ASET TETAP
1. Pengertian Aset Tetap (Fixed Assets atau Property, Plant, and Equipment/PPE)?
Jwb:
Aset tetap atau PPE adalah asset berwujud yang digunakan untuk kegiatan
Operasi, untuk disewakan, atau untuk kegiatan-kegiatan yang membantu menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan dengan umur manfaat lebih dari satu tahun.
2. Sebutkan dan jelaskan apa yang menjadi karakteristik utama dari asset tetap.
Jwb :
a. Diperoleh untuk kegiatan operasi dan tidak dijual kembali
Aset yang disebut dengan asset tetap adalah asset yang digunakan untuk
kegiatan operasi. Asset yang diperoleh namun tidak digunakan, dikelompokkan
sebagai investasi. Dan asset yang diperoleh untuk dijual kembali disebut dengan
persediaan.
Misal :
- Perusahaan membeli tanah untuk membangun gedung yang akan digunakan
sebagai pabrik dalam memproduksi barang/jasa perusahaan, maka asset tersebut
dikelompokkan sebagai asset tetap.
- Perusahaan membeli tanah namun tidak digunakan untuk kegiatan produksi,
maka tanah tersebut tidak dikelompokkan sebagai asset tetap, tetapi sebagai
investasi.
- Perusahaan membeli sepeda motor untuk dijual kembali, asset tersebut tidak
digunakan dalam kegiatan operasi, maka asset tersebut dikelompokkan sebagai
persediaan.
3. Bagaimana entitas menentukan “nilai atau biaya perolehan” asset tetap? Atau pertanyaan
dalam bentuk lainnya, Apa yang lazim digunakan entitas sebagai dasar untuk “menilai”
asset tetap? Jelaskan dan berikan contoh kasus bagaimana entitas menentukan “biaya
perolehan” untuk masing-masing jenis asset tetap : “tanah”, “bangunan” dan
“peralatan”.
Jwb :
Perusahaan menentukan biaya perolehan dengan menggunakan biaya historis,
dengan cara menghitung yang dikeluarkan untuk mendapat asset. Yang termasuk biaya
asset tetap yaitu:
- Harga pembelian, seperti bea impor, pajak pembelian, diskon.
- Biaya untuk membawa asset ke lokasi dan mempersiapkan asset untuk digunakan.
Misalnya biaya ongkos kirim dan biaya pemasangan alat pabrik.
4. Setelah asset tetap dinilai dan dicatat sesuai dengan “biaya perolehan” atau sering juga
disebut dicatat berdasarkan “metode biaya atau cost” di periode asset tetap dibeli atau
diperoleh atau diakuisisi, apakah untuk periode berikutnya entitas tetap harus menilai
dan mencatat asset tetap berdasarkan “biaya perolehan” atau “metode biaya” atau entitas
dibolehkan untuk menilai dan mencatat asset tetap menggunakan metode lainnya.
Jelaskan.
Jwb:
Tedapat 2 metode dalam menilai asset tetap pada periode berikutnya, yaitu
metode biaya dan metode nilai wajar. Perusahaan bisa menggunakan antara 2 metode
tersebut, tapi kebanyakan perusahaan menggunakan metode biaya, karena dianggap lebih
murah. Jika menggunakan metode nilai wajar, beban penyusutan akan lebih besar dan
membuat laba neto menjadi lebih kecil.
5. Bagaimana entitas menilai asset tetap yang dibangun sendiri? Apa masalah khusus yang
dihadapi entitas? Jelaskan.
