Aktiva Tetap
Banyak perusahaan menggunakan biaya yang mereka keluarkan saat membeli barang
seperti properti, pabrik, dan peralatan sebagai dasar untuk mengukur nilainya, yang disebut
"biaya historis." Ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh, termasuk
harga beli, biaya pengiriman, pajak penjualan, dan biaya pemasangan. Perusahaan
kemudian menyusutkan biaya-biaya ini selama beberapa tahun ke depan. Perubahan atau
perbaikan yang meningkatkan nilai atau manfaat di masa depan dapat ditambahkan ke
biaya awal, tetapi jika tidak memberikan manfaat di masa depan, dianggap sebagai
pengeluaran biasa.
1. Biaya Tanah
2. Biaya Bangunan
Biaya bangunan mencakup semua pengeluaran yang terkait dengan akuisisi atau
konstruksi, termasuk biaya bahan, tenaga kerja, overhead, serta honor profesional dan
ijin.
3. Biaya Peralatan
Perusahaan sering membuat sendiri beberapa asetnya. Menentukan biaya untuk aset
ini bisa rumit karena tidak ada harga beli atau kontrak yang jelas. Dalam hal ini, ada
2
dua pendekatan untuk mengelola biaya overhead:
c. Hanya mengkapitalisasi biaya bunga aktual. Hanya biaya bunga yang terkait
dengan hutang, bukan saham, yang dimasukkan. Ini dapat menghasilkan biaya
aset yang lebih tinggi jika menggunakan hutang. Namun, metode ini dianggap
kurang memuaskan karena seharusnya biaya aset tetap sama, terlepas dari jenis
pembiayaan yang digunakan.
3
Mengkapitalisasi biaya bunga saat konstruksi melibatkan tiga langkah:
a. Aktiva yang Memenuhi Syarat. Hanya aktiva dengan periode penggunaan yang
akan datang yang dapat mengkapitalisasi biaya bunga. Aktiva bisa untuk
penggunaan perusahaan atau proyek penjualan/penyewaan.
c. Jumlah yang Dikapitalisasi. Biaya bunga yang dikapitalisasi terbatas pada biaya
bunga aktual terendah selama periode tertentu atau bunga yang bisa dihindari.
Untuk menghitung jumlah bunga yang bisa dihindari, dapat dengan mengalikan
tingkat suku bunga dengan akumulasi rata-rata terimbang. akumulasi
pengeluaran rata-rata tertimbang dihitung dengan mengukur pengeluaran
konstruksi dengan jumlah waktu di mana terdapat biaya bunga akibat
pengeluaran tersebut. Suku bunga yang digunakan tergantung pada apakah
pengeluaran melebihi jumlah pinjaman khusus atau tidak.
Ada 2 masalah khusus yang perlu diperhatikan dalam kapitalisasi bunga yaitu,
pengeluaran untuk tanah dan pendapatan bunga yang dihasilkan selama konstruksi.
6. Observasi
2.2 Penilaian
Seperti halnya dengan aset lainnya, perusahaan harus mencatat nilai properti, pabrik,
dan peralatan sesuai dengan nilai pasar pada saat pengiriman atau penerimaan aset yang
lebih realistis. Namun, dalam beberapa kasus, harga pasar bisa menjadi kabur.
1. Diskon Kas
Ketika perusahaan membeli aset pabrik dan mendapatkan diskon pembayaran tunai,
ada dua pandangan yang dapat diambil.
4
● Diskon bisa dianggap sebagai pengurangan harga pembelian aset.
● Kegagalan untuk mengambil diskon kas tidak selalu harus dianggap sebagai
kerugian.
Saat ini, ada perusahaan yang menggunakan kedua pendekatan ini, tetapi sebagian besar
lebih memilih yang pertama.
3. Pembelian Lump-Sum
Saat perusahaan membeli sekelompok aset pada harga lump-sum, biaya total
dialokasikan ke berbagai aset berdasarkan nilai wajar relatifnya. Ini mengasumsikan
bahwa biaya akan berbeda dalam proporsi nilai wajar. Prinsip ini sama dengan cara
perusahaan mengalokasikan biaya lump-sum ke berbagai item yang berbeda. Teknik
penilaian yang sesuai harus digunakan untuk menghitung nilai wajar, dan dalam
beberapa kasus, satu teknik penilaian mungkin cukup.
4. Penerbitan Saham
5
5. Pertukaran Aktiva Non-Moneter
Non-moneter adalah ketika aset memiliki nilai yang dapat berubah seiring
waktu. Di sisi lain, aset moneter seperti kas dan akun jangka panjang tetap nilainya
dalam mata uang kontrak atau lainnya. Biasanya, perusahaan mencatat pertukaran aset
berdasarkan nilai wajar aset yang diberikan atau diterima. Oleh karena itu, perusahaan
harus mengakui keuntungan atau kerugian dari pertukaran aset ini secara langsung. Hal
ini dilakukan karena setiap transaksi memiliki substansi komersial dan mengharuskan
pengakuan laba atau rugi.
● Memperhitungkan risiko, waktu, dan jumlah arus kas yang terkait dengan aset
yang diterima dalam pertukaran ("inbound").
● Mengevaluasi arus kas yang terjadi baik sebagai akibat dari pertukaran maupun
tanpa pertukaran. Jika perusahaan tidak menggunakan nilai wajar dalam
pertukaran aset, mereka seharusnya mencatat nilai buku dalam akuntansi
pertukaran.
8. Hibah Pemerintah
1. Penambahan
7
Setiap penambahan pada aset tetap akan dikapitalisasi karena adanya penambahan
masa manfaat aset atau peningkatan arus kas masa depan. Perlakuan akuntansinya
akan menambah harga perolehan aktiva dan depresiasi selama umur ekonomisnya.
2. Perbaikan dan Penggantian
Perbaikan adalah penggantian dengan aktiva lain yang lebih baik daripada aktiva
yang sekarang. Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan sebagai reparasi
biasa, tetapi perbaikan dengan biaya yang besar dicatat sebagai aktiva baru.
Sedangkan, penggantian merupakan substitusi dari aset yang sama.
3. Penyusunan Kembali dan Pemasangan Kembali
Biaya penyusunan dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang
ditujukan untuk memberikan manfaat di periode masa depan. Untuk jenis
pengeluaran ini, perlakuan akuntansinya adalah jika biaya pemasangan awal
diketahui, perlakukan biayanya sebagai penggantian (nilai buku diketahui). Jika
biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyusunan kembali/pemasangan
kembali berjumlah material dan bermanfaat pada periode masa depan, maka
dikapitalisasi sebagai aktiva. Jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya
penyusunan kembali/pemasangan kembali tidak material jumlahnya atau manfaat
periode masa depan diragukan, maka biaya dibebankan ketika terjadi.
4. Reparasi
Reparasi biasa (ordinary repairs) adalah pengeluaran untuk mempertahankan
aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi. Pengeluaran biasa dilakukan secara
teratur serta diperlakukan sebagai beban operasi biasa. Biaya ini dapat dibebankan
ke akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut
merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat. Sedangkan reparasi
besar (major repair) adalah pengeluaran yang dilakukan tidak secara teratur, jika
layak dapat diperlakukan sebagai penambahan, perbaikan, atau penggantian
Perusahaan seperti Intel dapat dengan sukarela melakukan divestasi atau pelepasan aset
modal dalam bentuk penjualan, pertukaran, konversi atau pengalihan paksa tanpa
memperhatikan waktu pelepasannya dan penyusutan harus dihitung sampai dengan
tanggal disposisi. Selanjutnya, semua akun yang terkait dengan aktiva yang ditarik harus
dihilangkan. Secara umumnya, nilai buku beberapa aktiva tetap tidak sama dengan nilai
8
outputnya. Akibatnya, menimbulkan keuntungan atau kerugian. Penyebabnya
dikarenakan penyusutan merupakan estimasi atas alokasi biaya dan bukan proses
penilaian. Keuntungan atau kerugian yang direalisasi merupakan penyesuaian terhadap
laba bersih selama tahun penggunaan aset modal.
Intel harus melaporkan keuntungan atau kerugian dari pelepasan aktiva tetap dalam
laporan laba rugi serta jumlah yang timbul dari aktivitas biasa. Akan letapi, jika "operasi
segmen perusahaan" dijual, dihentikan, atau dilepaskan, maka hasil dari "operasi
berlanjut" harus disajikan secara terpisah dari operasi yang dihentikan. Setiap keuntungan
atau kerugian yang timbul dari penjualan suatu segmen usaha harus dilaporkan beserta
dengan hasil yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.
