Anda di halaman 1dari 9

Metode Harga Pasar yang lebih

rendah

Putria Rahmadani
Ada 3 metode penilaian persediaan menurut PSAK 14
yaitu :
Metode Harga Pokok (Dicantumkan dalam neraca dengan cara FIFO,
LIFO, Rata-rata tertimbang)

Metode Harga Pasar yang lebih rendah

Metode Harga Jual (Ada kepastian bahwa barang-barang itu akan dapat
segera dijual dengan harga yang telah ditetapkan.)
Metode Harga Pokok atau Harga Pasar yang Lebih Rendah

Untuk menentukan dengan nilai berapakah persediaan barang akan


dicantumkan dalam neraca, pertama kali dibandingkan antara harga
pokok dengan harga pasar, dipilih yang lebih rendah.
Jumlah yang lebih rendah tersebut kemudian dibandingkan dengan
batas atas dan batas bawahnya.
Bila jumlah yang lebih rendah tersebut masih dalam batas-batas atas
dan bawah maka nilai persediaan dalam neraca adalah jumlah yang
lebih rendah tersebut.
Tapi bila jumlah yang lebih rendah tersebut di luar batas atas atau di
bawah batas bawah, maka persediaan akan dinilai dengan batas atas
atau batas bawah.
Cara mengerjakan :

• Tentukan mana yang lebih rendah antara harga pokok atau


harga pasar
• Jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan batas atas
atau batas bawah
Jika batas bawah < jumlah yang lebih rendah < batas atas maka nilai
persediaan adalah jumlah yang lebih rendah tsb
Jika batas bawah > jumlah yang lebih rendah, maka nilai persediaan
di neraca adalah batas bawah
Jika batas atas < jumlah yang lebih rendah maka nilai persediaan di
neraca adalah batas atas
Contoh Penggunaan Metode Penilaian Harga Pokok

Perhatikan contoh penggunaan metode penilaian persediaan


berikut ini :

• Biaya penjualan barang X per unit = Rp. 400


• Laba normal per unit = Rp. 300

Apabila taksiran harga jual, harga pokok dan harga pasar (harga
pokok pengganti) dalam beberapa keadaan seperti tabel di bawah
ini, maka harga pasar yang lebih rendah ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
Keterangan :
1.Harga pasar yang dipilih adalah batas atas (Rp. 2.100) karena harga pokok pengganti (Rp
2.200) lebih tinggi dari batas atas. Bila harga pasar yang dipilih ini (Rp 2.100) dibandingkan
dengan harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp. 2.050
2.Harga pokok pengganti (Rp 1.950) masih dalam batas atas dan batas bawah, sehingga harga
pokok pengganti ini (Rp. 1.950) dipilih sebagai harga pasar. Bila harga pasar yang dipilih ini (Rp
1.950) dibandingkan dengan harga pokok (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp
1.950.
3.Harga pokok pengganti (Rp. 1.750) lebih rendah dari batas bawah (Rp. 1.800) sehingga batas
bawah (Rp. 1.800) dipilih sebagai harga pasar. Bila harga pasar yang dipilih ini (Rp. 1.800)
kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah,
yaitu Rp. 1.800.
4.Harga pokok pengganti (Rp. 2.000) lebih tinggi dari batas (Rp 1.950) sehingga yang dipilih
adalah batas atas (Rp 1.950). Bila harga pasar yang dipilih ini kemudian dibandingkan dengan
harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.950.
5.Harga pokok pengganti (Rp 1.850) masih berada di antara batas bawah dan batas atas,
sehingga harga pokok pengganti ini yang dipilih (Rp 1.850). Bila harga pasar yang dipilih ini
dibandingkan harga pokoknya ( Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.850.
6.Harga pokok pengganti (Rp 1.600) lebih rendah dari batas bawah (Rp 1.650) sehingga yang
dipilih adalah batas bawah. Bila harga pasar yang dipilih ini dibandingkan dengan harga
pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.650.
Penerapan Metode Harga Pokok atau Harga Pasar yang Lebih Rendah

Misalnya toko MyCom Computer Retail mempunyai persediaan barang pada tanggal 31 Desember 2020
dengan harga pokok dan harga pasar sebagai berikut :
Keterangan:

Apabila metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah diterapkan
kepada :
Masing-masing jenis persediaan barang, maka nilai persediaan yang dicantumkan
dalam neraca pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 25.500.000.

Kelompok-kelompok persediaan barang, maka nilai persediaan yang dicantumkan


dalam neraca pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 26.500.000

Keseluruhan persediaan barang, maka nilai persediaan yang dicantumkan dalam


neraca pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 26.700.000

Anda mungkin juga menyukai