Disusun Oleh:
Nama: Prabu Ikhlas
Nim: C1C021043
Kelas: R-011
Bab 17
TUJUAN BAB
Setelah mempelajari bab ini, Anda akan dapat:Tentukan biaya mana yang harus dimasukkan dalam penilaian awal
pabrik dan peralatan.
IKHTISAR BAB
Perkenalan
Pabrik dan Peralatan, sperti semua aktiva, dimasukkan sebesar angka yang mencakup semua biaya yang diperlukan
untuk membuat aktiva itu bermanfaat. Masalah-masalah khusus yang dihadapi dalam hal aktiva yang dikonstruksi
sendiri adalah apakah, dan berapa besar, bunga dan overhead manufaktur harus dimasukkan dalam biaya aktiva itu.
Rangkaian masalah unik lainnya mencakup perolehan pabrik dan peralatan melalui pertukaran nonmoneter atau
donasi langsung.
Sewa guna usaha yang berjangka panjang dan tidak dapat dibatalkan seringkali tampak sebagai pembelian cicilan
yang tersamar. FASB telah mengajukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah sewa guna usaha itu pada hakikatnya
merupakan penjualan. Pendekatan yang lebih baik dan lebih sederhana mungkin dengan mengharuskan
pengkapitalisasian semua komitmen jangka panjang.
Setelah pemasangan biaya, biaya-biaya yang dikaitkan dengan aktiva, seperti perbaikan (repair) dan pemeliharaan
(maintenance), harus dicatat sebagai beban. Penambahan (addition), penyempurnaan (improvement), dan peningkatan
(betterment) yang menambah manfaat yang akan diberikan aktiva, dengan memperpanjang umur atau dengan
meningkatkan efesiensinya, harus dikapitalisasi.
Walaupun semua aktiva mempunyai beberapa karakteristik mendasar yang sama, pabrik dan peralatan mempunyai
beberapa karakteristik tambahan yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
/. Aktiva tersebut merupakan barang fisik yang dimiliki untuk memudahkan produksi barang lain atau untuk
memberikan jasa bagi perusahaan atau pelanggannya dalam pelaksanaan operasi yang normal
0. Aktiva ini semuanya mempeunyai umu yang terbatas, dan pada akhir umur itu aktiva harus ditinggalkan atau
diganti. 1mur ini mungkin merupakan suatu estimasi jumlah
tahun yang ditentukan oleh keausan dan kerusakan yang disebabkan olehh elemen-
elemennya, atay mungkin bersifat variable, dengan tergantung pada jumlah
metode ini lebih disukai daripada metode yang kedua karena alokasi berdsarkan nilai buku pemilik
sebelumnya akan mengabadikan kesalahn dan selisih yang timbul dari perubahan harga selama periode
-Pertukaran Nonmoneter
APB 09 menyatakan bahwa, secara umu, aktiva nonmoneter yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva
nonmoneter harus dicatat sebesar nilai wajar aktiva yang diserahkan. Ini setara dengan menilai suatu aktiva
nonmoneter yang diperoleh sebesar uang tunai yang dibayarkan. *onsep yang sama berlaku pada perolehan aktiva
nonmoneter dalam
pertukaran. Akan tetapi, salam transfer nonresprokal atau bila nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat
ditentukan dalam batas-batas yang wajar, nilai wajar aktiva
nonmoneter yang diterima harus digunakan sebagai dasar bagi aktiva yang diperoleh.
Dalam sebagian besar kasus, dapat diasumsikan bahwa pertukaran itu merupakan hasil dari negoisasi yang
wajar, sehingga nilai wajar aktiva yang diterima sama besar dengan nilai wajar aktiva yang diserahkan. Penggunaan
nilai wajar ini konsisten dengan konsep bahwa aktiva nonmoneter harus dicatat sebesar biayanya bagi perusahaan,
yang dalam hal ini adalah nilai wajar aktiva yang yang dipertkarkan. Nilai wajar adalah jumlah yang bias didapat
untuk aktiva yang serupa dengan umur dan kondisis yang sama. Juga dapat diasumsikan bahwa pertukaran itu setara
dengan penjualan aktiva yang satu dan pembelian yang lainnya.
Dua pengecualian untuk aturan di atas diberikan oleh APB 09. Pengeualian pertama adalah bila baik nilai wajar
aktiva yang diserahkan maupun nilai wajar aktiva yang diterima tidak dapat ditentukan dalam batas-batas yang wajar,
pengecualian kedua adalah transaksi pertukaran yang tidak menghasilkan kulminasi proses perolehan penghasilan.
Salah satu jenis transaksi pertukaran adalah pertukaran aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam jalur usaha
yang sama. Jenis lainnya adalah pertukaran aktiva —aktiva produktif non-moneter dari jenis umum yang sama dan
yang melaksanakan fungsi yang sama.
Aktiva yang dikonstruksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan menimbilkan masalah apakah harus
mengkapitalisasi bunga atas dana yang diinvestasikan selama waktu yang diperlukan untuk membuat aktiva itu siap
untuk penggunaan yang dimaksdu. Ada 3 usulan umum :
0. <anya mengkapitalisasi bunga yang benar-benar dibayarkan untuk dana yang dipinjam untuk tujuan khusus
itu.
2. Mengkapitalisasi semua bunga atas modal yang dipinjam, tanpa mempersoalkan
alasan peminjaman.
3. Mengkapitalisasi bunga atas semua dana yang diinvestasikan, tanpa mempersoalkan apakah dana itu
diperoleh dari peminjaman atau sumber ekuitas.
1sulan pertama, bahwa tidak ada bunga yang harus dikapitalisasi, didasarkan pada penafsiran bahwa bunga itu
bukanlah biaya konstruksi, melainkan suatu beban keuangan.
*arena beban keuangan biasanya didebet ke beban dalam periode terjadinya, suatu penangguhkan diasumsikan akan
menyebabkan penghasilan (income) berjalan dilebih-sajikan (overstated) selama periode konstruksi atau, jika tidak
ada sumber penghasilan selama periode tersebut, penangguhan itu akan menyebabkan tidak diperlihatkannya
kerugian yang diasumsikannya terjadi.
1sulan kedua, hanya untuk mengkapitalisasi bunga yang benar-benar dibayarkan, diadsarkan pada asumsi bahwa
bunga merupakan biaya produksi, tetapi hanya jumlah yang benar-benar dibayarkan yang merupakan biaya.
Membebankan bunga atas dana yang disediakan oleh pemilik diasumsikan akan menghasilkan penghasilan yang
belum direalisasi dan penilaian aktiva yang lebih tinggi daripada biayanya.
1sulan ketiga, menghindari masalah penentuan berapa besar investasi yang dibiayai oleh hutang dab berapa
ekuitas. *eseluruhan investasi diasumsikan timbul dari utang, tetapi dengan pembatasan bahwa total bunga yang
dikapitalisasi tidak boleh melebihi total biaya bunga yang ditanggung selama periode itu.
1sualan keempat, bahwa bunga harus dibebankan untuk semua dana yang digunakan, didasarkan terutama pada
asumsi bahwa bungs itu merupakan biaya ekonomi. Total biaya aktiva adalah nilai barang dan jasa yang diserahkan
untuk memperolehnya. Bunga menunjukkan nilai manfaat uang yang diinvestasikan dalam perolehan aktiva sebelum
aktiva digunakan.
1sulan keempat ini terutama diterapkan dalam bidang pelayanan umum. Alasan utama pemakaiannya dalam
situasi ini timbul dari fakta bahwa penghasilan sebuah perusahaan utilitas diatur berdasarkan kapitalisasi totalnya.
Bila pabrik dan peralatan dikonstruksi oleh perusahaan yang akan menggunakan aktiva itu, akuntansi
biayanya hanya sedikit berbeda dengan penentuan biaya produk manufaktur. Biaya tenaga kerja dan bahan baku
biasanya dapat dibebankan secara langsung pada aktiva tetap yang sedang dikonstruksi. *esulitan utama terjadi
dalam pengalokasian biaya overhead gabungan pada aktiva tersebut dan pada produk normal. Paling tidak ada empat
usulan yang seringkali diajukan untuk mengatasi masalah ini :
1sulan pertama, tidak membebankan overhead apapun pada aktiva yang dikonstruksi, didasarkan
pada asumsi bahwa overhead terutama merupakan beban tetap, bahwa overhead dapat dibebankan hanya
pada operasi normal dalam periode berjalan, dan bahwa alokasi overhead pada pabrik dan peralatan akan
menyebabkan lebuh saji laba bersih untuk periode berjalan. Secara umum , asumsi bahwa semua overhead
bersifat tetap adalah salah4 konstruksi aktiva tetap praktis selalu menimbulkan kenaikan dalam total biaya
overhead. sejauh hal ini benar.
