Anda di halaman 1dari 3

Costs Subsequent To Acquisition (Biaya Setelah Perolehan)

Setelah memasaang aset tetap dan mempersiapkannya untuk dgunakan, berbaagaai biaya
tambahan aakan timbul. Maasalaah utama topik ini adalah mengalokasikan biaya tersebut ke
periode waktu yang tepat. Dalam mengaokaasikan biaya tersebut, perusahaan mengakui biaya
setaalah perolehan sebagai aset bila biaya tersebut dapat diukur secaara andal dan besar
kemungkinan perusahaa dalam memperoleh maanfaat ekonomi di masa depan. Peningkataan
manfaat ekonomi pada aset tetap tersebut, seperti : paaningkaatan umur manfaat, kuantitas dan
kuaalitas produk yang dihasilkan. Umumnyaa pengelurn biayaa setelaah perolehan ada 4 yaitu:

1. Penambahan
Perusaahaan mengapitalisasi setiap penaambahaan untuk aset tetap karena terdaapat aset
baru yang dibuat. Contohnya seperti penambahan bangunan selasar di rumah sakit atau
panambaahan AC di ruangan kantor. Hal ini untuk menignkatkan palayanan di fasilitas
tersebut.
2. Perbaikan dan penggantian
Perbaikan (improvement) adalah subtitusi aset tetap yang lebih baik dari aset yang lama.
Contohnya seperti menggantikaan lantai beton yang dinilai lebih kuat dari lantai kayu
sebelumnya.
Penggantian (replacement) adalaah subtitusi aset tetap yang sama. Misalnyaa seperti
mengganti lantai kayu yang lama dengan lantai kayu yang baru. Sebagai ilustrasi instrinc
enterprise memutuskan untuk mengganti pipa dalam sistem ledengnya. Seorang tukaang
menemukan bahwa perusahaan menggunakan pipa plastik dan bukan pipa besi cor atau
tembaga. Pipa tua memiliki nilai buku sebesar $15.000 (biaya perolehaan sebesar
150.000 dikurangi akumulasi penyusutan sebesar 135.000) dan nilai residu sebesar 1000.
Sistem pipa plastik memiliki biaya perolehan sebesar 125.000. jikaa instinc membaayar
124.000 untuk pipa baru setelah menukaar pipa tua, perusahaan membuat jurnal sbb.

Sistem ledeng 125.000


Akumulasi penyusutan 135.000
Kerugiaan atas pelepasan aaset tetap 14.000
Sistem ledeng 150.000
Kas (125.000-1.000) 124.000
3. Pengaturan ulang dan reorganisasi
Perusahaan dapat dikenakan biaya pengaturaan ulang atau biaya reorganisasi atas
beberapa aset. IFRS menunjukkaan baahwa pengaakuan biaya berhenti setelah aset sudah
ada di lokasi dan pada saat aaset diperlukan untuk memulaai operasi. Akibatnya, Biaya
reorganisasi ataaau pengaturan ulang aset tetap yang ada tidak dikapitalisasi , tetapi
dibebankan pada saat terjadinya.
4. Perbaikan kembali
a. Perbaikan biasa
Perbaikan ini untuk menjaga aset tetap agar dalam kondisi operasi. Kemudian
membebankan biaya perbaikan pada saat terjadinya.
b. Perbaikan besar
Perusahaan mencatat biaya perbaaikaan besaar dengan menghapus biaya perolehan
dan akumulasi penyusutan aaset tua, mengakui keuntungan atau kerugian. Kemudian
mengapitalisasi biaya perbaikan besar.

Disposition Of Fixed Assets (Pelepasan Aset Tetap)

Perusahaan melepasan aset tetap mereka melalui pertukaran, penjualan dan konversi paksaan.
Ayat jurnal akan bervariasi sesuai dengan jenis pelepasan yang digunakan persuhaan. Namun
yang pasti akan terjadi adalah akun aset harus di kredit untuk mengeluarkan akun aset dari buku
besar. Sedangkaan akun akumulasi penyusutan harus di debit untuk mengeluaran saldonya dari
buku besar.

Penjualan aset tetap

Asumsikan bahwa barret company mencatat penyusutan atas mesin seharga $18.000 untuk
sembilan tahun dengan tarif penyusutan sebesar $1.200 per tahun. Jika barret menjual mesn pada
pertengahan tahun kesepuluh seharga 7.000 , maka barret mencatat penyusutan sampaai tanggal
penjualan sebagai berikut.

Beban penyusutan ($1.200 x ½) 600


Akumulasi penyusutan - mesin 600
Jurnal untuk penjualan aset adalah sebagai berikut.

Kas 7.000
Akumulasi penyusutan –mesin 11.400
($1.200 x 9) + $600
Mesin 18.000
Keuntungan atas pelepasan mesin 400

Forced Conversion (Konversi Paksaan)

Terkadang jasa aset diakhiri melalui beberapa jenis kejadian konversi paksaan seperti
kebakaraan, banjir, pencurian atau penggusuran. Perusahaan melaporkan selisih antara jumlah
dipulihkan (misalnya ganti rugi penggusuran) jika ada dan nilai buku aset sebagai keuntungan
atau kerugian. Perusahaan memperlakukan keuntungan dan kerugian tersebut seperti pada
pelepasan aset lainnya.

Asumsikan Camel Transportation Corp. harus menjual pabrik yang terletak pada properti
perusahaan yaang berdiri langsung di jalur jalan tol. Selam beberapa tahun pemerintah telah
berusaha untuk membeli tanah tersebut, tetapi perusahaan terus menolak. Pemerintah akhirnya
menggunakan haknya secara paksa, yang kasusnya disetujui oleh pengadilan. Dalam
penyelesaiannya Camel menerima ganti rugi sebesar 500.000, jumlaah yang melebihi nilai buku
pabrik dan tanah sebesar 200.000 (biaya perolehan 400.000 dikurangi akumulasi penyusutan
200.000). Camel membuaat jurnal sbb.

Kas 500.000
Akumulasi penyusutan-aset tetap 200.000
Aset tetap 400.000
Keunungan atas pelepasan aset 300.000

Anda mungkin juga menyukai