Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

MATA KULIAH SEMINAR ANALISIS LAPORAN DAN INFORMASI KEUANGAN


“IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS FOR INVESTING ACTIVITIES”
Chapter 4-5, Author : K.R. Subramanyam

OLEH:
KELOMPOK 4
2320532011 SUNDARI SAVITRI
2320532017 ADILLAH ABIR SYOFNITA

DOSEN PENGAMPU:
Dr. ELVIRA LUTHAN, S.E., M.Si., Ak., CA

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
CHAPTER FOUR : ANALYZING INVESTING ACTIVITIES
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

A. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (Current Assets) adalah sumber daya yang dapat dengan mudah dikonversi
menjadi kas dalam siklus operasi perusahaan. Siklus operasi adalah jumlah waktu sejak penyerahan
uang tunai untuk pembelian sampai pengumpulan uang tunai yang dihasilkan dari penjualan barang
atau jasa. Bagi perusahaan manufaktur, hal ini memerlukan pembelian bahan mentah, konversi
menjadi barang jadi, dan kemudian menjual dan mengumpulkan uang tunai dari piutang. Uang
tunai mewakili titik awal, dan titik akhir, dari siklus operasi.

1. Kas dan Setara Kas (Cash and Cash Equivalents)


Kas merupakan aset yang paling likuid mencakup mata uang yang tersedia dan dana
simpanan. Setara kas adalah investasi yang sangat likuid dan berjangka pendek yang (1) mudah

1
dikonversi menjadi uang tunai dan (2) sudah hampir jatuh tempo sehingga memiliki risiko minimal
terhadap perubahan harga akibat pergerakan suku bunga. Contoh setara kas adalah surat utang
jangka pendek, surat berharga, dan dana pasar uang. Setara kas sering kali berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara kelebihan kas. Kosep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan.
Likuiditas berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang dapat
diperoleh dalam waktu singkat.

2. Piutang (Receivables)
Piutang adalah jumlah yang harus dibayarkan kepada perusahaan yang berasal dari
penjualan produk atau jasa, atau dari peminjaman uang kepada perusahaan lain. Piutang usaha
mengacu pada jumlah yang harus dibayarkan kepada perusahaan yang berasal dari penjualan
produk dan jasa. Piutang wesel mengacu pada janji-janji tertulis formal tentang utang yang jatuh
tempo.

a. Penilaian Piutang
Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi asset dan arus laba yang
saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang tidak mampu menagih semua piutangnya.
Penilaian piutang dapat dianalisis berdasarkan pengalaman masa lalu atas kondisi ekonomi sebagai
alat prediksi dalam memperhitungkan kondisi saat ini. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa
lalu kurang bisa memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan
kondisi terkini. Kerugian akibat piutang bisa sangat besar dan mempengaruhi aset lancar serta laba
bersih saat ini dan masa depan.

b. Analisis Piutang
Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dalam melaporkan tingkat pendapatan
dan aset yang lebih tinggi. Dalam hal ini, ada dua pertanyaan penting yang menghadang analisis
kita mengenai piutang.

1) Risiko Penagihan
Manajemen cenderung lebih mementingkan pengalaman masa lalu karena kondisi ekonomi
sulit diprediksi. Analisis harus mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus
untuk menghitung penyisihan piutang tak tertagih sangat mudah dan praktis, penghitungan ini
mencerminkan penilaian mekanik yang menghasilkan kesalahan. Informasi yang berguna harus
diperoleh dari sumber atau perusahaan lain. Alat analisis untuk memeriksa kolektibilitas
mencakup:

 Membandingkan piutang pesaing sebagai persentase penjualan dengan piutang perusahaan


yang dianalisis.
 Memeriksa konsentrasi pelanggan-risiko meningkat ketika piutang terkonsentrasi pada satu
atau beberapa pelanggan.

2
 Menghitung dan menyelidiki tren rata-rata periode penagihan piutang dibandingkan dengan
persyaratan kredit yang lazim untuk industri.
 Menentukan porsi piutang yang merupakan pembaharuan dari piutang sebelumnya atau
wesel tagih.

2) Keaslian Piutang
Deskripsi piutang dalam laporan atau catatan keuangan biasanya tidak cukup untuk
memberikan petunjuk yang dapat diandalkan mengenai apakah piutang tersebut asli, telah jatuh
tempo, dan dapat dilaksanakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keaslian adalah hak
pengembalian barang dagangan. Analisis harus memungkinkan adanya hak pengembalian. Hak
istimewa pengembalian yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.

3) Sekuritisasi Piutang
Masalah analisis penting lainnya muncul ketika perusahaan menjual seluruh atau sebagian
piutangnya kepada pihak ketiga yang biasanya membiayai penjualan tersebut dengan menjual
obligasi ke pasar modal. Piutang dapat dijual dengan atau tanpa jaminan kepada penjual (referensi
mengacu pada jaminan kolektibilitas). Penjualan piutang dengan bantuan tidak secara efektif
mengalihkan risiko kepemilikan piutang dari penjual. Piutang dapat dikeluarkan dari neraca hanya
jika perusahaan yang menjual piutangnya menyerahkan seluruh kendali atas piutang tersebut
kepada pembeli independen yang memiliki kekuatan finansial yang memadai. Hal ini berarti
selama pembeli mempunyai jenis jaminan apa pun atau perusahaan penjual masih mempunyai
kepentingan yang tersisa atas piutang tersebut, maka perusahaan yang menjual piutang tersebut
harus terus mencatat baik aset maupun liabilitas kompensasi atas jumlah yang dijual.

3
3. Beban Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah pembayaran di muka atas jasa atau barang yang belum
diterima. Contohnya adalah pembayaran di muka untuk sewa, asuransi, utilitas, dan pajak
properti. Beban dibayar dimuka biasanya diklasifikasikan ke dalam aset lancar karena
mencerminkan jasa yang harus dibayar yang memerlukan penggunaan aset lancar.

B. Persediaan
1. Inventory Accounting and Valuation
Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual sebagai bagian dari aktivitas operasi
normal perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan karena
dampaknya terhadap pada laba bersih dan penilaian aset. Metode persediaan digunakan untuk
mengalokasikan biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal ditambah pembelian bersih
pada harga pokok penjualan atau persediaan akhir.
Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan :
Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan = Persediaan Akhir
a. Inventory Cost Flows
Untuk mengilustrasikan asumsi arus biaya yang ada, asumsikan bahwa hal berikut
mencerminkan catatan persediaan suatu perusahaan :
Persediaan tanggal 1 januari, tahun 2 40 unit @$500 $20.000
Persediaan dibeli sepanjang tahun 60 unit @$600 $36.000
Harga pokok barang tersedia untuk dijual 100 unit $56.000
Sekarang, asumsikan bahwa 30 unit terjual sepanjang tahun dengan harga $800 per unit sehingga
total pendapatan penjualan $24.000. GAAP memberikan tiga pilihan kepada perusahaan dalam
menentukan biaya mana yang akan dicocokkan dengan penjualan :
First-In, First-Out. Metode ini mengasumsikan bahwa unit yang pertama kali dibeli adalah unit
yang pertama kali terjual. Dalam hal ini, unit-unit tersebut adalah unit-unit yang ada pada awal
periode. Berdasarkan FIFO, laba kotor perusahaan adalah sebagai berikut :
Penjualan $24.000
HPP (30 @ $500) 15.000
Laba kotor $9.000
Oleh karena biaya persediaan sebesar $15.000 telah dihilangkan, sisa biaya persediaan yang harus
dilaporkan di neraca pada akhir periode adalah $41.000.

Last-In, First-Out. Berdasarkan asumsi penetapan biaya persediaan LIFO, unit terakhir yang
dibeli adalah unit yang pertama dijual. Oleh karena itu, laba kotor dihitung sebagai berikut :

4
Penjualan $24.000
HPP (30 @ $600) $18.000
Laba kotor $6.000
Dan karena biaya persediaan sebesar $18.000 telah dikeluarkan dari neraca dan tercermin dalam
COGS, $38.000 tetap berada di neraca untuk dilaporkan sebagai persediaan. Penting untuk dicatat
bahwa LIFO tidak diperbolehkan di banyak negara di dunia. Alasan utamanya adalah penggunaan
LIFO dapat mengurangi atau menunda pembayaran pajak, suatu hal yang tidak disukai oleh
pemerintah. Salah satu alasannya adalah LIFO tidak diperbolehkan berdasarkan IFRS sebagai
metode penilaian persediaan.
Average Cost. Metode ini mengasumsikan bahwa unit dijual tanpa memperhatikan urutan
pembeliannya dan menghitung COGS dan persediaan akhir sebagai rata-rata tertimbang sederhana
sebagai berikut :
Penjualan $24.000
HPP (30 @ $560) $16.800
Laba kotor $7.200
COGS dihitung sebagai rata-rata tertimbang dari total harga pokok barang yang tersedia untuk
dijual dibagi dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual ($56.000/100 # $560). Unit akhir yang
dilaporkan di neraca adalah $39.200 (70 unit $$560 per unit).

