Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI PENGANTAR 2

Dosen Pengampu:
David Sulistiyantoro, S.E.,M.Acc.,Ak.
Visi dan Misi Prodi Akuntansi

VISI
“Menjadi Prodi Akuntansi yang Unggul
dan Terdepan dalam Bidang Akuntansi
Berbasis Teknologi Informasi dan
Kewirausahaan di Tingkat Nasional pada
Tahun 2037 serta Mewarisi Nilai-Nilai
Kejuangan Jenderal Achmad Yani”
Visi dan Misi Prodi Akuntansi
MISI
1. Melaksanakan pendidikan akuntansi yang bermutu dan responsif untuk
kemajuan teknologi informasi dan kewirausahaan;
2. Melaksanakan kegiatan penelitian akuntansi yang unggul di bidang
teknologi informasi dan kewirausahaan untuk berkontribusi pada ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya bangsa dan menghasilkan produk-
produk inovasi berbasis teknologi;
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk
implementasi ilmu akuntansi berbasis teknologi informasi dan
kewirausahaan yang berdaya guna dan berhasil guna;
4. Melakukan kerja sama ilmu akuntansi yang berkelanjutan dengan
stakeholder untuk mewujudkan daya saing global;
5. Menyelenggarakaan dan mengembangkan manajemen di pendidikan
akuntansi yang baik dan mandiri (Good University Governance);
6. Pendidikan akuntansi yang mendalami dan mengembangkan nilai-nilai
kejuangan Jenderal Achmad Yani untuk diterapkan oleh sivitas
akademika dan pendukungnya
Capaian Mata Kuliah
1. Mahasiswa mampu menghitung depresiasi sumber daya alam
yang dapat diekstraksi secara periodik.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah mendasar terkait
dengan akuntansi untuk aset tak berwujud.
3. Mahasiswa mampu menunjukkan bagaimana melaporkan aset
tetap, sumber daya alam, dan aset takberwujud.
Bahan Kajian
Aset tetap, Sumber Daya Alam, dan Aset Takberwujud
1. Aset takberwujud
2. Penyajian dan analisis laporan
3. Lampiran 9A: pertukaran aset tetap
4. Perspektif lain

Weygant, Slamet Sugiri


Aset Takberwujud

• Aset takberwujud adalah hak, keistimewaan, dan keunggulan kompetitif


yang dihasilkan dari kepemilikan aset berumur panjang yang tidak
memiliki substansi fisik.
• Aset takberwujud dapat muncul dari sumber:
– Hibah pemerintah, seperti hak paten, hak cipta, lisensi, merek dagang, dan nama dagang.
– Akuisisi bisnis lain, di mana harga pembelian termasuk pembayaran untuk goodwill.
– Pengaturan monopoli swasta yang timbul dari perjanjian kontrak, seperti waralaba dan
sewa.
* Goodwill merupakan representatif angka yang lebih besar dari nilai buku yang dibayarkan
suatu perusahaan untuk bisa mendapatkan perusahaan lain.
* Misalnya Perusahaan A ingin membeli Perusahaan B untuk ekspansi usahanya. Perusahaan
B memiliki total Aset Rp. 1000, total liabilitas Rp. 350, total equity Rp. 650. Setelah
nego, deal harga Rp. 850.
* Total aset bersih perusahaan B adalah Total aset - total kewajiban 1000- 350 = 650, namun
dibeli dengan harga 850, ada selisih 200 (goodwill).
*Jurnal perusahaan A: Aset 1.000
Goodwill 200
Kas 850 Liabilitas
350
Aset Takberwujud

Akuntansi Aset Takberwujud:


• Perusahaan mencatatnya dengan biaya perolehan.
• Dikategorikan memiliki umur manfaat yang terbatas atau umur manfaat
tidak terbatas.
• Terbatas: perusahaan mengalokasikan biaya perolehan selama umur
manfaat aset tetap dengan menggunakan proses yang serupa dengan
penyusustan.
• Proses pengalokasian biaya aset takberwujud disebut amortisasi.
• Biaya aset takberwujud dengan umur tidak terbatas tidak boleh
diamortisasi.
• Aset takberwujud biasanya diamortisasi dengan metode garis lurus.
Misalnya membeli paten dengan biaya perolehan 720.000. umur manfaat
8 tahun. Beban amortisasi tahunan adalah 720.000/8 = 90.000.
Jurnalnya: Beban Amortisasi 90.000
Paten 90.000
Beban amortisasi sebagai beban operasi dalam laporan laba rugi
Aset Takberwujud

Paten adalah hak ekslusif yang dikeluarkan oleh kantor paten yang
memungkinkan penerima memproduksi, menjual, atau mengendalikan
penemuan selama beberapa tahun sejak tanggal pemberian. Banyak negara
mengakui selama 20 tahun. Paten tidak dapat diperbaharui tetapi dapat
memperpanjang masa berlaku.
• Biaya perolehan awal paten adalah harga tunai atau setara kas yang
dibayarkan untuk memperoleh hak paten.
• Pemegang paten mengamortisasi biaya perolehan paten atas umur hukum
atau umur manfaatnya, mana yang lebih pendek.
Hak Cipta adalah pemerintah memberi pemilik hak eksklusif untuk memproduksi
kembali dan menjual karya seni atau publikasi. umur yang diakui seluruh
negara 70 tahun.
Merek Dagang atau Nama Dagang adalah kata, frasa, sajak, atau simbol yang
mengidentifikasi perusahaan atau produk tertentu. Umur yang diakui diseluruh
dunia 20 tahun. Jika perusahaan membeli merek dagang, biaya perolehannya
adalah harga pembelian. Tetapi pada saat perusahaan mengembangkan dan
memelihara merek dagang, biaya yang timbul dengan kegiatan ini dibebankan
pada saat terjadinya. Umur manfaat yang tidak terbatas.
Aset Takberwujud
Waralaba dan Lisensi
Waralaba (franchise) adalah pengaturan kontrak antara pemberi waralaba dan penerima
waralaba.
Lisensi adalah pemberian izin dari pemilik barang/ jasa kepada pihak yang menerima lisensi
untuk menggunakannnya.
Pembayaran tahunan yang dilakukan berdasarkan perjanjian waralaba dicatat sebagai beban
operasi pada saat terjadinya.
Ketika perusahaan dapat mengidentifikasi biaya perolehan dengan pembelian waralaba/ lisensi,
perusahaan harus mengakui aset tak berwujud.
Good Will, aset tak berwujud terbesar yang muncul pada laporan posisi keuangan perusahaan.
Termasuk manajemen yang luar biasa, lokasi yang diinginkan, karyawan terampil, dll.
Biaya Penelitian dan Pengembangan adalah pengeluaran yang dapat menyebabkan paten, hak
cipta, proses baru, dan produk baru. Biaya dalam tahap penelitian dibebankan pada saat
terjadinya. Adanya ketidakpastian dalam mengidentifikasi jumlah dan waktu manfaat masa depan
(sulit).
Kasus: A menghabiskan 1 juta untuk penelitian, 2 juta untuk pengembangan produk baru. 500.000
dikeluarkan sebelum kelayakan teknologi, dan 1.500.000 setelah kelayakan teknologi telah
terlihat.
Biaya Penelitian 1.000.000
Beban Pengembangan 500.000
Biaya Pengembangan 1.500.000
Kas 3.000.000
Penyajian dan Analisis Laporan

• Biasanya perusahaan menggabungkan aset tetap dan sumber daya alam


dalamm “Aset Tetap” pada laporan posisi keuangan.
• Perusahaan menunjukkan aset tak berwujud terpisah.

Laporan Keuangan Astra Internatio


nal

Analisis: Dengan menggunakan rasio, kita dapat menganalisis seberapa efisien


perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio
perputaran aset menganalisis produktivitas aset perusahaan.
Misalnya: berapa won dari penjualan perusahaan untuk setiap won yang
diinvestasikan dalam aset. Penjualan neto untuk tahun terakhir adalah 90.222
miliar. Total aset akhir adalah 64.782 miliar, dan aset awal adalah 54.080
miliar.
Penjualan Neto/ rata-rata total aset = rasio perputaran aset
90.222/((64.782+54.080)/2) = 1.52 (setiap won yang diinvestasikan dalam aset
akan menghasilkan 1.52 dalam penjulannya).
Lampiran 9A: Pertukaran Aset Tetap

Biasanya perusahaan mencatat keuntungan atau kerugian pada


pertukaran aset tetap. Alasan untuk mengakui keuntungan atau
kerugian adalah bahwa kebanyakan pertukaran memiliki
substansi komersial.pertukaran memiliki substansi komersial jika
arus kas masa depan berubah sebagai akibat dari pertukaran.
Perlakuan Kerugian
Dilustrasikan
Bagas menukar satu set truk bekas ditambah kas
truk untuk truk semi baru. Truk bekas
mempunyai nilai buku gabungan sebesar $42.000
(biaya perolehan $64.000 - $22.000 akumulasi
(Penyusutan) agen pembelian bagas dipasar
bekas, menunjukkan bahwa truk bekas memiliki
nilai wajar sebesar$26.000. Selain truk Bagas
harus membayar $17.000 untuk truk semi.
Nilai wajar truk bekas $26.000
Kas yang dibayar $17.000+
Biaya perolehan truk semi $ 43.000

Jadi bagas menimbulkan kerugian atas pelepasan aset


tetap sebesar $16.000 dalam pertukaran ini.
Alasannya adalah nilai buku truk bekas memiliki nilai
wajar truk tersebut.
Nilai buku truk bekas ($64.000-$22.000) $42000
Nilai wajar truk bekas ($26000)
Kerugian atas pelepasan aset tetap $16000
Perspektif Lain

TAMBAHAN PENGETAHUAN
GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) (CASH
BASIS) VS IFRS (International Financial Reporting
Standards) (ACRUAL BASIS)
• GAAP mengikuti sebagian besar prinsip yang sama
dengan IFRS dalam akuntansi untuk properti, pabrik,
dan peralatan. Namun ada beberapa perbedaan dalam
penerapannya IFRS memungkinkan penggunaan
revaluasi aset tetap, dan juga memerlukan
penggunaan penyusutan komponen. Selain itu, ada
beberapa perbedaan yang signifikan dalam akuntansi
untuk aset takberwujud dan penurunan nilai.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai