Anda di halaman 1dari 14

Nama:Nurfika R

Nim :201830224

ASET TETAP,TIDAK BERWUJUD DAN INVESTASI JANGKA PANJANG

ASET TETAP

Pabrik dan Peralatan : Dibeli dan Disewa Guna Usaha)

SIFAT DASAR DAN BIAYA PABRIK DAN PERALATAN

a)Aktiva tersebut merupakan barang fisik yang dimiliki untuk memudahkan produksi barang lain untuk
memberikan jasa bagi perusahaan atau pelanggan dalammelaksanakan operasi yang normal.

b)Aktiva mempunyai umur yang terbatas, dan pada akhir umur itu aktiva harusdiganti. Umur ini
merupakan suatu estimasi jumlah tahun yang ditentukan olehkeausan dan kerusakan yang disebabkan
oleh elemen-elemennya, atau mungkin bersifat variabel, dengan tergantung pada jumlah penggunaan
dan pemeliharaan.

c) Nilai aktiva ditentukan oleh kemampuan memaksa pihak lain agar tidak dapatmemperoleh hak
property legal atas penggunaan aktiva, dan bukan oleh pelaksanaan kontrak

.d)Semua aktiva bersifat nonmoneter, manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa dan
bukan dari konversi aktiva menjadi jumlah uang yang diketahui.

e)Secara umum, manfaat akan diterima sepanjang suatu periode yang lebih panjangdari satu tahun atau
siklus operasi perusahaan.

Akan tetapi ada beberapa pengecualian, misalnya sebuah gedung atau peralatan tidak direklasifikasi
menjadiaktiva lancar apabila gedung itu mempunyai sisa umur kurang dari satu tahun.Dalam sedikit
kasus, seperti perkakas, beberapa barang mungkin mempunyai umurasli yang lebih pendek daripada
siklus operasi perusahaan.Biaya awal pabrik dan peralatan hanya pasti bila hanya satu aktiva yang
diperolehuntuk suatu harga tunai pada saat aktiva itu tersedia untuk digunakan. Dalam
pembeliankeranjang (basket purchase) total harganya mungkin pasti, tetapi pengalokasiannya
padaaktiva-aktiva spesifik merupakan masalah pertimbangan. Solusi yang biasanya dilakukanadalah
mengalokasikan total biaya itu diantara aktiva-aktiva spesifik menurut rasiotaksiran nilai masing-
masingnya, atau menurut nilai buku yang dicatat oleh pemiliksebelumnya.

Cara pertama mengasumsikan bahwa setiap penghematan atau kelebihan pembayaran harus dikenakan
secara proporsional paada semua aktiva yang diperoleh. Carakedua mengasumsikan bahwa selisih lebih
(atau kurang) di atas nilai buku pemilik keduanya harus dikenakan secara proporsional. Keduanya adalah
alokasi yang arbitrer,tetapi mempunyai keunggulan paling tidak memberikan jawaban pada masalah
yangsangat sukar.

Secara umum, biaya awal harus mencakup harga tunai ditambah biayaangkut dan pemasangan.
Potongan dagang dan potongan tunai harus dikurangkan.

Pertukaran Nonmoneter

APB 29 menyatakan bahwa, aktiva nonmoneter yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva
nonmoneter harus dicatat sebesar nilai wajar aktiva yangdiserahkan. Ini setara dengan menilai suatu
aktiva nonmoneter yang diperoleh sebesaruang tunai yang dibayarkan. Konsep yang sama berlaku pada
perolehan aktivanonmoneter dalam pertukaran dengan sekuritas ekuitas perusahaan; yaitu, aktiva
harusdicatat sebesar nilai wajar saham yang diserahkann dalam pertukaran. Akan tetapi, salamtransfer
nonresiprokal atau bila nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat ditentukandalam batas-batas yang
wajar, nilai wajar aktiva nonmoneter yang diterima harusdigunakan sebagai dasar bagi aktiva yang
diperoleh. Dalam hal donasi, kreditnya adalah pada akun modal donasi, bukan pada saldo laba (retained
earnings) karena tidak ada penghasilan yang timbul. Nilai wajar adalah jumlah yang bisa didapatkan
untuk aktiva yang serupa denganumur dan kondisi yang sama. Juga dapat diasumsikan bahwa
pertukaran itu setara dengan penjualan aktiva yang satu dan pembelian yang lainnya. Dua pengecualian
untuk aturan diatas diberikan oleh APB 29. Pengecualian pertama adalah bila baik nilai wajar aktiva
yangdiserahkan maupun nilai wajar aktiva yang diterima tidak dapat ditentukan dalam batas- batas yang
wajar.Pengecualian kedua adalah transaksi pertukaran yang tidak menghasilkankulminasi proses
perolehan penghasilan (earning process). Salah satu jenis transaksi pertukaran adalah pertukaran aktiva
yang dimiliki untuk dijual dalam jalur usaha yangsama. Jenis lainnya adalah pertukaran aktiva-aktiva
produktif nonmoneter dari jenis umumyang sama dan yang melaksanakan fungsi yang sama. Akan tetapi
jika nilai wajar itu lebih besar dari nilai tercatat, APB 29 menyatakan bahwa aktiva yang diterima harus
dicatatsebesar nilai tercatat aktiva yang dialihkan, atau sebesar penjumlahan imbalan moneterdan nilai
tercatat aktiva yang diserahkan.

Bunga atas Konstruksi

Aktiva yang dikonstruksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan menimbulkanmasalah apakah harus
mengkapitalisasi bunga atas dana yang diinvestasikan selama waktu yang diperlukan untuk membuat
aktiva itu siap untuk penggunaan yang dimaksud.

Ada empat usulan umum :

1.Tidak mengkapitalisasi bunga apapun

2.Hanya mengkapitalisasi bunga yang benar-benar dibayarkan untuk dana yangdipinjam untuk tujuan
khusus itu

3.Mengkapitalisasi semua bunga atas modal yang dipinjam, tanpa mempersoalkanalasan peminjaman
4.Mengkapitalisasi bunga atas semua dana yang diinvestasikan, tanpamempersoalkan apakah dana itu
diperoleh dari peminjaman atau sumber ekuitas.

Usulan pertama, bahwa tidak ada bunga yang harus dikapitalisasi, didasarkan pada penafsiran bahwa
bunga itu bukanlah biaya konstruksi, melainkan suatu bebankeuangan. Argument mendasar lainnya
adalah bahwa bunga dapat dihindari denganmembiayai konstruksi itu dengan ekuitas pemegang saham
dan bukan dengan ekuitasutang. Usulan kedua, untuk mengkapitalisasi bunga yang benar-benar
dibayarkan,didasarkan pada asumsi bahwa bunga merupakan biaya produksi, tetapi hanya jumlahyang
benar-benar dibayarkan yang merupakan biaya.Usulan ketiga menghindari masalah penentuan berapa
besar investasi yangdibiayai oleh utang dan berapa oleh ekuitas. Keseluruhan investasi diasumsikan
timbuldari utang, tetapi dengan pembatasan bahwa total bunga yang dikapitalisasi tidak bolehmelebihi
total biaya bunga yang ditanggung selama periode itu.

Pendekatan inilah yangdipilih oleh FASB dalam FSAS 34. Salah satu keunggulan pendekatan ini adalah
bahwa bunga yang dikapitalisasi menunjukkan biaya bagi perusahaan, yang kondisten denganmetode
akuntansi biaya historis yang mendasar. Usulan keempat, bahwa bunga harusdibebankan untuk semua
dana yang digunakan, didasarkan terutama pada asumsi bahwa bunga itu merupakan biaya ekonomi.
Total biaya aktiva adalah nilai barang dan jasa yangdiserahkan untuk memperolehnya. Bunga
menunjukkan nilai manfaat uang yangdiinvestasikan dalam perolehan aktiva sebelum aktiva digunakan.
Usulan keempat initerutama diterapkan dalam bidang pelayanan umum. Alasan utama pemakaiannya
dalamsituasi ini timbul dari fakta bahwa penghasilan perusahaan utilitas diatur berdasarkankapitalisasi
totalnya.

Overhead atas Aktiva yang Dikonstruksi Sendiri Biaya tenaga kerja dan bahan baku biasanya dapat
dibebankan secara langsung pada aktiva yang sedang dikonstruksi.

Kesulitan utama terjadi dalam pengalokasian biaya overhead gabungan pada aktiva tersebut dan pada
produksi normal.

Paling tidak ada emoatusulan yang seringkali diajukan untuk mengatasi masalah ini :

1.Tidak membebankan overhead apapun pada aktiva tetap tersebut

2. Membebankan overhead tambahan

3.Membebankan overhead sebesar jumlah yang seharusnya dibebankan pada produksi yang dibatalkan
karena adanya produksi aktiva tetap tersebut

4.Membebankan suatu bagian yang proporsional daei overhead pada konstruksi berdasarkan prosedur
yang digunkan untuk pembebanan pada produksi normal.

Usulan pertama, tidak membebankan overhead pada aktiva yang dikonstruksi,didasarkan pada asumsi
bahwa overhead terutama merupakan beban tetap, bahwaoverhead dapat dibebankan hanya pada
operasi normal dalam periode berjalan, dan bahwaalokasi overhead pada pabrik dan peralatan akan
menyebabkan lebih saji laba bersih untuk periode berjalan. Usulan kedua, jauh lebih unggul daripada
yang pertama. Biaya tambahanitu adalah biaya minimum yang seharusnya dibebankan pada aktiva yang
dikonstruksi.Semua biaya tambahan itu ditanggung untuk memberi manfaat pada periode-periode
masadepan dan bukan pada operasi berjalan. Usulan ketiga, untuk membebankan overheadsebesar
yang sebenarnya akan dialokasikan pada produksi yang dibatalkan, dari luartampak masuk akal. Tetapi
biaya ini adalah biaya yang didasarkan pada apa yang akandialokasikan seandainya yang dipilih adalah
tindakan alternatif. Ini bukan biayakesempatan yang sesungguhnya, karena tidak didasarkan pada nilai
manfaat yangdiserahkan untuk mendapatkan konstruksi itu. Usulan untuk mengalokasikan keseluruhan
biaya overhead pada aktiva yang dikonstruksi adalah prosedur penetapan biaya penuhyang tepat.

SEWA GUNA USAHA PABRIK DAN PERALATAN

Pabrik dan peralatan kadang-kadang disewakan atau disewa-guna-usahakan pada perusahaan atau
orang lain untuk periode yang singkat, yang berlangsung dari satu harisampai satu tahun atau lebih.
Dalam hal ini, lessor biasanya mengurus pemeliharaan property dan membayar beban-beban yang
sifatnya berulang yang berhubungan dengan property itu, seperti pajak dan asuransi. Beban-beban yang
berulang ini disebut biaya pelaksanaan

(executor costs)

. Dari sudut pandang lessee, sewa guna usaha inimenimbulkan beban sewa, yang dicatat ketika manfaat
diterima atau ketika pembayarandilakukan. Sewa guna usaha itu pada hakikatnya adalah penjualan
kredit oleh lessor dan pembelian property secara cicilan oleh lessee.

Alasan umum diberikan untuk menyewaguna usaha adalah keinginan lesseeuntuk tidak
memperlihatkan utang yang besar dalam neraca. Secara umum, dalam kasus-kasus dimana sewa guna
usaha itu sebenarnya adalah pembelian, lessee harus mencatat peralatan yang disewa sebesar nilai
wajarnya dan memperlihatkan utang sewa guna usahadengan jumlah yang sama. Dalam sewa guna
usaha penjualan, selisih antara nilai wajaraktiva dan biayanya harus diperlihatkan sebagai laba normal.
Sedangkan dalam sewa gunausaha langsung tidak ada laba.

Mendefinisikan Sewa Guna Usaha Modal ARB 43

, menyatakan “Jika jelas terbukti bahwa transaksi yang terlibat pada hakikatnya adalah pembelian,
property yang disewa-guna-usaha harus dicantumkandiantara aktiva lessee dengan akuntansi yang
sesuai untuk kewajiban yang terkait…..”Pernyataan ini agak menjauhi permasalahannya. Dalam praktik,
cara utama untukmenentukan apakah transaksi itu pada hakikatnya adalah pembelian adalah apakah
adasuatu hak opsi untuk membeli dengan harga yang lebih rendah dari nilai pasar wajar(bagian
purchase option). APB 5, “Pelaporan Sewa Guna Usaha dalam Laporan KeuanganLessee” yang
diterbitkan dalam tahun 1964 serta APB 7 “ Akuntansi untuk Sewa GunaUsaha dalam Laporan Keuangan
Lessor” yang diterbitkan tahun 1966 adalah upaya-upayautama Accounting Principles Board untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kapansewa guna usaha harus dikapitalisasi.FASB dalam
pernyataan ini mengemukakan kriterianya sendiri yang dapatdigunakan untuk menilai kapan suatu sewa
guna usaha cukup menyerupai pembeliansehingga layak diperlakukan sebagai pembelian cicilan oleh
lessee.
FASB menyatakan bahwa paling tidak satu dari kriteria ini harus ada:

1. Hak milik atas property akan dipindahkan kepada lessee pada akhir masa sewaguna usaha atau
menurut hak opsi pembelian

2.Masa sewa guna usaha paling sedikit 75% dari umur ekonomis property, kecuali jika masa itu dimulai
dalam 25% terakhir umur tersebut

3. Saat dimulainya sewa guna usaha, nilai sekarang dari pembayaran sewa gunausaha minimum, seperti
yang didefinisikan di bawah ini; sama atau lebih besardari 90% dari nilai wajar property yang disewa
guna usahakan bagi lessor(dikurangi setiap kredit pajak investasi terkait yang akan dimanfaatkan
olehlessor). Seperti dengan kriteria kedua, kriteria ini tidak relevan jika masa sewaguna usaha dimulai
dalam 25% terakhir umur property.

Untuk memastikan bahwa lessee dan lessor memperlakukan sewa guna usahasecara simetris, FASB
menggunakan tiga kriteria yang sama untuk menentukan kapansuatu sewa guna usaha harus
diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha penjualan atausewa guna usaha langsung oleh lessor.
Walaupun demikian, FASB memberlakukan duakriteria tambahan, yaitu :

1.Penerimaan pembayaran sewa guna usaha minimum harus dapat diprediksi secarawajar

2.Biaya-biaya yang tidak dapat diganti yang harus ditanggung oleh lessor dalamsewa guna usaha
tersebut, selain untuk asuransi, pemeliharaan, dan pajak dapatdiukur dan tidak dipengaruhi oleh
ketidakpastian yang penting.

Sewa Guna Usaha yang Melibatkan Real Estate Keadaan menjadi lebih kompleks bila real estate
dilibatkan, karena adanyakonflik potensial antara SFAS 13 dan SFAS 66. Misalnya jelas terlihat bahwa
seorang pemilik property dapat mengatur agar perpindahan property itu berbentuk sewa gunausaha
penjualan dan mengakui laba menurut SFAS 13. Sewa guna usaha yang melibatkantanah saja
merupakan sewa guna usaha operasi (sewa-menyewa biasa), karena tanahmempunyai umur yang tidak
terbatas.

Jika sewa guna usaha itu mencakup hak opsi pembelian atau suatu ketentuan bahwa hak milik akan
dipindahkan, sewa guna usaha itu pada hakikatnya adalah penjualan cicilan dan harus dikapitalisasi
dengan mengikutiaturan-aturan SFAS 66. Setiap bagian dipertanggungjawabkan sesuai dengan
aturannormal sewa guna usaha tanah dan sewa guna usaha property dan peralatan.

Memiliki Aktiva versus Memiliki Hak

Secara lebih luas, sewa guna usaha memberi kita hak-hak untuk menggunakan property tanpa memberi
kita hak atas property itu sendiri. Dalam hal ini, sewa guna usahaagak mirip dengann aktiva tak
berwujud. Jadi lessee mempunyai sebuah aktiva non-moneter dalam bentuk hak untuk menerima
manfaat dari penggunaan pabrik dan peralatan. Lessor, walaupun mempunyai hak atas property,
mempunyai piutang yangmerupakan aktiva moneter yang menunjukkan hak untuk menerima jumlah
dollar tertentusepanjang umur kontrak. Undang-undang memperlakukan sewa guna usaha seakan-
akansewa guna usaha adalah kontrak pelaksanaan. Walaupun demikian, akuntan tidak selalumengikuti
preseden hukum dalam menetapkan standar. Sewa guna usaha harus dilaporkandengan cara yang
menguraikan sifat dan karakteristik selengkap mungkin, bukan denganmencoba memasukkan semua
informasinya dalam bentuk aktiva dan kewajiban yangtradisional.