2. Analyzing Inventories
a. Pengaruh Biaya Persediaaan Tehadap Profitabilitas
Ringkasan hasil perhitungan dengan tiga alternatif metode diatas adalah :

Laporan laba rugi berdasarkan ketiga metode berikut adalah:

Seperti yang disoroti dalam contoh yang disajikan di sini, laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan
metode penetapan biaya persediaan oleh perusahaan.Dalam periode kenaikan harga,FIFO
menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi daripada LIFO karena biaya persediaan yang lebih
rendah dibandingkan dengan pendapatan penjualan pada harga pasar saat ini. Hal ini kadang-

5
kadang disebut sebagai Keuntungan fiktif FIFO karena laba kotor sebenarnya merupakan
penjumlahan dari dua komponen yaitu laba ekonomi dan laba kepemilikan.

Laba ekonomi sama dengan jumlah unit yang terjual dikalikan dengan selisih antara harga jual dan
biaya penggantian persediaan (diperkirakan dengan biaya persediaan yang terakhir dibeli):
Laba ekonomi = 30 unit x ($800-$600) = $6,000
Laba kepemilikan adalah kenaikan biaya penggantian sejak persediaan diperoleh dan sama dengan
jumlah unit yang terjual dikalikan selisih antara biaya penggantian saat ini dan biaya perolehan
awal:
Laba Kepemilikan = 30 unit x ($600 -$500) = $3,000

Dari $9.000 laba kotor yang dilaporkan, sebesar $3.000 berkaitan dengan keuntungan inflasi yang
diperoleh perusahaan atas persediaan yang dibelinya beberapa waktu lalu dengan harga lebih
rendah dari harga saat ini.

b. Pengaruh biaya persediaan terhadap neraca


Pada periode kenaikan harga, dan dengan asumsi bahwa perusahaan belum melikuidasi
laporan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan biaya penggantian. Sehingga, neraca perusahan yang menggunakan LIFO,
tidak secara akurat mewakili investasi saat ini yang dimiliki perusahaan dalam persediaannya. John
Deere, misalnya, baru-baru ini melaporkan persediaan berdasarkan LIFO bernilai hampir $2 miliar.
Jika persediaan ini dinilai berdasarkan FIFO, jumlah yang dilaporkan akan menjadi $3 miliar,
meningkat sebesar 50%. Lebih dari $1 miliar modal yang diinvestasikan dihilangkan dari
neracanya.

c. Pengaruh Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas


Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO juga menyebabkan laba sebelum pajak yang
lebih tinggi, sehingga menimbulkan kewajiban pajak yang lebih tinggi. Pada periode kenaikan
harga, perusahaan dapat terjebak pada penguranagan arus kas karena membayar pajak yang lebih
tinggi dan perlu mengganti persediaan yang dijual dengan biaya penggantian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya pembelian awal. Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan
LIFO diharuskan untuk mengungkapkan jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan
menggunakan metode FIFO. Selisih antara kedua metode ini disebut cadangan LIFO. Misalnya,
John Deere melaporkan hal berikut dalam laporan tahunan terbarunya :

6
Persediaan LIFO dilaporkan di neraca sebesar $1,999 juta. Seandainya perusahaan
menggunakan perhitungan biaya persediaan FIFO, persediaan akan dilaporkan sebesar $3.001 juta.
Selisih $1.002 juta adalah cadangan LIFO. Ini adalah jumlah penurunan persediaan dan pendapatan
sebelum pajak karena perusahaan mengadopsi LIFO. Dengan asumsi tarif pajak 35%, Deere telah
menghemat lebih dari $350 juta ($1,002 juta $35%) melalui penggunaan perhitungan biaya
persediaan LIFO. Selama tahun 2004, cadangan LIFO meningkat sebesar $52 juta ($950 juta
menjadi $1,002 juta). Pada tahun 2004, perhitungan biaya persediaan LIFO menurunkan
pendapatan sebelum pajak sebesar $52 juta dan menurunkan pajak sebesar $18 juta ($52 juta $35%
tarif pajak). Oleh karena itu, penurunan pendapatan bersih adalah $34 juta pada tahun itu.

Masalah Lain dalam Penilaian Inventaris.


Perusahaan diwajibkan mencatat setiap tingkat biaya sebagai kelompok persediaan
terpisah. Untuk biaya persediaan LIFO, persediaan akhir dilaporkan pada biaya pembelian
terdahulu yang dapat lebih rendah atau lebih tinggi secara signifikandari buaya saat ini. Pada
periode harga meningkat pengurangan kuantitas masalah disebut sebagai likuidasi LIFO
menghasilkan peningkatan pada laba kotor seperti penggunaan pada biaya persediaan FIFObegitu
juga sebaliknya. Dampak likuidasi LIFO dapat dilihat pada catatan kaki persediaan laporan
tahunan. Perusahaan mengindikasikan bahwa pengurangan kuantitas persediaan menyebabkan
penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu yang berbeda dengan biaya sekarang.
Seorang analisis LIFO harus hati-hati terhadap dampak likuidasi LIFO pada profitabilitas.

Penetapan Biaya Persediaan pada Perusahaan Manufaktur dan Pengaruh Peningkatan


Produksi
Biaya persediaan untuk produksi terdiri dari tiga komponen :
1. Bahan mentah—biaya bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi produk.
2. Tenaga Kerja—biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengubah produk
menjadi produk jadi.
3. Overhead—biaya tidak langsung yang timbul dalam proses produksi, seperti
penyusutan peralatan produksi, upah pengawasan, dan utilitas.
Overhead sering kali merupakan komponen biaya produk terbesar dan paling sulit diukur
untuk tingkat produksi. Total overhead harus dialokasikan pada seluruh hasil produksi. Analisis
biaya ini harus waspada bahwa alokasi biaya overhead bukan merupakan ilmu pasti dan sangat

7
tergantung pada asumsi yang digunakan. Jika peningkatan tingkat produksi menyebabkan
persediaan akhir meningkat, maka lebih banyak biaya overhead yang tinggal dineraca dan
profitabilitas meningkat. Nantinya, jika jumlah persediaan menurun, laporan laba rugi tidak hanya
dibebani oleh biaya overhead saat ini tetapi juga biaya overhead periode sebelumnya yang berasal
dari persediaan tahun berjalan, karenanya laba menjadi turun. Oleh karena itu analis harus
menyadari dampak perubahan tingkat produksi terhadap laba yang dilaporkan.

Lebih Rendah Biaya atau Pasar


Prinsip penilaian persediaan yang berlaku umum adalah menilai pada biaya perolehan atau
nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih rendah. Nilai atau harga pasar (market) dijabarkan sebagai
biaya penggantian terkini melalui pembelian atau reproduksi. Namun, nilai pasar tidak boleh lebih
tinggi dari nilai realisasi bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin
keuntungan normal. Batas atas nilai pasar, atau nilai realisasi bersih, mencerminkan biaya
penyelesaian dan penyerahan yang terkait dengan penjualan barang. Batas bawah memastikan
bahwa jika nilai persediaan diturunkan dari biaya perolehan awal menjadi nilai pasar, maka
persediaan tersebut dicatat ke angka yang mencakup realisasi laba kotor normal pada penjualan
berikutnya.
Biaya (cost) didefinisikan sebagai biaya perolehan persediaan. Biaya ini dihitung dengan
salah satu dari metode biaya persediaan. Misalnya, FIFO, LIFO, atau Biaya Rata-rata. Analisis
persediaan kita harus memperhatikan dampak aturan harga atau pasar yang lebih rendah. Saat harga
meningkat, aturan ini cenderung menilai persediaan terlalu rendah tanpa memperhatikan pilihan
metode biaya persediaan. Hal ini akan menekan rasio lancar. Dalam praktik, beberapa perusahaan
dengan sukarela mengungkapkan harga pokok persediaan saat ini, biasanya pada catatan.

C. Pengenalan Aset Jangka Panjang


Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan operasional atau mengurangi biaya operasional selama lebih dari satu periode. Jenis
aset jangka panjang yang paling umum adalah aset tetap berwujud seperti properti, pabrik dan
peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup aset tak berwujud seperti hak paten, merk dagang,
hak cipta, dan goodwill.

a. Akuntansi Aset Jangka Panjang


1) Kapitalisasi, Alokasi Dan Penurunan Nilai
Proses akuntansi aset jangka panjang melibatkan tiga aktivitas berbeda, diantaranya
kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai. Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses
penangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan, namun manfaatnya diharapkan dapat
berlangsung selama satu atau beberapa periode di masa depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan
akun aset.

