Anda di halaman 1dari 4

1.

4 Menguraikan Perlakuan Akuntansi Untuk Biaya-Biaya Setelah Perolehan

1.4.1 Biaya Setelah Perolehan

Setelah aktiva tetap dipasang dan siap untuk digunakan, dapat terjadi biaya tambahan yang
berkisar dari reparasi biasa hingga penambahan yang signifikan. Masalah utamanya adalah
mengalokasikan biaya-biaya ini ke periode waktu yang tepat. Secara umum, biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih besar harus dikapitalisasi,
sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan
tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, tiga
kondisi berikut harus dipenuhi:

a. Umur manfaat aktiva harus meningkat.


b. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat.
c. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan.

1.4.2 Jenis-Jenis Pengeluaran Utama

a. Penambahan
Penambahan (additions) umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar.
Menurut definisinya setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena
aktiva baru telah diciptakan. Sebagai contoh, penambahan suatu bangunan sayap pada
rumah sakit, atau penambahan sistem pendingin pada sebuah kantor, akan
meningkatkan potensi pelayanan dari fasilitas tersebut. Pengeluaran semacam itu harus
dikapitalisasi dan ditandingkan dengan pendapatan yang akan dihasilkan di periode
masa depan.
b. Perbaikan dan Penggantian
Perusahaan mengganti aktiva ke aktiva lainnya melalui perbaikan dan penggantian.
Perbaikan (betterment) adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan
dengan aktiva lain yang lebih baik (contoh, lantai kayu dengan lantai semen).
Penggantian (replacement) adalah substitusi dari aktiva sama (lantai kayu dengan lantai
kayu).
Biaya yang timbul dari proses perbaikan dan penggantian harus ditentukan terlebih
dahulu apakah pengeluaran itu meningkatkan potensi jasa masa depan dari aktiva
bersangkutan? Atau hanya mempertahankan tingkat pelayanan yang ada?. Jika
ditentukan bahwa pengeluaran ini meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari
aktiva, pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi. Maka akuntansinya diperlakukan
dengan salah satu dari tiga cara berikut, tergantung pada situasinya.
1. Menggunakan pendekatan substitusi
Secara konseptual, pendekatan substitusi merupakan prosedur yang benar jika
jumlah tercatat dari aktiva lama tersedia. Jika nilai tercatat aktiva lama tidak dapat
ditentukan, maka cukup dengan menghapus biaya aktiva lama dan
menggantikannya dengan biaya aktiva baru.

Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa Instinct Enterprise memutuskan


untuk menganti pipa-pipa dari sistem pipa ledengnya. Sebuah perusahaan pipa
ledeng menyarankan agar pipa besi dan tube baja diganti dengan tube plastik yang
baru dikembangkan. Pipa dan tube lama memiliki nilai buku sebesar $15.000
(biaya $150.000 dikurangi akumulasi penyusutan $135.000) dan nilai sisa sebesar
$1.000. Sistem tube plastik memiliki biaya atau harga pokok sebesar $125.000.
Dengan asumsi bahwa Instinct harus membayar sebesar $124.000 untuk tube baru
setelah menukarnya dengan tube lama, maka ayat jurnalnya adalah:

Sistem Ledeng 125.000


Akumulasi Penyusutan 135.000
Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap 14.000

Sistem Ledeng 150.000


Kas ( $125.000-$1.000) 124.000

2. Menggkapitalisasi biaya baru


Pendekatan lainnya mengkapitalisasi perbaikan dan mencatat jumlah aktiva lama
dalam nilai buku. Justifikasi untuk mengkapitalisasi biaya perbaikan atau
penggantian adalah bahwa walaupun nilai tercatat aktiva lama tidak dikeluarkan
dari akun, namun penyusutan yang mencakupi telah diperhitungkan atas pos
tersebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi hamper nol. Meskipun asumsi ini
mungkin tidak benar dalam setiap kasus, namun perbedaanya sering kali tidak
signifikan. Perbaikan biasanya diperlakukan dengan cara ini.
3. Membebankan ke Akumulasi Penyusutan
Sewaktu-waktu kuantitas atau kulitas aktiva itu sendiri tidak dapat ditingkatkan,
tetapi umur manfaatnya dapat diperpanjang, dalam kasus ini perusahaan dapat
mendebet pengeluaran ke Akumulasi Penyusutan dan bukan ke akun Aktiva. Teori
yang mendasari pendekatan ini adalah penggantian akan memperpanjang umur
manfaat aktiva dan oleh sebab itu mengumpulkan kembali sejumlah atau semua
penyusutan di masa lalu. Nilai tercatat bersih aktiva tersebut akan sama, baik jika
aktiva tersebut didebet atau jika akumulasi penyusutan yang didebet.
c. Penyusunan Kembali dan Pemasangan Kembali
Biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali (rearrangement and
reinstallation costs) merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan
manfaat di periode masa depan. Contohnya adalah penyusunan kembali dan
pemasangan kembali sekelompok mesin untuk memudahkan produksi di masa depan.
Jika sebuah perusahaan seperti Eastman Kodak dapat menentukan atau mengestimasi
biaya pemasangan awal dan akumulasi penyusutan yang dihitung sampai tanggal
sekarang, maka biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali diperlakukan
sebagai penggantian. Jika tidak, yang biasanya merupakan kasus yang sering terjadi,
maka biaya baru itu (jika jumlahnya material) harus dikapitalisasi sebagai aktiva yang
akan diamortisasi selama periode masa depan yang diharapkan menerima manfaat. Jika
biaya ini tidak material, jika tidak dapat dipisahkan dari beban operasi lainnya, atau jika
manfaat masa depannya masih diragukan, maka hal itu harus segera dibebankan.
d. Reparasi
Reparasi biasa (ordinary repairs) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi. Biaya ini dapat
dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut
merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat.
Jika reparasi besar (major repairs) seperti turun mesin terjadi, maka beberapa periode
akan menerima manfaat dan biaya itu harus diperlakukan sebagai penambahan,
perbaikan, atau penggantian.
1.4.3 Ikhtisar Biaya Setelah Perolehan

Anda mungkin juga menyukai