Pengkapitalisasian Semua Komitmen Jangka Panjang yang Tidak DapatDibatalkan Suatu pendekatan
alternative terhadap metode-metode untuk menangani sewaguna usaha jangka panjang adalah dengan
menganggap sewa guna usaha itu sebagai bagian dari masalah yang lebih luas, yaitu komitmen jangka
panjang yang tidak dapatdibatalkan. Suatu kontrak untuk membeli sejumlah barang tertentu
menimbulkankewajiban persis sebesar kewajiban untuk membayar barang yang sudah diperoleh.
Aktivayang timbul dari komitmen jangka panjang ini adalah hak untuk menerima barang dan jasa, dan
klaim ini harus dicatat berdasarkan nilai diskonto nilai-nilai yang diharapkan.Penerapan prinsip umum
sewa guna usaha jangka panjang berdampakmemperluas jumlah yang harus dikapitalisasi. Jika sewa
guna usaha itu mengharuskan pembayaran tetap yang tidak dapat dibatalkan, keseluruhan jumlah itu
tidak dapatdikapitalisasi tanpa memperhatikan apakah jumlah itu merupakan pembayaran untuk
hakatas property atau untuk jasa tambahan, termasuk perbaikan, pemeliharaan, dan pajak,serta jasa-
jasa lain yang berhubungann dengan penggunaan property.

Pelaporan Sewa Guna Usaha

Penentuan cara yang paling tepat untuk melaporkan sewa guna usaha sudahterbukti rumit, sebagian
karena banyaknya jenis sewa guna usaha yang harusdieprtimbangkan. Alinea-alinea berikut ini
memaparkan dari sebagian pertimbangan yangmempengaruhi :

1.Pelaporan sewa guna usaha oleh lessee

2.Pelaporan sewa guna usaha pembiayaan dan penjualan oleh lessor

3.Sewa guna usaha operasi

4.Sewa guna usaha laverage (laveraged lease)

5.Perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale-and-leaseback-arrangement)

Sewa Guna Usaha yang Dilaporkan oleh Lessee

FASB menyatakan bahwa jumlah yang dikapitalisasi pada saat dimulainya sewaguna usaha seharusnya
adalah jumlah nilai sekarang dari apa yang disebut sebagai pembayaran sewa guna usaha minimum
dengan batas nilai wajar aktiva. Pembayaran iniadalah pembayaran sewa guna usaha setelah dikurangi
jumlah yang merupakan beban,seperti pemeliharaan, asuransi, dan pajak, yaitu jumlah-jumlah yang
diberi istilah biaya pelaksanaan. Penentuan apa-apa saja yang termasuk dalam pembayaran sewa guna
usahaminimum didasarkan pada analogi sewa guna usaha dan pembelian.

Salah satu keunggulan kapitalisasi atas hak-hak property yang inheren dalamkontrak sewa guna usaha
adalah bahwa pengkapitalisasian itu menyajikan gambaran yanglebih jelas tentang hak dan kewajiban
perusahaan dalam laporan keuangan. Keunggulanutama kapitalisasi adalah bahwa kapitalisasi
memungkinkan pemisahan atas hak propertydan kewajiban sewa guna usaha. Jadi nilai property dapat
diamortisasi tanpa tergantung pada saat pembayaran kontraktual, dengan cara yang sama seperti
penyusutan pabrik dan peralatan yang dimiliki.

Sewa Guna Usaha Pembiayaan yang Dilaporkan oleh Lessor FASB menyatakan bahwa nilai bersih wesel
harus dinyatakan sebagai nilaisekarang bersih dari pembayaran sewa guna usaha minimum. Jumlah ini
harus mencakupnilai sisa baik dijamin atau tidak. Jumlah ini dihitung dengan cara yang sama seperti
caralessee menghitung utangnya kecuali bahwa nilai sisa yang tidak dijamin harusdimasukkan.
Pendapatan sewa guna usaha dilaporkan oleh lessor dengan menggunakanmetode bunga. Semua
pendapatan ini diasumsikan sebagai pendapatan investasi.

Sewa Guna Usaha Penjualan yang Dilaporkan oleh Lessor Jika pabrikan menggunakan metode sewa
guna usaha untuk melaporkan pembiayaan produk mereka sendiri yang diserahkan kepada pelanggan
menurut kontraksewa guna usaha jangka panjang, pendapatan harus dilaporkan secara terpisah untuk
keduafungsi dasar berikut :

Pembuatan dan penjualan produk Investasi dalam kontrak sewa guna usaha sepanjang umur sewa guna
usahaFASB tidak secara spesifik melarang penggunaan metode cicilan untuk melaporkan pendapatan
dari manufaktur dan penjualan. Akan tetapi, ditolaknya prosedur semacam itutersirat dari rekomendasi
bahwa jika ada kondisi-kondisi yang dalam keadaan normalmendukung penggunaan metode cicilan,
sewa guna usaha itu harus diklasifikasikansebagai sewa guna usaha operasi. Kondisi-kondisi ini
mencakup :

Risiko kredit yang tidak dapat diprediksi Ketidakpastian material yang menyangkut jumlah biaya-biaya
tambahan yang berkaitan dengan sewa guna usaha tersebut

Sewa Guna Usaha Operasi Bagi lessee, suatu sewa guna usaha jangka panjang akan diklasifikasikan
sebagaisewa guna usaha operasi jika tidak memenuhi kriteria sewa guna usaha modal. Bagi lessor,sewa
guna usaha itu adalah sewa guna usaha operasi jika tidak memenuhi kriteria sewaguna usaha
pembiayaan langsung atau sewa guna usaha penjualan. Jadi, pembayaran sewa biasanya akan
merupakan beban sewa bagi lessee. Akan tetapi FASB menyatakan bahwa, jika pembayarannya tidak
konstan, beban sewa itu harus diakui dengan dasar garis luruskecuali jika metode lain dapat dibenarkan.
Bagi lessor, FASB telah merekomendasikanagar aktiva sewa guna usaha diklasifikasikan sebagai pabrik
dan peralatan, agar aktiva itudinilai sebesar biaya atau biaya dikurangi akumulasi penyusutan, dan agar
penerimaansewa dilaporkan sebagai pendapatan kotor jika sewa itu sangat menyimpang dari dasargaris
lurus atau dari kegunaan ekonomi property itu dalam setiap periode.

Sewa Guna Usaha Laverage

Sewa guna usaha laverage adalah sewa guna usaha dimana aktivanya walaupundimiliki lessor, sebagian
besar dibiayai oleh seorang kreditor. Esensi perjanjian ini adalah bahwa perjanjian ini memungkinkan
“lessor untuk memulihkan investasinya di tahun -tahun awal sewa guna usaha setelah itu
memungkinkannya menggunakann dana tersebutsecara sementara untuk mendapatkan pendapatan
tambahan”.

Dampak sewa guna usaha laverage adalah bahwa arus kas bersih dan investasi bersih, yang didefinisikan
sebagaiekuitas yang dimiliki lessor sebagai akibat dari potongan pajak, lessor mengalami arusmasuk kas,
kemudian ketika potongan pajak mengecil dan mejadi pembayaran pajak, aruskas masuk menjadi arus
kas keluar yang semakin besar, akhirnya satu arus masuk diterimadari penjualan nilai aktiva yang tersisa.
FASB menyatakan bahwa pendapatan dari sewaguna usaha harus diakui berdasarkan investasi bersih
dan tingkat pengembalian implisitdisaat investasi bersihnya bernilai positif.

Perjanjian Penjualan dan Penyewaan Kembali Dalam perjanjian penjualan dan penyewaan kembali,
pemilik property semulamenjual property itu kemudian menyewanya kembali dari pemilik yang baru.
Pemiliksemula dengan demikian menjadi penjual-lessee, sementara pemilik yang baru adalah pembeli-
lessor. Lessee yang baru dan lessor yang baru mengklasifikasikan sewa gunausaha mereka sesuai dengan
SFAS 13.

Perjanjian penjualan dan penyewaan ini khususnyamenjadi rumit bila real estate terlibat karena adanya
konflik potensial antara persyaratan pengakuan dalam SFAS 13 dan persyaratan dalam SFAS 66, SFAS 98
“TransaksiPenjualan dan Penyewaan Kembali yang Melibatkan Real Estate”, “Definisi Sewa GunaUsaha”,
dan “Biaya Langsung Awal dalam Sewa Guna Usaha Pembiayaan Langsung”.

Akuntansi penjualan dan penyewaan kembali harus digunakan oleh penjual-lessee hanya jika transaksi
penjualan dan penyewaan kembali mencakup semua hal berikut ini :

1.Penyewaan kembali yang normal

2.Masa dan ketentuan pembayaran yang secara memadai menunjukkan investasiawal dan
berkesinambungan pembeli-lessor dalam property tersebut (SFAS 66)

3.Masa dan ketentuan pembayaran yang memindahkan semua risiko dan imbalankepemilikan lain
seperti yang diperlihatkan dengan tidak adanya keterlibatanterus menerus lainnya oleh penjual-lessee
seperti yang diuraikan dalam SFAS 66.

Pengungkapan Sewa Guna Usaha FSAB mengharuskan bahwa pembayaran sewa guna usaha minimum
untuk sewaguna usaha operasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan dalam jumlahagregat
dan untuk setiap tahun dalam lima tahun yang berurutan. Jadi, kita dapatmelakukan semua
penyesuaikan yang ingin dilakukan pada laporan keuangan.Pengungkapan yang berkaitan dengan arus
kas paling tidak merupakan upaya untukmemenuhi asumsi kebutuhan investor dan kreditor.

PENGELUARAN MODAL DAN PENDAPATAN

Semua pengeluaran pemeliharaan serta penggantian komponen aktiva yang sudahdiantisipasi atau yang
normal juga harus dibebankan pada operasi selama umur normalaktiva tersebut. Bagaimana biaya-biaya
ini harus dialokasikan pada setiap tahun atau periode merupakan masalah lain. Perbaikan dan
penggantian normal harus dibebankan pada beban atau operasi selama satu tahun lebih, tergantung
pada metode penyusutan yangdigunakan serta distribusi manfaat yang diharapkan akan diterima dari
aktiva itu ataumenurut dasar alokasi lainnya.Kenaikan manfaat dalam masa depan dapat timbul dalam
salah satu dari tiga cara:

1.Kenaikan dalam umur aktiva, berati kenaikan dalam jumlah tahun yang akanmemberikan manfaat

2. Kenaikan dalam jumlah manfaat yang akan diterima setiap tahunnya selama sisaumur aktiva

3.Kenaikan dalam mutu manfaat yang akan diterima setiap tahunnya selama sisaumur aktivaAda sedikit
keraguan bahwa penambahan harus dikapitalisasi.

Menurut definisi, penambahan memperbesar kapasitas produktif atau manfaat pabrik dan
peralatan.Penggantian besar adalah yang paling sukar didefinisikan dan diperlakukan dengan
tepatkarena dampaknya serupa dengan penggantian kecil dan perbaikan normal. Namun, penggantian
besar yang tidak sering terjadi, harus dikapitalisasi sehingga semua periodeakan dibebani dengan suatu
bagian dari biaya penggantian itu.