1sulan kedua (membebankan kenaikan biaya overhead pada aktiva yang dikonstruksi) jauh lebih
baik unggul dari pada yang pertama. Biaya tambahan itu adalah biaya minimum yang seharusnya
dibebankan pada aktiva yang dikonstruksi. Semua biaya tambahan itu ditanggung untuk memberi manfaat
pada periode-periode masa depan dan bukan pada operasi berjalan. Akan tetapi, jika ada bukti bahwa biaya
tersebut timbul dari kesalahan atau ketidak-efisienan, biaya itu merupakan kerugian yang harus diakui
dalam periode berjalan.
Argumentasi untuk membebankan hanya biaya tmabahan pada aktiva yang dikonstruksi ini serupa
dengan argumentasi dalam penentapan biaya langsung untuk persediaan. Argumentasi yang utama adalah
bahwa alokasi overhead tetap menghasilkan penghasilan tambahan dalam periode berjalan karena adanya
konstruksi itu. Berarti, laba bersih dalam periode sebenarnya akan lebih kecil seandainya overhead itu
dibebankan pada operasi berjalan. *apitalisasi overhead tetap ini tampaknya tidak konsisten bagi mereka
yang menganjurkan bahwa penghasilan harus mencerminkan upaya penjualan saja dan bukan upaya
produksi atau konstruksi. Argumentasi kedua dalam penetapan biaya langsung-bahwa tidak ada manfaat
bagi periode masa depan jika kemungkinan dalam situasi ini. Pabrik dan peralatan, tidak seperti persediaan,
harus konstruksi dengan antisipasi akan digunakan selama bertahun-tahun. Pabrik dan peralatan tidak dapat
dikonstruksi sebagian-sebagian hanya ketika manfaatnya dibutuhkan. =leh karena itu, kegagalan untuk
mengkonstruksi aktiva tetap yang doperlukan dalam tahun berjalan dapat menghasiakan total penghasilan
yang lebih rendah dalam tahun berikutnya.
Salah satu argumentasi terkuat untuk membebankan hanya biaya variable pada konstruksi adalh
bahwa, jika produksi dan penjualan normal tidak terhambat oleh adanya konstruksi itu (siyuasi yang paling
mungkin terjadi), tidak ada bukti bahwa manajemen akan mau menanggung biaya tambahan. Jadi, tidak ada
bukti bahwa manajemen menganggap aktiva yang dikonstruksi itu mempunyai nilai yang lebih besar
daripada biaya variable itu.
1sulan ketiga, untuk membebankan overhead sebesar yang sebenarnya akan dialokasikan pada
produksi yang dibatalkan, dari luat tampak masuk akal. Sisa overhead yang dialokasikan pada produksi
berjalan tidak berbeda dengan yang akan
dialokasikan seandainya konstruksi itu tidak berbeda dengan yang aka dialokasikan
seandainya konstruksi itu tidak dilakukan, dan tampaknya menunjukkan kapasitas
manfaat yang sebenarnya akan digunakan dalam kondisi normal. Tetapi biaya ini
adalah biaya yang dipilih adalah biaya yang didasarkan pada apa yang akan
dialokasikan seandainya yang dipilih adalah tindakan alternative. Ini bkan biaya
kesempatan yang sesungguhnya untuk mendapatkan konstruksi itu.
Pabrik dan peralatan terkadang disewakan atau disewakan kepada perusahaan lain atau individu
untuk waktu yang singkat, mulai dari satu hari hingga satu tahun atau lebih. Di dalam kasus
ini, lessor biasanya mengurus pemeliharaan milik erty dan membayar biaya berulang yang terkait
dengan properti, seperti pajak dan asuransi. Biaya berulang ini disebut biaya eksekutori.
Selain itu, lessor harus terus membuat kontrak leasing baru selama umur properti. Oleh karena
itu, pendapatan sewa adalah bagian dari pendapatan operasi lessor. Pemeliharaan, pajak, dan
asuransi biaya, serta penyusutan pada properti sewaan, harus di-dimasukkan dalam biaya
operasinya. Bermacam-macam alasan ditawarkan karena ingin menyusun penjualan dan
pembelian suatu aset sebagai sewa. Salah satu alasan umum yang diberikan untuk leasing adalah
keinginan penyewa untuk menghindari menunjukkan utang yang besar dalam neraca.
