Dosen Pengampu :
Dr. Made Reina Candradewi, S.E., M.Sc.
Disusun Oleh :
Kelompok 2 (Kelas H3)
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
Bab III
Accounting for Financial Management
Aliran arus kas yang diharapkan dihasilkan perusahaan di masa depan menentukan nilai
fundamentalnya (juga disebut nilai intrinsik). Namun bagaimana cara investor memperkirakan
arus kas masa depan, dan bagaimana manajer memutuskan Tindakan mana yang paling
mungkin meningkatkan arus kas. Langkah pertama adalah memahami laporan keuangan yang
harus disediakan oleh perusahaan publik kepada publik. Oleh karena itu, kita mulai dengan
pembahasan laporan keuangan, termasuk bagaimana menafsirkannya dan bagaimana
menggunakannya. Nilainya tergantung pada arus setelah pajak, jadi kami memberikan
gambaran umum tentang sistem pajak pendapatan federal dan menyoroti perbedaan antara
pendapatan akuntansi dan arus kas.
3.1 Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan
Sebuah perusahaan laporan tahunan biasanya dimulai dengan penjelasan pimpinan
mengenai hasil operasi perusahaan selama setahun terakhir dan diskusi mengenai
perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi di masa depan. Laporan tahunan juga
menyajikan empat laporan keuangan dasar – neraca keuangan, laporan laba rugi, laporan
ekuitas pemegang saham, dan laporan arus kas.
Materi tertulis kuantitatif dan kualitatif sama pentingnya. Laporan keuangan
melaporkan apa yang sebenernya telah terjadi terhadap aset, pendapatan, dividen, dan arus kas
selama beberapa tahun terakhir, sedangkan materi tertulis berupaya menjelaskan mengapa
segala sesuatunya menjadi terjadi.
3.2.a Aktiva
Uang tunai, investasi jangka pendek, piutang, dan inventaris dicatat sebagai aset lancar
karena diharapkan dapat mengubahnya menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. Beberapa
surat berharga akan segera jatuh tempo, dan ini dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang
tunai dengan harga mendekati nilai bukunya. Sekuritas seperti itu disebut setara kas dan
disertakan dengan uang tunai. Jenis surat berharga lainnya memilki jangka waktu yang lebih
lama hingga jatuh temponya (namun masih kurang dari satu tahun). Nilai pasarnya kurang
dapat diprediksi, sehingga tidak dimasukkan dalam kas atau setara kas. Metode FIFO (First in,
first out) metode akuntansi persediaan untuk memperkirakan biaya produksi dan nilai sisa
persediaan. Metode FIFO mengasumsikan, untuk tujuan akuntansi saja, bahwa barang pertama
yang ditempatkan dalam persediaan adalah barang pertama yang digunakan dalam produksi.
Sebaliknya LIFO (Last in, first out), metode ini mengasumsikan bahwa barang yang terakhir
ditempatkan dalam persediaan adalah barang yang pertama kali digunakan dalam produksi.
(Tidak peduli metode mana yang dipilih perusahaan untuk tujuan akuntansi, perusahaan
sebenernya dapat menggunakan inventaris dalam urutan apa pun yang diinginkannya.) Selama
periode inflasi dimana harga meningkat, pembelian bahan baku lama memilki biaya lebih
rendah dibandingkan pembelian baru. Ini berarti FIFO akan melaporkan harga pokok penjualan
yang lebih rendah pada laporan laba rugi dibandingkan LIFO (karena FIFO mengasumsikan
bahwa barang-barang lama akan digunakan terlebih dahulu) namun akan melaporkan nilai sisa
persediaan yang lebih tinggi pada neraca. Ketika perusahaan menggunakan FIFO dan karena
telah terjadi inflasi : (1) Persediaan neracanya lebih tinggi dibandingkan jika menggunakan
LIFO. (2) Harga pokok penjualannya lebih rendah dibandingkan dengan harga pokok LIFO.
(3) Oleh karena itu, laba yang dilaporkan lebih tinggi.
Daripada memperlakukan seluruh harga pembelian aset jangka panjang (pabrik atau
peralatan) sebagai beban pada tahun pembelian, akuntan “menyebar” biaya pembelian selama
masa manfaat aset. Jumlah yang mereka bebankan setiap tahun disebut beban penyusutan.
Beberapa perusahaan melaporkan jumlah yang disebut pabrik dan peralatan kotor, yang
merupakan total biaya aset jangka panjang yang mereka miliki, dan jumlah lainnya disebut
akumulasi penyusutan, yaitu jumlah total penyusutan yang dibebankan pada aset tersebut.
