Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN

OLEH

I Gede Wahyu Wira Darma

(1907341052)

Perpajakan 2

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
Jawaban Dari Soal Akuntansi Keuangan

2. Aturan umum dari “nilai terendah antara biaya dan harga pasar” adalah : persediaan dinilai
pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dengan harga pasar di batasi hingga
jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal.

 Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih persediaan.


 Batas bawah (floor) adalah nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal

Kedua batas nilai persediaan itu dimaksudkan untuk mencegah persediaan dilaporkan lebih
saji atau kurang saji.

3. Aturan umumnya adalah bahwa prinsip biaya historis tidak dapat diterapkan apabila
manfaat (kemampuan menghasilkan pendapatan) masa depan dari aktiva itu tidak lagi
sebesar biaya awalnya. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan persediaan pada nilai
terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada setiap periode pelaporan.

Argumen menentang LCM

Aplikasi aturan LCM menghasilkan inkonsistensi karena persediaan perusahaan mungkin


dinilai menurut biaya dalam satu tahun dan pada harga pasar dalam tahun berikutnya.

 LCM dinilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap
laporan laba rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservatif. Laba bersih tahun
berjalan ketika kerugian diakui jelas lebih rendah; laba bersih untuk periode berikutnya
mungkin lebih tinggi dari normal jika penurunan yang diterapkan atas harga jual tidak
material
 Aplikasi aturan LCM menggunakan “laba normal” dalam menentukan nilai pesediaan.
Karena laba normal merupakan angka estimasi yang didasarkan pada pengalaman masa
lalu (dan mungkin tidak berlaku lagi dimasa depan.

6. Bila perusahaan mengakui rugi penurunan nilai persediaan, perusahaan harus membuat
taksiran baru mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali dari persediaan tersebut  pada
tahun-tahun berikutnya, jika terdapat indikasi bahwa aktiva tersebut mengalami penurunan
nilai lebih lanjut, atau jika terdapat indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui
pada tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan.
Nilai tercatat persediaan yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikan kembali
menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi perubahan dalam
taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aktiva yang dapat diperoleh kembali sejak
saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui.

Metode yang digunakan adalah metode FIFO

Metode ini dipandang paralel atau paling tidak lebih dekat dengan aliran fisik persediaan
pada perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan dengan tingkat perputaran
persediaan sedang hingga tinggi. Kekuatan metode ini adalah pada pelaporan persediaan
dalam laporan posisi keuangan (neraca), karena persediaan yang pertama dibeli
diasumsikan sebagai persediaan yang pertama dijual, maka saldo persediaan akan terdiri
dari persediaan yang terakhir dibeli, sehingga pelaporan persediaan menjadi semakin dekat
dengan tujuan pelaporan aset sebesar nilai wajarnya.

Dalam metode rata-rata tertimbang, kos persediaan akhir ditentukan sebesar rata-rata kos
persediaan selama satu periode. Meskipun dalam metode rata-rata kos persediaan bisa
terdistorsi oleh perubahan tingkat harga persediaan, tetapi metode persediaan ini dalam
kasus-kasus tertentu cukup praktis untuk diterapkan.  Untuk kasus metode FIFO dan
metode rata-rata tertimbang tidak ada perbedaan antara IFRS dengan US GAAP (Generally
Accepted Accounting Principles), keduanya membuat aturan dan ketentuan yang sama.

8. Pada saat misalnya perusahaan Woodland membeli tanah seharga Rp. 1.000.000.000 yang
dapat dibagi menjadi 400 petak. Ketika petak-petak ini dijual, tidak tepat apabila Rp.
1.000.000.000 dibagi menjadi 400 petak. Ketika menghadapi situasi semacam itu praktek
yang paling umum dan logis adalah mengalokasikan total biaya diantara berbagai unit atas
dasar nilai pnjualan relatifnya.

10. Metode laba kotor digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa
dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock opname) dan untuk menguji ketelitian
data akuntansi apabila sistem permanen digunakan atau digunakan untuk menaksir
Persediaan dalam kondisi tidak memungkinkan atau tidak efisien dari segi waktu untuk
melakukan perhitungan fisik terhadap saldo persediaan.

Anda mungkin juga menyukai