Sewa, jika disusun dengan benar, memungkinkan penyewa terlibat dalam ketidakseimbangan
pembiayaan lembaran. Alasan umum lainnya yang diberikan adalah bahwa, meskipun lesi lihat
ingin membeli, kekurangan modal untuk membeli aset secara langsung atau bahkan untuk
menempatkan deposit yang cukup pada aset tersebut. Alasan ketiga yang kadang-waktu yang
diberikan adalah bahwa pemberi sewa, dengan tidak mengalihkan hak milik kepada
penyewa, mampu untuk mendapatkan keuntungan pajak tertentu, yang dapat diteruskan ke
penyewa jika demikian memilih. Skenario alternatif melibatkan perusahaan pembiayaan yang
membayar pabrikan untuk peralatan sebagai gantinya untuk judulnya. Perusahaan pembiayaan
menerima nota angsuran dari pelanggan, yang menerima hak untuk menggunakan properti untuk
apa yang mungkin hampir seluruh masa manfaat aset tersebut. Kebanyakan orang merasa bahwa
keuangan perusahaan hanya membiayai akuisisi aset, Secara umum, dalam kasus di mana sewa
berlaku pembelian, maka penyewa harus mencatat peralatan yang disewa pada nilai wajarnya
dan menunjukkan a utang sewa dalam jumlah yang sama
-Mendefinisikan Sewa Modal
Ada area abu-abu yang sulit untuk diputuskan cara menentukan transaksi Hasilnya adalah bahwa
lebih standar telah ditulis, dan terus ditulis, dengan sewa daripada topik tunggal lainnya.
Dewan Standar Akuntansi telah mengeluarkan keputusan sampai saat ini, tidak termasuk a
sejumlah buletin teknis. «Pernyataan ini agak memohon pertanyaan. » Dalam praktiknya, sarana
utama untuk menentukan apakah trans-tindakan pada dasarnya pembelian adalah apakah opsi
pembelian dengan harga murah ada.
Dalam jangka waktu tertentu atau di bawah opsi pembelian dengan harga murah.
Jangka waktu sewa sekurang-kurangnya 75 persen dari umur ekonomis perusahaan properti,
kecuali jangka waktunya dimulai dalam 25 persen terakhir dari kehidupan ini.
Pada awal sewa, nilai sekarang dari sewa minimum pembayaran, sebagaimana didefinisikan di
bawah, sama dengan atau melebihi 90 persen dari wajar nilai properti yang disewakan kepada
lessor .
25 persen terakhir dari umur properti .
Kriteria pertama adalah yang paling jelas dalam bagian judul secara efektif mendefinisikan
transaksi sebagai pembelian. Akibatnya, penentuan kapan sewa mentransfer cukup jumlah risiko
dan manfaat untuk mengklasifikasikannya sebagai sewa modal didasarkan pada serangkaian
kriteria sewenang-wenang seperti 75 persen dari kehidupan dan 90 persen dari nilai wajar.
Untuk memastikan bahwa lessee dan lessor memperlakukan sewa secara simetris, FASB
menggunakan tiga kriteria yang sama untuk menentukan kapan sewa seharusnya diklasifikasikan
sebagai sewa tipe penjualan atau sewa pembiayaan langsung oleh lessor. Dia dikenakan dua
kriteria tambahan, meskipun.
Hal-hal dibuat lebih kompleks ketika real estat terlibat karena potensi konflik antara PSAK 13
dan PSAK 66. Misalnya, menjadi jelas sejak awal bahwa seorang pemilik properti dapat
menyusun pengalihan properti sebagai sewa jenis penjualan dan mengakui laba berdasarkan
PSAK /3. Transfer yang sama terstruktur sebagai penjualan angsuran jatuh di bawah PSAK 66,
yang tidak akan mengizinkan segera makan pengakuan laba.
Analogi yang ditarik di sini antara sewa dan pembelian tidak sangat akurat, meskipun, dan untuk
sejumlah alasan. Pembelian sebuah aset menyediakan satu dengan sejumlah hak kepemilikan. Ini
umumnya termasuk hak untuk memegang, menggunakan, dan membuang properti dalam waktu
tertentu pembatasan hukum dan hak-hak orang lain. Jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan
sewa memiliki sebagian dari hak kepemilikan ini, tetapi tidak semua. Biasanya begitu tidak
termasuk hak pembuangan, misalnya. Secara lebih luas, sewa memberi satu hak untuk
menggunakan properti tanpa memberikan satu hak untuk properti itu sendiri. Dalam hal ini, sewa
agak seperti aset tidak berwujud.
