A . PENGERTIAN
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa penggunaan (manfaat)
lebih dari satu tahun.
Cici-cirinya yaitu:
4. bukti memorial sebagai bukti penghentian dan pengeluaran aktiva tetap yang yang
ditukat dengan aktiva lain.
Aktiva tetap yang dibeli secara kredit dicatat dalam akun aktiva yang bersangkutan
sejumlah harga tunainya.
Contoh :
Pada tanggal 5 Januari 2010, suatu perusahaan membeli sebuah kendaraan dengan
harga kredit pada Rp. 115.000.000,00, faktur no. 867. Pembayaran pertama sebesar
Rp. 25.000.000,00 dibayar dengan cek, bukti kas no. 286. Sisanya dibayar selama 5
kali angsuran bulanan. Harga tunai kendaraan yang bersangkutan adalah Rp.
100.000.000,00.
Harga perolehan kendaraan dan timbulnya utang dicatat dalam jurnal umum berikut :
Kendaraan (debet) Rp.100.000.000
Beban bunga (debet) Rp.15.000.000
Utang (kredit) Rp.115.000.000
Pembayaran pertama Rp. 25.000.000,00 dicatat dalam buku jurnal pengeluaran kas
sebagai pembayaran utang.
Utang dagang (debet) Rp. 25.000.000,00
Kas (kredit) Rp. 25.000.000,00
Pada praktiknya, banyak prusahaan yang megalokasikan total biaya dari pembelian
berbagai aset atas dasar nilai pasar wajar relatifnya.
Untuk menentukan nilai pasar yang wajar, dapat digunakan suatu taksiran dengan
melakukan perhitungan seperti contoh berikut ini :
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2010, PT Pajar Sidik membeli beberapa aktiva (tanah, rumah,
dan kendaraan) seharga Rp. 800.000.000,00. Aktiva-aktiva tersebut mempunyai nilai
buku dan harga pasar wajar sebagai berikut :
Tanah memiliki nilai buku Rp.250.000.000,00 dan memiliki harga pasar wajar Rp.
250.000.000,00
Truk memiliki nilai buku Rp. 200.000.000,00 dan memiliki harga pasar wajar Rp.
250.000.000,00
Rumah memiliki nilai buku Rp. 350.000.000,00 dan memiliki harga pasar wajar Rp.
500.000.000,00
Berdasarkan identifikasi nilai buku dan harga pasar wajar dari ketiga aktiva tersebut,
nilai yang dapat ditetapkan sebagai harga perolehan dari masing-masing aktiva adalah
sebagai berikut :
Tanah = (Rp. 250.000.000,00/Rp.1.000.000.000,00) x Rp. 800.000.000,00 = Rp.
200.000.000,00
Truk = (Rp. 200.000.000,00/Rp. 1.000.000.000,00) x Rp. 800.000.000,00 = Rp.
160.000.000,00
Rumah = (Rp. 350.000.000,00/Rp. 1.000.000.000,00) x Rp. 800.000.000,00 = Rp.
280.000.000,00
Jurnal Umum :
4). Pencatatan transaksi pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Pertukaran aktiva tetap harus didasarkan pada nilai wajar dari aktiva yang diserahkan
dengan keuntungan dan kerugian yang diakui.
Ada tiga situasi yang berkaitan dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis,
diantaranya adalah :
Contoh :
Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 2006 seharga Rp. 144.000.000,00 dan sampai
dengan 31 Januari 2010 Telah disusutkan Rp. 37.000.000,00. Pada tanggal 8 Januari
2011, ditukar dengan mesin baru yang sejenis dengan harga Rp. 190.000.000,00.
Diminta :
Hitunglah laba/rugi atas pertukaran, jika dalam pertukaran tersebut Menambah uang
tunai Rp. 85.000.000,00!!
Buatlah jurnalnya !!
Jawaban :
Menghitung laba/rugi atas pertukaran.
Nilai buku mesin lama = Harga mesin lama - Akumulasi penusutan
Nilai buku mesin lama = Rp. 144.000.000,00 - Rp. 37.000.000,00
Nilai buku mesin lama = Rp. 107.000.000,00
Selisih nilai buku = Harga beli mesin baru - Nilai buku mesin lama
Selisih nilai buku = Rp. 190.000.000,00 - Rp. 107.000.000,00
Selisih nilai buku = Rp. 83.000.000,00
Maka jurnalnya :
Mesin baru (debet) Rp. 190.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin (debet) Rp. 37.000.000,00
Rugi pertukaran mesin (debet) Rp. 2.000.000,00
Mesin (lama) (kredit) Rp. 144.000.000,00
Kas (kredit) Rp. 85.000.000,00
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan dicatat sebesar harga taksiran atau
sebesar harga pasar wajar, yaitu dengan mendebet akun aktiva tetap yang
bersangkutan dan mengkredit modal sumbangan.
Contoh :
Pada tanggal 5 Juli 2010, suatu koperasi menerima seperangkat peralatan kantor
sebagai sumbangan dari prusahaan rekannya. Harga pasar wajar peralatan kantor yang
bersangkutan adalah Rp. 3.500.000,00.
Maka jurnalnya :
Peralatan kantor (debet) Rp. 3.500.000,00
Modal (kredit) Rp. 3.500.000,00
Contoh :
Harga mesin = Rp. 200.000.000,00
PPN 10% = Rp. 200.000.000,00 x 10% = Rp. 20.000.000,00
Maka yang harus dibayar oleh prusahaan kena pajak = Rp. 200.000.000,00 + Rp.
20.000.000,00
Maka yang harus dibayar oleh prusahaan kena pajak = Rp. 220.000.000,00
Maka jurnalnya :