8
Alokasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya (aset) yang ditangguhkan secara
berkala untuk satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan di masa depan. Proses alokasi ini
dinamakan depresiasi untuk aset berwujud, amortisasi untuk aset tak berwujud, dan deplesi untuk
sumber daya alam. Penurunan nilai (impairment) merupakan proses penurunan nilai buku suatu
aset ketika arus kas yang diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang dilaporkan
pada neraca.

Kapitalisasi
Aset jangka panjang diciptakan melalui proses kapitalisasi. Kapitalisasi berarti
menempatkan aset di neraca, bukan membebankan biayanya dilaporan laba rugi. Untuk aset
berwujud (hard asset) seperti Plant Property and Equiptment (PPE), prosesnya relative sederhana,
aset dicatat sesuai nilai perolehan. Sedangkan untuk aset tak berwujud (soft asset) seperti penelitian
dan pengembangan, iklan, biaya upah, kapitalisasi lebih bermasalah. Meskipun seluruh biaya
tersebut dapat menghasilkan manfaat di masa depan dan oleh karena itu memenuhi persyaratan
untuk dicatat sebagai aset, baik jumlah manfaat di masa depan maupun masa manfaatnya tidak
dapat diukur dengan andal. Akibatnya, biaya untuk aset lunak yang dikembangkan secara internal
segera dibebankan dan tidak dicatat di neraca.

Alokasi
Alokasi merupakan pembebanan biaya aset secara periodik sepanjang masa manfaat yang
diharapkan. Alokasi biaya disebut depresiasi ketika diterapkan pada aset tetap, amortisasi
(amortization) jika digunakan untuk aset tak berwujud, dan deplesi (depletion) bila diterapkan pada
sumber daya alam, ketiga istilah tersebut mengacu pada alokasi. Alokasi biaya merupakan proses
untuk mengaitkan biaya aset dengan manfaatnya dan bukan merupakan proses valuasi. Nilai
tercatat aset (nilai kapitalisasi dikurangi alokasi biaya kumulatif) tidak perlu mencerminkan nilai
wajar. Tiga faktor yang menentukan nilai alokasi biaya, yaitu masa manfaat, nilai sisa, dan metode
alokasi.

Penurunan Nilai (Impairment)


Ketika arus kas yang diharapkan (tidak didiskonto) lebih kecil dari nilai tercatat aset (biaya
dikurangi akumulasi penyusutan), aset perlu diturunkan nilainya dan dinyatakan sebesar nilai pasar
wajar (jumlah diskonto taksiran arus kas). Dampaknya adalah untuk mengurangi nilai tercatat aset
pada neraca dan mengurangi profitabilitas sebesar jumlah yang sama. Ada dua distorsi terkait
dengan penurunan aset, yaitu :
 Bias konservatif mendistorsi penilaian aset jangka panjang karena aset diturunkan nilainya
tetapi tidak dicatatkan
 Dampak transitori yang besar dari pengakuan penurunan nilai aset mendistorsi laba bersih

b. Kapitalisasi Versus Pembebanan

1) Pengaruh terhadap Laporan Keuangan dan Rasio

9
Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi. Ini mempengaruhi laporan keuangan
dan rasionya. Hal ini juga berkontribusi terhadap membuat laba menjadi lebih unggul dibandingkan
arus kas sebagai ukuran kinerja keuangan.

2) Pengaruh Kapitalisasi Terhadap Pendapatan


Kapitalisasi memiliki dua efek terhadap pendapatan. Pertama, menunda pengakuan beban
dalam laporan laba rugi. Ini berarti kapitalisasi menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi pada
periode akuisisi namun pendapatan yang lebih rendah pada periode berikutnya dibandingkan
dengan pembebanan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan rangkaian pendapatan yang lebih
lancar.

3) Pengaruh Kapitalisasi terhadap Pengembalian Investasi


Kapitalisasi menurunkan volatilitas dalam ukuran pendapatan dan demikian pula, rasio laba
atas investasi. Ini mempengaruhi pembilang (pendapatan) dan penyebut (basis investasi) dari rasio
pengembalian investasi. Sebaliknya, membebankan biaya aset menghasilkan basis investasi yang
lebih rendah dan meningkatkan volatilitas pendapatan. Peningkatan volatilitas dalam pembilang
(pendapatan) ini diperbesar dengan semakin kecilnya penyebut (basis investasi), sehingga
menyebabkan rasio pengembalian yang lebih fluktuatif dan kurang bermanfaat. Pengeluaran juga
menimbulkan bias dalam pengukuran pendapatan, karena pendapatan disajikan terlalu rendah pada
tahun akuisisi dan dilebih-lebihkan pada tahun-tahun berikutnya.

4) Pengaruh Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas


Dengan pembebanan biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti utang terhadap
ekuitas, memberikan dampak yang lebih buruk bagi perusahaan daripada yang seharusnya. Hal ini
terjadi karena pembebanan biaya langsung mengecilkan nilai ekuitas perusahaan yang memiliki
aset produktif.

5) Pengaruh Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi


Ketika biaya aset segera dibebankan, biaya tersebut dilaporkan sebagai arus kas keluar
operasi. Sebaliknya, ketika biaya aset dikapitalisasi, biaya tersebut dilaporkan sebagai arus kas
keluar investasi. Hal ini berarti bahwa pembebanan segera atas biaya aset melebih-lebihkan arus
kas keluar operasi dan mengecilkan arus kas keluar investasi pada tahun akuisisi dibandingkan
dengan kapitalisasi biaya.

D. Plant Assets And Natural Resources


Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud tidak lancar yang
digunakan dalam proses manufaktur, perdagangan, atau jasa untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki periode manfaat yang
diharapkan untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha
biasa. Nilai atau potensi jasanya berkurang seiring dengan penggunaan, dan aset ini biasanya
10
merupakan aset operasi yang terbesar. Properti terkait dengan biaya real estat; pabrik mengacu
pada bangunan dan struktur operasi; dan peralatan mengacu pada mesin yang digunakan dalam
operasi. Properti, pabrik, dan peralatan disebut juga aset produktif, aset model, dan aset tetap.

a. Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam


Bagian ini mendeskripsikan penilaian aset dan sumber daya alam.
1) Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan
Prinsip biaya historis diterapkan ketika menilai properti, pabrik, dan peralatan. Penilaian
biaya historis menyiratkan bahwa perusahaan pada awalnya mencatat aset sebesar biaya
pembeliannya. Biaya ini mencakup segala biaya yang diperlukan agar aset tersebut berada dalam
kondisi dan lokasi yang dapat digunakan atau siap memberikan jasa seperti biaya angkut, instalasi,
pajak, dan biaya pemasangan (set up). Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada
saldo akun aset. Alasan digunakan biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya.
Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten, biasanya tidak
menghasilkan distorsi yang serius. Bagian ini akan mempertimbangkan beberapa masalah khusus
yang akan terjadi saat menilai aset.

2) Menilai Sumber Daya Alam


Sumber daya alam yang digunakan disebut aset yang dihabiskan (wasting asset),
merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber daya alam. Contohnya adalah hak
beli atas mineral, kayu, gas alam, dan minyak bumi. Perusahaan melaporkan sumber daya alam
berdasarkan biaya historis ditambah biaya penemuan, eksplorasi, dan pengembangan. Selain itu,
seringkali terdapat biaya cukup tinggi untuk menemukan sumber daya yang dikapitalisasi dalam
neraca, dan biaya ini langsung dibebankan saat sumber daya tersebut kemudian dipindahkan,
dikonsumsi, atau dijual. Perusahaan biasanya mengalokasikan biaya sumber daya alam terhadap
jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia.

b. Depresiasi
Prinsip dasar penyusutan pendapatan adalah bahwa pendapatan yang diperoleh dari
penggunaan aset jangka panjang harus menanggung bagian biaya yang proporsional. Penyusutan
merupakan alokasi biaya bangunan dan peralatan (tanah tidak disusutkan) selama masa
manfaatnya. Meskipun ditambahkan kembali ke dalam laporan arus kas atau beban non kas,
penyusutan tetap ada dan tidak menghasilkan dana bagi penggantian aset. Hal ini merupakan
kesalahan konsep yang umum terjadi. Pendanaan dari biaya modal dicapai melalui kegiatan arus
kas operasi dan aktivitas pendanaan.

Tingkat Penyusutan
Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor , masa manfaat dan metode alokasi. Masa
manfaat aset sangat bervariasi. Asumsi mengenai masa manfaat suatu aset didasarkan pada kondisi
ekonomi, studi teknis, pengalaman, dan informasi mengenai sifat fisik dan produktif suatu aset.