Karakteristik kepemilikan pabrik dan peralatan yang ada di sewa termasuk hak penyewa untuk
menggunakan properti selama hidup sewa dengan, umumnya, kewajiban untuk membayar harga
tetap dalam bentuk cicilan. Dengan demikian, penyewa memiliki aset nonmoneter dalam bentuk
a hak untuk menerima manfaat dari penggunaan pabrik dan peralatan. Itu lessor, meskipun
memiliki ekuitas di properti, memiliki piutang yang merupakan aset moneter yang mewakili hak
untuk menerima sejumlah tertentu ber dolar selama masa kontrak. Namun, hak yang dimiliki
oleh lessee dan piutang lessor berbeda dari biasanya transaksi penjualan/pembelian dalam
beberapa hal.
Pendekatan alternatif untuk metode penanganan sewa jangka panjang ini adalah untuk
menganggap mereka sebagai bagian dari masalah yang lebih luas dari non-pembatalan jangka
panjang komitmen yang mampu. Setiap kali sebuah perusahaan masuk ke dalam kontrak jangka
panjang untuk memperoleh barang atau jasa dan untuk melakukan pembayaran yang sesuai,
spesifikasi tertentu timbul hak dan kewajiban tertentu. Jika barang dan jasa ini diperoleh secara
tahunan atau berdasarkan kontrak yang dapat dibatalkan secara singkat
Perhatikan, hak dan kewajiban umumnya tidak material tentang mereka efek pada neraca, dan itu
tepat untuk mencatat transaksi saat barang dan jasa diterima atau diperoleh atau saat pembayaran
dilakukan dibuat. Tidak perlu kapitalisasi. Tetapi jika kontrak tidak dapat dibatalkan oleh salah
satu pihak dan jika masing-masing memiliki klaim yang sah dan material terhadap pihak lainnya,
kontrak harus dikapitalisasi, dan nilai diskon dari keduanya hak dan kewajiban harus
diungkapkan.
Sementara posisi ini tidak mendapat dukungan dari yang diterima saat ini praktik akuntansi, itu
memang memiliki manfaat yang cukup besar dalam mendukungnya. Sebuah kon-saluran untuk
membeli sejumlah barang tertentu menimbulkan kewajiban sama seperti sebanyak kewajiban
untuk membayar barang yang sudah diperoleh. Perbedaan utama-Intinya adalah bahwa dalam
kasus pertama perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar barang ketika mereka diterima,
tetapi dalam kasus terakhir kewajibannya adalah membayar barang yang sudah diterima. Dalam
kasus yang tidak dapat dibatalkan kontrak untuk membeli, tidak ada hak tanpa syarat untuk
saling hapus. Itu perusahaan pembeli memiliki kewajiban untuk membayar barang dagangan
yang akan dituntut berdasarkan kontrak, meskipun harus diputuskan kemudian bahwa barang
tidak diinginkan.
* Untuk detail lebih lanjut, lihat Bab [8 tentang kontrak pelaksanaan dan hak tanpa syarat dari
mengimbangi. Hak saling hapus juga dibahas dalam Bab 13.
Sewa operasi.
Sewa Dilaporkan oleh Penyewa. Klasifikasi sewa sebagai sewa modal mensyaratkan bahwa
penyewa melaporkan dalam laporan keuangan baik aset maupun liabilitas. FASB menyatakan
bahwa jumlah modal-pada awal sewa harus merupakan jumlah dari nilai sekarang dari apa yang
disebut pembayaran sewa minimum—tunduk pada batas atas pameran nilai aset. Ini adalah
pembayaran sewa setelah dikurangi jumlah yang mewakili biaya, seperti pemeliharaan, asuransi,
dan pajak, yaitu jumlah yang disebut biaya pelaksanaan. Simi-terutama, hanya hak properti yang
diperoleh berdasarkan persyaratan sewa harus dikapitalisasi." Artinya, di mana persyaratan sewa
membutuhkan lessor untuk memberikan perbaikan yang diperlukan dan untuk membayar pajak,
asuransi, dan lainnya biaya untuk membuat properti tersedia dan berguna bagi penyewa, yang
tion dari pembayaran sewa berkala mewakili pembayaran untuk ini jasa harus dikeluarkan dari
jumlah yang dikapitalisasi dalam neraca lembaran. Pembayaran untuk layanan ini harus dicatat
sebagai biaya dalam setiap periode pembayaran, seperti halnya dengan properti yang dimiliki.
Amortisasi sewa dipengaruhi oleh asumsi tentang transfer judul. Dengan demikian nilai properti
dapat diamortisasi secara independen tergantung pada waktu pembayaran kontraktual, dengan
cara yang serupa penyusutan pabrik dan peralatan yang dimiliki. Kapitalisasi prop-Namun, hak
erty bukannya tanpa masalah. Dua di antaranya adalah:
Kesulitan dalam memisahkan bagian dari persewaan yang dipertimbangkan pembayaran untuk
hak milik dan yang dianggap sebagai pembayaran untuk layanan yang belum dilakukan.
Pemilihan tingkat bunga yang tepat untuk kapitalisasi.
BAGAN 17-2 Pengungkapan Catatan Kaki Kebijakan Aset Tetap
SUNRISE MEDICAL INC. (Juni) ($000)
1988 1987
Kewajiban lancar:
Angsuran kewajiban saat ini berdasarkan sewa modal
dan utang jangka panjang. . . . . . . . . ....... $1873 $2,325
Hutang dagang. . . . 9.870 8.920
Kompensasi yang masih harus dibayar dan beban lainnya FE 9.921 8.597
Pajak penghasilan . . . 1.564 1.397
Jumlah kewajiban lancar 23.228 21.239
Kewajiban berdasarkan sewa modal, dikurangi lancar
cicilan . . . . . . . . . . .......... $2753 $3,199
Properti, pabrik, dan peralatan dicatat sebesar biaya perolehan dan disusutkan selama
taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun.
Aset yang dicatat dalam sewa guna usaha dan peningkatan sewa guna usaha diamortisasi
selama masa manfaat yang lebih pendek atau masa sewa yang terkait dengan
penggunaan metode garis lurus. Taksiran masa manfaat dari properti, pabrik,
dan peralatan adalah 3-40 tahun.
* Tingkat implisit yang digunakan oleh lessor harus digunakan jika diketahui dan kurang dari
tingkat pinjaman tambahan,
BAGAN 17-2 (lanjutan)
peralatan dengan masa sewa berakhir sampai tahun 1998, dengan bunga sekitar
7% dan 15%. sewa berisi pilihan untuk membeli aset. . . $2.863 $3.097
Sunrise juga menyewakan kantor dan fasilitas operasi, mesin dan peralatan,
dan mobil di bawah sewa operasi dengan jangka waktu yang belum kedaluwarsa mulai dari satu
sampai lima belas tahun. Beban sewa untuk sewa operasi sebesar $1.349,
$1,515, dan $1,001 masing-masing untuk tahun fiskal 1988, 1987, dan 1986.
Pembayaran leasc minimum berdasarkan sewa yang berakhir setelah 1 Juli 1988
adalah:
Sewa Jenis Pembiayaan yang Dilaporkan oleh Lessor. Dari sudut pandang lessor, sewa dapat
berupa pembiayaan langsung atau sewa jenis penjualan. Di dalam sewa pembiayaan
langsung, perusahaan pembiayaan atau leasing memiliki jaminan tagihan wesel angsuran. FASB
menyatakan bahwa nilai bersih ini piutang harus dinyatakan sebesar nilai bersih sekarang dari
sewa minimum pembayaran.
Ini harus mencakup nilai sisa apakah atau tidak terjamin. Piutang sering dinyatakan dalam
jumlah bruto, dikurangi a akun penilaian berlabel pendapatan diterima di muka, untuk
menghasilkan hadiah bersih nilai. Masalah muncul dengan pencantuman nilai sisa dalam
piutang. Nilai residu, jika tidak dijamin oleh penyewa, lebih bersifat aset nonmoneter daripada
penerima mampu.Pendapatan sewa dilaporkan oleh lessor dengan menggunakan metode bunga.
