OLEH :
EVAN FIRDAUS
PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap berwujud merupakan aktiva yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, untuk digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan serta memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun (PSAK 16 Thn 2004).
Aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif
permanen (bermanfaat lama) yang dimiliki dan
digunakan sehari-hari serta tidak untuk dijual kembali
(bukan barang dagangan) serta nilainya relatif tetap.
(S. Munawir, 2002).
1. Lusuh / Aus.
2. Kemampuan berproduksi turun.
3. Ketinggalan teknologi.
Syarat aktiva tetap berwujud untuk dapat
didepresiasikan :
Contoh :
Pada tgl 5 Jan 2000 dibeli sebuah gedung dengan harga perolehan
sebesar Rp 105.000.000 taksiran umur 20 tahun dengan nilai risidu
Rp 5.000.000,00.
Diminta :
1. Hitung besarnya penyusutan tahunan.
2. Susun skedul penyusutan dengan format sederhana.
a. Penyusutan tahunan :
Rp 105.000.000 – Rp 5.000.000 / 20 thn = Rp 5.000.000/thn.
Skedul Penyusutan
Rincian Produksi :
2005 sebanyak 1.800 unit ; 2006 sebanyak 2.200 unit ;
2007 sebanyak 2.500 unit ; 2008 sebanyak 2.600 unit ;
2009 sebanyak 900 unit.
Diminta :
A. Hitung beban penyusutan perunit produk.
B. Hiitung beban penyusutan untuk masing-masing tahun.
C. buat skedul.
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai
metode yang dapat dikelompokkan menurut
kriteria (PSAK 17, IAI 2004) sebagai berikut:
Untuk semua metode diatas, jurnal yang
dicatat perusahaan untuk mengakui adanya
penyusutan sama walaupun nilainya berbeda,
yaitu :
2005
2006
Peng.
Kumul
atif
2007
2008
2009
Jurnal
Pada tahun 2007 saat diputuskannya perubahan metode
penyusutan ini, jurnal untuk mencatat pengaruh
kumulatif perubahan metode adalah :
D : Akumulasi Dep. Mesin Rp………….
K: Saldo Laba Rp ……….
2005
2006
Peng.
Kumulatif
2007
2008
2009
Pada tahun 2007 saat diputuskan
perubahan metode penyusutan ini, beban
penyusutan mesin dihitung secara
langsung menggunakan metode garis
lurus tanpa perlu pengakuan dan
pencatatan atas pengaruh kumulati
perubahan metode.
Jurnal :
D : Beban Dep. Mesin Rp …………..
K: Akum.Dep. Mesin Rp ……………
Pengungkapan Informasi
Sesuai PSAK 16 / 2004, Laporan Keuangan harus
mengungkapkan informasi yang berkaitan
dengan setiap jenis aktiva tetap berwujud sbb :
a. Dasar Penilaian yang digunakan untuk
menentukan nilai perolehan aktiva.
b. Metode Penyusutan yang digunakan.
c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang
digunakan.
d. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan pada
awal dan akhir periode.
e. Rekonsiliasi nilai pada awal dan akhir periode yang
memperlihatkan :
Penambahan.
Pelepasan.
Akuisisi melalui penggabungan usaha.
Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah.
Penurunan nilai.
Penyusutan.
Perbedaan kurs bersih yang timbul dari penjabaran laporan
keuangan suatu entitas asing dan,
Pengklasifikasian kembali.
f. Adanya batasan atas hak milik dan
penggunaan aktiva sebagai jaminan
utang.
g. Kebijakan akuntansi untuk pengeluaran
setelah perolehan uang berkaitan dengan
aktiva tetap berwujud.
H. Jumlah pengeluaran untuk aktiva tetap
berwujud dalam proses kontruksi.
i. Jumlah komitmen untuk akuisisi aktiva
tetap berwujud.
j. Jika aktiva tetap berwujud dicatat pada jumlah
yang dinilai kembali akibat proses kuasi
reorganisasi atau sesuai peraturan pemerintah,
maka harus diungkapkan :
Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva.
Tanggal efektif penilaian kembali.
