Anda di halaman 1dari 18

Analisis Aktifitas Investasi

Fitri Kurnia, S.E, M.Sc


Aset
 Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan
untuk tujuan menghasilkan laba. Aset dikategorikan menjadi
dua kelompok-saat ini dan tidak lancar.
 1. Aset lancar: sumber daya yang dapat segera dikonversi
menjadi kas (uang tunai) dalam siklus operasi perusahaan.
meliputi kas, setara kas, piutang, persediaan, dan biaya
dibayar dimuka.
 2. Aset jangka panjang (aset tidak lancar): sumber daya yang
diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan
selama periode melebihi periode berjalan. meliputi: tanah
dan properti, pabrik, peralatan, aset tak berwujud, investasi,
dan beban tangguhan.
Aset lancar
mencakup kas dan aset lain yang dapat dikonversi
menjadi kas, biasanya dalam siklus operasi
perusahaan. perusahaan manufaktur: meliputi aktivitas
operasi meliputi pembelian bahan baku dan
dikonversikan menjadi barang jadi, dan kemudian
menjual dan menagih kas dari piutang. Aset lancar
diharapkan dapat dijual, dikumpulkan, atau digunakan
dalam satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih
lama.
Kas dan Setara Kas Kas
aset yang paling likuid, mencakup mata uang yang
tersedia dan dana deposito. Setara kas: investasi jangka
pendek yang sangat likuid yang mudah dikonversi
menjadi kas dan jatuh tempo yang sangat pendek
sehingga memiliki risiko minimal terkait perubahan
harga akibat pergerakan suku bunga. Investasi setara
kas memiliki jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Contoh: surat utang negara jangka pendek, surat
berharga, dan reksa dana pasar uang. Yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara atas kelebihan
kas
Piutang dan Penilaian Piutang
jumlah yang harus dibayarkan perusahaan yang timbul
akibat penjualan produk atau jasa, atau dari uang muka
(peminjaman uang) ke perusahaan lain. Piutang usaha
mengacu pada jumlah yang harus dibayarkan kepada
perusahaan yang timbul akibat penjualan produk dan
jasa. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis atas
hutang yang jatuh dibayarkan. Penialaian piutang
dapat dapat dianalisis berdasarkan pengalaman masa
lalu atas kondisi ekonomi sebagai alat prediksi dalam
memperhitungkan kondisi saat ini.
Informasi Menilai Resiko Penagihan
Piutang
Informasi yang berguna harus diperoleh dari sumber lain
atau dari perusahaan. Alat analisis untuk menyelidiki
kolektibilitas meliputi:
 Membandingkan piutang pesaing sebagai persentase
penjualan dengan piutang perusahaan yang sedang dianalisis.
 Memeriksa pemusatan pelanggan—risiko meningkat jika
piutang terpusat pada satu atau sedikit pelanggan.
 Menghitung dan memeriksa tren rata-rata periode
penagihan piutang yang dibandingkan dengan jangka waktu
kredit umum untuk industri tersebut.
 Menentukan bagian piutang yang merupakan
perpanjangan piutang atau wesel tagih sebelumnya.
Dibayar di muka
• Biaya dibayar di muka adalah pembayaran dimuka
(uang muka) untuk jasa atau barang yang belum
diterima.
 • Contohnya adalah pembayaran di muka untuk sewa,
pembelian barang, asuransi, utilitas, dan pajak
properti.
Akuntansi Penilaian Persediaan
• Persediaan (inventories) adalah barang yang dimiliki
untuk dijual sebagai bagian dari operasi bisnis normal
perusahaan. Persediaan awal + Pembelian neto – beban
pokok penjualan = persediaan akhir Beban pokok
barang yang tersedia untuk dijual (=persediaan awal +
Biaya persediaan yang diperoleh selama periode
tersebut) Persediaan akhri (laporan posisi keuangan)
Beban pokok penjualan (laporan laba rugi)
 Akuntansi Penilaian Persediaan Dalam mengilustrasikan asumsi arus biaya yang
tersedia, dapat dilihat sebagai berikut: First-In, First-Out.Metode ini mengasumsikan
bahwa unit pertama yang dibeli adalah unit pertama yang dijua pada awal periode.
Dalam FIFO, perhitunga laba kotor perusahaan adalah sebagai berikut: Persediaan
pada 1 januari tahun ke 2
 40 unit @ $500 : $ 20.000
 Persediaan yang dibeli selama tahun berjalan
 60 Unit @ $600 : $ 36.000
 Beban pokok barang yang tersedia untuk dijual
 100 unit :$ 56.000
 Diasumsikan bahwa sepanjang tahun terjual 30 unit seharga $800 dan pendapatan
penjualan $24000
1. Dengan FIFO maka laba kotor perusahaan sbb:
Penjualan : $24000
HPP(30@500): $15000
Laba kotor : $ 9000
2. LIFO, Akuntansi Penilaian Persediaan Last-In, First-Out
Di bawah asumsi penetapan biaya persediaan LIFO, unit
persedian yang masuk terakhir keluar pertama”. Laba kotor,
oleh karena itu, dihitung sebagai berikut:
Penjualan :$ 24.000
Harga Pokok penjualan (30@ $600): $ 18.000