Beberapa perusahaan, melaporkan hanya pabrik dan peralatan bersih, yaitu pabrik dan
peralatan kotor dikurangi akumulasi penyusutan.
EBITDA tidak berguna bagi manajer dan analis dibandingkan arus kas bebas, jadi biasanya
berfokus pada arus kas bebas dibandingkan EBITDA.
Pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa, yang sama dengan
pendapatan dikurangi biaya, pajak, dan dividen pilihan (tetapi sebelum membayar dividen
umum), umumnya disebut sebagai pendapatan bersih. Pendapatan bersih disebut juga
keuntungan akuntansi, laba, atau pendapatan, khususnya dalam laporan berita keuangan.
Membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar menghasilkan laba per saham atau
earnings per share (EPS).
3.4 Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Perubahan ekuitas pemegang saham selama periode akuntansi dilaporkan dalam
laporan ekuitas pemegang saham. Gambar 6-3 menunjukkan bahwa MicroDrive memperoleh
$220 juta selama tahun 2018, membayar dividen umum sebesar $50 juta, dan mengembalikan
$170 juta ke dalam bisnisnya. Dengan demikian, item neraca “Laba ditahan” meningkat dari
$800 juta pada akhir tahun 2017 menjadi $970 juta pada akhir tahun 2018.5Kolom terakhir
menunjukkan ekuitas pemegang saham awal, perubahan apa pun, dan ekuitas pemegang saham
akhir tahun.
Perhatikan bahwa “Laba ditahan” bukanlah tumpukan uang yang menunggu untuk
digunakan itu tidak mewakili aset melainkan tuntutan terhadap aset. Pada tahun 2018,
pemegang saham MicroDrive mengizinkannya menginvestasikan kembali $170 juta ($220 laba
bersih2 $50 juta dividen) daripada membagikan uang tersebut sebagai dividen, dan manajemen
membelanjakan uang ini untuk aset baru. Dengan demikian, laba ditahan, sebagaimana
dilaporkan di neraca, tidak mewakili uang tunai dan tidak “tersedia” untuk pembayaran dividen
Dimana laba bersih di sini adalah laba bersih yang tersedia untuk didistribusikan kepada
pemegang saham biasa. Depresiasi dan amortisasi biasanya merupakan item non kas terbesar,
dan dalam banyak kasus item non kas lainnya secara kasar bernilai nol. Untuk alasan ini,
banyak analis berasumsi bahwa arus kas bersih sama dengan laba bersih ditambah depresiasi
dan amortisasi:
Kita umumnya akan mengasumsikan bahwa Persamaan 6-2 berlaku. Namun, harus diingat
bahwa Persamaan 6-2 tidak akan mencerminkan dengan tepat arus kas bersih ketika terdapat
item non kas signifikan lainnya selain depresiasi dan amortisasi.
Kita dapat menganggap arus kas bersih sebagai keuntungan yang akan dimiliki oleh
perusahaan jika tidak perlu mengganti aset tetap saat aset tersebut aus. Ini mirip dengan arus
kas bersih dari aktivitas operasional yang tercantum dalam laporan arus kas, kecuali bahwa
arus kas bersih dari aktivitas operasional juga mencakup dampak modal kerja. Laba bersih,
arus kas bersih, dan arus kas bersih dari aktivitas operasional masing-masing memberikan
wawasan tentang kesehatan keuangan perusahaan.
3.7 Free Cash Flow : The Cash Flow Available for Distribution to Investor
Nilai intrinsic suatu perusahaan ditentukan oleh aliran arus kas yang diharapkan
diterima investor saat ini dan di masa depan. Perusahaan menghasilkan arus kas ini melalui
aktivitas operasinya. Ini disebut Free Cash Flow (FCF). Kita dapat menghitung FCF dengan
dua cara berbeda—melalui cara penggunaannya dan cara pembuatannya.
Dilihat dari cara penggunaannya, FCF adalah arus kastersedia untuk didistribusikan
kepada semua investor perusahaan setelah perusahaan melakukan semua investasi yang
diperlukan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan.
Dilihat dari cara pembuatannya, FCF sama dengan laba operasional setelah pajak
dikurangi jumlah investasi baru pada modal kerja dan aset tetap yang diperlukan untuk
mempertahankan bisnis.
Gambar 6-5 menunjukkan lima langkah dalam menghitung arus kas bebas.
Jika dua perusahaan mempunyai jumlah utang yang berbeda, sehingga jumlah
beban bunganya berbeda, maka kedua perusahaan tersebut mungkin mempunyai kinerja
operasional yang sama namun laba bersihnya berbeda.
Perusahaan yang mempunyai utang lebih banyak akan mempunyai laba bersih yang
lebih rendah. Laba bersih memang penting, namun tidak selalu mencerminkan kinerja
sebenarnya dari operasi perusahaan atau efektivitas para manajernya. Ukuran yang lebih
baik untuk membandingkan kinerja manajer adalah laba operasional bersih setelah pajak
(NOPAT), yaitu jumlah keuntungan yang akan dihasilkan perusahaan jika tidak memiliki
utang dan tidak memiliki aset keuangan. NOPAT didefinisikan sebagai berikut:
Selain modal kerja, sebagian besar perusahaan juga menggunakan aset jangka
panjang untuk menunjang operasionalnya. Total net operating capital, biasa disebut net
operating capital or operating capital adalah jumlah dari NOWC and operating long-term
assets. Berikut definisinya dalam bentuk persamaan:
kita juga bisa menghitung total modal operasional bersih dengan melihat sumber
dananya. Total investor-supplied capital didefinisikan sebagai total dana yang disediakan
oleh investor seperti utang wesel, obligasi jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas
biasa. Berikut definisinya dalam bentuk persamaan:
“total net operating capital” is a mouthful, memang tidak masuk akal, begitulah
kita sering menyebutnya operating capital atau hanya capital. Selain itu, kecuali kita
secara spesifik menyebutkan “investor supplied capital,” yang kita maksud adalah total
net operating capital.
4. Net Investment in Operating Capital
MicroDrive memiliki total modal operasional bersih sebesar $2,490 pada akhir
tahun 2017 dan $3,050 pada akhir tahun 2018.
Mengganti Gross investment pada fixed assets dengan Investasi bersih pada Net
investment di aset tetap + Depreciation di kolom kedua. Persamannya menjadi:
Free Cash Flow (FCF) adalah jumlah uang tunai yang tersedia untuk didistribusikan
kepada semua investor, termasuk pemegang saham dan pemegang hutang. Ada lima
kegunaan baik untuk FCF:
1. Membayar bunga kepada pemegang hutang, dengan mengingat bahwa biaya bersih
yang ditanggung perusahaan adalah beban bunga setelah pajak.
2. Membayar hutang kepada pemegang utang; yaitu melunasi sebagian utangnya.
3. Membayar dividen kepada pemegang saham.
4. Membeli kembali saham dari pemegang saham.
5. Membeli investasi jangka pendek atau aset non-operasional lainnya.
Free Cash Flow adalah jumlah uang tunai yang tersedia untuk didistribusikan
kepada investor; jadi nilai fundamental suatu perusahaan bagi investornya bergantung pada
nilai sekarang dari FCF yang diharapkan di masa depan, didiskontokan dengan biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC) perusahaan. FCF adalah arus kas yang tersedia untuk
didistribusikan kepada investor. Oleh karena itu, nilai fundamental suatu perusahaan
terutama bergantung pada ekspektasi FCF di masa depan
3.8 Perfomance Evaluation
Karena arus kas bebas mempunyai dampak yang besar terhadap nilai, manajer dan
investor dapat menggunakan FCF dan komponennya untuk mengukur kinerja perusahaan.
1. The Return on Invested Capital
Apakah arus kas bebas negatif selalu buruk? Jawabannya adalah, “Belum tentu; itu
tergantung pada mengapa arus kas bebas negatif.” Pertanda buruk jika FCF negatif karena
NOPAT negatif, kemungkinan besar perusahaan sedang mengalami masalah operasional.
Namun, banyak perusahaan dengan pertumbuhan tinggi memiliki NOPAT positif tetapi
FCF negatif karena mereka melakukan investasi besar pada aset operasi untuk mendukung
pertumbuhan.
Tidak ada yang salah dengan pertumbuhan yang memberikan nilai tambah,
meskipun hal tersebut menyebabkan arus kas bebas negatif dalam jangka pendek, namun
penting untuk menentukan apakah pertumbuhan tersebut benar-benar memberikan nilai
tambah. Untuk ini, kami menggunakan Return on Invested Capital (ROIC), yang
menunjukkan berapa banyak NOPAT yang dihasilkan oleh setiap dollar modal operasi.
Return on Invested Capital (ROIC):
Capital Requirement Ratio (CR) digunakan untuk mengukur berapa banyak modal operasi
yang terikat dalam menghasilkan satu dolar penjualan.