Jwb:
Perusahaan menilai asset tetap dengan mengalokasikan biaya dan beban untuk
menghitung biaya perolehan asset yang dibangun sendiri. Biaya dan beban yang
dikeluarkan antara lain yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
Masalah khusus yang dihadapi entitas adalah menetapkan biaya overhead, seperti
listrik, asuransi, pajak properti, tenaga kerja tidak langsung, dan penyusutan. Namun
perusahaan dapat menangani overhead dengan cara:
a. Tidak menetapkan overhead tetap ke biaya perolehan
Overhead umumnya bersifat tetap, overhead tidak meningkat apabila terjadi
pembangunan pabrik atau peralatan. Perusahaan akan memiliki biaya yang sama
jika membangun atau tidak membangun asset. jadi, pembebanan biaya overhead
akan mengurangi beban masa kini dan membuat laba menjadi lebih besar. Tetapi
perusahaan akan menetapkan overhead variable ke biaya perolehan asset yang
dibangun karena biaya tersebut akan meningkat akibat pembangunan yang
dilakukan
b. Menetapkan seluruh overhead ke proses konstruksi
Perusahaan menetapkan seluruh overhead pada proses pembangunan. Jika
perusahaan tidak mengalokasikan overhead, maka biaya perolehan akan terlalu
rendah. Metode ini sering digunakan oleh banyak perusahaan.
6. Apabila entitas melakukan pinjaman untuk pembiayaan pembangunan asset tetap dan
untuk pinjaman tersebut dikenakan biaya bunga, bagaimana perlakuan akuntansi atas
biaya bunga tersebut? Jelaskan.
Jwb:
a. Tidak mengkapitalisasi biaya bunga selama konstruksi.
Menurut pendekatan ini, biaya bunga tidak dianggap sebagai biaya
perolehan, tetapi sebagai biaya pembiayaan. Banyak yang berpendapat jika
perusahaan membangun asset menggunakan ekuitas, dan bukan liabilitas, maka
biaya ini tidak terjadi di perusahaan.
b. Memasukkan semua dana yang digunakan ke dalam konstruksi.
Menurut pendekatan ini, semua biaya yang dikeluarkan untuk membangun
sebuah asset harus dimasukkan kedalam biaya perolehan termasuk bunga juga.
c. Memasukkan biaya bunga yang terjadi selama konstruksi.
Menurut pendekatan ini biaya bunga yang timbul dari pembiayaan utang
harus dimasukkan kedalam biaya perolehan. Perusahaan yang menggunakan
biaya utang untuk membangun asset akan memiliki biaya perolehan lebih tinggi
daripada perusahaan yang mengguakan biaya ekuitas. Namun, banyak pihak yang
berpendapat pendekatan ini kurang efektif, karena asset yang dibangun
seharusnya mempunyai biaya perolehan sama walaupun dibangun menggunakan
utang maupun ekuitas.
IFRS mendukung pendekatan ketiga, menurut IFRS biaya histors perolehan asset
mencakup semua biaya yan terjadi untuk mempersiapkan asset agar siap digunakan,
termasuk biaya bunga. Menurutnya asset tidak menghasilkan pendapatan selama
konstruksi, maka dari itu perusahaan menunda untuk mengkapitalisasi bunga. Namun
setelah konstruksi selesai, dan asset menghasilkan pendapatan, perusahaan harus
mencatat bunga sebagai beban dan mengaitkannya dengan pendapatan dan membeban
kan semua biaya bunga untuk memperoleh asset.
Ada hal yang perlu dipertimbangkan untuk menerapkan pendekatan ini, yaitu:
Aset Kualifikasian
Aset yang memenuhi persyaratan ini harus asset yang dibangun dari awal, asset
yang belum siap untuk digunakan, asset yang dibangun untuk operasi perusahaan.
Misalnya pembangunan pabrik, bangunan, dan peralatan besar yang dibangun dari awal
dan digunakan untuk operasi.
Periode Kapitalisasi
Periode kapitalisasi adalah periode dimana perusahaan harus mengkapitalisasi
bunga. Periode ini dimulai saat :
Pengeluaran untuk asset yang telah mulai dibangun
Biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan asset untuk digunakan atau dijual.
Biaya bunga yang sedang dikenakan.