Laba bruto :$ 6.000
3. biaya rata-rata
 Penjualan $ : $24.000
Harga Pokok Penjualan (30@ $560) : $16.800
Laba bruto $ 7.200
Analisis persediaan
1. Dampak persediaan terhadap profitabilitas: FIFO memberikan
laba kotor lebih tinggi, karena biaya persediaan lebih rendah
dibanding pendapatan
2. Dampak terhadap neraca: ketika harga meningkat, LIFI
melaporkan persediaan akhir pada harga lebih rendah dibanding
biaya pengganti, hasilnya neraca perusahan yang menggunakan
LIFO mencerminkan investasi lancar perusahaan
3. Dampak terhadap arus kas: peningkatan laba kotor dengan FIFO,
laba sebelum pajak menjadi tinggi.
4. Biaya persediaan manufaktur dan peningkatan produksi:
A. Bahan baku
B. Tenaga kerja
C. overhead
Akuntansi Aset Jangka Penjang
 Aset Jangka Panjang Akuntansi Aset Jangka Panjang
  Kapitalisasi adalah proses menangguhkan biaya yang
terjadi pada periode berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan
berlanjut sampai satu periode atau lebih di masa depan.
  Alokasi adalah pembebanan biaya yang ditangguhkan
(aset) secara periodik dalam satu atau lebih masa manfaat
yang diharapkan di masa depan.
  Penurunan nilai adalah proses penurunan nilai buku aset
ketika arus kas yang diharapkan tidak lagi cukup untuk
menutupi sisa biaya yang dilaporkan di dalam laporan
posisi keuangan.
Aset tak berwujud
Aset tak berwujud merupakan hak, keistimewaan, dan
manfaat kepemilikan /pengendalian. Dua karakteristik
umumnya adalah tingginya ketidakpastian masa
manfaat dan tidak adanya wujud fisik:
A. Aset tak berwujud seringkali tidak dapat dipisahkan
dari suatu perusahaan
B. Masa manfaat tidak terhingga
C. Mengalami perubahan besar karena kondisi
kompetitif
Akuntansi Aset Tak Berwujud
 1. aset tak berwujud yang dapat di identifikasi: aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan
dengan hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat
terbatas., contoh: paten, merk dagang, hak cipta, franchise.
 2. aset tak berwujud tak dapat diidentifikasi: masa manfaat tak
hingga, contoh goodwill. Goodwill menunjukkan kemampuan
laba.
 3. Amortisasi Aset tak berwujud
 Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak
dapat diidentifikasi, biaya ini selanjutnya harus diamortisasi
sepanjang periode manfaat aset ini. Jangka waktu masa manfaat
tergantung jenis aset tak berwujud, kondisi permintaan, situasi
kompetitif, dan hukum
Menganalisis Aset Tak Berwujud
Banyak analis mengasosiasikan aset tak berwujud
dengan risiko. Kami mengharapkan kewaspadaan dan
pemahaman saat mengevaluasi aset tak berwujud.
Dalam analisis aset tak berwujud perlu untuk
membuat estimasi sendiri mengenai penilaian aset.
Goodwill tidak membutuhkan amortisasi dan auditor
mengalami masa sulit, dengan aset tak berwujud
terutama goodwill, karena sulit menilai aset tak
berwujud yang belum di amortisasi.
Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam
 Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset pabrik) adalah aset
berwujud tidak lancar yang digunakan dalam berbagai proses
manufaktur, penjualan, atau jasa untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas selama lebih dari satu periode.
Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan menggunakan biaya
historis menunjukkan perusahaan awalnya mencatat aset
sebesar harga belinya yang mencakup pengiriman,
pemasangan, pajak, dan pemasangan. Menilai Sumber Daya
Alam disebut aset yang dihabiskan, adalah hak untuk
mengambil atau mengkonsumsi sumber daya alam. Meliputi
biaya pencarian, eksplorasi, dan pengembangan. Depresiasi
(penyusutan) adalah alokasi biaya pabrik dan peralatan (tanah
tidak disusutkan) selama masa manfaatnya.
Tingkat Penyusutan
Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor: 1.
Masa manfaat yang diasumsikan pada pada umur
(masa) aset didasarkan pada kondisi ekonomi,
pemahaman teknis, pengalaman, dan informasi
mengenai fisik dan sifat produktif aset.. 2. Metode
alokasi Setelah masa manfaat aset ditentukan,
penyusutan periodik biaya tergantung pada metode
alokasi.
Tugas:
1. Penyusutan akuntansi tidak sempurna untuk tujuan
analisis, kemukakan pendapat saudara mengenai
pernyataan ini!
2. Aspek Apa saja yang termasuk dalam goodwill yang
harus diwaspadai seorang analis dalam menganalisis
laporan keuangan, jelaskan!
3. Bandingkan dan lihat perbedaan dampak metode
Biaya persediaan Lifo dan Fifo terhadap laba pada
periode inflasi!
4. Jelaskan implikasi Goodwill terhadap prosedur
akuntansi terkini!
Tugas di kumpul hari ini (deadline jam 12.45) antar k

Anda mungkin juga menyukai