Capital Requirement Ratio (CR):
Pada titik tertentu, pertumbuhannya akan melambat dan tidak memerlukan investasi
modal sebesar itu. Jika perusahaan mempertahankan ROIC yang tinggi, maka FCF
perusahaan akan menjadi positif dan sangat besar seiring dengan melambatnya
pertumbuhan. Baik data akuntansi tradisional maupun laba atas modal yang diinvestasikan
tidak memasukkan harga saham, meskipun tujuan utama manajemen seharusnya
memaksimalkan harga saham intrinsik perusahaan. Sebaliknya, Market Value Added
(MVA) and Economic Value Added (EVA) berupaya membandingkan ukuran intrinsik
dengan ukuran pasar
Salah satu ukuran kekayaan pemegang saham adalah perbedaanantara nilai pasar
saham perusahaan dan jumlah kumulatif modal ekuitas yang dipasok oleh pemegang
saham. Perbedaan ini disebut Market Value Added (MVA).
Market Value Added (MVA):
Bagi sebagian besar perusahaan, jumlah total modal yang dipasok investor adalah
jumlah ekuitas, utang, dan saham preferen. Kita dapat menghitung jumlah total modal yang
dipasok investor langsung dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Nilai pasar
total suatu perusahaan adalah jumlah nilai pasar ekuitas biasa, utang, dan saham preferen.
Menemukan nilai pasar ekuitas sangatlah mudah karena harga saham sudah tersedia, namun
tidak selalu mudah untuk menemukan nilai pasar utang. Oleh karena itu, banyak analis yang
menggunakan nilai utang yang dilaporkan dalam laporan keuangan, yaitu nilai buku utang,
sebagai perkiraan nilai pasar utang.
3. Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) berfokus pada efektivitas manajerial pada tahun
tertentu. Rumus EVA-nya adalah:
EVA adalah perkiraan laba ekonomi sebenarnya suatu bisnis pada tahun tersebut,
dan sangat berbeda dengan laba akuntansi.10EVA mewakili sisa pendapatan yang tersisa
setelah biaya semua modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan, sedangkan laba
akuntansi ditentukan tanpa mengenakan biaya untuk modal ekuitas.
Perhitungan EVA kami mengasumsikan bahwa penyusutan ekonomi sebenarnya
dari aset tetap perusahaan sama persis dengan penyusutan yang digunakan untuk tujuan
akuntansi dan perpajakan. Jika hal ini tidak terjadi, penyesuaian harus dilakukan untuk
mendapatkan ukuran EVA yang lebih akurat. EVA mengukur sejauh mana perusahaan
telah meningkatkan nilai pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer berfokus pada
EVA, kemungkinan besar mereka akan beroperasi dengan cara yang konsisten dalam
memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Perhatikan juga bahwa EVA dapat ditentukan untuk divisi-divisi maupun
perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna untuk
menentukan kinerja manajerial di semua tingkatan. Akibatnya, banyak perusahaan
memasukkan EVA sebagai komponen rencana kompensasi.
Kami juga dapat menghitung EVA dalam ROIC:
Seperti yang ditunjukkan oleh persamaan ini, suatu perusahaan menambah nilai—
yaitu, memiliki EVA positif jika ROIC-nya lebih besar daripada WACC-nya. Jika WACC
melebihi ROIC, maka pertumbuhan justru dapat menurunkan nilai perusahaan.
Pertama, ada hubungan antara MVA dan EVA, namun tidak bersifat langsung. Jika
suatu perusahaan mempunyai sejarah EVA negatif, maka MVA-nya mungkin akan negatif;
sebaliknya, MVA-nya mungkin akan positif jika perusahaan mempunyai sejarah EVA yang
positif. Namun, harga saham, yang merupakan bahan utama dalam penghitungan MVA,
lebih bergantung pada kinerja masa depan yang diharapkan dibandingkan kinerja historis.
Oleh karena itu, perusahaan dengan riwayat EVA negatif dapat memiliki MVA positif,
asalkan investor mengharapkan adanya perubahan haluan di masa depan.
Pengamatan kedua adalah ketika EVA atau MVA digunakan untuk mengevaluasi
kinerja manajerial sebagai bagian dari program kompensasi insentif, EVA adalah ukuran
yang biasanya digunakan. Alasannya adalah sebagai berikut:
1. EVA menunjukkan nilai tambah selama tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan
kinerja sepanjang umur perusahaan, bahkan mungkin termasuk saat sebelum manajer
saat ini lahir.
2. EVA dapat diterapkan pada masing-masing divisi atau unit lain dalam suatu perusahaan
besar, sedangkan MVA harus diterapkan pada seluruh perusahaan.