Hal ini dapat dicapaidengan mamasukkan biaya penggantian besar dalam beban penyusutan dengan
salah satucara berikut :

1. Jika umur aktiva ditentukan menurut umur maksimum komponen utama yang paling tahan lama,
penggantian harus dibebankan pada aktiva atau dibentuksebagai akun terpisah dan dialokasikan
sepanjang umurnya yang terpisah.

2.Penyusutan dapat dihitung berdasarkan umur komposit rata-rata dari semuakomponen aktiva. Dalam
hal ini pengantin harus dibebankan pada akumulasi penyusutan.

AKTIVA TANWUJUD DAN INVESTASI TAK LANCAR)

SIFAT DAN PENGAKUAN AKTIVA TANWUJUD

Aktiva tanwujud kadang-kadang didefinisikan sebagai kelebihan biaya dari suatu perusahaan yang
diakuisisi atas jumlah aktiva bersihnya yang berwujud. Propertytanwujud adalah property yang tidak
dapat disentuh karena tidak mempunyai badan. Lebihformal, aktiva tanwujud dikatakan incorporeal. Di
samping goodwill yang sudah terkenal,daftarnya meliputi piutang usaha, beban di bayar dimuka, dan
saham serta obligasi yangditahan untuk investasi. Namun yang dianggap sebagai aktiva tanwujud oleh
akuntanhanya goodwill saja. Aktiva tanwujud adalah hasil dari pengangguhan pengeluaran untuk jasa,
yang berlawanan dengan pengeluaran untuk property. Dengan kata lain aktivatanwujud timbul bila kas
(atau setaranya) dikeluarkan untuk jasa.

Pengakuan

Aktiva tanwujud bukan aktiva yang berkurang nilainya karena tidak mempunyaisubstansi. Karena itu,
pengakuannya harus mengikuti aturan yang sama seperti aktiva lain.
SFAC 5,paragraf 63, menetapkan bahwa suatu pos harus diakui bila ia (a) memenuhidefinisi yang tepat,
(b) dapat diukur, (c) relevan, dan (d) dapat diandalkan.

SFAC 6,

paragraf 25 mendefinisikan aktiva sebagai kemungkinan manfaat ekonomi masa depanyang diperoleh
atau dikendalikan oleh satuan usaha tertentu sebagai hasil dari transaksiatau kejadian masa lalu.
Kapitalisasi (pengakuan suatu pos sebagai aktiva) harusdipertimbangkan sejumlah pos yang sering
diperlakukan otomatis sebagai beban. Sebagaicontoh iklan harus dicatat sebagai beban hanya jika tidak
masuk dalam salah satu darikeempat kriteria tersebut.

Penggunaan Alternatif

Semua sepakat bahwa aktiva nonmoneter berwujud dan tanwujud mendapatkannilai ekonomi dari
pengharapan akan daya menghasilkan laba masa depan. Aktivatanwujud juga mempunyai nilai dalam
penggunaan alternative, dan nilainya bagi perusahaan, paling tidak sebagian, dapat diperbandingkan
dengan kondisi fisiknya, biaya penggantinya, nilai pasar untuk aktiva bekas, dan pasar untuk produk
perusahaan itu.Beberapa mengatakan bahwa kebanyakan aktiva tanwujud merupakan pengembangan
dari proses atau produk eksklusif, atau proteksi atas keunggulan pemasaran, tidak satu pun dariitu dapat
ditransfer ke penggunaan alternative.

Kemampuan Dipisahkan

Karakteristik lain yang membedakan aktiva tanwujud adalah bahwa hal itu tidakdapat dipisahkan dari
perusahaan atau property fisik perusahaan tersebut. Hal itu ada danmempunyai nilai hanya dalam
kombinasi dengan aktiva berwujud perusahaan. Karenakarakteristik ini, beberapa mengatakan bahwa
hal itu harus dipertimbangkan untukmencerminkan manfaat residual sesudah semua aktiva berwujud
diidentifikasikan secaraspesifik.

Ketidakpastian

Karakteristik ketiga yang dikatakan membedakan aktiva tanwujud adalahtingginya tingkat ketidakpastian
berkenaan dengan nilai manfaat masa depan yang akanditerima. Kemungkinan nilai dapat berkisar dari
nol sampai jumlah yang sangat besar.Beberapa aktiva tanwujud berkaitan dengan pengembangan dan
produksi sebuah produk,dan yang lain berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan permintaan akan
produktersebut. Paten dan hak cipta mencerminkan terutama yang pertama; merek dan namadagang
mencerminkan terutama yang kedua. Goodwill mencerminkan salah satu darikeduanya.

Mengakui Goodwill

Menurut prinsip seseorang dapat mengakui goodwill setiap saat denganmembandingkan nilai pasar dari
sebuah perusahaan dengan nilai aktiva bersihnya. Ekuitasdapat dinaikkan nilainya ke nilai pasar dengan
suatu akun penilaian, dan akun goodwilldapat dimasukkan diantara aktiva.
APB 17 menyimpulkan atas dasar ini bahwa pengeluaran untuk goodwill “yang tidak dibeli” harus
dikurangkan dari laba ketika hal itu terjadi. Dipihak lain, semua aktiva tanwujud yang dibeli cenderung
dikapitalisasi dalam praktik, apakah memenuhi kriteria relevan atau tidak.

