A. Pengertian
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan Aset tetap adalah aset berwujud yang diperkirakan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode.
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa aktiva tetap memiliki ciri-ciri utama sebagai
berikut:
1) Digunakan dalam operasi perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
2) Bersifat jangka panjang dan umumnya disusutkan.
3) Berwujud, memiliki manfaat yang melekat pada substansi fisiknya.
Aset tetap bisa berupa tanah, penyempurnaan tanah, bangunan, dan peralatan (mesin,
perabotan (furniture), alat-alat).
Penjelasan dan contoh penerapan metode garis lurus, metode unit aktivitas, dan metode saldo
menurun adalah sebagai berikut :
Contoh penyusutan aktiva tetap
Pada tanggal 1 Januari 2018, PT Oemar Bakrie membeli satu unit truk. Biaya perolehan truk
itu Rp13.000,- estimasi nilai residu Rp1.000,- estimasi umur manfaat 5 tahun atau 100.000
km.
1. Metode Garis Lurus
Cara menghitung penyusutan garis lurus dilakukan dengan dua tahap:
1) Menghitung besarnya biaya yang disusutkan, yaitu biaya perolehan dikurangi nilai
residu. Jumlah yang disusutkan untuk truk yang dibeli PT Oemar Bakrie adalah
Rp12.000 (Rp13.000 – Rp1.000).
2) Menghitung besarnya beban penyusutan, yaitu dengan membagi biaya yang
disusutkan dengan umur manfaat aset. Beban penyusutan untuk truk yang dibeli PT
Oemar Bakrie adalah Rp2.400 (Rp12.000 ÷ 5 tahun) per tahun.
Metode garis lurus menghasilkan jumlah penyusutan yang sama tiap-tiap tahun seperti
ditunjukkan dengan tabel penyusutan berikut:
Perhatikan, besarnya penyusutan dengan metode unit aktivitas (Rp1.800) berbeda dengan
yang dihasilkan dengan metode garis lurus (Rp2.400). Penyusutan merupakan beban yang
dikurangkan terhadap pendapatan dalam penghitungan laba-rugi. Artinya, laba-rugi yang
dilaporkan perusahaan sebagian dipengaruhi oleh metode akuntansi yang dipilih.
4. Penyusutan Parsial
Penyusutan parsial adalah penghitungan dan pengakuan penyusutan untuk jangka waktu
kurang dari satu periode akuntansi (satu tahun). Penyusutan parsial ditentukan dengan
mengalikan pecahan bulan yang dicakup dalam penyusutan dibagi dua belas bulan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Oktober 2018, PT Oemar Bakrie membeli satu unit truk. Biaya perolehan
truk itu Rp13.000, estimasi nilai residu Rp1.000, estimasi umur manfaat 5 tahun atau
100.000 km. PT Oemar Bakrie menggunakan tahun fiskal yang berakhir tanggal 31
Desember.
Berdasarkan data tersebut, buatlah tabel penyusutan selama umur manfaat aset dan
buatlah jurnal penyusutan untuk tahun 2018 dengan menggunakan metode garis lurus,
metode unit aktivitas, dan metode saldo menurun.
a) Metode garis lurus
Tabel penyusutan parsial dengan metode garis lurus disajikan sebagai berikut:
Perhatikan, pada tahun 2018 beban penyusutan untuk tiga bulan (Oktober – Desember)
berjumlah Rp 600 (Rp2.400 × 3/12).
Jurnal penyusutan untuk tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Penyusutan parsial dengan metode unit aktivitas dihitung dengan cara yang sama dengan
penyusutan tahunan, karena beban penyusutan ditentukan oleh unit aktivitas
sesungguhnya, bukan oleh berlalunya waktu. Tabel di atas mengasumsikan bahwa selama
periode Oktober – Desember, truk menempuh jarak 15.000km.
Jika pada akhir tahun 2022 umur manfaat dalam unit aktivitas telah habis disusutkan tapi
truk masih digunakan hingga tahun 2023, pengakuan penyusutan tahun 2023 sudah tidak
diperlukan lagi. Hal ini dikarenakan penyusutan adalah alokasi biaya.
Jurnal penyesuaian untuk menyusutkan aktiva tetap akhir tahun 2018 adalah sebagai
berikut:
Penyusutan untuk tahun 2018 dihitung dengan asumsi satu tahun penuh dan kemudian
dikalikan 3/12 karena beban penyusutan hanya diakui untuk periode parsial dari Oktober
sampai dengan Desember. Penyusutan tahun berikutnya dilakukan dengan cara yang
sama dengan contoh sebelumnya, sisa nilai buku dikalikan dengan tarif saldo menurun.
Pada tahun 2023, beban penyusutan adalah selisih nilai buku awal dengan estimasi nilai
residu.