Anda di halaman 1dari 3

3.

Lower Cost of net realizable value

Pada dasarnya, konsep ini menjelaskan bagaimana membandingkan antara biaya perolehan dari
inventori dengan net realizable value. Nilai yang diambil adalah nilai terendah antara nilai cost
dengan nilai net realizable value. Biaya perolehan tercermin dari semua biaya-biaya yang
termasuk untuk memperoleh barang tersebut. Sedangkan net realizable value merujuk pada nilai
masa kini atau nilai pasar dari suatu barang. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi, yaitu
pertama, net realizable value lebih besar dari cost. Kedua, net realizable lebih kecil dari cost,
nilai penurunan ini diakui sebagai impairment loss of inventory. Penurunan persediaan dapat
disebabkan oleh keusangan,penurunan harga jual, atau kerusakan.Praktik penurunan nilai
persediaan di bawah biaya perolehan ke realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset
seharusnya tidak dinyatakan melebihi perkiraan jumlah yang dapatdirealisasi dari penjualan atau
pengguanaanya.

Contoh dari LCNRV :PT Makmur memiliki persediaan yang belum selesai dengan biaya
perolehan sebesarRp.950.000.

Harga jual persediaan tersebut adalah Rp.1.000.000, estimasi biaya penyelesaiannyaRp.50.000,


dan estimasi biaya penjualan sebesar Rp.200.000. Penghitungan nilai realisasi neto persediaan
tersebut adalah:

Harga jual persediaan yang belum selesai Rp.1.000.000

dikurangi :

Estimasi biaya penyelesaian Rp.50.000

Estimasi biaya penjualan Rp.200.000

Maka Nilai realisasi bersih adalah Rp.750.000

PT Makmur melaporkan persediaan dalam laporan posisi keuangan sebesar Rp.750.000.


Dalamlaporan laba rugi, PT Makmur melaporkan kerugian penurunan persediaan
sebesarRp.200.000(dari Rp.950.000 di kurangi Rp.750.000).
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap
unitindividual dalam persediaan. Namun, dalam beberapa kondisi, penurunan nilai
persediaanmungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok unti yang serupa (berkaitan)
atau bahkanterhadap tetoal persediaan. Sebagai contoh, pada industri garmen tidal mungkin
untukmenentukan harga jual untuk setiap tekstil secara indivual,sehingga penilaian nilai realisasi
netoditerapkan untuk semua tekstil yang akan digunakan untuk memproduksi baju pada
musimtertentu (berdasarkan lini produk).

5. Penyajian dan analisis

Penyajian Analsis

Standar akuntansi memerlukan pengungkapan laporan keuangan dari item-item yang


berhubungan dengan persediaan berikut ini.

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam mengukur persediaan, termasuk rumus biaya
yang digunakan (rata-rata tertimbang)
b. Jumlah tercatat keseluruhan persediaan total dan jumlah tercatat dalam setiap klasifikasi
c. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
d. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
e. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban.
f. Kondisi atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan dari penurunan nilai persediaan.
g. Jumlah tercatat persediaan yang dijaminkan sebagai efek untuk liabilitas, jika ada.

Analisis Persediaan

a. Rasio perputaran persediaan

Analisis ini mengukur berapa kali rata-rata perusahaan menjual persediaan selama periode
bersangkutan. Rasio ini mengukur likuiditas dari persediaan. Untuk menghitung rasio perputaran
persediaan, kita membagi beban pokok yang dijual dengan rata-rata persediaan yang ada selama
periode berjalan.

Perputaran persediaan = beban pokok penjualan : rata-rata persediaan


b. Rata – rata jumlah hari untuk menjual persediaan

Pengukuran ini merupakan rata- rata jumlah hari penjualan dimana perusahaan memiliki
persediaan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai