Anda di halaman 1dari 24

PEROLEHAN DAN PELEPASAN ASET TETAP

Nama : Arditia Pramana (2201103010142)

M. Ramadhani Pratama (2201103010194)

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I

ASET TETAP

1. Pengertian Aset Tetap (Fixed Assets atau Property, Plant, and Equipment/PPE)?

Jwb:
Aset tetap atau PPE adalah asset berwujud yang digunakan untuk kegiatan
Operasi, untuk disewakan, atau untuk kegiatan-kegiatan yang membantu menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan dengan umur manfaat lebih dari satu tahun.

2. Sebutkan dan jelaskan apa yang menjadi karakteristik utama dari asset tetap.

Jwb :
a. Diperoleh untuk kegiatan operasi dan tidak dijual kembali
Aset yang disebut dengan asset tetap adalah asset yang digunakan untuk
kegiatan operasi. Asset yang diperoleh namun tidak digunakan, dikelompokkan
sebagai investasi. Dan asset yang diperoleh untuk dijual kembali disebut dengan
persediaan.

Misal :
- Perusahaan membeli tanah untuk membangun gedung yang akan digunakan
sebagai pabrik dalam memproduksi barang/jasa perusahaan, maka asset tersebut
dikelompokkan sebagai asset tetap.
- Perusahaan membeli tanah namun tidak digunakan untuk kegiatan produksi,
maka tanah tersebut tidak dikelompokkan sebagai asset tetap, tetapi sebagai
investasi.
- Perusahaan membeli sepeda motor untuk dijual kembali, asset tersebut tidak
digunakan dalam kegiatan operasi, maka asset tersebut dikelompokkan sebagai
persediaan.

b. Bersifat Jangka Panjang dan Disusutkan


Aset yang disebut asset tetap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
dan disusutkan kecuali tanah. Tanah tidak disusutkan , tanah disusutkan jika
terjadi penurunan nilai seperti longsor, tanah menjadi tidak subur, dll.

c. Memiliki substansi fisik


Aset tetak memiliki bentuk fisik, asset yang tidak memiliki bentuk fisik
biasa disebut asset tak berwujud.

PEROLEHAN ASET TETAP

3. Bagaimana entitas menentukan “nilai atau biaya perolehan” asset tetap? Atau pertanyaan
dalam bentuk lainnya, Apa yang lazim digunakan entitas sebagai dasar untuk “menilai”
asset tetap? Jelaskan dan berikan contoh kasus bagaimana entitas menentukan “biaya
perolehan” untuk masing-masing jenis asset tetap : “tanah”, “bangunan” dan
“peralatan”.

Jwb :
Perusahaan menentukan biaya perolehan dengan menggunakan biaya historis,
dengan cara menghitung yang dikeluarkan untuk mendapat asset. Yang termasuk biaya
asset tetap yaitu:
- Harga pembelian, seperti bea impor, pajak pembelian, diskon.
- Biaya untuk membawa asset ke lokasi dan mempersiapkan asset untuk digunakan.
Misalnya biaya ongkos kirim dan biaya pemasangan alat pabrik.

Biaya Perolehan Untuk Tanah


Arditia Homestay membeli tanah seharga Rp200.000.000 untuk digunakan sebagai lahan
membangun penginapan. Biaya-biaya yang digunakan antara lain:
Biaya pembersihan lahan Rp10.000.000
Pajak yang harus dibayar Rp20.000.000
Berapa biaya perolehan yang harus dikeluarkan Arditia Homestay untuk mendapatkan
tanah?
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah adalah Rp230.000.000, yang
didapatkan melalui Harga Pembelian Rp200.000.000 ditambah dengan biaya-biaya yang
terjadi agar tanah dapat digunakan sebesar Rp30.000.000.

Biaya Perolehan Bangunan


Arditia Homestay akan membangun penginapan pada tanah yang sudah dibelinya. Biaya
bahan untuk membuat penginapan sebesar Rp150.000.000 , biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan sebesar Rp100.000.000, dan biaya perizinan pembangunan sebesar
Rp25.000.000. Pada tanah tersebut masih terdapat bangunan lama yang harus dibongkar
agar dapat membangun penginapan. Biaya yang dikeluarkan Arditia Homestay untuk
membongkar bangunan tersebut sebesar Rp50.000.000.
Berapa biaya perolehan yang dikeluarkan Arditia Homestay untuk membangun
penginapan.?
Biaya perolehan untuk membangun penginapan tersebut adalah Rp325.000.000.
walaupun Biaya untuk membangun penginapan hanya sebesar Rp150.000.000 +
Rp100.000.000, tetapi Arditia harus memasukkan biaya perizinan dan biaya
pembongkaran bangunan lama agar penginapan bisa dibangun dan digunakan.

Biaya Perolehan Peralatan


Arditia Homestay membeli perabotan untuk digunakan pada penginapannya sebesar
Rp225.000.000, Arditia Homestay harus membayar ongkos kirim sebesar Rp25.000.000,
asuransi selama pengiriman sebesar Rp5.000.000, dan biaya pengemasan sebesar
Rp5.000.000.
Berapa biaya perolehan yang harus dikeluarkan Arditia Homestay untuk mendapat
perabotan tersebut?
Arditia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp260.000.000 untuk memperoleh perabotan
tersebut, walaupun harga perabotan hanya sebesar Rp225.000.000, namun Arditia harus
membayar biaya pengiriman, biaya asuransi, dan biaya pengemasan karna biaya-biaya
tersebut termasuk kedalam biaya untuk mempersiapkan Aset agar data digunakan.

4. Setelah asset tetap dinilai dan dicatat sesuai dengan “biaya perolehan” atau sering juga
disebut dicatat berdasarkan “metode biaya atau cost” di periode asset tetap dibeli atau
diperoleh atau diakuisisi, apakah untuk periode berikutnya entitas tetap harus menilai
dan mencatat asset tetap berdasarkan “biaya perolehan” atau “metode biaya” atau entitas
dibolehkan untuk menilai dan mencatat asset tetap menggunakan metode lainnya.
Jelaskan.

Jwb:
Tedapat 2 metode dalam menilai asset tetap pada periode berikutnya, yaitu
metode biaya dan metode nilai wajar. Perusahaan bisa menggunakan antara 2 metode
tersebut, tapi kebanyakan perusahaan menggunakan metode biaya, karena dianggap lebih
murah. Jika menggunakan metode nilai wajar, beban penyusutan akan lebih besar dan
membuat laba neto menjadi lebih kecil.

ASET TETAP DIBANGUN SENDIRI

5. Bagaimana entitas menilai asset tetap yang dibangun sendiri? Apa masalah khusus yang
dihadapi entitas? Jelaskan.

Jwb:
Perusahaan menilai asset tetap dengan mengalokasikan biaya dan beban untuk
menghitung biaya perolehan asset yang dibangun sendiri. Biaya dan beban yang
dikeluarkan antara lain yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
Masalah khusus yang dihadapi entitas adalah menetapkan biaya overhead, seperti
listrik, asuransi, pajak properti, tenaga kerja tidak langsung, dan penyusutan. Namun
perusahaan dapat menangani overhead dengan cara:
a. Tidak menetapkan overhead tetap ke biaya perolehan
Overhead umumnya bersifat tetap, overhead tidak meningkat apabila terjadi
pembangunan pabrik atau peralatan. Perusahaan akan memiliki biaya yang sama
jika membangun atau tidak membangun asset. jadi, pembebanan biaya overhead
akan mengurangi beban masa kini dan membuat laba menjadi lebih besar. Tetapi
perusahaan akan menetapkan overhead variable ke biaya perolehan asset yang
dibangun karena biaya tersebut akan meningkat akibat pembangunan yang
dilakukan
b. Menetapkan seluruh overhead ke proses konstruksi
Perusahaan menetapkan seluruh overhead pada proses pembangunan. Jika
perusahaan tidak mengalokasikan overhead, maka biaya perolehan akan terlalu
rendah. Metode ini sering digunakan oleh banyak perusahaan.

Untuk menentukan biaya perolehan, perusahaan harus mengalokasikan porsi


prorate pada overhead tetap ke asset. Jumlah abnormal dari bahan baku, tenaga kerja, dan
sumber daya lain yang terbuang tidak boleh dimasukkan ke biaya perolehan aset.
Jika alokasi overhead membuat biaya konstruksi menjadi lebih besar daripada
yang terjadi pada produsen lain, maka kelebihan dicatat menjadi kerugian pada periode
berjalan agar tidak terjadi biaya perolehan yang melebihi nilai wajar.

BIAYA BUNGA SELAMA KONSTRUKSI

6. Apabila entitas melakukan pinjaman untuk pembiayaan pembangunan asset tetap dan
untuk pinjaman tersebut dikenakan biaya bunga, bagaimana perlakuan akuntansi atas
biaya bunga tersebut? Jelaskan.

Jwb:
a. Tidak mengkapitalisasi biaya bunga selama konstruksi.
Menurut pendekatan ini, biaya bunga tidak dianggap sebagai biaya
perolehan, tetapi sebagai biaya pembiayaan. Banyak yang berpendapat jika
perusahaan membangun asset menggunakan ekuitas, dan bukan liabilitas, maka
biaya ini tidak terjadi di perusahaan.
b. Memasukkan semua dana yang digunakan ke dalam konstruksi.
Menurut pendekatan ini, semua biaya yang dikeluarkan untuk membangun
sebuah asset harus dimasukkan kedalam biaya perolehan termasuk bunga juga.
c. Memasukkan biaya bunga yang terjadi selama konstruksi.
Menurut pendekatan ini biaya bunga yang timbul dari pembiayaan utang
harus dimasukkan kedalam biaya perolehan. Perusahaan yang menggunakan
biaya utang untuk membangun asset akan memiliki biaya perolehan lebih tinggi
daripada perusahaan yang mengguakan biaya ekuitas. Namun, banyak pihak yang
berpendapat pendekatan ini kurang efektif, karena asset yang dibangun
seharusnya mempunyai biaya perolehan sama walaupun dibangun menggunakan
utang maupun ekuitas.

IFRS mendukung pendekatan ketiga, menurut IFRS biaya histors perolehan asset
mencakup semua biaya yan terjadi untuk mempersiapkan asset agar siap digunakan,
termasuk biaya bunga. Menurutnya asset tidak menghasilkan pendapatan selama
konstruksi, maka dari itu perusahaan menunda untuk mengkapitalisasi bunga. Namun
setelah konstruksi selesai, dan asset menghasilkan pendapatan, perusahaan harus
mencatat bunga sebagai beban dan mengaitkannya dengan pendapatan dan membeban
kan semua biaya bunga untuk memperoleh asset.

Ada hal yang perlu dipertimbangkan untuk menerapkan pendekatan ini, yaitu:

Aset Kualifikasian
Aset yang memenuhi persyaratan ini harus asset yang dibangun dari awal, asset
yang belum siap untuk digunakan, asset yang dibangun untuk operasi perusahaan.
Misalnya pembangunan pabrik, bangunan, dan peralatan besar yang dibangun dari awal
dan digunakan untuk operasi.

Periode Kapitalisasi
Periode kapitalisasi adalah periode dimana perusahaan harus mengkapitalisasi
bunga. Periode ini dimulai saat :
 Pengeluaran untuk asset yang telah mulai dibangun
 Biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan asset untuk digunakan atau dijual.
 Biaya bunga yang sedang dikenakan.

Jumlah Kapitalisasi
Jumlah bunga yang dikapitalisasi adalah jumlah terendah dari biaya bunga selama
periode atau biaya bunga yang bisa dihindari. Misal, jika biaya bunga actual untuk
periode berjalan adalah 50.000.000, sedangkan biaya bunga yang bisa dihindari adalah
45.000.000. maka perusahaan hanya mengkapitalisasi sebesar 45.000.000. namun jika
biaya bunga actual adalah 45.000.000 dan biaya bunga yang dapat dihindari adalah
50.000.000, maka perusahaan mengkapitalisasi tetap 45.000.000.000. Intinya adalah
biaya bunga yang dikapitalisasi adalah biaya bunga terendah.
Dalam penerapan konsep bunga yang dapat dihindari, perusahaan harus
menentukan jumlah yang mungkin dikapitalisasi selama periode berjalan dengan cara
mengalikan suku bunga yang sesuai dengan akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang
untuk mengualifikasi asset selama periode berjalan.
Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang. Untuk menghitung akumulasi ini
perusahaan harus membebankan pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu yang
dikenakan biaya bunga.
Misal, Rama Construction akan membangun sebuah gedung yang diestimasi akan selesai
dalam 12 bulan, pembangunan dimulai pada tanggal 1 april 2023. Perusahaan membayar
kontaktor pada 1 april sebesar 450.000.000, pada tanggal 1 juli sebesar 650.000.000, dan
pada 1 oktober sebesar 400.000.000. perusahaan menghitug pengeluaran rata-rata
tertimbang pada tanggal 31 deesember 2023 sebagi berikut

Pengeluaran

Tanggal Jumlah Periode Akm. Pengeluaran rata-rata


kapitalisasi tertimbang
1 April 480.000.000 9/12 360.000.000
1 Juli 720.000.000 6/12 360.000.000
1 Oktober 600.000.00 3/12 150.000.000
1.800.000.000 870.000.000

Untuk menghitung akumulasi penyusutan rata-rata tertimbang, Rama


Construction membebankan jumlah pengeluaran selama jumlah waktu yang dikenakan
biaya bunga. Untuk pengeluran 1 April, perusahaan hanya membebankan pengeluaran
biaya bunga selama 9 bulan. 1 juli selama 6 bulan, 1 oktober selama 3 bulan.
Suku bunga, berikut adalah prinsip-prinsip suku bunga untuk diterapkan pada
akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang.
 Untuk akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang yang jumlahnya lebih kecil
dari atau sama dengan setiap jumlah yang dipinjam secara khusus untuk biaya
pembangunan asset, dengan menggunakan suku bunga untuk pinjaman spesifik.
 Untuk akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang lebih besar dari pada utang
yang dipinjam secara khusus untuk biaya pembangunan asset menggunakan rata-
rata tertimbang dari suku bunga atas semua utang lainnya yang beredar selama
periode berjalan.
Berikut cara menghitung tingkat kapitalisasi atau rata-rata tertimbang suku bunga
untuk utang yang lebih besar dari jumlah yang dikenakan secara khusus untuk
membangun asset.

Pokok Bunga
Wesel, 10% , 5 tahun 750.000.000 75.000.000
Obligasi 12%, 12 tahun 900.000.000 108.000.000
1.650.000.000 183.000.000

*bunga didapat dengan mengalikan utang pokok dengan tingkat bunga

Contoh Komprehensif Kapitalisasi Bunga


Rama Contruction di kontrak oleh Shelby Company untuk membangun Bar
seharga 1.600.000.000 di atas tanah senilai 200.000.000. Shelby melakukan pembayaran
kepada Rama Contruction selama 2023 sebagai berikut.

1 April 1 Juli 1 Oktober Total


480.000.000 720.000.000 600.000.000 1.800.000.000

Rama Construction akan menyelesaikan pembangunan pada tanggal 31 desember 2023.


Shelby Company memiliki utang beredar pada tanggal 31 desember 2023 sebagai berikut

Utang Konstruksi Spesifik


1. Wesel dengan bunga 15% jangka waktu tahun untuk membiayai pembelian tanah
dan pembangunan Bar pada tanggal 31 Desember 2022, dan bunga dibayar per
tahunnya pada tanggal 31 desember. 800.000.000

Utang Lainnya
2. Wesel bayar dengan bunga 10% jangka waktu 5 tahun tanggal 31 desember 2020 ,
dan bunga dibayar pertahun tanggal 31 desember 750.000.000
3. Obligasi dengan bunga 12 % jangka waktu 12 tahun pada tanggal 31 desember
2015 dan dibayar pertahun pada tanggal 31 desember. 500.000.000

Shelby menghitung Akm. Pengeluaran rata-rata tertimbang selama 2023 sebagai


berikut.

Pengeluaran

Tanggal Jumlah X Periode = Akm. Pengeluaran rata-rata


kapitalisasi tertimbang
1 April 480.000.000 9/12 360.000.000
1 Juli 720.000.000 6/12 360.000.000
1 Oktober 600.000.000 3/12 150.000.000
1.800.000.000 870.000.000

Shelby meghitung bunga yang dapat dihindari sebagai berikut.

Akumulasi pengeluaran rata- x Suku Bunga = Bunga yang dapat dihindari


rata tertimbang
800.000.000 15% 120.000.000
70.000.000 11,09 7.764.000
870.000.000 127.764.000

Perhitungan tingkat kapitalisasi:

Pokok Bunga
Wesel, 10% , 5 tahun 750.000.000 75.000.000
Obligasi 12%, 12 tahun 900.000.000 108.000.000
1.650.000.000 183.000.000

Tingkat = Total Bunga = 183.000.000 = 11,09%


Kapitalisasi Total Poko 1.650.000.000

Menentukan biaya bunya aktual

Wesel Konstruksi 800.000.000 * 15% = 120.000.000


Wesel 10 tahun 750.000.000 * 10% = 75.000.000
Obligasi 12 tahun 900.000.000 * 12% = 108.000.000
Bunga actual 303.000.000

Biaya bunga yang dikapitalisasi Shelby Company adalah yang lebih rendah
127.764.000 (bunga yang dapat dihindari) dan 303.000.000 (bunga actual), atau
127.764.000.

Shelby mencatat jurnal selama 2023 sebagai berikut

1 April 2023
Tanah 200.000.000
Bangunan (Konstruksi dalam proses) 480.000.000
Kas 680.000.000

1 Juli 2023
Bangunan 720.000.000
Kas 720.000.000

1 Oktober 2023
Bangunan 600.000.000
Kas 600.000.000

31 Desember 2023
Bangunan ( bunga dikapitalisasi) 127.764.000
Beban bunga (303.000.000 - 127.764.000) 175.236.000
Kas 303.000.000
(120.000.000 + 75.000.000 + 108.000.000)

Pada tanggal 31 desember 2023, Shelby mengungkapkan jumlah bunga yang


dikapitalisasi sebagai bagian dari laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan
keuangan.