Jumlah Kapitalisasi
Jumlah bunga yang dikapitalisasi adalah jumlah terendah dari biaya bunga selama
periode atau biaya bunga yang bisa dihindari. Misal, jika biaya bunga actual untuk
periode berjalan adalah 50.000.000, sedangkan biaya bunga yang bisa dihindari adalah
45.000.000. maka perusahaan hanya mengkapitalisasi sebesar 45.000.000. namun jika
biaya bunga actual adalah 45.000.000 dan biaya bunga yang dapat dihindari adalah
50.000.000, maka perusahaan mengkapitalisasi tetap 45.000.000.000. Intinya adalah
biaya bunga yang dikapitalisasi adalah biaya bunga terendah.
Dalam penerapan konsep bunga yang dapat dihindari, perusahaan harus
menentukan jumlah yang mungkin dikapitalisasi selama periode berjalan dengan cara
mengalikan suku bunga yang sesuai dengan akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang
untuk mengualifikasi asset selama periode berjalan.
Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang. Untuk menghitung akumulasi ini
perusahaan harus membebankan pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu yang
dikenakan biaya bunga.
Misal, Rama Construction akan membangun sebuah gedung yang diestimasi akan selesai
dalam 12 bulan, pembangunan dimulai pada tanggal 1 april 2023. Perusahaan membayar
kontaktor pada 1 april sebesar 450.000.000, pada tanggal 1 juli sebesar 650.000.000, dan
pada 1 oktober sebesar 400.000.000. perusahaan menghitug pengeluaran rata-rata
tertimbang pada tanggal 31 deesember 2023 sebagi berikut
Pengeluaran
Pokok Bunga
Wesel, 10% , 5 tahun 750.000.000 75.000.000
Obligasi 12%, 12 tahun 900.000.000 108.000.000
1.650.000.000 183.000.000
Utang Lainnya
2. Wesel bayar dengan bunga 10% jangka waktu 5 tahun tanggal 31 desember 2020 ,
dan bunga dibayar pertahun tanggal 31 desember 750.000.000
3. Obligasi dengan bunga 12 % jangka waktu 12 tahun pada tanggal 31 desember
2015 dan dibayar pertahun pada tanggal 31 desember. 500.000.000
Pengeluaran
Pokok Bunga
Wesel, 10% , 5 tahun 750.000.000 75.000.000
Obligasi 12%, 12 tahun 900.000.000 108.000.000
1.650.000.000 183.000.000
Biaya bunga yang dikapitalisasi Shelby Company adalah yang lebih rendah
127.764.000 (bunga yang dapat dihindari) dan 303.000.000 (bunga actual), atau
127.764.000.
1 April 2023
Tanah 200.000.000
Bangunan (Konstruksi dalam proses) 480.000.000
Kas 680.000.000
1 Juli 2023
Bangunan 720.000.000
Kas 720.000.000
1 Oktober 2023
Bangunan 600.000.000
Kas 600.000.000
31 Desember 2023
Bangunan ( bunga dikapitalisasi) 127.764.000
Beban bunga (303.000.000 - 127.764.000) 175.236.000
Kas 303.000.000
(120.000.000 + 75.000.000 + 108.000.000)
7. Sesuai dengan penjelasan diatas sebelumnya tentang “menilai” atau “menentukan biaya
perolehan” asset tetap, jelaskan hal2 berikut (disertai dengan contoh kasus) dalam
kaitannya dengan “menilai” atau “menentukan biaya perolehan” asset tetap :
Jwb:
Jika perusahaan mengambil diskon ini, perusahaan harus mencatat diskon
sebagai pengurangan biaya pembelian asset. Namun apakah perusahaan harus
mengurangkan biaya perolehan asset?
Ada 2 pendapat untuk masalah ini, yang pertama adalah jika perusahaan
mengambil diskon ini maka biaya perolehan untuk asset juga akan berkurang.
Yang kedua, beberapa pihak berpendapat bahwa diskon tunai sangat menarik,
maka dari itu jika perusahaan tidak mengambil diskon dianggap ada kesalahan
atau inefesiensi manajer. Tetapi pendukung metode kedua menganggap jika
perusahaan tidak mengambil diskon bukan suatu kerugian, karena mungkin ada
beberapa alasan yang membuat pengambilan diskon menjadi kurang
menguntungkan.