Sewa Jenis Penjualan yang Dilaporkan oleh Pemilik Sewa. Ketika produsen menggunakan
metode leasing untuk melaporkan pembiayaan produk mereka sendiri yang ditransmisikan
ditawarkan kepada pelanggan berdasarkan kontrak sewa jangka panjang, pendapatan seharusnya
dilaporkan secara terpisah untuk dua fungsi dasar:
Pendapatan manufaktur dapat dilaporkan pada saat sewa ditandatangani oleh melaporkan nilai
piutang kontrak leasing sama dengan normalnya harga jual produk tersebut.
FASB menyatakan bahwa pendapatan manufaktur harus sama dengan jumlah yang
didiskontokan dari pembayaran sewa minimum masa depan menggunakan tarif implisit dalam
kasus tersebut. Tetapi ini tidak serta merta menghasilkan informasi yang buruk karena setiap
prosedur dure akan mewakili alokasi sewenang-wenang dari pendapatan sewa kotor antara
fungsi manufaktur dan investasi.
FASB tidak secara khusus melarang penggunaan cicilan metode pelaporan pendapatan dari
produksi dan penjualan. Risiko kredit yang tidak dapat diprediksi.
Ketidakpastian material mengenai jumlah biaya tambahan terkait ke sewa.
Sewa Operasi. Untuk lessec, sewa jangka panjang diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika
tidak memenuhi kriteria untuk sewa modal. Artinya, jika kasusnya tidak memiliki karakteristik
dasar transaksi pembelian atau penjualan/pembiayaan tion, diasumsikan bahwa sewa adalah
kontrak sewa jangka panjang.
Tapi, seperti depresiasi, tidak ada alokasi metode dapat dibenarkan atas dasar ekonomi saja, dan
informasi kurang untuk membenarkan metode alokasi berdasarkan efek perilaku.
Sewa Leverage. Sebuah sewa leverage adalah salah satu di mana aset, meskipun dimiliki oleh
lessor, sebagian besar dibiayai oleh kreditur. Inti dari ini pengaturan adalah bahwa hal itu
memungkinkan '' lessor untuk memulihkan investasinya di vear awal sewa dan setelah itu
memberinya penggunaan sementara dana dari mana pendapatan tambahan dapat diperoleh."'
Dalam beberapa hal, banyak sewa dua pihak adalah sewa leveraged. Awalnya, terutama sebagai
akibat dari kredit pajak, pengalaman lessor ences arus kas masuk; kemudian, ketika kredit pajak
berkurang dan menjadi pembayar pajak ments, sehingga arus kas masuk menjadi arus kas keluar
yang meningkat; akhirnya, a arus kas masuk diterima dari penjualan sisa nilai aset. Jaring
investasi positif meskipun menurun selama periode awal; itu kemudian menjadi negatif,
menyiratkan bahwa lessor telah menutup kembali investasinya aset dan memiliki surplus kas;
akhirnya, karena arus kas keluar meningkat lagi, investasi bersih kembali ke posisi positif hingga
mencapai nilai sisa aset pada akhir masa sewa.
Karena konstanta tingkat implisit digunakan sebagai pengganti tingkat peluang, investasi bersih
masuk setiap vear hanya mewakili bagian yang tidak terisi dari aslinya yang dihitung nilai
investasi. Nilai investasi saat ini disajikan hanya pada awal sewa. Pengecualian dibuat ketika
revisi dari asumsi dasar menghasilkan pengurangan saldo investasi bersih;
FASB melakukan dalam PSAK 13, maka laba harus ditangguhkan dan diakui selama masa
sewa. Pengaturan jual-dan-sewa kembali menjadi sangat rumit ketika real estat terlibat karena
potensi konflik antara persyaratan pengabaian PSAK [3 dan PSAK 66.
Dan ketentuan pembayaran yang cukup menunjukkan pembeli-investasi awal dan berlanjut
lessor di properti . PSAK 66.Di bawah persyaratan pemungutan suara yang baru, pernyataan itu
tidak akan berlalu.
Pengungkapan Sewa
Sering diperdebatkan oleh manajemen bahwa kapitalisasi sewa, khususnya sewa operasi oleh
penyewa, menyajikan informasi yang menyesatkan karena kewajiban sewa berbeda dengan
instrumen utang lainnya.
Yang lain berpendapat bahwa itu adalah kelalaian sewa kewajiban yang mendistorsi rasio utang.
POIN PERIKSA
1. Sebutkan empat kriteria untuk mengklasifikasikan modal dan sewa operasi
disediakan dalam PSAK 13.
2. . Cantumkan kriteria tambahan yang harus diterapkan pada leasing oleh lessor.
Setelah pabrik dan peralatan dipasang siap digunakan, tidak ada biaya lebih lanjut harus
dikapitalisasi. Jumlah seluruhnya biaya untuk memperoleh sejumlah jasa tertentu dari aset
selama kehidupan yang diharapkan, oleh karena itu, harus mencakup biaya perolehan awal dan
semuanya biaya pemeliharaan dan penggantian normal. Bagaimana biaya ini harus dialokasikan
ke tahun atau periode individu adalah masalah terpisah lem, yang diperlakukan di bagian
sebelumnya tentang penyusutan, di mana itu terlihat bahwa perbaikan, penggantian normal, dan
penyusutan saling terkait terlambat.
KURSUS UTAMA
Mereka yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik yang dibahas dalam bab ini
dapat dimulai dengan berkonsultasi dengan sumber-sumber berikut:
Selain karya-karya yang dikutip di atas dan di Catatan Akhir bab ini,
pembaca dirujuk ke penulis berikut:
Dasar Penilaian Pabrik dan Peralatan
McKeown, James C. 'Aplikasi Komparatif Pasar dan Aktiva Berbasis Biaya
menghitung Model.” Jurnal Riset Akuntansi, Musim Semi 1973, hlm. 65-78.
Komite NAA tentang Praktik Akuntansi Manajemen. 'Akun Aset Tetap-
ing: Kapitalisasi Biaya.”” Jurnal CPA, Maret 1973, hlm. 193-207.
Snavely, Howard J. "'Biaya Saat Ini untuk Aset Berumur Panjang: Pandangan Kritis."'
Tinjauan Akuntansi, April 1969, hlm. 344-53.
Pertukaran Nonmoneter
Arnett, Harold E. 'APB Opini No. 29: Akuntansi untuk Transaksi Nonmoneter
tions—Beberapa Perspektif Baru.” Akuntansi Manajemen, Oktober 1978, hlm.
41-48.
Imhoff, Eugene A., dan Paul A. Janell. “Opini No. 29: Penilaian Baru
Metode." Akuntansi Manajemen, Maret 1979, hlm. 50-53.
Minat Konstruksi
Bierman, Harold, Jr., dan Thomas R. Dyckman. '* Akuntansi Bunga selama
Konstruksi." Akuntansi dan Riset Bisnis, Musim Gugur 1979, hlm. 267-72.
Frazer, Robert E., dan Richard C. Ransom. “Apakah Bunga selama Konstruksi
Uang Lucu?" Utilitas Publik Dua Mingguan, 21 Desember 1972, hlm. 20-27.
Berarti, Kathryn M., dan Paul M. Kazenki. *PSAK 34: Resep untuk Keanekaragaman.”
Cakrawala Akuntansi, September 1988, hlm. 62-67.
DeFliese, Philip L. "Akuntansi untuk Sewa: Perspektif yang Lebih Luas." Keuangan
Eksekutif, Juli 1974, hlm. 14-23.
Elam, Rick. 'Pengaruh Data Sewa pada Kemampuan Prediktif Rasio Keuangan.
Tinjauan Akuntansi, Januari 1975, hlm. 25-43.
Finnerty, Joseph F.; Rick N. Fitzsimmons; dan Thomas W. Oliver. ''Sewa Capi-
talization and Systematic Risk.”” The Accounting Review, Oktober 1980, hlm.
631-39.
Hawkins, David, dan Mary M. Wehle. Akuntansi Sewa (New York: Finan-
Yayasan Riset Eksekutif Eksekutif, 1973).
Wilkins, Trevor, dan lan Zimmer. “Pengaruh Leasing dan Metode Berbeda
Akuntansi Sewa pada Evaluasi Kredit.” Tinjauan Akuntansi,
Oktober 1983, hlm. 749-64.
Sewa Leverage
Shanno, David F., dan Roman L. Weil. 'Fase Terpisah Mcthod of Ac-
menghitung Leveraged Leases: Properti dari Tingkat Pengalokasian dan Algo-
rithm untuk Menemukannya.” Jurnal Riset Akuntansi, Musim Gugur 1976, hlm.
345-56.
CATATAN AKHIR
menghitung Studi Penelitian No. 4 (New York: AICPA, 1962), hal. 38.