ASET TETAP
TANAH
Tanah yang termasuk dalam kategori aset tetap adalah
tanah yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Contoh, tanah sebagai lahan parkir, tanah
untuk berdirinya gedung kantor, dan sebagainya. Biaya
perolehan tanah tidak hanya harga beli saja, salah
satunya ialah Bea Perolehan Hak atas Bumi dan
Bangunan (BPHTB). Untuk memahami lebih lanjut
dapat dilihat ilustrasi yang akan dibahas.
Contoh
PT Mustika Perkasa pada tanggal 23 April 2022 membeli
sebidang tanah yang direncanakan untuk tempat
membangun bangunan administrasi kantor. Harga beli
tanah sebesar Rp 2.500.000.000. Rincian biaya-biaya
yang dikeluarkan PT Mustika Perkasa untuk membeli
tanah, sebagai berikut: biaya survei Rp 30.000.000,
biaya notaris (PPAT) Rp 25.000.000, BPHTB Rp
100.000.000, dan biaya pengerukan tanah Rp
120.000.000. Berdasarkan informasi tersebut, biaya
perolehan tanah adalah:
Biaya Perolehan Tanah:
Harga Beli Tanah Rp 2.500.000.000
Biaya Survei Rp 30.000.000
Biaya Notaris Rp 25.000.000
BPHTB Rp 100.000.000
Biaya Pengerukan Tanah Rp 120.000.000
Total Biaya Perolehan Tanah Rp 2.775.000.000
BANGUNAN
Bangunan yang termasuk dalam kategori aset tetap juga
merupakan bangunan yang dimanfaatkan untuk
menjalankan operasional perusahaan. Contoh, gedung
perkantoraan, gudang, pabrik, dan sebagainya. Biaya
perolehan tanah terdiri dari harga beli bangunan
ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
untuk memperoleh bangunan tersebut (biaya perbaikan,
biaya instalasi listrik, PBB, biaya tenaga kerja, dan
lainnya). Untuk memberikan ilustrasi terkait dengan
perolehan bangunan, dapat dilihat ilustrasi berikut.
Contoh
Pada tanggal 1 Juli 2019, PT Mega Ardani telah membeli
gedung yang akan dimanfaatkan sebagai kantor cabang.
Harga beli gedung tersebut Rp 3.000.000.000. Biaya-
biaya yang perusahaan keluarkan untuk memperoleh
gedung tersebut, antara lain: komisi broker Rp
22.000.000, biaya notaris Rp 30.000.000, biaya
perbaikan Rp 150.000.000, biaya instalasi listrik Rp
50.000.000, dan BPHTB Rp 115.000.000. Berdasarkan
informasi tersebut, biaya perolehan gedung adalah:
PERALATAN
Peralatan yang dikategorikan sebagai aset tetap dan
dimanfaatkan untuk menjalankan operasional perusahaan
di antaranya adalah perlatan kantor, peralatan pabrik,
mesin-mesin yang menunjang proses produksi
perusahaan. Biaya perolehan dari peralatan terdiri dari
harga faktur peralatan ditambah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperolehnya (biaya asuransi, biaya
perakitan mesin, biaya pemasangan, pajak, dan
sebagainya). Biaya perolehan peralatan dapat dipahami
melalui ilustrasi di bawah ini.
Contoh
PT Purna Sari membeli beberapa peralatan kantor yang
baru sehubungan dengan pendirian cabang baru. Harga
faktur peralatan yang dibeli sebesar Rp 80.000.000,
ongkos pengangkutan Rp 2.000.000, biaya asuransi
dalam perjalanan Rp 900.000, dan biaya instalasi dan
pemasangan Rp 1.000.000. Berdasarkan informasi yang
tercantum, dapat dilihat biaya perolehan perlatan, yakni:
Biaya Perolehan Peralatan:
Harga Faktur Rp 80.000.000
Ongkos Pengangkutan Rp 2.000.000
Biaya Asuransi Rp 900.000
Biaya Instalasi dan Pemasangan Rp 1.000.000
Total Biaya Perolehan Peralatan Rp 83.900.000
KENDARAAN
Sama halnya dengan aset tetap lainnya, kendaraan yang
berguna bagi operasional perusahaan juga terdapat biaya
perolehan. Terkait biaya perolehan kendaraan dapat
dipahami melalui ilustrasi di berikut ini.
Contoh
Untuk menyokong kegiatan operasional perusahaan agar
berjalan dengan efektif dan efisien, PT Alam Perkasa
membeli kendaraan dengan harga faktur Rp
350.000.000, bea balik nama Rp 10.000.000, dan biaya
asuransi sebesar Rp 4.500.000. Berdasarkan informasi
tersebut, biaya perolehan kendaraan adalah
Biaya Perolehan Kendaraan:
Harga Faktur Rp 350.000.000
Bea Balik Nama Rp 10.000.000
Biaya Asuransi Rp 4.500.000
Total Biaya Perolehan Kendaraan Rp 364.500.000
PENAMBAHAN (ADDITION)
Pengeluaran ini bertujuan untuk meningkatkan aset tetap
yang ada dengan bagian-bagian baru, meningkatkan
umur ekonomis, fasilitas, dan efisiensi operasional.
Biasanya, pengeluaran ini dikapitalisasi pada aset tetap
karena memerlukan kas yang besar. Membedakan antara
pengeluaran modal dan pendapatan terkadang sulit,
tergantung pada kebijakan dan ukuran materialitas
perusahaan. Faktor yang dipertimbangkan termasuk nilai
relatif pengeluaran, frekuensi, dan keputusan
manajemen.
Penggantian (Replacement)
Pengeluaran untuk penggantian bagian suatu aktiva tetap
biasanya timbul karena adanya kerusakan parah pada
bagian (komponen) aktiva tersebut. Penggantian bagian-
bagian ini akan memperpanjang umur ekonomis atau
masa manfaat aset tersebut. Karena pengeluaran tersebut
jarang terjadi dan bernilai, maka pengeluaran tersebut
dikapitalisasi pada aset tetap yang bersangkutan.
PERBAIKAN KEMBALI
Pengeluaran perbaikan adalah pengeluaran untuk
memperbaiki aset tetap yang rusak agar aset tetap
tersebut dapat digunakan secara normal. Jika sifat
perbaikannya hanyalah mengembalikan aset tetap ke
kondisi normal (semula) tanpa mengganti sebagian dari
aset tetap, maka pengeluaran tersebut dicatat sebagai
beban, yaitu biaya perbaikan. Apabila perbaikan
dilakukan dalam rangka penggantian bagian-bagian
suatu aset tetap untuk menambah kegunaannya, maka
pengeluaran tersebut dikapitalisasi pada aset tetap yang
bersangkutan.
KONVERSI PAKSAAN
Jasa aset kadang-kadang berakhir melalui konversi
paksaan seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau
penggusuran. Perusahaan melaporkan selisih antara
jumlah dipulihkan (misalnya, dari ganti rugi
penggusuran atau klaim asuransi) dan nilai buku aset
sebagai keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut diperlakukan seperti pada pelepasan
aset lainnya dan dilaporkan dalam "Pendapatan dan
beban lain-lain" pada laporan laba rugi, bukan sebagai
pendapatan. Jika ada keterlambatan pembayaran, piutang
dicatat pada harga yang setara kas.