Penyusutan harus dicatat untuk periode sejak tanggal ayat jurnal penyusutan terakhir
dibuat sampai tanggal penjualan. Untuk menggambarkan hal ini, asumsikan bahwa Barret
Company mencatat penyusutan sebuah mesin yang berbiaya $18.000 selama sembilan
tahun dengan tarif $1.200 per tahun. Jika mesin tersebut dijual pada pertengahan tahun
kesepuluh seharga $7.000, maka Baret mencatat penyusutan pada tanggal penjualan
adalah sebagai berikut:
Kas 7.000
[($1.200 × 9) + $600]
Mesin 18.000
Nilai buku mesin pada saat penjualan adalah $6.600 ($18.000-$11.400); karena mesin
dijual seharga $7.000, maka jumlah keuntungan dari penjualan adalah $400.
9
Konversi Terpaksa
Terkadang layanan suatu aktiva berakhir karena konversi yang dipaksakan atau
konferensi yang tidak disengaja (involuntary conversion) seperti kebakaran, banjir,
pencurian, atau emansipasi. Selisih antara jumlah yang diperoleh kembali (misalnya dari
kerugian likuidasi atau klaim asuransi) dan jumlah tercatat aset jika ada, dilaporkan
sebagai laba rugi. Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak
berbeda dengan jenis disposisi lainnya. Dalam beberapa kasus, keuntungan atau kerugian
sering kali dilaporkan di bagian biaya yang masih harus dibayar dalam laporan laba rugi,
jika kondisi disposisi itu bersifat tidak biasa dan jarang terjadi.
Untuk menggambarkan hal ini, misalkan Camel Transport Corp terpaksa menjual
pabriknya yang berlokasi di tanah perusahaan, tepat berdiri di pinggir jalan raya antar
negara bagian. Selama beberapa tahun negara bagian bersangkutan mencoba untuk
membeli tanah tempat pabrik tersebut berdiri namun perusahaan menolak. Negara bagian
itu akhirnya menggunakan haknya atas wilayah tersebut dan mengajukannya ke
pengadilan. Dalam penyelesaian perkara ini, Camel menerima $500.000, yang jauh lebih
tinggi dari nilai buku pabrik dan tanah sebesar $200.000 (biaya $400.000 dikurangi
akumulasi penyusutan $200.000). Selanjutnya Camel membuat jurnal berikut:
Kas 500.000
Jika kondisi yang melingkupi pembebasan ini dinilai tak lazim dan jarang terjadi,
keuntungan Camel sebesar $300.000 dilaporkan sebagai pos luar biasa. Akan tetapi,
beberapa pihak menentang pengakuan keuntungan atau kerugian dalam konversi tertentu.
10
kerugian yang perlu dilaporkan. Pertanyaannya adalah apakah pembebasan dan pembelian
selanjutnya harus dipandang sebagai satu atau dua transaksi. FASB Interpretation No. 30
menentang alasan perusahaan itu dan mengharuskan bahwa "Keuntungan atau kerugian
diakui ketika aktiva nonmoneter dikonversikan secara paksa menjadi aktiva moneter
walaupun perusahaan menginvestasikan kembali atau berkewajiban menginvestasikan
kembali aktiva moneter itu untuk mengganti aktiva nonmoneter".
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian properti, pabrik, dan peralatan harus dilakukan secara berkala untuk
memastikan nilai mereka sesuai dengan nilai pasar pada saat pengiriman atau penerimaan
aset yang lebih realistis. Namun, dalam beberapa kasus, harga pasar bisa menjadi kabur,
akibat diskon kas, kontrak pembayaran ditangguhkan, pembelian lump-sum, penerbitan
saham, pertukaran aktiva non-moneter, pertukaran dengan kerugian, pertukaran dengan
keuntungan, dan hibah pemerintah.
Biaya setelah akuisisi yaitu biaya pemeliharaan rutin dicatat sebagai pengeluaran,
sementara biaya perbaikan yang meningkatkan umur manfaat aset dapat dikapitalisasi.
Terdapat empat jenis pengeluaran utama, yaitu penambahan, perbaikan dan penggantian,
penyusunan kembali dan pemasangan kembali, serta reparasi.
Disposisi adalah penjualan, penghapusan, atau pengalihan aset yang sudah tidak
digunakan lagi. Laba atau rugi dari disposisi aset harus dicatat dalam laporan laba rugi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, D.E., J.J. Weygandt, dan T.D Warfield. 2007. Intermediate Accounting. Twelfth
Edition. John Wiley & Sons, Inc. USA. Terjemahan E. Salim. 2008. Akuntansi Intermediate.
Edisi Keduabelas. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
13