Berikut adalah kedua bentuk pencatatan tersebut


Pendapatan dan beban lainnya
Beban bunga 303.000.000
(-) Bunga yang dikapitalisasi 127.764.000 175.236.000
Laba sebelum pajak penghasilan xxx
Pajak Penghasilan xxx
Laba neto xxx

*Bunga yang dikapitalisasi pada tahun 2023.


Total biaya bunga adalah 303.000.000 yang mana 127.764.000 dikapitalisasi dan 175.236.000 diakui
sebagai beban. Tingkat kapitalisasi adalah 11,09%.

PENILAIAN ASET TETAP

7. Sesuai dengan penjelasan diatas sebelumnya tentang “menilai” atau “menentukan biaya
perolehan” asset tetap, jelaskan hal2 berikut (disertai dengan contoh kasus) dalam
kaitannya dengan “menilai” atau “menentukan biaya perolehan” asset tetap :

a. Diskon Tunai. Bagaimana entitas memperlakukan “diskon tunai” saat pembelian


asset tetap?

Jwb:
Jika perusahaan mengambil diskon ini, perusahaan harus mencatat diskon
sebagai pengurangan biaya pembelian asset. Namun apakah perusahaan harus
mengurangkan biaya perolehan asset?
Ada 2 pendapat untuk masalah ini, yang pertama adalah jika perusahaan
mengambil diskon ini maka biaya perolehan untuk asset juga akan berkurang.
Yang kedua, beberapa pihak berpendapat bahwa diskon tunai sangat menarik,
maka dari itu jika perusahaan tidak mengambil diskon dianggap ada kesalahan
atau inefesiensi manajer. Tetapi pendukung metode kedua menganggap jika
perusahaan tidak mengambil diskon bukan suatu kerugian, karena mungkin ada
beberapa alasan yang membuat pengambilan diskon menjadi kurang
menguntungkan.

b. Kontrak Pembayaran Tangguhan. Bagaimana entitas menilai atau menentukan


biaya perolehan asset tetap yang diperoleh dengan kontrak kredit jangka Panjang
dengan menggunakan “wesel, hipotek, obligasi”?

Jwb:
Untuk menentukan biaya perolehan , perusahaan mencatat asset yang
dibeli dengan nilai sekarang dari kompensasi antara 2 pihak.
Misal Shelby Company membeli asset dan menerima kompensasi berupa wesel
dengan bunga 10% dan jangka waktu 4 tahun dari sekarang sebesar 200.000.
perusahaan tidak mencatat asset sebesar 200.000, tetapi nilai sekarang dari
200.000 akan dijadikan sebagai biaya perolehan asset. Berikut cara Shelby
Company menentukan nilai asset.

FV
PV = n atau PV =FV (PVF n . i)
(1+i)

*Rumus diatas saya peroleh dari mata kuliah Manajemen Keuangan I yang kebetulan saya
pelajari pada semester 3 ini, dan hasil yang didapat sudah saya sinkronkan dengan yang tertera
dibuku Akuntansi Keuangan Menengah I

PV =200 ( PVF 4.10 % )


PV =200 ( 0,68301 )
PV =136.602

*Nilai 0,68301 saya peroleh dari Tabel bunga pada Lampiran A di buku Pengantar Akuntansi 1
maupun 2.
Namun jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau suku bunga tidak
masuk akal, perusahaan akan memperhitungkan suku bunga yang sesuai agar
penjual dan pembeli bisa bernegosiasi secara wajar (arm’s length).
Perusahaan menggunakan harga pertukaran kas dari asset yang diperoleh sebagai
dasar mencatat asset dan menghitung bunga.
Misal Shelby Company membeli asset dengan menerbitkan wesel senilai 200.000,
dengan jangka waktu 4 tahun dan tingkat suku bunga 10%. Shelby akan melunasi
wesel dalam 4 angsuran masing-masing 50.000, dan dilakukan pada setiap akhir
tahun. Berikut cara Shelby menentukan nilai asset dan bagaimana Shelby
mencatat Aset tersebut.

PV =FV (PVF OA 4.10 %)


PV =50(3,61987)
PV =180.994

Peralatan 180.994
Wesel bayar 180.994

Akhir Tahun Pertama


Beban Bunga 18.099
Wesel Bayar 31.901
Kas 50.000
Beban bunga tahun pertama berdasarkan pendekatan bunga efektif yaitu
180.994 * 10% = 18.099

Jurnal untuk tahun kedua adalah sebagai berikut.


Akhir Tahun Kedua
Beban Bunga 14.909
Wesel Bayar 35.091
Kas 50.000

Beban bunga pada tahun kedua berdasarkan pendekatan bunga efektif adalah
(180.994 – 31.901) * 10% = 14.909

Jika Shelby tidak menghitung suku bunga untuk kontrak pembayaran tangguhan,
nilai asset akan lebih besar daripada nilai wajar nya, dan beban bunga menjadi
lebih rendah pada laporan laba rugi untuk setiap periode yang selama pembayaran
asset.
c. Pembelian Lumsum. Akuisisi asset tetap oleh entitas bisa saja dilakukan dalam
bentuk kelompok asset pada satu “harga lumsum (lumpsum price). Bagaimana
entitas menentukan nilai atau biaya perolehan untuk masing2 aset?

Jwb :
Untuk menentukan nilai, perusahaan menggunakan teknik penilaian sesuai
dengan situasi. Di kondisi tertentu, penilaian tunggal akan lebih efektif, di kondisi
lain mungkin harus menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan pasar,
pendekatan pendapatan, pendekatan biaya, atau kombinasi pendekatan-
pendekatan lain.
Misal, Resell Ltd. Akan membeli beberapa asset dari Fin’s Factory seharga 2M.
Fin’s Factory sedang menglikuidasi asetnya, dan asset yang akan dijual adalah
sebagai berikut.
Nilai Buku Nilai Wajar
Persediaan 375.000.000 355.000.000
Tanah 775.000.000 745.000.000
Pabrik 1.100.000.000 1.400.000.000
2.250.000.000 2.500.000.000

Berikut cara Resell menghitung biaya setiap asetnya menggunakan identifikasi


biaya secara tidak khusus (dalam jutaan)

355
Persediaan ×2.000=284
2.500
745
Tanah ×2.000=596
2.500
1.400
Pabrik ×2.000=1.120
2.500

d. Penerbitan Saham. Entitas dibolehkan untuk menerbitkan saham untuk asset tetap
yang diakuisisinya. Bagaimana entitas harus menentukan nilai asset tetap yang
diakuisisi dengan cara ini?