Nama penilai independen (jika ada).
Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti.
Nilai buku setiap jenis aktiva.
Kenaikan akibat penilaian kembali.
PENGHETIAN AKTIVA TETAP
• Aktiva Tetap yang tidak digunakan
lagi dalam perusahaan dapat
dihentikan (disingkirkan) dengan
cara :
a. Dibuang
b. Dijual.
c. Ditukar dengan Aktiva lain.
Penghetian Aktiva Tetap dengan
Jalan Dibuang.
1.Lebih dahulu diadakan penyesuaian
penyusutan aktiva yang dibuang yang
dimulai dengan awal tahun sampai
saat pembuangan.
2.Nilai buku yang dilaksanakan dengan
cara – cara diatas adalah kerugian
pembuangan.
3.Perkiraan aktiva dan akumulasi harus
memperhatikan saldo nihil setelah
diadakan pencatatan atas
pembuangan.
Contoh kasus.
Pada tanggal 1 Januari 2007 dalam buku besar PT.
Tandang memperlihatkan perkiraan-perkiraan sbb:
Mesin Rp 4.500.000,00 dan Akumulasi Penyusutan
mesin Rp3.500.000,00. Pada tanggal 1 April 2007
mesin tersebut dibuang. Umur mesin 6 tahun dengan
nilai residu Rp300.000,00 mesin tidak dapat dipakai
lagi dalam perusahaan.
Diminta :
a. Hitung nilai buku aktiva mesin tsb.
B. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Menjual Aktiva Tetap
(langkah)
• Harus terlebih dahulu diadakan ayat
penyesuaian atas penyusutan tahun buku
berjalan.
• Rugi / Laba penjualan.
1. Laba jika harga jual lebih tinggi dari
nilai buku setelah diadakan penyesuaian
atas penyusutan tahun buku berjalan.
2. Rugi jika harga jual lebih rendah dari
nilai buku.
Contoh kasus : Penjualan aktiva tetap.
Pada tanggal 1 Jan 2007 dalam buku PT. Alit
Smart. Terdapat perkiraan aktiva tetap mesin
Rp4.250.000,00 dan akumulasi penyusutan
mesin sebesar Rp3.250.000,00. Mesin
disusutkan berdasarkan taksiran umur 5 tahun
dengan nilai residu Rp250.000,00. Pada
tanggal 1 Oktober 2007 mesin tersebut dijual
dengan harga tunai Rp1.000.000,00
Diminta
a. Hitunglah penjualan aktiva tsb.
b. buat jurnal kejadian tsb.
Penukaran Aktiva Tetap Berwujud
Lebih dahulu diadakan penyesuaian atas penyusutan aktiva
tetap yang ditukar pada tahun buku berjalan (awal periode
akuntansi sampai dengan saat penukaran).
Rugi/laba pertukaran tak diakui, maka diperlakukan :
1. Laba pertukaran, apabila dalam pertukaran itu laba tersebut
diperlakukan sebagai pengurangan harga perolehan aktiva
tetap yang baru.
2. Rugi pertukaran, apabila dalam pertukaran rugi maka
pertukaran tersebut diperlukan sebagai penambah harga
perolehan aktiva tetap yang baru.
Rugi/laba pertukaran.
Aktiva tetap dicatat ke perkiraan laba/rugi pertukaran.
Contoh kasus : Pertukaran Aktiva Tetap.
Pada tanggal 1 Jan 2007 dalam buku PT. Angkrek
Kumuh terdapat perkiraan Mesin Rp4.500.000,00;
akumulasi penyusutan mesin Rp2.400.000,00. Mesin
tersebut disusutkan dengan metode garis lurus.
Taksiran umur mesin 5 tahun dengan nilai residu
Rp500.000,00.
Pada tanggal 10 Juni 2007 mesin tersebut ditukar
dengan mesin baru yang harga belinya Rp 6.700.000,00.
Pada waktu pertukaran dibayar tunai Rp 4.750.000,00.
Mesin baru ditaksir setelah 5 tahun akan mempunyai
nilai residu Rp450.000,00.
