta, membuktikan,
menemukan pengetahuan. Adapun jenis penelitian ini adalah kausal
komparatif yang mana menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat,
dengan cara meneliti akibat untuk mencari faktor penyebab (Herman, dkk
2018). Berdasarkan jenis tujuannya penelitian ini merupakan penelitian
explanatory research (penjelasan). Menurut Herman, dkk (2018), penelitian
explanatory (penjelasan) merupakan riset yang mencoba menjelaskan
fenomena yang ada. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
data yaitu observasi, kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa/mahasiswi Universitas Karimun. Teknik sampling yang
digunakan adalah non probability dengan teknik purposive sampling. Teknik
purposive sampling merupakan pemilihan sampling berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling
yang memiliki karakteristik yang dikehendaki (Santosa, 2021). Teknik
purposive sampling digunakan berdasarkan kriteria yaitu mahasiswa atau
mahasiswi yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan sehingga
mahasiswa Universitas Karimun yang digunakan adalah angkatan tahun
2020. Alasan yang mendasari pengambilan sampel ini karena mahasiswa
yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan penilaian mereka
akan lebih objektif dibandingkan dengan mahasiswa yang belum
mengambil mata kuliah kewirausahaan.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama
bagi anggota populasi untuk menjadi anggota sampel (Hamdi dan Siti
Ismaryati, 2021). Adapun metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi dan moderated regression analysis.
Analisis ini digunakan untuk menguji variabel X yaitu mata kuliah
kewirausahaan terhadap variabel Y yaitu minat wirausaha. Selain itu juga
menggunakan moderated regression analysis yang merupakan bentuk
regresi untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang
dipengaruhi oleh variabel ketiga atau moderasi (Hapsari, 2018). Model
dalam penelitian dapat dilihat di gambar 1 sebagai berikut :

Mata kuliah
kewirausahaan

7
Minat wirausaha

Lingkungan
kampus

Gambar 1 : Model penelitian

Analisa data dilakukan dengan regresi menggunakan bantuan


SmartPLS 3 di windows. Analisis moderasi bertujuan untuk menguji
pengaruh lingkungan kampus dalam memoderasi pengaruh mata kuliah
kewirausahaan (X) terhadap minat wirausaha (Y). Signifikansi dapat
dilihat dari angka t-statistik dari variabel eksogen. Batas untuk
mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah t-tabel signifikansi 5% (1,96). Untuk angka t- statistik
< 1,96 maka hipotesis penelitian ditolak, dan sebaliknya jika t-statistik >
1,96 maka hipotesis penelitian diterima. Hipotesis sementara dalam
penelitian ini adalah :
 H1 : Mata kuliah kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap
minat mahasiswa berwirausaha.
 H2 : Lingkungan kampus berpengaruh signifikan terhadap
memoderasi minat mahasiswa dalam berwirausaha.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

8
Hasil penelitian ini setelah diolah menggunakan Smart PLS adalah
sebagai berikut :

Gambar 2 : Model penelitian


Sumber : Diolah (2023)

Gambar 2 menjelaskan bahwa variabel mata kuliah kewirausahaan


memiliki 9 indikator dengan X1.1 0,271; X1.2 -0,111; X1.3 -0,118; X1.4
0,5999; X1.5 0,616; X1.6 -0,492; X1.7 -0,156; X1.8 -0,526; X1.9 0,218. Dari 9
indikator ada 7 indikator yang tidak valid, yaitu X1.1 0,271 < 0,50, X1.2 -
0,111 < 0,50, X1.3 -0,11 < 0,50, X1.6 -0,492 < 0,50, X1.7 -0,156 < 0,50, X1.8 -
0,526 < 0,50, X1.9 0,218 < 0,50. Indikator yang tidak valid atau dibawah
standar nilai validitas yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 0,50. Keputusan
yang diambil terkait indikator yang tidak valid dalam penelitian ini
adalah dengan menghapus indikator. Berikutnya adalah variabel
lingkungan kampus dengan 7 indikator yaitu X2.1 0,340; X2.2 -0,138; X2.3 -
0,495; X2.4 0,906; X2.5 -0,632; X2.6 0,421; X2.7 0,145. Dari variabel indikator
lingkungan kampus ada enam indikator yang tidak valid, yaitu untuk
indikator X2.1 < 0,50, X2.2 -0,138 < 0,50, X2.3 -0,495 < 0,50, X2.5 -0,632 <
0,50, X2.6 0,421 < 0,50, X2.7 0,145 < 0,50 dengan keputusan yang diambil
untuk enam indikator yang tidak valid dihapus. Variabel minat
berwirausaha menggunakan enam indikator yaitu Y1 -0,665; Y2 -0,308; Y3
0,404; Y4 0,627, Y5 0,624; Y6 -0,067. Dari enam indikator ada empat
indikator yang tidak valid yaitu Y1 -0,665 < 0,50, Y2 -0,308 < 0,50, Y3 0,404
< 0,50, Y6 -0,067 < 0,50.

9
Gambar 3 : Hasil model penelitian
Sumber : Data diolah (2023)

Gambar 3 diatas menjelaskan hasil perhitungan baru yang telah


dilakukan perhitungan ulang tanpa melibatkan indikator yang tidak
valid. Dari hasil dari perhitungan ulang untuk mata kuliah
kewirausahaan, lingkungan kampus, dan minat berwirausaha tidak ada
indikator yang tidak valid, semua indikator dinyatakan valid dan dapat
melanjutkan ke tahap berikutnya.
Uji Validitas
Pengujian validitas indikator reflektif dapat dilakukan dengan cara
melihat hubungan antara skor indikator dan skor konstruk.
Tabel 1 : Uji Validitas
Mata Kuliah Lingkungan Minat
  kewirausahaan kampus berwirausaha
X1.4 1 - -
X2.4 - 0,597 -
X2.5 - 0,915 -
Y4 - - 0,794
Y5 - - 0,791
Sumber : Data diolah (2023)
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa masing-masing indikator dari
masing-masing variabel digunakan dalam penelitian ini sudah memiliki
hubungan (skor indikator dan konstruk skor). Dari hasil tersebut juga

10
dapat dijelaskan masing-masing indikator reflektif valid dan peneliti
dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk memastikan bahwa setiap plot
indikator yang digunakan dalam studi konsisten dan dapat diandalkan.
Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi, dan
ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM dengan
menggunakan program SmartPLS 3.0, untuk mengukur reliabilitas suatu
konstruk dengan indikator refleksif dapat dilakukan dengan cara
menghitung nilai composite reliability. Syarat yang biasanya digunakan
untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu composite reliability harus lebih
besar dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6 – 0,7
masih dapat diterima untuk penelitian yang bersifat exploratory
Darmayanti & Wahyu (2018).
Tabel 2 : Uji reliabilitas
Composite Cronbach
Construct Reliability Alpha
Lingkungan kampus 0,74 0,366
Mata kuliah kewirausahaan 1 1
Minat berwirausaha 0,772 0,408

Pada tabel 2 pada saat dilakukan uji reliabilitas untuk ketiga variabel
nilai composite reliability memenuhi standar yaitu lebih dari 0,70 yang
mana variabel lingkungan kampus 0,74, mata kuliah kewirausahaan 1,000,
dan minat berwirausaha sebesar 0,772. Pada nilai cronbach alpha hanya ada
satu variabel yang di nyatakan memenuhi standar dari nilai cronbach alpha
yaitu variabel mata kuliah kewirausahaan sebesar 1,000 sedangkan untuk
dua variabel tidak memenuhi nilai standar cronbach alpha seperti
lingkungan kampus nilainya 0,366 dan minat berwirausaha 0,408.

Tabel 3 : Hasil hipotesis

11
Uji pengaruh langsung adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh langsung yang ada antara variabel bebas dan variabel terikat.
Untuk melihat apakah ada pengaruh langsung antara variabel, hasilnya
harus dibandingkan nilai standar yang digunakan oleh peneliti, dan jika
nilai t lebih besar dari 1,96 dan P.Values < 0,05 hipotesis diterima, dan
sebaliknya. Jika nilai t kurang dari 1,96 dan P.Values > 0,05 keputusan
yang dibuat ditolak atau hipotesis yang tidak relevan. Tabel di atas
menunjukkan bahwa mata kuliah kewirausahaan berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha dengan nilai sebesar 2,218 > 1,96 dengan
P.Values 0,031 <0,05. Sedangkan lingkungan tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha karna nilai t nya 0,932 < 1,96 dan nilai
P.Values 0,356 > 0,05. Selain itu juga untuk mata kuliah kewirausahaan
tidak ada pengaruh signifikan terhadap lingkungan kampus karna nilai t
nya 1,140 < 1,96 dan nilai P.Values nya 0,260 > 0,05.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hapsari (2018) yaitu mata kuliah kewirausahaan
memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha, semakin banyak
mahasiswa mendapatkan pemahaman materi tentang kewirausahaan
akan semakin meningkatkan minat wirausaha. Disamping itu, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan yang didapat selama kuliah
digunakan sebagai modal dasar untuk berwirausaha. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan menempuh mata kuliah kewirausahaan
maka akan menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha. Mata
kuliah kewirausahaan berpengaruh terhadap minat wirausaha karena
dengan mengikuti mata kuliah tersebut maka mahasiswa akan memiliki
ilmu kewirausahaan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk menjadi
wirausaha. Mata kuliah kewirausahaan mencakup berbagai macam
konsep dasar kewirausahaan, sikap dan perilaku wirausaha, proses
kewirausahaan hingga mempelajari tentang langkah awal menjadi
wirausaha sehingga dengan begitu akan menumbuhkan minat mahasiswa
untuk berwirausaha. Lingkungan kampus tidak memoderasi pengaruh
mata kuliah kewirausahaan terhadap minat wirausaha karena lingkungan
kampus hanya memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengamati

12
dan mendalami praktek kewirausahaan namun tidak ada kewajiban
untuk terlibat didalamnya, sehingga meskipun mahasiswa mengikuti
mata kuliah kewirausahaan dan berada di lingkungan kampus berbasis
entrepreneur maka belum tentu mahasiswa tersebut akan memiliki minat
yang tinggi untuk berwirausaha.

KESIMPULAN

13
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa hasil analisis regresi sederhana adalah mata kuliah
kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat
wirausaha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik mata kuliah
kewirausahaan (diukur dari maksud dan tujuan mata kuliah
kewirausahaan, isi silabus dan RPS, materi, metode pembelajaran, konsep
dan pemahaman mahasiswa) maka minat berwirausaha akan semakin
tinggi. Sementara itu, hasil lainnya adalah lingkungan kampus tidak
memoderasi pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap minat
wirausaha. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kampus yang
berbasis kewirausahaan tidak selalu menyebabkan pengaruh mata kuliah
kewirausahaan terhadap minat wirausaha menjadi lemah atau semakin
kuat. Lingkungan kampus yang hanya memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk belajar mengamati dan mendalami serta praktik
kewirausahaan namun tidak ada keharusan yang mewajibkan mereka
untuk terlibat didalamnya. Berbeda dengan mata kuliah kewirausahaan,
mahasiswa yang mengambil mata kuliah kewirausahaan didasari oleh
kesadaran sehingga mereka memiliki target, sasaran dan tujuan untuk
mengembangkan potensi yang ada sehingga akan memiliki minat
wirausaha yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

14
D, Elmira Febri & Sri Retnaning R. (2018). Peran Edukasi Dan Lingkungan
Dalam Pengembangan Minat Mahasiswa Berwirausaha. Lampung:
Jurnal Manajemen Magister Universitas Muhamaddiyah Metro.
Gumilar, Iwang dan Achmad. (2019). Kewirausahaan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Hapsari, Tanti Prita. (2018). Peran Lingkungan Kampus Dalam Memoderasi
Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Wirausaha. Yogyakarta:
Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan.
Hamdi, Muchlis & Siti Ismaryati. (2021). Metodologi Penelitian Administrasi.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Herman, dkk. (2018). Metodologi Penelitian Edisi 2. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Longenecker, J.G. et.al. (2001). Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil)
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Raharja, Sami’un Jaja. (2014). Kewirausahaan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Ramadhani, Nova Tiara & Ida Nurnida. (2017). Pengaruh Mata Kuliah
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa. Bandung: Jurnal
Ecodemica, Vol. 1 No. 1 April 2017 Univeritas Telkom.
Sadiya, Sarnita. (2022). Tingkat Pengangguran Indonesia Agustus
.https://dataindonesia.id/sektorriil/detail/tingkatpenganggura
n-indonesia-capai-586-pada-agustus-2022.
Santosa, Paulus Insap. (2021). Metodologi Penelitian. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian. Buku Ajar Perkuliahan: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Syarifuddin, D. dan Iskandar, I. (2016). Dampak Lingkungan Terhadap Minat
Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa STP ARS
Internasional Bandung).Working Paper. Hal. 12

15

Anda mungkin juga menyukai