Jwb :
Jika penjualan saham merupakan pasar aktif, harga pasar saham yang
diterbitkan adalah nilai wajar dari biaya perolehan asset.

Misal, Arjuna Group membeli tanah untuk memperluas usahanya. Sebagai


penganti dari pembayaran tunai, Group menerbitkan 70.000 lembar saham biasa
dengan harga 8.000 kepada Pondok Punokawan dengan harga pasar 10.000 per
lembar saham. Arjuna Group mencatat jurnal sebagai berikut.

Tanah 700.000.000
Modal Saham -Biasa 560.000.000
Premi Saham -Biasa 140.000.000

Jika perusahaan tidak bisa menghitung nilai wajar dari saham biasa, maka
perusahaan bisa memperkirakan nilai wajar dari asset, kemudian nilai asset
digunakan sebagai acuan untuk mencatat asset dan menerbitkan saham.

e. Pertukaran Aset Nonmoneter. Bagaimana entitas harus mengakui nilai atau biaya
perolehan asset tetap yang diperoleh dari pertukaran asset nonmeneter?

Jwb :
Perusahaan harus mencatat berdasarkan nilai wajar asset, dengan mengakui
keuntungan atau kerugian sesegera mungkin karena sebagian besar transaksi
memiliki substansi komersial.

Substansi Komersial
Pertukaran substansi komersial terjadi jika arus kas masa depan berubah
karena transaksi. Artinya jika kondisi ekonomi kedua pihak berubah, maka
transaksi memiliki substansi komersial.
Misal Venom Inc. menukar sebagian peralatannya dengan tanah yang
dimiliki oleh Saber Corp. pertukaran ini bisa saja menyebabkan substansi
komersial, karena menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam arus kas. Maka
dari itu perusahaan harus mengakui kerugian atau keuntungan dari pertukaran
asset.
Jika perusahan saling menukar asset yang sama, perubahan posisi ekonomi
juga bisa terjadi seperti masa manfaat asset yang dipertukarkan berbeda. Maka
perusahaan harus menggunakan nilai wajar untuk menilai asset.
Tetapi , jika pertukaran asset yang sama tidak memiliki perbedaan arus kas
yang signifikan, maka perusahaan harus mengakui kerugian atau menangguhkan
keuntungan.

Jenis Pertukaran Pedoman akuntansi


Pertukaran memiliki substansi komersial Mengakui keuntungan dan kerugian segera

Pertukaran tidak memiliki substansi Menangguhkan keuntungan, mengakui


komersial kerugian segera.

Berikut adalah berbagai situasi kerugian.

Pertukaran-Situasi Rugi
Ketika perusahaan megalami kerugian karena pertukaran asset, perusahaan
dengan segera mengakui kerugian apakah memiliki substansi komersial atau
tidak.
Misal, Saber Corp. menukar computer nya dengan computer yang masih baru
milik Venom Inc. dan pertukaran ini memiliki substansi komersial. Computer
memiliki nilai buku 6.000.000 (biaya perolehan 10.000.000 dikuramgi akumulasi
penyusutan 4.000.000) dan nilai wajar 5.000.000. computer baru dihargai senilai
15.000.000. Venom inc. memberikan penyisihan pertukaran sebesar 7.500.000
untuk computer bekas. Saber Corp. menghitung biaya perolehan ast sebagai
berikut.

Harga mesin baru 15.000.000


(-) Penyisihan pertukaran (7.500.000)
Pembayaran tunai tertagih 7.500.000
Nilai wajarr mesin bekas 5.000.000
Biaya perolehan mesin baru 12.500.000

Saber Corp. mencatat sebagai berikut


Peralatan 12.500.000
Akm. Peny.- Peralatan 4.000.000
Kerugian atas pelepasan peralatan 1.000.000
Peralatan 10.000.000
Kas 7.500.000

Pertukaran-situasi untung
Memiliki substansi komersial-Perusahaan biasanya mencatat biaya perolehan asset
nonmoneter yang diperoleh dengan asset nonmoneter lain pada nilai wajar asset
yang diserahkan. Perusahaan menggunakan nilai wajar asset yang diterima jika
nilai asset yang diterima lebih jelas daripada yang diserahkan.

Misal, Jalan jaya Travel menukarkan beberapa mobil travelnya dan sejumlah uang
tunai dengan mobil tipe HIACE. Mobil travelnya mempunyai nilai buku total
750.000.000 (biaya perolehan 1.200.000.000 dikurangi penyusutan 450.000.000).
nilai wajar mobil travel ialah 800.000.000. Jalan Jaya Travel mengeluarkan uang
tunai sebesar 200.000.000 untuk mendapatkan HIACE. Jalan Jaya Travel
menghitung biaya perolehan sebagai berikut.

Nilai wajar mobil travel 800.000.000


Kas yang dikeluarkan 200.000.000
Biaya perolehan HIACE 1.000.000.000

Jalan Jaya Travel mencatat transaksi sebagai berikut,


HIACE 1.000.000.000
Akm. Peny.-Mobil Travel 450.000.000
Mobil Travel 1.200.000.000
Keuntungan atas pelepasan mobil 50.000.000
Kas 200.000.000

Keuntungan atas pelepasan mobil


Nilai wajar Mobil 800.000.000
Biaya perolehan HIACE 1.000.000.000
(-) Akm. Penyusutan (450.000.000)
Nilai Buku mobil (750.000.000)
Keuntungan atas pelepasan mobil 50.000.000

Tanpa Substansi Komersial – pertukaran ini tidak memiliki substansi komersial.


Jalan Jaya Travel akan menangguhkan keuntungannya sebesar 50.000.000.
Berikut perhitungan untuk pertukaran tanpa substansi komersial.

Nilai wajar HIACE 1.000.000.000


(-) Keuntungan yang ditangguhkan 50.000.000
Basis HIACE 950.000.000

Atau

Nilai buku Mobil 750.000.000


(+) kas yang dibayar 200.000.000
Basis HIACE 950.000.000

Jalan Jaya Travel mencatat sebagai berikut.


HIACE 950.000.000
Akm. Peny. Mobil 450.000.000
Mobil 1.200.000.000
Kas 200.000.000

Jika pertukaran tidak mempunyai Substansi Komersial, maka perusahaan


memasukkan keuntungan ke basis HIACE jika perusahaan melakukan penjualan
atas HIACE tersebut, bukan pertukaran.

Berikut ringkasan keuntungan dan kerugian pertukaran asset nonmoneter


 Hitung total keuntungan atau kerugian dari transaksi yang dilakukan.
Jumlah kerugian atau keuntungan sama seperti selisih antara nilai wajar
dan nilai buku asset yang diserahkan.
 Jika terjadi kerugian, maka seluruh kerugian harus diakui
 Jika terjadi keuntungan dan pertukaran mempunyai substansi komersial,
maka perusahaan mengakui seluruh keuntungan. Namun jika pertukaran
tidak memiliki substansi komersial, perusahaan tidak mengakui
keuntungan, tetapi menangguhkan keuntungan.

f. Hibah Pemerintah. Bagaimana entitas harus mengakui nilai atau biaya perolehan
asset tetap yang diperoleh dari “hibah”?

Jwb :
Hibah Pemerintah adalah bantuan dari pemerintah berupa pengalihan sumber
daya seperti pemberian bantuan berupa kas, asset tetap, atau penggunaan fasilitas.
Hibah juga bisa berupa pengampunan atas hutang perusahaan, atau bantuan untuk
peminjaman kepada perusahaan dengan bunga dibawah suku bunga pasar.
Masalah yang berkaitan dengan hibah adalah menentukan metode akuntansi yang
tepat untuk mengalihkan hibah pada pembukuan perusahaan, dan bagaimana
perusahaan menyajikan hibah dalam laporan keuangan.

Pendekatan Akuntansi
Ketika perusahaan mendapatkan hibah berupa asset tetap, konsep biaya
perolehan yang ketat menyatakan bahwa asset harus bernilai nol. Namun jika
perusahaan tidak mencatat apapun, artinya perusahaan mengabaikan realita
ekonomi dari kenaikan asset. Jadi sebagian besar perusahaan menggunakan nilai
wajar untuk menentukan nilai asset.
Terdapat 2 pendekatan untuk kredit terkait dengan hibah ketika nilai wajar
digunakan. Yang pertama pendekatan modal, menurut pendekatan modal kredit
harus dicatat langsung pada ekuitas, karena tidak terjadi pembayaran kas dari
hibah. Dan juga, hibah tidak didapat sebagai bagian dari operasi normal
perusahaan dan tidak boleh menyaling hapus beban dalam laporan laba rugi.
Berbeda dengan pendekatan modal, pendekatan pendapatan berpendapat
bahwa kredit harus dilaporkan sebagai pendapatan pada laporan laba rugi. Hibah
tidak boleh dicatat di ekuitas karna pemerintah bukan pemegang saham. Hibah
biasanya memiliki syarat tertentu yang bisa saja memengaruhi beban dimasa
depan. Maka dari itu, hibah harus dilaporkan sebagai pendapatan hibah dan
dikaitkan dengan beban yang akan terjadi dimasa depan.

Pendekatan Pendapatan
Menurut IFRS, hibah harus diakui dalam pendapatan dan mengaitkan dengan
biaya kompensasi dari hibah.
Hal ini dipenuhi oleh satu dari dua cara untuk asset seperti asset tetap:
 Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah tangguhan selama umur
manfaat asset. Atau,
 Mengurangi hibah dari jumlah asset yang tercatat yang diterima dari
hibah, hibah diakui dalam pendapatan sebagai pengurangan beban
penyusutan.

Cth :

Hibah Peralatan Labolatorium


Senkuu Science menerima subsidi sebesar 100.000.000 untuk membeli peralatan
labolatorium pada tanggal 1 januari 2021. Biaya perolehan peralatan labolatorium
sebesar 400.000.000 dengan umur manfaat 5 tahun dan disusutkan dengan metode
garis lurus.
Jika perusahaan mencatat pendapatan tangguhan sebesar 100.000.000,
perusahaan akan mengamortisasi pendapatan tangguhan ini selam 5 tahun
menjadi pendapatan (20.000.000 per tahun). Pengaruh terhadap laporan keuangan
pada tanggal 31 desember 2022 adalah sebagai berikut.
Laporan Posisi Keuangan
Aset Tidak Lancar
Peralatan labolatorium 400.000.00
(-) Akm. Penyusutan 80.000.000 320.000.000
Liabilitas jangka panjang
Pendapatan hibah tangguhan 60.000.000
Liabilitas jangka pendek
Pendapatan hibah tangguhan 20.000.000

Laporan laba rugi


Pendapatan hibah tahun berjalan 20.000.000
Beban peny. Tahun berjalan 80.000.000
Laba (rugi) neto (60.000.000)

Jika perusahaan mengurangi biaya perolehan peralatan labolatorium, maka


senkuu melaporkan peralatan sebesar 300.000.000 (400.000.000-100.000.000)
dan menyusutkan jumlah ini selama periode 5 tahun. Pengaruh terhadap laporan
keuangan 31 desember 2023 sebagai berikut.
Laporan posisi keuangan
Aset tidak lancar
Peralatan labolatorium 300.000.000
(-) Akm. Penyusutan 60.000.000 240.000.000

Laporan laba rugi


Beban penyusutan tahun berjalan 60.000.000

Hibah Atas Kerugian Masa Lalu


CKJ Transport mengalami kerugian selama 2 tahun terakhir, sekarang CKJ
Transport memiliki sedikit likuiditas yang tersisa dan sedang mempertimbangkan
untuk mendaftarkan kebangkrutan. Kota banda aceh tidak ingin kehilangan
layanan transportasi, jadi pemerintah kota banda aceh berniat memberikan hibah
uang tunai sebesar 400.000.000 kepada CKJ Transport untuk membayar hutang
supaya CKJ Transport dapat beroperasi kembali. CKJ harus mencatat pendapatan
saat hibah diterima. Berikut adalah ayat jurnal untuk mencatatat pendapatan
hibah.

