Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI KEUANGAN II

Aktiva Tetap

2.1 Akuisisi dan Penilaian Properti, Pabrik, dan Peralatan

Banyak perusahaan menggunakan biaya yang mereka keluarkan saat membeli barang
seperti properti, pabrik, dan peralatan sebagai dasar untuk mengukur nilainya, yang disebut
"biaya historis." Ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh, termasuk
harga beli, biaya pengiriman, pajak penjualan, dan biaya pemasangan. Perusahaan
kemudian menyusutkan biaya-biaya ini selama beberapa tahun ke depan. Perubahan atau
perbaikan yang meningkatkan nilai atau manfaat di masa depan dapat ditambahkan ke
biaya awal, tetapi jika tidak memberikan manfaat di masa depan, dianggap sebagai
pengeluaran biasa.

1. Biaya Tanah

Semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempersiapkan tanah


dianggap sebagai bagian dari biaya tanah, termasuk perbaikan permanen dan
pengembangan lokal. Tanah bisa menjadi bagian dari properti, pabrik, atau peralatan,
tetapi jika tujuannya adalah spekulatif, diklasifikasikan sebagai investasi.

2. Biaya Bangunan

Biaya bangunan mencakup semua pengeluaran yang terkait dengan akuisisi atau
konstruksi, termasuk biaya bahan, tenaga kerja, overhead, serta honor profesional dan
ijin.

3. Biaya Peralatan

Biaya peralatan mencakup berbagai jenis barang seperti peralatan pengiriman,


peralatan kantor, mesin, dan perlengkapan tetap. Ini mencakup harga pembelian, biaya
pengiriman, asuransi, biaya pondasi, pemasangan, dan biaya pengujian.

4. Aktiva yang Dibuat Sendiri

Perusahaan sering membuat sendiri beberapa asetnya. Menentukan biaya untuk aset
ini bisa rumit karena tidak ada harga beli atau kontrak yang jelas. Dalam hal ini, ada

2
dua pendekatan untuk mengelola biaya overhead:

a. Tidak Memasukkan Overhead Tetap. Pendekatan ini mengabaikan biaya


overhead yang tidak berubah terlalu banyak saat membuat aset baru, kecuali
jika ada perubahan yang signifikan.

b. Membebankan Bagian Overhead. Metode ini mengalokasikan sebagian biaya


overhead ke dalam biaya pembuatan aset. Ini digunakan jika perusahaan
percaya biaya overhead berkaitan dengan semua aset yang dibuat. Tujuannya
adalah mencegah perkiraan biaya awal aset yang terlalu rendah dan dapat
menyebabkan alokasi yang tidak tepat di masa depan.

5. Biaya Bunga Selama Konstruksi

Biaya bunga selama konstruksi dapat diperlakukan dengan tiga pendekatan:

a. Tidak mengkapitalisasi beban bunga selama periode konstruksi. Bunga


dianggap sebagai biaya pembiayaan terpisah yang tidak termasuk dalam biaya
konstruksi. Ini bisa mengabaikan pengaruh bunga terhadap biaya konstruksi dan
penggunaan kas.

b. Membebankan semua biaya bunga ke konstruksi. Semua biaya bunga, termasuk


yang teridentifikasi dan yang tidak, dimasukkan dalam biaya konstruksi. Ini
termasuk biaya pembiayaan dalam bentuk kas, hutang, atau saham. Kelemahan
dari metode ini, penentuan biaya modal ekuitas bisa subjektif.

c. Hanya mengkapitalisasi biaya bunga aktual. Hanya biaya bunga yang terkait
dengan hutang, bukan saham, yang dimasukkan. Ini dapat menghasilkan biaya
aset yang lebih tinggi jika menggunakan hutang. Namun, metode ini dianggap
kurang memuaskan karena seharusnya biaya aset tetap sama, terlepas dari jenis
pembiayaan yang digunakan.

Pendekatan yang disarankan adalah mengkapitalisasi bunga aktual dengan


modifikasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang umumnya diterima (GAAP). Biaya
bunga dikapitalisasi selama konstruksi, kemudian dilaporkan sebagai beban setelah aset
selesai dan siap digunakan.

3
Mengkapitalisasi biaya bunga saat konstruksi melibatkan tiga langkah:

a. Aktiva yang Memenuhi Syarat. Hanya aktiva dengan periode penggunaan yang
akan datang yang dapat mengkapitalisasi biaya bunga. Aktiva bisa untuk
penggunaan perusahaan atau proyek penjualan/penyewaan.

b. Periode Kapitalisasi. Periode kapitalisasi dimulai saat ada pengeluaran untuk


aktiva, persiapan aktiva dimulai, dan biaya bunga terkait muncul. Kapitalisasi
berlanjut hingga proyek atau aktiva selesai.

c. Jumlah yang Dikapitalisasi. Biaya bunga yang dikapitalisasi terbatas pada biaya
bunga aktual terendah selama periode tertentu atau bunga yang bisa dihindari.
Untuk menghitung jumlah bunga yang bisa dihindari, dapat dengan mengalikan
tingkat suku bunga dengan akumulasi rata-rata terimbang. akumulasi
pengeluaran rata-rata tertimbang dihitung dengan mengukur pengeluaran
konstruksi dengan jumlah waktu di mana terdapat biaya bunga akibat
pengeluaran tersebut. Suku bunga yang digunakan tergantung pada apakah
pengeluaran melebihi jumlah pinjaman khusus atau tidak.

Ada 2 masalah khusus yang perlu diperhatikan dalam kapitalisasi bunga yaitu,
pengeluaran untuk tanah dan pendapatan bunga yang dihasilkan selama konstruksi.

6. Observasi

Persyaratan kapitalisasi bunga masih menjadi topik perdebatan dalam akuntansi,


banyak yang meyakini perusahaan seharusnya tidak menganggap biaya bunga sebagai
bagian dari biaya aset, baik yang terjadi saat ini maupun yang ditangguhkan.

2.2 Penilaian

Seperti halnya dengan aset lainnya, perusahaan harus mencatat nilai properti, pabrik,
dan peralatan sesuai dengan nilai pasar pada saat pengiriman atau penerimaan aset yang
lebih realistis. Namun, dalam beberapa kasus, harga pasar bisa menjadi kabur.

1. Diskon Kas

Ketika perusahaan membeli aset pabrik dan mendapatkan diskon pembayaran tunai,
ada dua pandangan yang dapat diambil.

4
● Diskon bisa dianggap sebagai pengurangan harga pembelian aset.

● Kegagalan untuk mengambil diskon kas tidak selalu harus dianggap sebagai
kerugian.

Saat ini, ada perusahaan yang menggunakan kedua pendekatan ini, tetapi sebagian besar
lebih memilih yang pertama.

2. Kontrak Pembayaran Ditangguhkan

Perusahaan seringkali membeli aset pabrik melalui perjanjian kredit jangka


panjang, menggunakan berbagai instrumen keuangan. Untuk mencatat biaya dengan
akurat, perusahaan menghitung nilai saat ini dari aset yang dibeli berdasarkan nilai
tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Jika suku bunga tidak tetap, perusahaan
harus memperkirakan suku bunga yang sesuai. Ini dilakukan untuk memperkirakan
bunga yang dapat dinegosiasikan oleh pembeli dan penjual dalam transaksi serupa.
Harga tukar saat perolehan aset juga digunakan sebagai dasar untuk mencatat aset dan
mengukur bunganya.

3. Pembelian Lump-Sum

Saat perusahaan membeli sekelompok aset pada harga lump-sum, biaya total
dialokasikan ke berbagai aset berdasarkan nilai wajar relatifnya. Ini mengasumsikan
bahwa biaya akan berbeda dalam proporsi nilai wajar. Prinsip ini sama dengan cara
perusahaan mengalokasikan biaya lump-sum ke berbagai item yang berbeda. Teknik
penilaian yang sesuai harus digunakan untuk menghitung nilai wajar, dan dalam
beberapa kasus, satu teknik penilaian mungkin cukup.

4. Penerbitan Saham

Ketika perusahaan memperoleh peralatan dengan menerbitkan saham, seperti


saham biasa, nilai par atau nilai nominal saham tersebut tidak selalu mencerminkan
biaya perolehan peralatan tersebut. Jika saham tersebut diperdagangkan secara aktif,
harga pasar saham yang diterbitkan dapat dianggap sebagai biaya wajar peralatan yang
diakui. Namun, jika harga pasar tidak tersedia, perusahaan harus mengestimasi nilai
wajar peralatan tersebut menggunakan pendekatan pasar, pendapatan, atau biaya, atau
kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini.

5
5. Pertukaran Aktiva Non-Moneter

Non-moneter adalah ketika aset memiliki nilai yang dapat berubah seiring
waktu. Di sisi lain, aset moneter seperti kas dan akun jangka panjang tetap nilainya
dalam mata uang kontrak atau lainnya. Biasanya, perusahaan mencatat pertukaran aset
berdasarkan nilai wajar aset yang diberikan atau diterima. Oleh karena itu, perusahaan
harus mengakui keuntungan atau kerugian dari pertukaran aset ini secara langsung. Hal
ini dilakukan karena setiap transaksi memiliki substansi komersial dan mengharuskan
pengakuan laba atau rugi.