PENGUKURAN DAN AMORTISASI

Aktiva tanwujud kemudian diasosiasikan dengan aktiva lain dengan akibat bahwamemperlakukan aktiva
tanwujud sebagai residu. Yaitu, seseorang menghitung sejumlahnilai untuk aktiva tanwujud dan
menetapkan perbedaan antara nilai ini dan total nilai yangditetapkan pada aktiva itu secara keseluruhan
sebagai aktiva tanwujud. AICPAmenyatakan dalam Accounting Research Bulletin No.43 :“jumlah semula
yang ditetapkan untuk semua jenis aktiva tanwujud haruslah biaya…..Dalam kasus akuisisi, misalnya, di
mana aktiva

tanwujud diakuisisi dalam pertukaran dengan sekuritas, biaya dapat dipandang sebagai nilai wajar dari
pertimbangan yang diberikan atau nilai wajar dari property atau hak yang diakuisisi,

mana pun yang lebih jelas”

Mengukur Goodwill

Goodwill adalah aktiva tanwujud terbesar dari kebanyakan perusahaan. Iniseringkali merupakan pos
yang paling rumit untuk ditandatangani karena tidakmempunyai banyak karakteristik yang berkaitan
dengan aktiva seperti dapatdiidentifikasikan dan keterpisahan. Akibatnya, pengukurannya mendapat
perhatiankhusus. Tiga pendekatan utama untuk menilai goodwill adalah :

1.Melalui penilaian atas sikap yang menguntungkan terhadap perusahaan

2.Melalui nilai sekarang yang didiskontokan dari kelebihan laba masa depan yangdiharapkan atas apa
yang dipandang sebagai pengembalian normal pada totalinvestasi, tidak termasuk goodwill

3. Melalui akun penilaian induk-kelebihan nilai perusahaan secara keseluruhan atas penilaian yang
melekat pada masing-masing aktiva bersih yang berwujud dantanwujud Penilaian atas Sikap
Menguntungkan terhadap Perusahaan Goodwill seringkali dipandang berasal dari hubungan bisnis yang
bermanfaat,hubungan baik dengan karyawan, dan sikap yang menguntungkan bagi pelanggan. Kritik-
kritik atas pendekatan ini menyatakan bahwa kebanyakan atribut ini melekat pada aktivaspesifik,
termasuk aktiva tanwujud lain. Lokasi yang menguntungkan misalnya, berarti bahwa tanah dan
bangunan bernilai lebih dari property serupa di mana saja. Nilai danreputsi nama baik melekat pada
penilaian merek dagang dan nama dagang.

Nilai Sekarang dari Laba Unggul

Pendekatan untuk mengukur goodwill yang tampak paling sering dalam buku teksakuntansi adalah
mengasumsikan bahwa goodwill merupakan nilai sekarang yang didiskontokan dari laba masa depan
yang diharapkan yang melebihi dari apa yangdianggap pengembalian normal. Nilai perusahaan secara
keseluruhan pada masing-masinginvestor hanya dapat ditentukan secara subyektif oleh investor itu,
karena tergantung padaharapan mereka atas arus kas masa depan, peluang tingkat pengembalian yang
diharapkan,dan fungsi-fungsi risiko pemanfaatan pribadi.

Goodwill sebagai Akunn Penilaian

Semua aktiva mempunyai nilai bagi perusahaan karena kontribusi spesifiknya pada aliran laba dan arus
kas masa depan perusahaan. Karena itu, nilai dari perusahaantersebut harus dikaitkan dengan semua
aktiva yang menimbulkan kenaikan pada aliranarus kas ini. Jika pengharapan arus kas akan meningkat,
maka semua aktiva yangmenyumbang kenaikan ini sekarang lebih berharga dari sebelumnya. Goodwill
menurut pandangan ini hanyalah nilai perusahaan yang tak dapat kita kaitkan dengan aktivatertentu.

Mengukur Goodwill “Negatif”

Nilai nyata dari aktiva yang dapat diidentifikasikan lebih daripada yang diklaim.Suatu tanggapan yang
tepat adalah mengalokasikan kekayaan bersih pada perusahaan keaktiva yang dapat diidentifikasikan
sehingga hal itu tampak pada angka yang lebih rendahdaripada yang saat ini diperlihatkan. Dengan cara
ini goodwill negative akan dihilangkan.

Amortisasi

Aktiva tanwujud yang diakuisisi melalui pembelian sekaligus atau dikembangkanmelalui pengeluaran
luar biasa yang dapat diidentifikasikan seringkali dikapotalisasi dandiamortisasi serupa dengan alokasi
penyusutan pabrik dan peralatan. Setelah penilaianawal yang harus diamortisasi diketahui, faktor-faktor
utama yang harus diestimasi adalah :1.

Umur kegunaan dari aktiva itu

2.Pola aloksi ke beberapa periode dari umur aktiva itu

Aktiva Tanwujud dengan Umur Terbatas Paten, hak cipta, dan beberapa waralaba mempunyai umur
legal maksimum, dan jarang umur ekonomi akan lebih lama dari umur legal. Jika situasi memungkinkan
nilainyamelewati umur legal, biaya atau nilai lain harus diamortisasi selama umur ekonomi ini. Namun
banyak yang menggunakan umur legal, dengan keyakinan bahwa tanpa perlindungan hukum, nilai di
atas umur legal terlalu tidak pasti untuk dimasukkan dalamskedul amortisasi. Lebih umum, umur
ekonomi lebih pendek daripada umur legal karenakondisi permintaan pasar, atau keusangan.

Aktiva Tanwujud dengan Umur Tak Terbatas Merek dagang, nama dagang, biaya organisasi, dan
goodwill adalah contoh dariaktiva tanwujud yang umumnya dianggap mempunyai jangka keberadaan
yang takterbatas dan tak mempunyai umur alami yang terbatas.