Berdasarkan keterangan diatas saudara diminta :
a. Perhitungan dalama pertukaran tersebut.
B.Jurnal umum dan jurnal penyesuaian jika dalam
pertukaran tersebut Laba/Rugi diakui dan Laba Rugi
tidak diakui.
DEPLESI (DEPLETION)
Merupakan turunnya atau berkurangnya harga
perolehan atau turunnya sumber-sumber alam
seperti : tambang, perusahaan kayu dan lain-lain
disebabkan oleh pengolahan sumber-sumber
alam.
Perhitungan Deplesi :
a. Harga perolehan aktiva.
b. Taksiran nilai residu.
c. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat
dieksploitir.
Perbedaan Deplesi dgn Depresiasi
Deplesi adalah pengakuan atas pengurangan harga
perolehan sumber-sumber alam sedang depresiasi
merupakan pengakuan pengurangan aktiva tetap.
Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak diganti
secara langsung dengan aktiva yang sama jika aktiva
tersebut telah habis, sedang depresiasi digunakan untuk
aktiva yang umumnya diganti jika aktiva tersebut telah
habis.
Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan
langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang
dapat dijual sedang depresiasi alokasi harga perolehan
aktiva tetap yang bersangkutan menghasilkan atau
produksi pada periode yang bersangkutan.
Contoh kasus : Penerapan Deplesi.
PT. Tandang Sumedang membeli sebidang
tanah yang mengandung tambang dengan
harga perolehan Rp250.000.000,00 taksiran
hasil tambang adalah 600.000 ton. Nilai
tanah setelah dieksploitisir ditaksir
Rp10.000.000,00. Pada tahun I dapat
dihasilkan sebanyak 70.000 ton.
Berdasarkan keterangan diatas diminta :
a. Menghitung deplesi per ton produksi.
B. Menghitung deplesi pada tahun pertama (I).
C. Buatlah jurnal umum atas deplesi tahun pertama.
REVISI
(PERBAIKAN PERHITUNGAN DEPLESI)
Aktiva Kewajiban
Kas 10 Utang dagang 50
Piutang (nilai realisasi bersih) 20
Persediaan 30
Tanah 100 Ekuitas
Gedung Pabrik (nilai buku) 300 Modal Saham 300
Peralatan kantor (nilai buku) 50 Tambahan modal disetor 100
Saldo Laba 60
Total Aktiva 510 Total Kewajiban dan Ekuitas 510
Semua aktiva dan kewajiban Pt. Sekar dinilai kembali
berdasarkan nilai wajar sbb :
Berapa good will dan jurnal.
Kas 10 10
Piutang (nilai realisasi bersih) 20 15
Persediaan 30 25
Tanah 100 500
Gedung Pabrik 300 400
Peralatan Kantor 50 10
Utang dagang (50) (50)
Aktiva bersih 460 910
Goodwill Negatif
Terjadi biaya akuisisi bisa lebih rendah daripada bagian
pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang
dapat diisentifikasi pada tanggal akuisisi.
Jika hal ini terjadi, maka nilai wajar aktiva nonmoneter
yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional
sampai seluruh selisih yang terjadi di eliminasi.
Apabila setelah nilai wajar aktiva nonmoneter diturunkan
seluruhnya sampai saldo menjadi nol dan ternyata masih
terdapat sisa selisih yang belum dieliminasi, maka sisa
selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan
diperlukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan.
Pendapatan yang ditangguhkan ini diakui sebagai
pendapatan secara sistematis selama suatu periode
yang tidak kurang dari 20 tahun.
Contoh kasus : Goodwill negatif.
Jika dalam kasus tadi, PT. Langgeng mengakuisisi PT. Sekar dengan
nilai hanya sebesar Rp 810 jt, sedangkan nilai wajar aktiva bersih
Pt.Sekar adalah Rp 910 jt. Selisih Rp 100 jt ini akan dikurangkan
secara proposional kedalam aktiva nonmoneter, yaitu aktiva
persediaan, tanah, gedung pabrik, dan peralatan kantor dengan
perhitungan sbb :
Tanah 500.000.000
Total 935.000.000
Amortisasi Goodwill