Dalam menentukan dampaknya terhadap arus kas, sangat penting untuk:

● Memperhitungkan risiko, waktu, dan jumlah arus kas yang terkait dengan aset
yang diterima dalam pertukaran ("inbound").

● Mengevaluasi arus kas yang terjadi baik sebagai akibat dari pertukaran maupun
tanpa pertukaran. Jika perusahaan tidak menggunakan nilai wajar dalam
pertukaran aset, mereka seharusnya mencatat nilai buku dalam akuntansi
pertukaran.

6. Pertukaran dengan Kerugian

Ketika perusahaan menukarkan aset non-moneter dan menghasilkan kerugian,


perusahaan harus mengakui kerugian ini segera. Ini dilakukan karena perusahaan tidak
boleh menilai aset di atas nilai kas setara; jika kerugian ditangguhkan, maka aset akan
diakui dengan nilai yang lebih tinggi.

7. Pertukaran dengan Keuntungan

Jika pertukaran aset non-moneter memiliki substansi komersial dan


menghasilkan keuntungan, perusahaan biasanya mencatat harga aset yang ditukarkan
dengan aset lainnya pada nilai wajar aset yang dilepas. Keuntungan ini diakui segera.
Perusahaan harus menggunakan nilai wajar aset yang diterima hanya jika lebih jelas
dan terbukti daripada nilai wajar aset yang dilepas. Jika pertukaran tidak memiliki
substansi komersial yang cukup, perusahaan mencatat keuntungan saat aset tersebut
dijual, bukan saat pertukaran terjadi.

Perusahaan juga harus mengungkapkan pertukaran aset non-moneter dalam


6
laporan keuangan mereka. Ini mencakup sifat transaksi, metode akuntansi yang
digunakan untuk aset yang dipertukarkan, serta keuntungan atau kerugian yang diakui
dalam pertukaran tersebut.

8. Hibah Pemerintah

Banyak perusahaan menerima hibah pemerintah sebagai bantuan dalam bentuk


sumber daya untuk kegiatan operasional mereka. Pendekatan akuntansi yang tepat
untuk mengakui hibah pemerintah adalah dengan menggunakan salah satu dari dua
pendekatan berikut:

● Pendekatan Modal/Ekuitas: Hibah diakui sebagai modal atau ekuitas


perusahaan.

● Pendekatan Pendapatan: Hibah diakui sebagai pendapatan secara sistematis


sesuai dengan biaya yang mereka dimaksudkan untuk kompensasi. Ini dapat
dilakukan dengan mencatat hibah sebagai pendapatan hibah ditangguhkan yang
diakui seiring waktu atau dengan mengurangi hibah dari nilai tercatat aset yang
diterima dari hibah. Pendekatan pendapatan adalah yang paling umum
digunakan dan sesuai dengan IFRS.

2.3 Biaya Setelah Akuisisi

Biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu dianggap


beban, sedangkan biaya untuk mendapatkan manfaat masa depan yang lebih besar harus
dikapitalisasi

Adapun syarat supaya biaya dapat dikapitalisasi, antara lain:

1. Manfaat masa aktiva meningkat


2. Jumlah unit yang diproduksi oleh aktiva meningkat
3. Jumlah unit yang diproduksi harus ditingkatkan

Adapun 4 jenis pengeluaran utama, yakni:

1. Penambahan

7
Setiap penambahan pada aset tetap akan dikapitalisasi karena adanya penambahan
masa manfaat aset atau peningkatan arus kas masa depan. Perlakuan akuntansinya
akan menambah harga perolehan aktiva dan depresiasi selama umur ekonomisnya.
2. Perbaikan dan Penggantian
Perbaikan adalah penggantian dengan aktiva lain yang lebih baik daripada aktiva
yang sekarang. Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan sebagai reparasi
biasa, tetapi perbaikan dengan biaya yang besar dicatat sebagai aktiva baru.
Sedangkan, penggantian merupakan substitusi dari aset yang sama.
3. Penyusunan Kembali dan Pemasangan Kembali
Biaya penyusunan dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang
ditujukan untuk memberikan manfaat di periode masa depan. Untuk jenis
pengeluaran ini, perlakuan akuntansinya adalah jika biaya pemasangan awal
diketahui, perlakukan biayanya sebagai penggantian (nilai buku diketahui). Jika
biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyusunan kembali/pemasangan
kembali berjumlah material dan bermanfaat pada periode masa depan, maka
dikapitalisasi sebagai aktiva. Jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya
penyusunan kembali/pemasangan kembali tidak material jumlahnya atau manfaat
periode masa depan diragukan, maka biaya dibebankan ketika terjadi.
4. Reparasi
Reparasi biasa (ordinary repairs) adalah pengeluaran untuk mempertahankan
aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi. Pengeluaran biasa dilakukan secara
teratur serta diperlakukan sebagai beban operasi biasa. Biaya ini dapat dibebankan
ke akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut
merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat. Sedangkan reparasi
besar (major repair) adalah pengeluaran yang dilakukan tidak secara teratur, jika
layak dapat diperlakukan sebagai penambahan, perbaikan, atau penggantian

2.4 Disposisi Aktiva Tetap

Perusahaan seperti Intel dapat dengan sukarela melakukan divestasi atau pelepasan aset
modal dalam bentuk penjualan, pertukaran, konversi atau pengalihan paksa tanpa
memperhatikan waktu pelepasannya dan penyusutan harus dihitung sampai dengan
tanggal disposisi. Selanjutnya, semua akun yang terkait dengan aktiva yang ditarik harus
dihilangkan. Secara umumnya, nilai buku beberapa aktiva tetap tidak sama dengan nilai

8
outputnya. Akibatnya, menimbulkan keuntungan atau kerugian. Penyebabnya
dikarenakan penyusutan merupakan estimasi atas alokasi biaya dan bukan proses
penilaian. Keuntungan atau kerugian yang direalisasi merupakan penyesuaian terhadap
laba bersih selama tahun penggunaan aset modal.

Intel harus melaporkan keuntungan atau kerugian dari pelepasan aktiva tetap dalam
laporan laba rugi serta jumlah yang timbul dari aktivitas biasa. Akan letapi, jika "operasi
segmen perusahaan" dijual, dihentikan, atau dilepaskan, maka hasil dari "operasi
berlanjut" harus disajikan secara terpisah dari operasi yang dihentikan. Setiap keuntungan
atau kerugian yang timbul dari penjualan suatu segmen usaha harus dilaporkan beserta
dengan hasil yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.

Penjualan Aktiva Tetap

Penyusutan harus dicatat untuk periode sejak tanggal ayat jurnal penyusutan terakhir
dibuat sampai tanggal penjualan. Untuk menggambarkan hal ini, asumsikan bahwa Barret
Company mencatat penyusutan sebuah mesin yang berbiaya $18.000 selama sembilan
tahun dengan tarif $1.200 per tahun. Jika mesin tersebut dijual pada pertengahan tahun
kesepuluh seharga $7.000, maka Baret mencatat penyusutan pada tanggal penjualan
adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan 600

Akumulasi Penyusutan-Mesin 600

Ayat jurnal untuk penjualan aktiva adalah sebagai berikut:

Kas 7.000

Akumulasi Penyusutan-Mesin 11.400

[($1.200 × 9) + $600]

Mesin 18.000

Keuntungan atas Pelepasan Mesin 400

Nilai buku mesin pada saat penjualan adalah $6.600 ($18.000-$11.400); karena mesin
dijual seharga $7.000, maka jumlah keuntungan dari penjualan adalah $400.

9
Konversi Terpaksa

Terkadang layanan suatu aktiva berakhir karena konversi yang dipaksakan atau
konferensi yang tidak disengaja (involuntary conversion) seperti kebakaran, banjir,
pencurian, atau emansipasi. Selisih antara jumlah yang diperoleh kembali (misalnya dari
kerugian likuidasi atau klaim asuransi) dan jumlah tercatat aset jika ada, dilaporkan
sebagai laba rugi. Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak
berbeda dengan jenis disposisi lainnya. Dalam beberapa kasus, keuntungan atau kerugian
sering kali dilaporkan di bagian biaya yang masih harus dibayar dalam laporan laba rugi,
jika kondisi disposisi itu bersifat tidak biasa dan jarang terjadi.

Untuk menggambarkan hal ini, misalkan Camel Transport Corp terpaksa menjual
pabriknya yang berlokasi di tanah perusahaan, tepat berdiri di pinggir jalan raya antar
negara bagian. Selama beberapa tahun negara bagian bersangkutan mencoba untuk
membeli tanah tempat pabrik tersebut berdiri namun perusahaan menolak. Negara bagian
itu akhirnya menggunakan haknya atas wilayah tersebut dan mengajukannya ke
pengadilan. Dalam penyelesaian perkara ini, Camel menerima $500.000, yang jauh lebih
tinggi dari nilai buku pabrik dan tanah sebesar $200.000 (biaya $400.000 dikurangi
akumulasi penyusutan $200.000). Selanjutnya Camel membuat jurnal berikut:

Kas 500.000

Akumulasi Penyusutan-Aktiva Pabrik 200.000

Aktiva Pabrik 400.000

Keuntungan atas Pelepasan Aktiva Tetap 300.000

Jika kondisi yang melingkupi pembebasan ini dinilai tak lazim dan jarang terjadi,
keuntungan Camel sebesar $300.000 dilaporkan sebagai pos luar biasa. Akan tetapi,
beberapa pihak menentang pengakuan keuntungan atau kerugian dalam konversi tertentu.

Misalnya, pemerintah federal terus membebaskan hutan untuk taman nasional.


Perusahaan kertas yang memiliki hutan tersebut diharuskan untuk melaporkan keuntungan
atau kerugian atas pembebasan tersebut. Namun, perusahaan seperti Georgia-Pacific
mengatakan bahwa mereka harus segera mengganti lahan hutan yang dibebaskan itu,
situasi ekonomi mereka masih sama seperti sebelumnya dan tidak ada keuntungan atau

10
kerugian yang perlu dilaporkan. Pertanyaannya adalah apakah pembebasan dan pembelian
selanjutnya harus dipandang sebagai satu atau dua transaksi. FASB Interpretation No. 30
menentang alasan perusahaan itu dan mengharuskan bahwa "Keuntungan atau kerugian
diakui ketika aktiva nonmoneter dikonversikan secara paksa menjadi aktiva moneter
walaupun perusahaan menginvestasikan kembali atau berkewajiban menginvestasikan
kembali aktiva moneter itu untuk mengganti aktiva nonmoneter".

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan menganggap semua biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan aktiva


tetap seperti tanah, bangunan, dan peralatan hingga siap digunakan sebagai biaya historis.
Untuk mendapatkan biaya aktiva yang dibuat sendiri, perusahaan harus mengalokasikan
biaya dan beban. Ada dua cara perusahaan untuk memperlakukan biaya overhead dalam
mencari biaya aktiva tetap yang dibuat sendiri, yaitu tidak membebankan biaya overhead
tetap ke biaya pembuatan aktiva dan membebankan bagian dari total overhead ke proses
konstruksi. Biaya bunga selama konstruksi dapat diperlakukan dengan tiga pendekatan
yaitu tidak mengkapitalisasi beban bunga selama periode konstruksi, membebankan semua
biaya bunga ke konstruksi, dan hanya mengkapitalisasi biaya bunga aktual.

Penilaian properti, pabrik, dan peralatan harus dilakukan secara berkala untuk
memastikan nilai mereka sesuai dengan nilai pasar pada saat pengiriman atau penerimaan
aset yang lebih realistis. Namun, dalam beberapa kasus, harga pasar bisa menjadi kabur,
akibat diskon kas, kontrak pembayaran ditangguhkan, pembelian lump-sum, penerbitan
saham, pertukaran aktiva non-moneter, pertukaran dengan kerugian, pertukaran dengan
keuntungan, dan hibah pemerintah.

Biaya setelah akuisisi yaitu biaya pemeliharaan rutin dicatat sebagai pengeluaran,
sementara biaya perbaikan yang meningkatkan umur manfaat aset dapat dikapitalisasi.
Terdapat empat jenis pengeluaran utama, yaitu penambahan, perbaikan dan penggantian,
penyusunan kembali dan pemasangan kembali, serta reparasi.

Disposisi adalah penjualan, penghapusan, atau pengalihan aset yang sudah tidak
digunakan lagi. Laba atau rugi dari disposisi aset harus dicatat dalam laporan laba rugi.

Penting untuk mengungkapkan informasi yang relevan tentang akuisisi, penyusutan,


dan disposisi aset dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan memahami konsep ini,
perusahaan dapat mengelola aset properti, pabrik, dan peralatan dengan lebih baik,
mencatatnya dengan benar dalam laporan keuangan, dan memastikan kepatuhan terhadap
standar akuntansi yang berlaku.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, D.E., J.J. Weygandt, dan T.D Warfield. 2007. Intermediate Accounting. Twelfth
Edition. John Wiley & Sons, Inc. USA. Terjemahan E. Salim. 2008. Akuntansi Intermediate.
Edisi Keduabelas. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai