Anda di halaman 1dari 36

AKTIVA TETAP

( Fixed Assets )

Aktiva Tetap Berwujud ( Tangible Assets )


Aktiva Tetap Tidak Berwujud ( Intangible Assets )

Aktiva Tetap Berwujud


Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang
sifatnya relative permanent yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal.
Aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi
dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud.
• Bentuk-bentuk aktiva tetap berwujud :
• Tanah,bangunan,mesin-mesin dan alat-alat
,kendaraan ,mebelair dan lain-lain.
• Terhadap aktiva yang umurnya tidak terbatas
tidak dilakukan penyusutan,yaitu tanah yang
dipakai untuk letak perusahaan
• Transaksi aktiva tetap berwujud
• Perolehan aktiva tetap :
- pembelian
- penukaran
- sumbangan
• Pengeluaran –pengeluaran selama masa penggunaan
aktiva tetap
- Capital Expenditure
- Revenue Expenditure
• Penyusutan / depresiasi
• Penghentian aktiva tetap :
- dijual
- ditukar
- rusak
PEROLEHAN AKTIVA TETAP
a. Pembelian Tunai
Harga perolehan aktiva tetap adalah semua
pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh aktiva
tetap tersebut sampai siap untuk digunakan
Misalnya pembelian mesin meliputi harga
barang,asuransi,biaya angkut,biaya pemasangan dan
lain-lain,sampai mesin tersebut siap untuk dipakai.
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari
satu macam aktiva,harga perolehan harus
dialokasikan pada masing-masing
Misalnya pembelian gedung berikut tanahnya
dialokasikan kepada masing-masing tanah dan
bangunan dengan perbandingan harga pasar.
• Contoh : membeli mesin,total biaya yang dikeluarkan sampai
mesin tersebut siap dipakai Rp 655.000.000,-
Jurnal : D Mesin……………….Rp 655.000.000,-
K Kas …………………………… Rp 655.000.000,-
b. Pembelian angsuran

• Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian


angsuran, maka dalam harga perolehan tidak boleh
termasuk bunga.Bunga angsuran dicatat sebagai
biaya bunga
• Contoh :PT Alfa membeli mesin seharga
Rp 6.000.000.000,-pada tanggal 1 Januari
2000,- Pembayaran pertama Rp 2.000.000.000,-
dan sisanya diangsur tiap akhir tahun dengan jumlah
yang sama dengan bunga 12 % pertahun.
• Jurnal : pada saat pembelian :
• D Mesin………………….Rp 6.000.000.000,-
• K Kas…………………………………..Rp 2.000.000.000,-
• K Utang…………………………… Rp 4.000.000.000,-
• Pada saat pembayaran angsuran pertama sebesar Rp 2.000.000.000,-
• Ditambah bunga 12 % xRp 4.000.000.000,-= Rp 480.000.-
• Jurnal D. Utang…………………..Rp 2.000.000.000,-
• D Biaya bunga……………Rp 480.000,000,-
• K Kas………………………. Rp 2.480.000.000,-
• Pada saat pembayaran angsuran berikutnya bunga dihitung berdasarkan sisa
utang..
c. Perolehan karena penukaran dengan surat-surat berharga ( sekuritas )

• Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau
obligasi perusahaan,dicatat sebesar harga pasar sekuritas yang
bersangkutan
• Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi akan dicatat pada
akun modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya dan
selisihnya dicatat dalam akun premium /agio atau discount/disagio.
• Contoh : PT Alfa menukar sebuah mesin dengan 1000 lembar saham
biasa, milik perusahaan, nominal Rp 100.000,-Pada saat penukaran harga
pasar saham sebesar Rp 110.000,-perlembar
• Jurnal penukaran ; D Mesin…………… ….Rp 110.000.000,-
• K Modal saham biasa…………..Rp 100.000.000,-
• K Agio saham...……………… Rp 10.000.000,-
d. Perolehan karena penukaran dengan aktiva lain

– Penukaran dengan aktiva lain memungkinkan timbulnya rugi laba


penukaran yaitu selisih antara harga pasar aktiva yang diterima
dengan nilai buku aktiva yang diserahkan.
– Penukaran dengan aktiva yang sejenis ( similar assets ) ,tidak
mengakui adanya laba yang diakibatkan penukaran,sedangkan rugi
diakui Contoh truk ditukar dengan truk yang mempunyai fungsi yang
sama.
– Penukaran dengan aktiva tidak sejenis ,mengakui adanya rugi maupun
laba yang diakibatkan penukaran tersebut.Contoh truk ditukar dengan
mesin
e. Perolehan karena sumbangan (donasi )
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan pada
umumnya dicatat dengan harga pasarnya.
f. Aktiva yang dibuat /dibangun sendiri.
Apabila perusahaan membuat sendiri aktiva tetapnya
,misalnya membangun sendiri gedung pabrik, biaya
biaya yang dikeluarkan merupakan harga
perolehannya; biaya bahan/ material,upah ,fee
arsitek dan lain-lain
Apabila pembuatan aktiva menggunakan dana dari
pinjaman(bank) maka bunga pinjaman yang boleh
dibebankan sebagai harga pokok/perolehan adalah
bunga yang dibayar selama masa
pembuatan/pembangunan..
• BIAYA-BIAYA SELAMA MASA PENGGUNAAN
AKTIVA TETAP
• Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan
perusahaan akan memerlukan pengeluaran-
pengeluaran yang tujuannya adalah agar
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
• Dikelompokkan menjadi :
1. Pengeluaran modal ( Capital Expenditure )
yaitu pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah nilai
aktiva.Karena itu akan dikapitalisasi kedalam aktiva yang
bersangkutan
Contoh : pengeluaran uang untuk perbaikan atau
penambahan ,sehingga dapat menambah kapasitas jam kerja
mesin ,atau menambah jumlah produksi perhari,misalnya
dibayar senilai Rp 2.000.000,-
Jurnal : D Mesin…………………Rp 2.000.000,-
K Kas…………………………Rp 2.000.000,-
• 2 Pengeluaran pendapatan ( Revenue expenditure )
• yaitu pengeluaran-pengeluaran yang bersifat
mempertahankan keadaan /kondisi aktiva tetap pada
kondisi semula Dicatat sebagai biaya pada tahun
yangbersangkutan.Contoh : pemeliharaan rutin
aktiva tetap dibayar senilai Rp 500.000,-
• Jurnal : D Biaya pemeliharaan…………Rp 500.000,-
• K Kas…………………………Rp 500.000,-
PENGHENTIAN AKTIVA TETAP

• Aktiva tetap bias dihentikan pemakaiannya dengan


cara dijual,ditukar atau rusak .Pada waktu aktiva
tetap dihentikan pemakaiannya ,maka semua akun
yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut
dihapuskan.
• Baik dalam penjualan ,maupun penukaran terdapat
kemungkinan terjadinya laba atau rugi.,yaitu selisih
antara nilai jual / nilai tukar dengan nilai
buku.Apabila rusak maka nilai kerugian sama dengan
nilai buku
• a. Penjualan aktiva tetap
• Contoh : mesin dibeli pada tanggal 1 Januari
2000 dengan harga Rp 32.000.000,-Pada
tanggal 1 Juli 2004 dijual dengan harga
Rp 6.500.000,-Mesin tersebut ditaksir
umurnya 5 tahun dan ,metode penyusutannya
menggunakan garis lurus.Taksiran nilai residu
Rp 2.000.000.-
• Perhitungan :Harga perolehan mesin 1 Januari 2000…… Rp 32.000.000,-
Akumulasi penyusutan sp tgl 1 Juli 2004 Rp 27.000.000,-
• Nilai buku aktiva tetap saat dijual…………… .Rp
5.000.000,-.
• Harga jual……………………………………………….Rp 6.500.000,-
• Laba penjualan……………………………………..Rp 1.500.000,-