11
Kerusakan fisik merupakan faktor penting yang membatasi masa manfaat, dan hampir seluruh aset
mengalaminya. Frekuensi dan kualitas pemeliharaan mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan
dapat memperpanjang masa manfaat tetapi tidak dapat memperpanjangnya tanpa batas waktu.
Faktor pembatas lainnya adalah keusangan, yang mengurangi masa manfaat melalui perkembangan
teknologi, pola konsumsi dan kekuatan ekonomi. Keusangan biasa terjadi jika perkembangan
teknologi membuat aset menjadi tidak efisien atau tidak ekonomis sebelum masa manfaatnya habis.

Metode Alokasi
Setelah masa manfaat suatu aset ditentukan, biaya penyusutan periodik bergantung pada
metode alokasi. Penyusutan sangat bervariasi tergantung pada metode yang dipilih. Kami
mempertimbangkan dua kelompok metode yang paling umum yaitu garis lurus dan dipercepat.
1. Garis Lurus
Metode penyusutan garis lurus mengalokasikan biaya perolehan aset hingga masa
manfaatnya berdasarkan beban periodik yang sama. Gambar 4.2 mengilustrasikan penyusutan
suatu aset senilai $110.000, dengan masa manfaat 10 tahun dan nilai sisa sebesar $10.000 (nilai
sisa adalah jumlah aset yang diharapkan akan dijual pada akhir masa manfaatnya). Masing-masing
dari 10 tahun dibebankan sepersepuluh dari biaya aset dikurangi nilai sisa—dihitung sebagai
($110,000-$10,000)/10 tahun.

Dasar pemikiran penyusutan garis lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi secara
merata sepanjang waktu. Asumsi ini mungkin lebih valid untuk struktur tetap seperti bangunan
dibandingkan mesin dimana pemanfaatan merupakan faktor yang lebih penting. Faktor penentu
penyusutan lainnya, yaitu keusangan, belum tentu dapat diterapkan secara seragam sepanjang
waktu. Namun karena tidak adanya informasi mengenai kemungkinan tingkat penyusutan, metode
garis lurus memiliki keuntungan dalam kesederhanaannya.
Penyusutan garis lurus secara implisit mengasumsikan bahwa penyusutan pada tahun-tahun
awal sama dengan penyusutan pada tahun-tahun berikutnya ketika aset tersebut kemungkinan besar
kurang efisien dan memerlukan peningkatan pemeliharaan. Kelemahan lain dalam depresiasi garis
lurus, dan salah satu hal yang menarik untuk dianalisis, adalah distorsi yang diakibatkannya pada
tingkat pengembalian. Yaitu, depresiasi garis lurus menghasilkan bias yang semakin besar dalam

12
pola tingkat pengembalian aset seiring berjalannya waktu. Sebagai ilustrasi, asumsikan aset pada
Gambar 4.2 menghasilkan pendapatan konstan sebesar $20.000 per tahun sebelum penyusutan.
Depresiasi garis lurus menghasilkan bias yang semakin besar pada tingkat pengembalian aset,
seperti yang ditunjukkan disini :

2. Dipercepat
Metode penyusutan yang dipercepat mengalokasikan biaya suatu aset ke masa manfaatnya
dengan cara yang menurun. Penggunaan metode ini didorong oleh penerimaannya dalam Internal
Revenue Code. Daya tariknya untuk tujuan perpajakan adalah percepatan alokasi biaya dan
selanjutnya penangguhan penghasilan kena pajak. Semakin cepat suatu aset dihapuskan untuk
tujuan perpajakan, semakin besar penangguhan pajak pada periode mendatang dan semakin banyak
dana yang segera tersedia untuk operasi. Konsep yang mendukung untuk metode akselerasi adalah
pandangan bahwa penurunan biaya penyusutan seiring berjalannya waktu akan mengkompensasi
(1) peningkatan biaya perbaikan dan pemeliharaan, (2) penurunan pendapatan dan efisiensi
operasional, dan (3) ketidakpastian pendapatan yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya dari
aset yang berumur (karena keusangan).
Dua metode penyusutan dipercepat yang paling umum adalah saldo menurun dan jumlah
angka tahun. Metode saldo menurun mengenakan tingkat bunga yang konstan terhadap saldo aset
yang menurun (nilai tercatat). Dalam praktiknya, perkiraan tingkat penyusutan beban menurun
yang tepat adalah dengan menggunakan tarif ganda (sering kali dua kali) dari tarif garis lurus.
Metode jumlah angka tahun menerapkan pecahan yang semakin kecil pada biaya aset dikurangi
nilai sisa.

13
Gambar 4.3 mengilustrasikan metode penyusutan dipercepat yang diterapkan pada aset
senilai $110.000, dengan nilai sisa $10.000 dan masa manfaat 10 tahun. Karena suatu aset tidak
pernah disusutkan di bawah nilai sisa, perusahaan berhati-hati untuk memastikan bahwa metode
saldo menurun tidak melanggar hal ini. Jika beban penyusutan menggunakan metode saldo
menurun berada di bawah tarif garis lurus, maka praktik yang umum adalah menggunakan tarif
garis lurus untuk periode-periode yang tersisa.

3. Khusus
Metode penyusutan khusus ditentukan pada industrui tertentu seperti baja dan mesin berat.
Metode yang paling umum menghubungkan biaya penyusutan dengan aktivitas atau intensitas
penggunaan aset. Misalnya, jika suatu mesin mempunyai masa manfaat 10.000 jam kerja, biaya
penyusutan bervariasi menurut jam waktu pengoperasian, bukan jangka waktu. Ini penting saat
menggunakan metode kegiatan (juga disebut metode unit produksi) yang estimasi masa
manfaatnya ditinjau secara berkala agar tetap valid dalam kondisi yang berubah.

c. Deplesi
Deplesi merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat ekstraksi atau
produksi. Deplesi tergantung pada produksi, lebih banyak produksi menghasilkan lebih banyak
biaya deplesi. Sebagai ilustrasi, jika deposit bijih berharga $5 juta dan mengandung sekitar 10 juta
ton yang dapat diperoleh kembali, maka tingkat deplesi per ton bijih yang ditambang adalah $0,50.
Produksi dan penjualan 100.000 ton menghasilkan biaya deplesi sebesar $50.000 dan saldo bersih
pada akun aset pada akhir tahun sebesar $4,95 juta.

d. Penurunan Nilai
Penurunan (atau penghapusan) nilai aset jangka panjang disebut penurunan nilai. Sedapat
mungkin, nilai wajar didasarkan pada nilai pasar dari aset tersebut, atau aset serupa (nilai dalam
pertukaran). Apabila nilai pasar tidak dapat digunakan, maka nilai wajar dapat ditentukan sebagai
nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang timbul dari penggunaan aset dalam perusahaan
(nilai pakai). Aturan untuk menentukan penurunan nilai sebagian besar serupa berdasarkan US
GAAP (ASC 360) dan IFRS (IAS 26), dengan satu pengecualian. Berdasarkan IFRS, hal ini
dimungkinkanbalikpenurunan nilai sebelumnya jika nilai wajar aset meningkat melebihi nilai
tercatatnya yang mengalami penurunan nilai di neraca. Selain itu, IFRS juga memperbolehkan
perusahaan untuk menilai kembali aset jangka panjang bahkan di atas biaya historis yang
disusutkan dalam kondisi tertentu (IAS 16).

e. Menganalisis Asset Tetap Dan Sumber Daya Alam


Penilaian aset tetap dan sumber daya alam menekankan objektivitas biaya historis.
Sayangnya, biaya historis tidak terlalu relevan dalam menilai nilai penggantian atau dalam
menentukan kebutuhan aset operasi di masa depan. Selain itu, laporan-laporan tersebut tidak dapat

14
dibandingkan antar laporan perusahaan lain dan tidak terlalu berguna dalam mengukur biaya
peluang pelepasan atau dalam menilai penggunaan dana alternatif.
Penilaian nilai aset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan dalam akuntansi.
Namun, konservatisme mengizinkan adanya penghapusan nilai karena penurunan nilai yang
permanen. Penurunan nilai menghilangkan beban yang terkait dengan aktivitas operasi pada
periode masa depan. Aturan akuntansi untuk menurunkan nilai asset jangka panjang mewajibkan
perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang merupakan
penurunan nilai. Meskipun demikian, perusahaan masih dapat menunda pengakuan penurunan nilai
setelah manajemen pertama kali mengetahuinya. Dalam hal ini, penurunan nilai selanjutnya dapat
mendistorsi hasil yang dilaporkan.
Berdasarkan peraturan saat ini, perusahaan menggunakan “uji pemulihan” untuk
menentukan apakah ada penurunan nilai. Artinya, perusahaan harus memperkirakan arus kas bersih
masa depan yang diharapkan dari aset tersebut dan disposisi akhirnya. Jika arus kas bersih yang
diharapkan (tidak didiskontokan) lebih kecil dari nilai tercatat aset, maka aset tersebut mengalami
penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih lebih antara nilai tercatat aset
terhadap nilai wajar, dimana nilai wajar adalah nilai pasar atau nilai kini dari ekspektasi arus kas
bersih di masa depan.

1) Menganalisis Penyusutan Dan Deplesi


Sebagian besar perusahaan menggunakan aset produktf jangka panjang pada aktivitas
operasi mereka, dan penyusutan merupakan beban utama. Salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam hal ini adalah adanya revisi masa manfaat asset. Biasanya tidak ada pengungkapan mengenai
hubungan antar tingkat penyusutan dan ukuran kelompok asset, atau antara tingkat yang digunakan
dan metode alokasi. Tantangan lain bagi analisis ini berasal dari perbedaan metode alokasi yang
digunakan untuk pelaporan keuangan dan tujuan pajak. Tiga kemungkinan yang umum adalah:
1. Penggunaan garis lurus untuk tujuan pelaporan keuangan dan perpajakan.
2. Penggunaan metode garis lurus untuk pelaporan keuangan dan metode percepatan untuk
perpajakan. Dampak pajak yang menguntungkan akibat depresiasi pajak yang lebih tinggi
diimbangi secara finansial laporan dengan alokasi pajak antar periode pajak yang
menguntungkan Dampaknya berasal dari penundaan pembayaran pajak, sehingga
menghasilkan penggunaan dana bebas biaya.
3. Penggunaan metode percepatan baik untuk pelaporan keuangan maupun perpajakan. Hal
ini menghasilkan depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal, yang dapat
diperpanjang hingga bertahun-tahun sebuah perusahaan yang sedang berkembang.

E. Aset Tidak Berwujud


Aset tidak berwujud merupakan hak, hak istimewa, dan manfaat kepemilikan atau
pengendalian. Dua karakteristik umum dari aset tak berwujud adalah tingginya ketidakpastian
masa manfaat di masa depan dan tidak adanya wujud fisik. Aset tak berwujud sering kali (1) tidak

15
dapat dipisahkan dari suatu perusahaan atau segmennya, (2) memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas, dan (3) mengalami perubahan penilaian yang besar berdasarkan kondisi persaingan. Biaya
historis adalah aturan penilaiannya dibeli tidak berwujud.
Namun, ada perbedaan penting antara akuntansi aset berwujud dan tidak berwujud. Artinya,
jika perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja dalam membangun aset berwujud,
maka perusahaan akan mengkapitalisasi biaya-biaya tersebut dan mendepresiasinya selama masa
manfaat. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan menghabiskan uang untuk mengiklankan produk atau
melatih tenaga penjualan perusahaan biasanya tidak dapat mengkapitalisasi biaya-biaya ini
meskipun terdapat kemungkinan manfaat di masa depan.

a. Akuntansi Untuk Aset Tak Berwujud


1) Aset Tak Berwujud yang Dapat Diidentifikasi
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi adalah aset tidak berwujud yang diidentifikasi
secara terpisah dan dikaitkan dengan hak atau keistimewaan tertentu yang memiliki masa manfaat
terbatas. Kandidatnya adalah paten, merek dagang, hak cipta, dan waralaba. Perusahaan
mencatatnya pada biaya perolehan dan diamortisasi selama masa manfaatnya.

2) Aset Tak Berwujud yang Tidak Dapat Diidentifikasi


Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasiadalah aset yang dikembangkan secara
internal atau dibeli tetapi tidak dapat diidentifikasi dan seringkali memiliki masa manfaat yang
tidak terbatas. Contohnya adalah goodwill. Ketika satu perusahaan mengakuisisi perusahaan atau
segmen lain, perusahaan tersebut perlu mengalokasikan jumlah yang dibayarkan ke seluruh aset
yang dapat diidentifikasi dan liabilitas sesuai dengan nilai pasar wajarnya.

3) Amortisasi Aset Tak Berwujud


Saat kapitalisasi biaya aset berwujud dan tidak berwujud, maka biaya tersebut selanjutnya
harus diamortisasi sepanjang periode masa manfaat asset. Lamanya masa manfaat tergantung pada
jenis, kondisi permintaan, kondisin persaingan, batasan hukum, kontrak, aturan atau batasan
ekonomis lainnya. Misalnya, hak paten merupakan hak eksekutif yang diberikan pemerintah
kepada investor selama periode tertentu. Demikian pula, hak cipta dan merek dagang memberikan
hak eksklusif untuk jangka waktu tertentu. Hak Sewa dan Perbaikan Hak Milik adalah manfaat
hunian yang ditetapkan secara kontrak melalui sewa.

b. Menganalisis Aset Tak Berwujud


Analisis sering kali mencurigai aset tak berwujud saat menilai laporan keuangan. Aset tak
berwujud sering kali merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki perusahaan dan aset tersebut
bisa saja salah dinilai. Misalnya, good will dicatat hanya pada saat akuisisi, sebagian besar good
will mungkin terdapat pada neraca. Namun, sering kali good will tercermin dalam kelebihan laba.
Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka good will baik dibeli maupun tidak, hanyalah bernilai kecil
16
atau bahkan tidak bernilai. Dalam menganalisis aset tidak berwujud, diperlukan suatu estimasi
sendiri mengenai penilaian aset. Analisis juga harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan
disposisi good will. Good will dihapus jika kelebihan laba mendasari eksistensinya tidak ada lagi.

c. Aset Tidak Berwujud Dan Kontinjensinya Yang Tak Tercatat


Salah satu aset penting dalam kategori ini adalah good will yang dihasilkan secara internal.
Pengeluaran untuk menciptakan good will sering kali dibebankan saat terjadinya. Jika good will
diciptakan dan dapat dijual dan menghasilkan laba yang lebih besar, pendapatan perusahaan saat
ini disajikan terlalu rendah karena adanya biaya yang terkait dengan pengembangan goodwill.
Salah satu aset tak tercatat yang terkait dengan pembebanan yang terkait dengan elemen jasa atau
ide. Sebagai contoh adalah program televisi yang dicatat sebesar biaya tersembunyi untuk
menghasilkan penghasilan lisensi yang bernilai jutaan.

F. Revaluasi Aset Berdasarkan IFRS


Di Amerika Serikat, aset operasional baik berwujud maupun tidak berwujud dilaporkan di
neraca dengan nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai pasar. Biasanya, aset dilaporkan
berdasarkan biaya historisnya dikurangi akumulasi penyusutan. Namun demikian, seluruh aset
diperiksa secara berkala untuk mengetahui adanya penurunan nilai dan dicatat sebesar nilai
wajarnya jika penurunan nilai telah terjadi. US GAAP tidak memperbolehkan nilai aset dicatat
dalam keadaan apapun. IFRS mengambil langkah besar dari tradisi konservatisme yang telah lama
dianut ini. Berdasarkan IFRS, perusahaan dapat memilih untuk melaporkan setiap kelas aset
berwujud atau tidak berwujud di bawah IFRS model revaluasi. Model revaluasi memungkinkan
perusahaan untuk menilai kembali aset secara berkala dan melaporkannya berdasarkan nilai wajar,
meskipun jumlah revaluasi lebih tinggi daripada nilai aset yang disusutkan.

a. Accounting Treatment
IFRS mengizinkan aset untuk dicatat dalam dua keadaan terpisah. Pertama, perusahaan
diperbolehkan untuk menilai kembali asetnya di atas biaya historis yang telah disusutkan melalui
penciptaan surplus revaluasi. Kedua, perusahaan diperbolehkan untuk membalikkan penurunan
nilai sebelumnya, sepanjang nilai tertulisnya tidak melebihi biaya historis yang disusutkan.
Meskipun kedua ketentuan ini memperbolehkan revaluasi aset ke atas, rinciannya berbeda
sehingga kami akan memeriksanya secara terpisah.
Berdasarkan IFRS (IAS 26), penurunan nilai sebelumnya dapat dibalik jika nilai aset yang
mengalami penurunan nilai kemudian meningkat. Pembalikan ini dapat terjadi karena berbagai
alasan. Pertama, pasar dapat membalikkan penurunan nilai suatu aset sebelumnya. Misalnya, nilai
real estat mungkin pulih setelah mengalami penurunan singkat. Kedua, kondisi bisnis buruk yang
mengganggu nilai pakai suatu aset dapat membaik di kemudian hari. Ketiga, perusahaan dapat
menemukan kegunaan alternatif atas suatu aset, sehingga meningkatkan nilai pakainya. Jika
perusahaan menentukan bahwa nilai wajar aset yang mengalami penurunan nilai kemudian
meningkat, maka perusahaan dapat membalikkan penurunan nilai sebelumnya. Perhatikan bahwa

17
aset yang direvaluasi tidak boleh melebihi biaya historis yang disusutkan ketika membalikkan
penurunan nilai sebelumnya. IFRS juga melarang pembalikan penurunan nilai goodwill.
Pembalikan penurunan nilai akan mempunyai dampak sebagai berikut terhadap laporan keuangan.
Pertama, aset yang mengalami pembalikan penurunan nilai akan dicatat di neraca sebesar nilai
tertulisnya. Kedua, pembalikan tersebut akan menciptakan keuntungan yang akan dimasukkan
dalam laba bersih periode tersebut dan oleh karena itu dimasukkan dalam laba ditahan. Yang
terakhir, penyusutan pada periode mendatang akan ditentukan sebagai proporsi nilai tercatat aset
dan oleh karena itu akan lebih besar dibandingkan sebelum pembalikan.
b. Pengungkapan Revaluasi
Tampilan 4.6 melaporkan kutipan dari laporan laba rugi dan neraca TAM Linhas Aéreas S.A., serta
informasi catatan yang berkaitan dengan revaluasi aset.

TAM adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di Brasil. Pada tahun 2008, TAM beralih
ke IFRS dari GAAP Brasil dan segera mencatatkan perlengkapan pesawatnya sekitar R$1,5 miliar
(1,5 miliar real Brasil), yang hampir 25% dari PP&E-nya. Yang mengejutkan, pada tahun
berikutnya, TAM menghapuskan R$2,75 miliar, atau 30%, dari PP&E-nya. Mencermati
pergerakan PP&E memberikan rincian revaluasi asetnya (sebelum pajak) sebagai berikut :

Revaluasi aset TAM dilakukan melalui laba bersih dan penyesuaian langsung terhadap ekuitas
(yaitu melalui laba komprehensif). Perhatikan bahwa revaluasi yang mengalir melalui laba bersih

18
merupakan penurunan nilai atau pembalikan, yang terjadi ketika revaluasi berada di bawah biaya
historis aset yang telah disusutkan. Semua revaluasi yang menaikkan nilai aset di atas biaya historis
yang disusutkan dilakukan melalui penyesuaian ekuitas langsung (yang terjadi melalui pendapatan
komprehensif). Hal ini dapat divalidasi dengan memeriksa laporan laba rugi dan laba
komprehensif. Perhatikan bahwa jumlah yang dilaporkan dalam laba komprehensif adalah setelah
pajak. Pergerakan surplus revaluasi dilaporkan dalam informasi catatan. Perlu diperhatikan bahwa
surplus revaluasi menunjukkan jumlah peralatan pesawat TAM yang dilaporkan di atas biayanya.
Jumlah ini dilaporkan pada kolom “Kotor”. Kolom “bersih” menunjukkan dampak surplus
revaluasi setelah pajak, dan merupakan jumlah yang dimasukkan dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah “pajak” tercermin dalam liabilitas pajak tangguhan. Surplus revaluasi pada awal tahun 2008
adalah R$0,43 miliar. Jumlah ini meningkat menjadi R$1,74 miliar pada akhir tahun 2008 namun
turun menjadi hanya R$0,18 miliar pada tahun 2009. Perhatikan juga dampak revaluasi aset
terhadap ekuitas pemegang saham. Pada tahun 2008, aset (ekuitas) TAM meningkat lebih dari
R$1,7 miliar (R$1,15 miliar) melalui revaluasi aset ini.

c. Implikasi Analisis
Revaluasi aset baik ke atas maupun ke bawah dapat berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan. Gambar 4.7 menggambarkan laporan laba rugi dan neraca TAM setelah membalik
dampak revaluasi aset. Pada tahun 2008, revaluasi aset meningkatkan total aset TAM sebesar 14%
dan PP&E sebesar 22%, serta menurunkan kerugian operasional TAM pada tahun tersebut sebesar
34%. Namun dampak dramatis yang nyata terjadi pada ekuitas pemegang saham, yang meningkat
hampir delapan kali lipat—dari R$170 juta menjadi R$1.327 juta—karena revaluasi aset.
Penurunan nilai yang dilakukan pada tahun 2009 mengurangi laba tahun berjalan TAM sebesar
lebih dari 60%, dan mengurangi ekuitas pemegang saham sebesar lebih dari setengahnya. Gambar
4.7 juga menunjukkan bagaimana revaluasi aset mempengaruhi rasio-rasio utama. Misalnya pada
tahun 2008, revaluasi aset menurunkan rasio utang terhadap ekuitas dari 73,9 menjadi 9,9, dan
ROE (rugi) dari 941% menjadi 108%. Secara keseluruhan, kami melihat TAM mampu melaporkan
peningkatan posisi keuangan yang signifikan pada tahun 2008 melalui revaluasi asetnya. Seorang
analis perlu menyadari revaluasi aset ketika memeriksa perusahaan yang menggunakan IFRS. Isu-
isu berikut harus dipertimbangkan ketika menganalisis revaluasi aset:

19
Chapter 5
Analisis Aktivitas Investasi dan Investasi antar Perusahaan

A. SEKURITAS INVESTASI
Sekuritas adalah investasi yang bertujuan untuk menjaga likuiditas dan memperoleh
pendapatan. Dimana perusahaan menginvestasikan aset dalam bentuk sekuritas investasi.

AKUNTANSI SEKURITAS INVESTASI


Sekuritas investasi dilaporkan dalam neraca sebesar biaya/ nilai wajar (pasar), tergantung pada
jenis sekuritas dan tingkat pengaruh atau kontrol sebuah perusahaan investor terhadap
perusahaan tempat investasi. Secara umum sekuritas investasi dikelompokkan dalam sekuritas
utang dan sekuritas ekuitas.

1. Sekuritas Utang
Merupakan instrumen yang menunjukkan hubungan antara kreditor dengan
suatuperusahaan, yang meliputi: Sekuritas pemerintah, Obligasi, Utang yang dapat
dikonversikan (convertible debt). Sekuritas utang dikelompokkan menjadi:a. Dimiliki hingga jatuh
tempo, merupakan sekuritas utang yang ingin dan mampudimiliki manajemen hingga jatuh
tempo.b. Diperdagangkan, merupakan utang yang dibeli dengan tujuan akan dikelolasecara
aktif dan akan dijual untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dekat.c. Tersedia untuk dijual
merupakan sekuritas utang yang tidak tergolong sekuritasdiperdagangan atau dimiliki hingga jatuh
tempo.

2. Sekuritas Ekuitas
Merupakan sekuritas yang mewakili kepemilikan pada entitas lain.

Akuntansi Efek Investasi


ASC 320 dan ASC 825 (US GAAP) dan IAS 39 (IFRS) mengatur akuntansi sekuritas investasi.
Sekuritas investasi dilaporkan di neraca sebesar biaya perolehan atau nilai wajar (pasar),
bergantung pada jenis sekuritas dan tingkat pengaruh atau kendali yang dimiliki perusahaan
investor terhadap perusahaan investee.
Nilai wajar suatu aset adalah jumlah aset yang dapat ditukarkan dalam transaksi normal saat ini
antara pihak-pihak yang berkepentingan. Ketika suatu aset diperdagangkan secara teratur, nilai
wajarnya adalahmudah ditentukandari harga pasar yang dipublikasikan. Jika tidak ada harga pasar
yang dipublikasikan untuk suatu aset, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan biaya historis.
Sekuritas investasi secara luas diklasifikasikan menjadi sekuritas utang atau ekuitas. Sekuritas
hutang, pada gilirannya, diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan tujuan investasinya. Sebaliknya,
efek ekuitas diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepentingannya—yaitu, tingkat kepemilikan
investor dan, oleh karena itu, pengaruh atau kendali atas investee. Berikut klasifikasi efek
investasi.

20
Sumber : Subramayam chapter 5

Debt Securities
Sekuritas hutang mewakili hubungan kreditur dengan entitas lain. Contohnya adalah obligasi
pemerintah dan daerah, obligasi dan surat utang perusahaan, serta utang konversi. Efek hutang
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan, dimiliki hingga jatuh tempo, atau tersedia untuk dijual.
Pedoman akuntansi untuk efek hutang berbeda-beda tergantung pada jenis efeknya. Klasifikasi dan
akuntansi bersifat utang.

Sumber : Subramayam chapter 5

Efek yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo. Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo
adalah surat utang yang manajemen mempunyai kemampuan dan niat untuk memilikinya hingga
jatuh tempo. Bentuknya bisa jangka pendek (dalam hal ini diklasifikasikan sebagai aset lancar)

21
atau jangka panjang (dalam hal ini diklasifikasikan sebagai aset lancar). diklasifikasikan sebagai
aset tidak lancar). Perusahaan melaporkan surat berharga jangka pendek (jangka panjang) yang
dimiliki hingga jatuh tempo di neraca sebesar biaya perolehan (biaya diamortisasi). Keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek ini tidak diakui dalam pendapatan. Pendapatan
bunga dan realisasi keuntungan dan kerugian, termasuk amortisasi premi atau diskonto surat
berharga jangka panjang, termasuk dalam pendapatan. Klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo
hanya digunakan untuk efek bersifat utang.

Perdagangan sekuritas adalah sekuritas utang (atau ekuitas non-berpengaruh) yang dibeli
dengan tujuan untuk dikelola secara aktif dan dijual untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu
dekat. Sekuritas yang diperdagangkan adalah aset lancar. Perusahaan melaporkannya berdasarkan
nilai wajar agregat pada setiap tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
(perubahan nilai wajar efek yang dimiliki) dan keuntungan atau kerugian yang direalisasi
(keuntungan atau kerugian penjualan) dimasukkan dalam laba bersih. Pendapatan bunga dari surat
berharga yang diperdagangkan dalam bentuk hutang dicatat pada saat diperoleh. (Pendapatan
dividen dari efek yang diperdagangkan dalam bentuk ekuitas dicatat pada saat diperoleh.)
Klasifikasi perdagangan digunakan untuk efek hutang dan ekuitas.

Efek Tersedia untuk Dijual. Sekuritas yang tersedia untuk dijual adalah surat utang (atau
ekuitas non-influensial) yang tidak diklasifikasikan sebagai surat berharga yang diperdagangkan
atau dimiliki hingga jatuh tempo. Surat-surat berharga ini termasuk dalam aset lancar dan tidak
lancar, tergantung pada jatuh temponya dan/atau niat manajemen mengenai penjualannya.
Sekuritas ini dilaporkan sebesar nilai wajar di neraca. Namun, perubahan nilai wajar tidak
termasuk dalam laba bersih dan dimasukkan dalam laba komprehensif. Dengan efek utang yang
tersedia untuk dijual, pendapatan bunga, termasuk amortisasi premi atau diskon atas efek jangka
panjang, dicatat pada saat dihasilkan. (Dengan efek ekuitas tersedia untuk dijual, dividen dicatat
dalam pendapatan pada saat diperoleh.) Keuntungan dan kerugian yang direalisasi atas efek
tersedia untuk dijual termasuk dalam pendapatan. Klasifikasi tersedia untuk dijual digunakan
untuk efek hutang dan ekuitas.

Equity Securities
Sekuritas ekuitasmewakili kepentingan kepemilikan pada entitas lain. Contohnya adalah saham
biasa dan saham preferen serta hak untuk memperoleh atau melepaskan kepemilikan seperti waran,
hak saham, dan opsi beli dan jual. Saham preferen yang dapat ditebus dan surat utang yang dapat
dikonversi tidak dianggap sebagai surat berharga ekuitas (mereka diklasifikasikan sebagai surat
utang). Dua motivasi utama bagi perusahaan untuk membeli sekuritas ekuitas adalah (1) untuk
memberikan pengaruh terhadap direktur dan manajemen entitas lain (seperti pemasok, pelanggan,
anak perusahaan) atau (2) untuk menerima pendapatan dividen dan apresiasi harga saham.
Perusahaan melaporkan investasi pada efek ekuitas sesuai dengan kemampuannya untuk
mempengaruhi atau mengendalikan aktivitas investee. Bukti kemampuan ini biasanya didasarkan
pada persentase sekuritas dengan hak suara yang dikendalikan oleh perusahaan investor. Persentase

22
ini merupakan pedoman dan dapat ditolak oleh faktor-faktor lain. Misalnya, signifikansipengaruh
yang tidak dapat diberikan melalui kontak bahkan tanpa persentase kepemilikan yang signifikan

Tidak Ada Pengaruh—Kurang dari 20% Kepemilikan. Ketika efek ekuitas merupakan non-
voting preferen atau ketika investor memiliki kurang dari 20% saham berhak suara investee, maka
kepemilikannya dianggap tidak berpengaruh. Dalam kasus ini, investor diasumsikan memiliki
pengaruh minimal terhadap aktivitas investee. Investasi ini diklasifikasikan sebagai efek yang
diperdagangkan atau tersedia untuk dijual, berdasarkan niat dan kemampuan manajemen.
Akuntansi untuk surat berharga ini telah dijelaskan pada surat utang yang diklasifikasikan serupa.

Pengaruh Signifikan—Antara 20% dan 50% Kepemilikan. Kepemilikan sekuritas, meskipun


di bawah 50% saham berhak suara, dapat memberi investor kemampuan untuk melakukan investasi
secara signifikan.

Pengendalian Bunga—Kepemilikan Lebih dari 50%. Kepemilikan lebih dari 50% disebut
sebagai kepentingan pengendali dimana investor dikenal sebagai perusahaan induk dan investee
sebagai anak perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi disiapkan untuk kepemilikan lebih dari
50%.

Sumber : Subramayam chapter 5

The fair Value Option


Standar terkini memungkinkan perusahaan untuk secara selektif melaporkan sekuritas yang
dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual pada nilai wajar. Jika perusahaan memilih
opsi ini, maka akuntansi untuk semua efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh
tempo akan sama dengan akuntansi untuk efek yang diperdagangkan. Khusus untuk seluruh efek
investasi (diperdagangkan, tersedia untuk dijual, dan dimiliki hingga jatuh tempo), (1) nilai tercatat
di neraca adalah nilai wajar, dan (2) seluruh keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi akan
dimasukkan dalam laba bersih. . Opsi nilai wajar dapat diterapkan secara sukarela dan selektif

23
terhadap setiap kelas sekuritas yang dipilih perusahaan, namun ketika nilai wajar telah diadopsi
untuk suatu kelas sekuritas, perusahaan tidak dapat membatalkan opsi tersebut.
Opsi nilai wajar tidak tersedia untuk investasi ekuitas yang perlu dikonsolidasikan. Hal ini juga
umumnya tidak diperbolehkan untuk sekuritas yang menerapkan metode akuntansi ekuitas.

Disclosures for Investment Securities


Menggunakan Microsoft sebagai contoh. Gambar 5.5 memberikan kutipan dari catatan Microsoft
Corporation yang berkaitan dengan utang dan efek ekuitas yang dapat dipasarkan (kepemilikan di
bawah 20%). Microsoft mengklasifikasikan sebagian besar investasi utang dan ekuitasnya sebagai
tersedia untuk dijual dan melaporkan rincian biaya akuisisi, nilai wajar, dan keuntungan/kerugian
yang belum direalisasi untuk setiap kelas investasinya. Pada tanggal 30 Juni 2004, estimasi nilai
wajar sekuritas tersedia untuk dijual Microsoft adalah $72.802 juta, termasuk $10.729 juta ekuitas
dan $62.073 juta sekuritas dengan jatuh tempo tetap (hutang dan uang tunai). Biaya perolehan
sekuritas ini adalah $71,275 juta, yang berarti keuntungan kumulatif yang belum direalisasi sebesar
$1,527 juta (terdiri dari keuntungan kotor yang belum direalisasi sebesar $1,820 juta dan kerugian
kotor yang belum direalisasi sebesar $293 juta), yang termasuk dalam akun akumulasi pendapatan
komprehensif lain (OCI) di ekuitas pemegang saham. Selain itu, Microsoft melaporkan bahwa
mereka memiliki sekuritas yang dibatasi atau diperdagangkan secara non-publik yang dicatat
berdasarkan biaya sebagaimana ditentukan oleh GAAP. Kelebihan perkiraan nilai pasar wajar
(oleh Microsoft) atas sekuritas ini dibandingkan biaya yang dilaporkan adalah $470 juta.
Keuntungan yang belum direalisasi ini tidak tercermin pada neraca atau OCI karena sekuritas
dilaporkan sebesar biaya perolehan.
Laporan laba rugi perusahaan melaporkan pendapatan investasi untuk tahun terakhir sebesar
$3,187 juta. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan bahwa pendapatan ini mencakup
dividen dan bunga sebesar $1,892 juta, keuntungan bersih yang diakui dalam investasi sebesar
$1,563 juta, dan kerugian bersih atas derivatif sebesar $268 juta.