Kas 400.000.000
Pendapatam Hibah 400.000.000

Hibah Untuk Biaya Pinjaman


Pemerintah Kota Banda Aceh mendorong perusahaan Aice untuk memindah
pabrik ke Banda Aceh. Kota ini akan memberikan pinjaman 2.000.000.000 yang
dibayarkan pada akhir 10 tahun dari sekarang, asalkan Aice mau mengambil 50%
karyawan dari warga Banda Aceh selama 10 tahun. Tingkat suku bunga pinjaman
Aice adalah 10%. Jadi nilai sekarang dari utang pinjaman masa depan
(2.000.000.000) adalah sebagai berikut

PV =2.000 .000 .000 ( PVF 10. 10 % )


PV =2.000 .000 .000 ( 0,38554 )
PV =771.080 .000
Jurnal untuk mencatat pinjaman adalah sebagai berikut
Kas 771.080.000
Wesel bayar 771.080.000

Dengan menggunakan pendekatan pendapatan tangguhan, perusahaan mencatat


hibah sebagai berikut.
Kas 1.228.920.000
Pendapatan hibah tangguhan 1.228.920.000

Kemudian perusahaan Aice menggunakan suku Bunga efektif untuk menentukan


beban bunga sebesar 77.108.000 (10% * 771.080.000) pada tahun pertama. Aice
juga menurunkan pendapatan hibah tangguhan dan menaikkan pendapatan hibah
sebesar 77.108.000. lalu beban neto pinjaman menjadi nol setiap tahun.

Perusahaan diizinkan mencatat hibah sesuai nilai wajar, dan perusahaan bisa
mencatat hibah asset tetap sebagai pengurangan biaya perolehan asset atau
sebagai pendapatan tangguhan.
Hibah yang berkaitan dengan asset dimasukkan ke laporan posisi keuangan
sebagai pendapatan tangguhan dan diakui sebagai pendapatan selama umur
manfaat asset. Dan nilai wajar asset dikreditkan ke biaya perolehan asset dan
dimasukkan kedalam laporan laba rugi selama umur manfaat.

Saat perusahaan memberikan kontribusi nonmoneter , perusahaan mencatat


jumlah kontribusi sebagai beban pada nilai wajar asset yang disumbangkan.
Selisih antara nilai wajar dan nilai buku harus diakui sebagai kerugian atau
keuntungan.

Misal Rama Construction menyumbangkan tanah kepada kota banda aceh untuk
pembuatan play ground. Biaya perolehan tanah sebesar 100.000.000, dan nilai
wajar tanah sebesar 125.000.000.
Rama Constuction mencatat kontribusi sebagai berikut
Beban Kontribusi 125.000.000
Tanah 100.000.000
Keutungan atas pelepasan tanah 25.000.000

Keuntungan ini dilaporkan ke akun Pendapatan dan beban lain-lain pada laporan
laba rugi, tidak sebagai pendapatan.

BIAYA SETELAH PEROLEHAN


8. Merupakan hal yang lazim entitas mengeluarkan berbagai biaya tambahan sehubungan
dengan penggunaan asset tetap dalam kegiatan normal operasi entitas. Secara umum
biaya tambahan yang sering terjadi atau sering dikeluarkan oleh entitas dikelompokkan
dalam 4 (empat) jenis pengeluaran utama yaitu :
a. Penambahan
b. Perbaikan dan Penggantian
c. Pengaturan Ulang dan Reorganisasi
d. Perbaikan Kembali.
Bagaimana perlakukan akuntansi yang harus dipedomani oleh entitas atas 4 pengeluaran
diatas? (Berikan contoh kasus untuk setiap penjelasan pengeluaran diatas).

Jwb :
a. Penambahan
Perusahaan mengkapitalisasi setiap penambahan untuk asset tetap karena
terdapat asset baru yang dibuat. Maksudnya adalah, ketika perusahaan memilik
asset dan akan dilakukan penambahan, Maka biaya penambahan tersebut juga
akan dimasukkan kedalam biaya perolehan. Dan jika ada pengurangan dari asset
tersebut tanpa adanya rencana awal dari perusahaan, maka pengurangan tersebut
dijadikan kerugian oleh perusahaan.
Cth :
Shelby Company akan melakukan pelebaran untuk ruangan kerja, namun
pelebaran tersebut harus menghancurkan ruangan lama, dan Shelby tidak
merencanakan pengahancuran ruangan lama tersebut. Maka mula-mula Shelby
harus menghitung kerugian untuk penghancuran tersebut, dan biaya yang
digunakan untuk pelebaran akan dimasukkan kedalam biaya perolehan.

b. Perbaikan & Penggantian


Perbaikan adalah penggantian untuk asset lama dengn asset baru yang
lebih baik (missal, bak truk kayu diganti ke bak truk baja), sedangkan penggantian
adajh penggantian asset lama dengan asset baru yang sama (bak truk kayu dengan
bak truk kayu).
Ada dua masalah yang terjadi untuk kasus ini, apakah biaya yang
dikeluarkan akan meningkatkan potensi jasa dimasa depan asset atau hanya untuk
mengelola asset.
Jika biaya yang dikeluarkan meningkatkan potensi jasa dimasa depan
asset, maka perushaan harus mengkapitalisasi pengeluaran tersebut dan
menghapus biaya perolehan asset lama serta penyusutannya, dan mengakui
kerugian. Lalu perusahaan menambahkan biaya perolehan asset yang baru.
Cth :
Shelby Company akan memperbaiki asset nya berupa truk untuk kegiatan operasi
dengan mengganti bak truk kayu dengan bak truk besi agar meningkatkan
kegiatan operasinya. Bak kayu memilikinilai buku sebesar 15.000.000 (biaya
perolehan 90.000.000 dikurangi penyusutan 75.000.000). bak besi baru memiliki
biaya perolehan sebesar 120.000.000. jika Shelby company membayar
100.000.000 untuk bak besi, maka Shelby ajan mencatat sebagai berikut.

Bak besi 120.000.000


Akm. Peny. Bak kayu 75.000.0000
Bak kayu 90.000.000
Kas 100.000.000
Keuntungan atas pelepasan asset tetap 5.000.000

Salah satu masalah dalam kasus perbaikan ini adalah menghitung biaya
perolehan dan Akm. Penyusutan Dari asset lama. Untungnya IFRS mensyaratkan
setiap komponen penting dari asset untuk diidentifikasi, dan dasar penyusutan
asset harus disusutkan secara terpisah. Pendekatan ini dinamakan pendekatan
akuntansi penyusutan komponen.
Cth :
Shelby Company memiliki Truk dengan biaya perolehan 600.000.000. berikut
masing-masing komponen dari truk

Biaya Perolehan Umur manfaat Penyusutan per tahun


Truk 450.000.000 15 tahun 30.000.000
Bak kayu 90.000.000 5 tahun 18.000.000
Ban 60.000.000 2 tahun 30.000.000

Perusahaan harus menyimpan catatan akuntansi berdasarkan asset. Jika


perusahaan tidak menyimpan, metode estimasi pada umumnya bisa digunakan
untuk menentukan nilai yang wajar.

c. Pengaturan Ulang dan Reorganisasi


Perusahaan biasanya dikenakan biaya pengaturan ulang dan biaya
reorganisasi untuk beberapa asetnya. Tetapi IFRS menyatakan bahwa pengakuan
biaya berhenti pada saat asset sudah bisa digunakan untuk operasi. Maka dari itu
biaya ini tidak dikapitalisasi, tapi akan dibebankan saat pengaturan ulang dan
reorganisasi terjadi.
Cth:
Mohon maaf kami tidak bisa memberikan contoh kasus, karena kami belum
memahami masalah ini dan dibuku juga tidak dijelaskan.

d. Perbaikan Kembali
Perbaikan Biasa
Perusahaan melakukan ini untuk menjaga asset agar bisa terus digunakan.
Perusahaan membebankan biaya ini ke akun beban pada periode berjalan karena
pada periode ini manfaatnya digunakan. Contoh dari biaya ini adalah biaya
pemeliharaan asset.
Cth :
Shelby Company mengganti oli mesin truknya sebanyak 6 kali pada tahun
berjalan dengan biaya 80.000 per olinya. Dan melakukan service pada truk nya
sebanyak 3 kali pada tahun berjalan dengan biaya 240.000 per sekali service.
Berikut yang harus dicatat Shelby Company.
Beban Pemeliharaan mesin (oli) 480.000
Beban Pemeliharaan mesin (service) 720.000
Kas 1.200.000

Perbaikan Besar
Perbaikan besar biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar
untuk perbaikan atas asset-asetnya.
Cth :
Shelby Company memiliki beberapa truk dengan harga perolehan per
truknya adalah 600.000.000 dengan umur manfaat 15 tahun. untuk truk-truk
tersebut akan dilakukan pemeliharaan mesin dan komponen secara total selama 5
tahun sekali. Dan biaya untuk pemeliharaan ini sebesar 400.000.000 untuk setiap
truk.

Biaya yang terjadi untuk pemeliharaan mesin dan komponen tersebut harus
dicatat terpisah dari biaya perolehan dan dilakukan penyusutan selama 5 tahun.
Saat sudah selesai pemeliharaan mesin, biaya perolehan awal dan penyusutan truk
aharus dihilangkan dan diganti dengan biaya perolehan truk setelah pemeliharaan
mesin dan komponen selesai.

PELEPASAN ASET TETAP

9. Entitas bisa menghentikan penggunaan asset tetap. Penghentian (Pelepasan atau


Disposal) dapat dilakukan dengan cara “penjualan, pertukaran, konversi paksaan, atau
ditinggalkan begitu saja”. Pertanyaannya, bagaimana perlakukan akuntansi yang harus
dipedomani oleh entitas saat menghentikan (pelepasan atau disposal) asset tetap?
Jelaskan dan berikan contoh.

Jwb :
Pelepasan asset bisa dilakukan dengan cara menjual, menukarkan, mengkonversi
paksa, dan membuang begitu saja.
Namun terdapat 2 cara yang biasa dilakukan untuk melepaskan asset, yaitu penjualan
asset tetap dan konversi paksaan.

Penjualan asset tetap


Penjualan dilakukan dengan cara menyusutkan asset terlebih dahulu sampai tanggal
penjualan.
Cth :
Shelby Company akan menjual truknya yang seharga 600.000.000 dengan masa manfaat
15 tahun. Truk sudah digunakan selama 10 tahun. Anggap saja Shelby membeli truk pada
tanggal 1 januari. Pada tahun ke 11, Shelby berniat menjual asset nya di akhir bulan
ketiga pada tahun berjalan seharga 250.000.000. Penyusutan asetnya selama 1 tahun
adalah 40.000.000.

Berikut yang akan dicatat Shelby untuk tahun berjalan


Beban Penyusutan (40.000.000 * 3/12) 10.000.000
Akm. Peny. – truk 10.000.000

Jurnal untuk penjualan


Kas 250.000.000
Akm. Peny. – truk ((40.000.000 * 10)+10.000.000)) 410.000.000
Truk 600.000.000
Keuntungan atas penjualan asset 60.000.000

*Nilai buku truk pada saat penjualan adalah 190.000.000 (600.000.000 – 410.000.000). namun Shelby
menjual seharga 250.000.000, dari penjualan ini Shelby untung 60.000.000

Konversi Paksaan
Terkadang asset diakhiri karena ada kejadian tak terduga seperti kebakaran, banjir,
pencurian, penggusuran, atau lainnya. Perusahaan melaporkan selisisih anatar jumlah
yang dipulihkan dan nilai buku asset sebagai keuntungan atau kerugian.
Cth :
Shelby Company harus menjual truknya karena truknya mengalami kecelakaan yang
menyebabkan rangka utamanya menjadi bengkok. Nilai buku asset 200.000.000 ( biaya
perolehan 600.000.000 dikurangi penyusutan 400.000.000). Shelby menjual truknya
seharga 150.000.000.
Shelby akan mencatat sebagai berikut.
Kas 150.000.000
Akm. Peny. – Truk 400.000.000
Kerugian atas pelepasan asset 50.000.000
Truk 600.000.000

Kerugian ini harus dilaporkan sebagai pendapatan dan beban lain-lain pada
laporan laba rugi.

Anda mungkin juga menyukai