• Jurnal : D Kas………………………………..Rp 6.500.000,-


• D Akumulasi Penyusutan……………Rp 27.000.000,-
• K Mesin……………………………………Rp 32.000.000,-
• K Laba penjualan mesin………………… Rp 1.500.000,-
b. Penukaran aktiva tetap
• Aktiva tetap dapat ditukar dengan aktiva yang
sejenis,yaitu aktiva yang sama fungsinya atau dengan
aktiva yang tidak sejenis.Dalam penukaran aktiva yang
sejenis tidak diakui adanya laba (apabila nilai tukar aktiva
yang diterima > nilai buku aktiva yang diterima ).Selisih
yang terjadi akan mengurangi nilai aktiva tetap yang
diterima.
c. Rusak secara teknis.
Merupakan kerugian yang disebabkan
kecelakaan,kebakaran atau bencana alam.Apabila aktiva
tetap diasuransikan, penggantian asuransi akan
diaperlakukan sebagai pendapatan lain-lain ( other
income ) pada saat diterima.
Penukaran similar asset
• Penukaran mesin yang sama fungsinya..Tidak diakui laba karena
penukaran
• Mesin lama:
harga perolehan Rp 32.000.000,00
Ak.penyusutan Rp 27.000.000,00
Nilai buku Rp 5.000.000,00
Nilai pasar mesin baru Rp 8.500.000,00
Jurnal : D Mesin baru Rp 5.000.000,00
D Ak penyusutan Rp 27.000.000,00
K Mesin lama Rp 32.000.000,00
Metode Penyusutan/Depresiasi
Depresiasi adalah sebagian dari harga
perolehan aktiva tetap yang secara
sistimatis dialokasikan menjadi biaya
setiap periode akuntansi.
• alokasi biaya pemakaian aktiva tetap
• Factor-faktor untuk menghitung depresiasi
– Harga perolehan (cost)
– Nilai sisa (residu)
• Taksiran jumlah yang akan diterima, sesudah
umur ekonomis selesai
– Umur altiva (n)
• Umur ekonomis : umur aktiva tetap sampai
dianggap tidak menguntungkan lagi
• Metode Perhitungan Depresiasi
• Metode garis lurus (Straight Line-Method)
• Biaya depresiasi setiap tahun sama
• Depresiasi = harga perolehan – nilai residu
n
contoh :
• Harga perolehan mesin Rp 600.000.000,-
• Nilai Residu Rp 40.000.000,-
• n = 4 tahun
• Depresiasi tiap tahun =Rp 600.000.000 – Rp 40.000.000,-
4
= Rp 140.000.000,-
• Metode jam jasa (Service Hours Method)
Biaya depresiasi dihitung dengan dasar satuan
jam jasa. Besarnya depresiasi untuk tiap tahun
tergantung pada jam jasa yang digunakan.
• Depresiasi Perjam jasa =
harga perolehan – nilai residu
kapasitas jam jasa
• contoh :
• Harga perolehan mesin Rp 600.000.000,-
• Nilai Residu Rp 40.000.000,-
• Kapasitas jam 8000 jam
• Depresiasi per jam =
Rp 600.000.000 – Rp 40.000.000,- = Rp70.000,-
8000

• Jika dalam setahun digunakan 3000 jam, maka :


3000 x Rp 70.000 = Rp 210.000.000,-
• Metode hasil produksi (Productive Output
Method/Production Unit Method)
• Biaya depresiasi dihitung dengan dasar satuan
hasil produksi. Besarnya depresiasi untuk tiap
tahun tergantung pada produksi yang
dihasilkan.
• Depresiasi perunit = harga perolehan – nilai residu
kapasitas produksi
contoh :
Harga perolehan mesin Rp 600.000.000,-
Nilai Residu Rp 40.000.000,-
Kapasitas produksi 56.000 unit

• Depresiasi per unit produksi =


Rp 600.000.000 – Rp 40.000.000,- = Rp10.000,-
56.000
• Depresiasi setahun = total produksi x
depresiasi per unit produksi
• Jika dalam setahun dihasilkan 18.000 unit,
maka biaya depresiasi setahun
= 18.000 x Rp 10.000,- = Rp 180.000.000,-
• Metode jumlah angka tahun (sums of
the years digits method)
• Depresiasi dihitung dengan cara mengalikan
bagian pengurangan yang setiap tahun
selalu menurun.
• Bagian pengurang dihitung sbb :
• Pembilang = bobot (weight) untuk tahun ybs
• Penyebut = jumlah angka tahun selama
umur ekonomis aktiva
Harga perolehan mesin Rp 100.000.000,-
Nilai Residu Rp 10.000.000,-
n = 3 tahun E digit = 1+2+3=6

Tahun Biaya Akumulasi Nilai buku


depresiasi depresiasi
0 100.000.000

1 3/6 x 90.000.000 45.000.000 55.000.000


= 45.000.000
2 2/6 x 90.000.000 75.000.000 25.000.000
= 30.000.000
3 1/6 x 90.000.000 90.000.000 10.000.000
= 15.000.000
Metode saldo menurun ganda
(doble declining method
• Depresiasi dihitung dengan mengalikan dua
(2) kali prosentasi garis lurus dengan nilai
buku. Karena nilai buku selalu menurun, maka
biaya depresiasi akan selalu menurun.
Contoh metode saldo menurun
• Harga perolehan mesin Rp 100.000.000,00
• N=5 berarti 20%, double = 40%
• Penyusutan
• Tahun ke 1 = 40% x Rp 100.000.000,00 = Rp 40.000.000,00
• Tahun ke 2 = 40% x( Rp 100.000.000,00 - rp 40.000.000.00) = Rp
24.000.000,00
• Tahun ke 3 = 40% x (Rp 100.000.000,00 – Rp 40.000.000,00 – Rp
24.000.000,00) = Rp 14.400.000,00
• Tahun ke 4 = 40% x ( Rp 100.000.000,00 – Rp 40.000.000,00 – Rp
24.000.000,00 – Rp 14.400.000,00) =Rp 8.640.000,00.
• Total penyusutan Rp 87.040.000,00.
Ketentuan depresiasi fiskal
Metode yang diperbolehkan adalah metode garis lurus atau
metode saldo menurun (taat asas/konsisten)
• Tidak dihitung nilai residu
• Penyusutan/depresiasi dimulai pada bulan dilakukan
pengeluaran
– Untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan penyusutan dimulai
pada bulan selesainya pengerjaan tersebut
– Dengan persetujuan Dirjen Pajak, Wajib Pajak doperbolehkan
melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan
atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan
• Jika menggunakan metode saldo menurun, maka
pada tahun ke n harus disusutkan sekaligus
• Penggantian asurasnsi merupakan objek pajak
penghasilan pada tahun diterimanya penggantian.
• Jika aktiva tetap dihentikan (dijual/rusak) maka
keuntungan atau kerugian diakui pada tahun aktiva
tetap tersebut dihentikan.

Ketentuan untuk amortisasi fiskal

• Metode yang boleh dipergunakann adalah garis lurus atau


saldo menurun
• Amortisasi untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibidang
pertambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan metode
satuan produksi, paling tinggi 20% setahun.
• Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud, nilai sisa buku
dibedakan sebagai kerugian dan jumlah yang diterima sebagai
penggantian merupakan penghasilan pada tahun terjadinya
pengalihan tersebut.
• Goodwil tidak boleh diamortisasi, karena tidak dapat dipisahkan
dari keberadaan perusahaan.
• contoh :
• Harga perolehan aktiva Rp 600.000.000,-
• n = 4 25% 2 kali = 50%

Anda mungkin juga menyukai