Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Diskusi 6
Akuntansi Keuangan Menengah I

1. Penilaian persediaan berdasarkan harga paling rendah antara harga pokok


dan harga pasar (Lower of Cost or Market/LCM) digunakan bila manfaat dari
persediaan tidak lagi sepadan dengan harga pokoknya. Hal ini bisa terjadi
karena nilai pengganti lebih rendah dari harga pokok atau terjadi kerusakan
atau keusangan persediaan.

Tahap-tahap untuk menilai persediaan menggunakan harga paling rendah


antara harga pokok dan harga pasar ( Lower of Cost or Market/LCM) adalah
sebagai berikut.

o Tahap Pengumpulan Data


Pada tahap pertama, perlu dikumpulkan data mengenai harga pokok
(cost), harga/nilai pengganti (replacement cost), harga jual (taksiran),
biaya penjualan (sales expense), dan laba normal yang diharapkan untuk
setiap unit barang.

o Tahap Penentuan Batas Atas (Ceiling) dan Batas Bawah (Floor)


Batas tertinggi harga/nilai pengganti yang bisa dipakai adalah sama
dengan harga dasar, yaitu taksiran harga jual dikurangi biaya penjualan.
Jika harga pengganti lebih tinggi dari nilai realisasinya, maka yang
digunakan untuk dibandingkan dengan harga pokoknya adalah nilai
realisasinya.
Batas terendah harga pengganti yang bisa digunakan adalah nilai
realisasi dikurangi dengan taksiran laba normal. Jika harga pengganti
lebih rendah dari batas terendah, maka batas terendah akan dianggap
sebagai harga pasar.

o Tahap Pemilihan Harga yang Paling Rendah


Tahap yang terakhir adalah memilih harga yang paling rendah di antara
harga pokok (cost) dan harga pasar (market) sebagai dasar penilaian
persediaan.

1
Sumber:
Sugiarto. 2020. Akuntansi Keuangan Menengah I. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. Hal 7.4-7.5.

2. Metode Harga Jual Eceran ( Retail Inventory Method) adalah salah satu
metode penentuan persediaan secara taksiran yang banyak digunakan oleh
department store. Prosedur penentuan persediaan dengan menggunakan
Metode Harga Jual Eceran (Retail Inventory Method) adalah sebagai berikut.

o Menentukan jumlah barang yang tersedia untuk dijual ( goods available


for sale) yaitu dengan menjumlahkan persediaan awal ( beginning
inventory) dan pembelian. Barang yang tersedia untuk dijual dihitung
berdasarkan harga pokok (cost) dan berdasarkan harga jual eceran
(retail price).

Barang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + Pembelian

o Menentukan jumlah persediaan di akhir periode (ending inventory)


berdasarkan harga jual, yaitu jumlah barang yang tersedia untuk dijual
berdasarkan harga jual eceran dikurangi dengan penjualan netto ( net
sales). Penjualan netto adalah penjualan bruto dikurangi retur dan
potongan penjualan (sales return and sales discount).

Persediaan akhir (harga jual) = Barang tersedia untuk dijual - Penjualan


netto
Penjualan netto = Penjualan bruto - (Retur penjualan + Potongan
penjualan)

o Menentukan rasio harga pokok terhadap harga jual ( ratio of cost to


retail price), yaitu jumlah barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan
harga pokok dibagi dengan jumlah barang yang tersedia untuk dijual
berdasarkan harga jual eceran.

Rasio harga pokok terhadap harga jual = Barang tersedia untuk dijual
(harga pokok) / Barang tersedia untuk dijual (harga jual eceran)

2
o Menentukan jumlah persediaan akhir berdasarkan harga pokok, dengan
cara mengalikan rasio harga pokok terhadap harga jual eceran dengan
jumlah persediaan akhir periode berdasarkan harga jual eceran.

Persediaan akhir = Rasio harga pokok terhadap harga jual eceran x


Persediaan akhir (harga jual eceran)

Sumber:
Sugiarto. 2020. Akuntansi Keuangan Menengah I. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. Hal 7.34-7.35.

Anda mungkin juga menyukai