APB 17 mengklaim bahwa semuaaktiva tanwujud akhirnya kehilangan nilainya dan karenanya hal itu
perlu diamortisasiselama periode yang diestimasi menerima manfaat, tetapi tidak lebih dari 40
tahun.Periode 40 tahun sifatnya arbitrer dan dapat dipertahankan hanya atas dasar bahwa cukup
panjang sehingga tidak ada laba dalam periode itu yang dipengaruhi secara signifikan.
Penghapusan Aktiva Tanwujud ARS 10 menyatakan bahwa goodwill harus diperitungkan sebagai
penguranganatas ekuitas pemegang saham. Alasan yang diberikan untuk saran ini adalah bahwa
jumlahyang dibayarkan untuk goodwill merupakan penurunan sumberdaya masa berjalan perusahaan
dalam mengantisipasi masa depan.

APB 17 Sangat jelas melarang penghapusansegera setelah diakuisisi. Asumsinya jika aktiva tanwujud
telah diakuisisi pada harga pokok, maka hal itu harus bernilai pada saat pembelian. Tujuan utama dari
pembatasan iniadalah untuk mencegah konservatisme berlebihan dalam penilaian aktiva dan lebih
sajilaba periode-periode berikutnya.

Memelihara Goodwill

Waktu dimana nilai aktiva yang semula sepenuhnya digantikan oleh pengeluarantambahan tidak dapat
ditentukan, bahkan secara berlaku surut. Ini menyatakan bahwa, biaya semula harus tetap ada dalam
buku dan biaya pemeliharaan atau penggantian harusdibebankan terhadap laba masa depan. Tidak ada
amortisasi yang harus dibuat karena nilaiaktiva semula berlanjut terus jika pengeluaran pemeliharaan
yang layak dilakukan.Pengeluaran penggantian dibebankan cukup merata pada laba semua periode.
Metode ini juga bermanfaat karena memberikan pembebanan laba berdasarkan biaya masa
berjalan,seperti LIFO.

Mengamortisasi Goodwill Negatif

APB 16 menyatakan bahwa goodwill negative, bila diakui, akan dimasukkan kelaba pada periode masa
depan dengan amortisasi yang sistematik. The British StandardsCommittee telah membuat rekomendasi
yang sama. ARS 10 menyempurnakan pendekatanini dengan menyatakan bahwa goodwill negative
menunjukkan perlunya pengeluaranmasa depan untuk meningkatkan organisasi dan efisiensi
perusahaan. Mereka akanmengklasifikasikan goodwill negative sebagai kewajiban dan akan mengurangi
kewajiban itu dengan membebankan pengeluaran masa depan ini ke akun goodwill dan tidak ke beban.

3)PERMASALAHAN DAN APLIKASI

Perjanjian Lisensi Program SFAS 63 bersangkutan dengan masalah akuntansi khusus dalam hal
penyiaran.Stasiun penyiaran biasanya mengadakan perjanjian lisensi dengan memberi mereka hakuntuk
menyiarkan sejumlah program seperti seri film kartun atau serangkaian pertandingan sepak bola. FASB
menetapkan bahwa lisensi itu harus dicatat sebagai aktivatanwujud, tidak seperti biaya di bayar dimuka,
jika :

1.Biaya setiap program diketahui atau cukup layak ditetapkan

2.Materi program itu telah diterima oleh pembeli lisensi sesuai dengan kondisi perjanjian lisensi

3.Program itu tersedia untuk pertunjukkan atau penayangan perdana.


Waralaba Olah Raga Kebanyakan waralaba olahraga bersifat tertutup, sehingga menemukan
bagaimana merekammelakukan pelaporan keuangan bukan hal mudah. Waralaba itu sendiriadalah hak
yang dibeli.

Biaya Riset dan Pengembangan Sejauh bahwa aktivitas riset dan pengembangan dicatat untuk
mengembangkan produk baru, memperbaiki yang lama, atau mengurangi biaya operasi masa depan, hal
itudiperkirakan memberikan manfaat pada periode-periode masa depan, dan bukan hanya periode
masa berjalan. Karena periode masa depan diharapkan akan menerima manfaat, pengetahuan yang
harus diperoleh adalah apakah ini merupakan aktiva bagi perusahaan,atau kenaikan dari nilai aktiva
yang ada atau dari perusahaan secara keseluruhan.

Perangkat Lunak Dalam SFAS 86, FASB mengizinkan kapitalisasi biaya perangkat lunak computeryang
akan dijual, disewa guna usaha atau sebaliknya dipasarkan sebagai produk terpisahatau sebagian dari
produk atau proses. Kondisi untuk kapitalisasi adalah bahwa perusahaan telah memantapkan kelayakan
teknologi dari produk itu.

Nama Dagang

Akuntansi Push-Down

4)INVESTASI TAK LANCAR

Seperti dikemukakan dalam BAB 16, FASB Statement No,12 mensyaratkan bahwa portofolio terpisah
harus disusun untuk sekuritas ekuitas tak lancar yang mudahdipasarkan. Seperti juga dengan sekuritas
lancar, portofolio tak lancar akan dinilai padayang terendah dari harga pokok atau harga pasar. Tujuan
prosedur ini adalah untukmencegah laporan kerugian pada portofolio tak lancar sampai kerugian itu
direalisasi.Realisasi diasumsikan terjadi apabila sekuritas itu ditransfer ke portofolio lancar, dijual,atau
bila penurunan harga pasar dipandang permanen.APB 18, seperti yang diubah oleh SFAS 94,
mensyaratkan penggunaan metodeekuitas untuk investasi di mana investor mampu menjalankan
pengaruh yang besar teradap perusahaan, tetapi investor itu tidak mempunyai hak pengendalian.
Pengaruh yang besar biasanya dianggap dimulai bila seorang investor memiliki sekitar 20 persen atau
lebih darisaham suara.

Anda mungkin juga menyukai