Jwb:
Untuk menentukan biaya perolehan , perusahaan mencatat asset yang
dibeli dengan nilai sekarang dari kompensasi antara 2 pihak.
Misal Shelby Company membeli asset dan menerima kompensasi berupa wesel
dengan bunga 10% dan jangka waktu 4 tahun dari sekarang sebesar 200.000.
perusahaan tidak mencatat asset sebesar 200.000, tetapi nilai sekarang dari
200.000 akan dijadikan sebagai biaya perolehan asset. Berikut cara Shelby
Company menentukan nilai asset.
FV
PV = n atau PV =FV (PVF n . i)
(1+i)
*Rumus diatas saya peroleh dari mata kuliah Manajemen Keuangan I yang kebetulan saya
pelajari pada semester 3 ini, dan hasil yang didapat sudah saya sinkronkan dengan yang tertera
dibuku Akuntansi Keuangan Menengah I
*Nilai 0,68301 saya peroleh dari Tabel bunga pada Lampiran A di buku Pengantar Akuntansi 1
maupun 2.
Namun jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau suku bunga tidak
masuk akal, perusahaan akan memperhitungkan suku bunga yang sesuai agar
penjual dan pembeli bisa bernegosiasi secara wajar (arm’s length).
Perusahaan menggunakan harga pertukaran kas dari asset yang diperoleh sebagai
dasar mencatat asset dan menghitung bunga.
Misal Shelby Company membeli asset dengan menerbitkan wesel senilai 200.000,
dengan jangka waktu 4 tahun dan tingkat suku bunga 10%. Shelby akan melunasi
wesel dalam 4 angsuran masing-masing 50.000, dan dilakukan pada setiap akhir
tahun. Berikut cara Shelby menentukan nilai asset dan bagaimana Shelby
mencatat Aset tersebut.
Peralatan 180.994
Wesel bayar 180.994
Beban bunga pada tahun kedua berdasarkan pendekatan bunga efektif adalah
(180.994 – 31.901) * 10% = 14.909
Jika Shelby tidak menghitung suku bunga untuk kontrak pembayaran tangguhan,
nilai asset akan lebih besar daripada nilai wajar nya, dan beban bunga menjadi
lebih rendah pada laporan laba rugi untuk setiap periode yang selama pembayaran
asset.
c. Pembelian Lumsum. Akuisisi asset tetap oleh entitas bisa saja dilakukan dalam
bentuk kelompok asset pada satu “harga lumsum (lumpsum price). Bagaimana
entitas menentukan nilai atau biaya perolehan untuk masing2 aset?
Jwb :
Untuk menentukan nilai, perusahaan menggunakan teknik penilaian sesuai
dengan situasi. Di kondisi tertentu, penilaian tunggal akan lebih efektif, di kondisi
lain mungkin harus menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan pasar,
pendekatan pendapatan, pendekatan biaya, atau kombinasi pendekatan-
pendekatan lain.
Misal, Resell Ltd. Akan membeli beberapa asset dari Fin’s Factory seharga 2M.
Fin’s Factory sedang menglikuidasi asetnya, dan asset yang akan dijual adalah
sebagai berikut.
Nilai Buku Nilai Wajar
Persediaan 375.000.000 355.000.000
Tanah 775.000.000 745.000.000
Pabrik 1.100.000.000 1.400.000.000
2.250.000.000 2.500.000.000
355
Persediaan ×2.000=284
2.500
745
Tanah ×2.000=596
2.500
1.400
Pabrik ×2.000=1.120
2.500
d. Penerbitan Saham. Entitas dibolehkan untuk menerbitkan saham untuk asset tetap
yang diakuisisinya. Bagaimana entitas harus menentukan nilai asset tetap yang
diakuisisi dengan cara ini?
Jwb :
Jika penjualan saham merupakan pasar aktif, harga pasar saham yang
diterbitkan adalah nilai wajar dari biaya perolehan asset.
Tanah 700.000.000
Modal Saham -Biasa 560.000.000
Premi Saham -Biasa 140.000.000
Jika perusahaan tidak bisa menghitung nilai wajar dari saham biasa, maka
perusahaan bisa memperkirakan nilai wajar dari asset, kemudian nilai asset
digunakan sebagai acuan untuk mencatat asset dan menerbitkan saham.
e. Pertukaran Aset Nonmoneter. Bagaimana entitas harus mengakui nilai atau biaya
perolehan asset tetap yang diperoleh dari pertukaran asset nonmeneter?
Jwb :
Perusahaan harus mencatat berdasarkan nilai wajar asset, dengan mengakui
keuntungan atau kerugian sesegera mungkin karena sebagian besar transaksi
memiliki substansi komersial.
Substansi Komersial
Pertukaran substansi komersial terjadi jika arus kas masa depan berubah
karena transaksi. Artinya jika kondisi ekonomi kedua pihak berubah, maka
transaksi memiliki substansi komersial.
Misal Venom Inc. menukar sebagian peralatannya dengan tanah yang
dimiliki oleh Saber Corp. pertukaran ini bisa saja menyebabkan substansi
komersial, karena menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam arus kas. Maka
dari itu perusahaan harus mengakui kerugian atau keuntungan dari pertukaran
asset.
Jika perusahan saling menukar asset yang sama, perubahan posisi ekonomi
juga bisa terjadi seperti masa manfaat asset yang dipertukarkan berbeda. Maka
perusahaan harus menggunakan nilai wajar untuk menilai asset.
Tetapi , jika pertukaran asset yang sama tidak memiliki perbedaan arus kas
yang signifikan, maka perusahaan harus mengakui kerugian atau menangguhkan
keuntungan.
Pertukaran-Situasi Rugi
Ketika perusahaan megalami kerugian karena pertukaran asset, perusahaan
dengan segera mengakui kerugian apakah memiliki substansi komersial atau
tidak.
Misal, Saber Corp. menukar computer nya dengan computer yang masih baru
milik Venom Inc. dan pertukaran ini memiliki substansi komersial. Computer
memiliki nilai buku 6.000.000 (biaya perolehan 10.000.000 dikuramgi akumulasi
penyusutan 4.000.000) dan nilai wajar 5.000.000. computer baru dihargai senilai
15.000.000. Venom inc. memberikan penyisihan pertukaran sebesar 7.500.000
untuk computer bekas. Saber Corp. menghitung biaya perolehan ast sebagai
berikut.
Pertukaran-situasi untung
Memiliki substansi komersial-Perusahaan biasanya mencatat biaya perolehan asset
nonmoneter yang diperoleh dengan asset nonmoneter lain pada nilai wajar asset
yang diserahkan. Perusahaan menggunakan nilai wajar asset yang diterima jika
nilai asset yang diterima lebih jelas daripada yang diserahkan.
Misal, Jalan jaya Travel menukarkan beberapa mobil travelnya dan sejumlah uang
tunai dengan mobil tipe HIACE. Mobil travelnya mempunyai nilai buku total
750.000.000 (biaya perolehan 1.200.000.000 dikurangi penyusutan 450.000.000).
nilai wajar mobil travel ialah 800.000.000. Jalan Jaya Travel mengeluarkan uang
tunai sebesar 200.000.000 untuk mendapatkan HIACE. Jalan Jaya Travel
menghitung biaya perolehan sebagai berikut.
Atau
f. Hibah Pemerintah. Bagaimana entitas harus mengakui nilai atau biaya perolehan
asset tetap yang diperoleh dari “hibah”?
Jwb :
Hibah Pemerintah adalah bantuan dari pemerintah berupa pengalihan sumber
daya seperti pemberian bantuan berupa kas, asset tetap, atau penggunaan fasilitas.
Hibah juga bisa berupa pengampunan atas hutang perusahaan, atau bantuan untuk
peminjaman kepada perusahaan dengan bunga dibawah suku bunga pasar.
Masalah yang berkaitan dengan hibah adalah menentukan metode akuntansi yang
tepat untuk mengalihkan hibah pada pembukuan perusahaan, dan bagaimana
perusahaan menyajikan hibah dalam laporan keuangan.
Pendekatan Akuntansi
Ketika perusahaan mendapatkan hibah berupa asset tetap, konsep biaya
perolehan yang ketat menyatakan bahwa asset harus bernilai nol. Namun jika
perusahaan tidak mencatat apapun, artinya perusahaan mengabaikan realita
ekonomi dari kenaikan asset. Jadi sebagian besar perusahaan menggunakan nilai
wajar untuk menentukan nilai asset.
Terdapat 2 pendekatan untuk kredit terkait dengan hibah ketika nilai wajar
digunakan. Yang pertama pendekatan modal, menurut pendekatan modal kredit
harus dicatat langsung pada ekuitas, karena tidak terjadi pembayaran kas dari
hibah. Dan juga, hibah tidak didapat sebagai bagian dari operasi normal
perusahaan dan tidak boleh menyaling hapus beban dalam laporan laba rugi.
Berbeda dengan pendekatan modal, pendekatan pendapatan berpendapat
bahwa kredit harus dilaporkan sebagai pendapatan pada laporan laba rugi. Hibah
tidak boleh dicatat di ekuitas karna pemerintah bukan pemegang saham. Hibah
biasanya memiliki syarat tertentu yang bisa saja memengaruhi beban dimasa
depan. Maka dari itu, hibah harus dilaporkan sebagai pendapatan hibah dan
dikaitkan dengan beban yang akan terjadi dimasa depan.
Pendekatan Pendapatan
Menurut IFRS, hibah harus diakui dalam pendapatan dan mengaitkan dengan
biaya kompensasi dari hibah.
Hal ini dipenuhi oleh satu dari dua cara untuk asset seperti asset tetap:
Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah tangguhan selama umur
manfaat asset. Atau,
Mengurangi hibah dari jumlah asset yang tercatat yang diterima dari
hibah, hibah diakui dalam pendapatan sebagai pengurangan beban
penyusutan.
Cth :
Kas 400.000.000
Pendapatam Hibah 400.000.000
Perusahaan diizinkan mencatat hibah sesuai nilai wajar, dan perusahaan bisa
mencatat hibah asset tetap sebagai pengurangan biaya perolehan asset atau
sebagai pendapatan tangguhan.
Hibah yang berkaitan dengan asset dimasukkan ke laporan posisi keuangan
sebagai pendapatan tangguhan dan diakui sebagai pendapatan selama umur
manfaat asset. Dan nilai wajar asset dikreditkan ke biaya perolehan asset dan
dimasukkan kedalam laporan laba rugi selama umur manfaat.
Misal Rama Construction menyumbangkan tanah kepada kota banda aceh untuk
pembuatan play ground. Biaya perolehan tanah sebesar 100.000.000, dan nilai
wajar tanah sebesar 125.000.000.
Rama Constuction mencatat kontribusi sebagai berikut
Beban Kontribusi 125.000.000
Tanah 100.000.000
Keutungan atas pelepasan tanah 25.000.000
Keuntungan ini dilaporkan ke akun Pendapatan dan beban lain-lain pada laporan
laba rugi, tidak sebagai pendapatan.
Jwb :
a. Penambahan
Perusahaan mengkapitalisasi setiap penambahan untuk asset tetap karena
terdapat asset baru yang dibuat. Maksudnya adalah, ketika perusahaan memilik
asset dan akan dilakukan penambahan, Maka biaya penambahan tersebut juga
akan dimasukkan kedalam biaya perolehan. Dan jika ada pengurangan dari asset
tersebut tanpa adanya rencana awal dari perusahaan, maka pengurangan tersebut
dijadikan kerugian oleh perusahaan.
Cth :
Shelby Company akan melakukan pelebaran untuk ruangan kerja, namun
pelebaran tersebut harus menghancurkan ruangan lama, dan Shelby tidak
merencanakan pengahancuran ruangan lama tersebut. Maka mula-mula Shelby
harus menghitung kerugian untuk penghancuran tersebut, dan biaya yang
digunakan untuk pelebaran akan dimasukkan kedalam biaya perolehan.
Salah satu masalah dalam kasus perbaikan ini adalah menghitung biaya
perolehan dan Akm. Penyusutan Dari asset lama. Untungnya IFRS mensyaratkan
setiap komponen penting dari asset untuk diidentifikasi, dan dasar penyusutan
asset harus disusutkan secara terpisah. Pendekatan ini dinamakan pendekatan
akuntansi penyusutan komponen.
Cth :
Shelby Company memiliki Truk dengan biaya perolehan 600.000.000. berikut
masing-masing komponen dari truk
d. Perbaikan Kembali
Perbaikan Biasa
Perusahaan melakukan ini untuk menjaga asset agar bisa terus digunakan.
Perusahaan membebankan biaya ini ke akun beban pada periode berjalan karena
pada periode ini manfaatnya digunakan. Contoh dari biaya ini adalah biaya
pemeliharaan asset.
Cth :
Shelby Company mengganti oli mesin truknya sebanyak 6 kali pada tahun
berjalan dengan biaya 80.000 per olinya. Dan melakukan service pada truk nya
sebanyak 3 kali pada tahun berjalan dengan biaya 240.000 per sekali service.
Berikut yang harus dicatat Shelby Company.
Beban Pemeliharaan mesin (oli) 480.000
Beban Pemeliharaan mesin (service) 720.000
Kas 1.200.000
Perbaikan Besar
Perbaikan besar biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar
untuk perbaikan atas asset-asetnya.
Cth :
Shelby Company memiliki beberapa truk dengan harga perolehan per
truknya adalah 600.000.000 dengan umur manfaat 15 tahun. untuk truk-truk
tersebut akan dilakukan pemeliharaan mesin dan komponen secara total selama 5
tahun sekali. Dan biaya untuk pemeliharaan ini sebesar 400.000.000 untuk setiap
truk.
Biaya yang terjadi untuk pemeliharaan mesin dan komponen tersebut harus
dicatat terpisah dari biaya perolehan dan dilakukan penyusutan selama 5 tahun.
Saat sudah selesai pemeliharaan mesin, biaya perolehan awal dan penyusutan truk
aharus dihilangkan dan diganti dengan biaya perolehan truk setelah pemeliharaan
mesin dan komponen selesai.
Jwb :
Pelepasan asset bisa dilakukan dengan cara menjual, menukarkan, mengkonversi
paksa, dan membuang begitu saja.
Namun terdapat 2 cara yang biasa dilakukan untuk melepaskan asset, yaitu penjualan
asset tetap dan konversi paksaan.
*Nilai buku truk pada saat penjualan adalah 190.000.000 (600.000.000 – 410.000.000). namun Shelby
menjual seharga 250.000.000, dari penjualan ini Shelby untung 60.000.000
Konversi Paksaan
Terkadang asset diakhiri karena ada kejadian tak terduga seperti kebakaran, banjir,
pencurian, penggusuran, atau lainnya. Perusahaan melaporkan selisisih anatar jumlah
yang dipulihkan dan nilai buku asset sebagai keuntungan atau kerugian.
Cth :
Shelby Company harus menjual truknya karena truknya mengalami kecelakaan yang
menyebabkan rangka utamanya menjadi bengkok. Nilai buku asset 200.000.000 ( biaya
perolehan 600.000.000 dikurangi penyusutan 400.000.000). Shelby menjual truknya
seharga 150.000.000.
Shelby akan mencatat sebagai berikut.
Kas 150.000.000
Akm. Peny. – Truk 400.000.000
Kerugian atas pelepasan asset 50.000.000
Truk 600.000.000
Kerugian ini harus dilaporkan sebagai pendapatan dan beban lain-lain pada
laporan laba rugi.