24
Sumber : subramayam chapter 5

Menganalisis Efek Investasi


Analisis sekuritas investasi setidaknya memiliki dua tujuan utama:
1. Memisahkan Operasi dari Investasi Aset dan Kinerja

Kinerja operasi dan investasi suatu perusahaan harus dianalisis secara terpisah. Hal ini karena
kinerja investasi suatu perusahaan dapat mengganggu operasional sebenarnya. semua efek hutang
dan efek ekuitas non-berpengaruh yang dapat dipasarkan, dan aliran pendapatan terkait, dipandang
sebagai aktivitas investasi. Namun, seorang analis harus meninjau sifat bisnis perusahaan dan
tujuan di balik berbagai investasi sebelum mengklasifikasikannya sebagai operasi atau investasi.
Berikut adalah dua kasus di mana Aturan praktisnya tidak selalu berlaku: Lembaga keuangan fokus
pada aktivitas pembiayaan dan investasi. Ini menyiratkan bahwa semua pendapatan dan aset
pembiayaan dan investasi terkait dengan operasi lembaga keuangan.

Beberapa lembaga nonkeuangan memperoleh sebagian besar pendapatannya dari aktivitas


investasi. Misalnya :

a. anak perusahaan keuangan terkadang merupakan unit bisnis yang paling menguntungkan
bagi perusahaan seperti General Electric dan General Motors.
b. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini, penting untuk memisahkan kinerja unit
pembiayaan (dan investasi) dari operasi inti perusahaan-perusahaan tersebu walaupun
pendapatan dari aktivitas penting tersebut tidak boleh dianggap sebagai hal sekunder.

2. Analyzing Accounting Distortions from Securitie

Pengungkapan yang berkaitan dengan efek investasi untuk mengidentifikasi potensi distorsi akibat
keduanya metode akuntansi dan manajemen laba. Analisis ini sangat penting ketika menganalisis
lembaga keuangan dan perusahaan asuransi karena aktivitas investasi merupakan inti dari operasi

25
mereka dan memberikan sebagian besar pendapatan mereka. potensi distorsi yang disebabkan oleh
akuntansi efek investasi yang harus diwaspadai oleh seorang analis:

a. Peluang untuk perdagangan keuntungan: Standar ini memberikan peluang untuk


perdagangan keuntungan dengan sekuritas tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh
tempo. Karena keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas tersedia
untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo tidak termasuk dalam laba bersih, perusahaan
dapat meningkatkan laba bersih dengan menjual sekuritas tersebut dengan keuntungan yang
belum direalisasi dan menahan sekuritas yang memiliki kerugian yang belum direalisasi.
Namun, standar ini mengharuskan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas
efek tersedia untuk dijual dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif. Oleh
karena itu, seorang analis harus memeriksa pengungkapan pendapatan komprehensif untuk
memastikan kerugian yang belum direalisasi (jika ada) atas sekuritas tersedia untuk dijual
yang tidak terjual.
b. Kewajiban diakui sebesar biaya perolehan: Akuntansi untuk sekuritas investasi bisa
dibilang sepihak. Artinya, jika suatu perusahaan melaporkan efek investasinya pada nilai
wajar, mengapa tidak pada liabilitasnya? Bagi banyak perusahaan, khususnya lembaga
keuangan, posisi aset tidak dikelola secara independen dari posisi kewajiban. Akibatnya,
akuntansi dapat menghasilkan volatilitas pendapatan melebihi apa yang disarankan oleh
perekonomian sebenarnya. Pertimbangan ini menyebabkan regulator mengecualikan
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas tersedia untuk dijual dari
pendapatan. Tidak termasuk keuntungan dan kerugian dari pendapatan akan mempengaruhi
analisis laporan laba rugi, namun tidak mempengaruhi analisis neraca. Namun, keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi atas efek tersedia untuk dijual dilaporkan dalam laba
komprehensif
c. Definisi sekuritas ekuitas yang tidak konsisten: Ada kekhawatiran bahwa definisi sekuritas
ekuitas bersifat arbitrer dan tidak konsisten. Misalnya, obligasi konversi dikecualikan dari
efek ekuitas. Namun obligasi konversi sering kali menghasilkan banyak keuntungan nilai
dari fitur konversi dan lebih mirip dengan sekuritas ekuitas daripada utang. seorang analis
harus mempertanyakan pengecualian sekuritas yang dapat dikonversi dari ekuitas. Saham
preferen yang dapat ditebus juga dikecualikan dari sekuritas ekuitas dan, oleh karena itu,
analisis kami harus meninjau karakteristiknya untuk memvalidasi klasifikasi ini
d. Klasifikasi berdasarkan niat: Klasifikasi (dan akuntansi untuk) efek investasi bergantung
pada niat manajemen, yang mengacu pada tujuan manajemen mengenai disposisi efek.
Aturan maksud ini dapat mengakibatkan efek hutang yang identik diklasifikasikan secara
terpisah ke dalam satu atau kombinasi dari ketiga kelas efek diperdagangkan, dimiliki
hingga jatuh tempo, dan tersedia untuk dijual. Hal ini menciptakan ambiguitas dalam cara
memperhitungkan perubahan nilai pasar sekuritas. Seorang analis harus menilai kredibilitas
niat manajemen dengan meninjau penjualan “prematur” sekuritas yang dimiliki hingga
jatuh tempo. Jika terjadi penjualan prematur, hal ini akan melemahkan kredibilitas
manajemen

26
B. EQUITY METHOD ACCOUNTING

Akuntansi metode ekuitas diperlukan untuk investasi antar perusahaan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan investor berpengaruh signifikan menguasai, namun tidak mengendalikan, investee.
investasi metode ekuitas dilaporkan di neraca berdasarkan biaya yang disesuaikan, bukan pada
nilai pasar. Jika awalnya dibeli pada nilai buku, maka jumlah yang dilaporkan sama dengan
persentase umur ekuitas pemegang saham perusahaan investee yang dimiliki oleh investor.
Akuntansi metode ekuitas umumnya digunakan untuk investasi yang mewakili 20% hingga 50%
saham berhak suara dari sekuritas ekuitas perusahaan. Namun kriteria penggunaan metode ekuitas
adalah apakah perusahaan investor dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap perusahaan
investee, terlepas dari persentase saham yang dimiliki. Begitu perusahaan investor dapat
mengerahkan ontrol atas perusahaan investee, diperlukan konsolidasi. Konsolidasi memerlukan
penggantian akun investasi metode ekuitas dengan neraca perusahaan investee yang terkait dengan
investasi tersebut.

Oleh karena itu, metode ekuitas kadang-kadang disebut sebagai akonsolidasi satu baris. Perbedaan
utama antara akuntansi metode konsolidasi dan metode ekuitas terletak pada tingkat detail yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, karena proses konsolidasi tidak mempengaruhi total ekuitas
pemegang saham atau laba bersih perusahaan investor. Ada penerapan luas akuntansi metode
ekuitas untuk investasi pada afiliasi, usaha patungan, dan kemitraan yang tidak dikonsolidasi. Jenis
investasi ini meningkat tajam seiring dengan upaya perusahaan untuk membentuk aliansi
perusahaan agar dapat memanfaatkan aset secara efektif dan memperoleh keunggulan kompetitif.
Oleh karena itu, penting untuk memahami mekanisme yang berkaitan dengan akuntansi metode
ekuitas untuk mengapresiasi apa yang dilaporkandan apa yang tidak dilaporkandalam laporan
keuangan.

Mekanisme Metode Ekuitas


Kita mulai dengan diskusi tentang mekanisme akuntansi metode ekuitas. Asumsikan bahwa Global
Corp. mengakuisisi secara tunai 25% kepemilikan di Synergy, Inc. senilai $500.000, yang
mewakili seperempat ekuitas pemegang saham Synergy pada tanggal akuisisi. Oleh karena itu,
investasi tersebut diperoleh pada nilai buku. Neraca ringkas Synergy pada tanggal akuisisi adalah:

27
Investasi awal dicatat dalam pembukuan Global sebagai berikut:

Global melaporkan akun investasi sebagai aset tidak lancar di neracanya. Investasi sebesar
$500.000 ini mewakili 25% kepemilikan di perusahaan investee dengan total aset sebesar
$6.300.000 dan liabilitas sebesar $4.300.000.

Setelah tanggal akuisisi, Synergy melaporkan laba bersih sebesar $100.000 dan membayar dividen
sebesar $20.000. Global mencatat bagian proporsional atas pendapatan Synergy dan penerimaan
dividen sebagai berikut:

Pendapatan global telah meningkat sebesar bagian proporsionalnya terhadap laba bersih Synergy.
Pendapatan ini akan dilaporkan di bagian pendapatan lain-lain dalam laporan laba rugi karena
diperlakukan serupa dengan pendapatan bunga. Berbeda dengan akuntansi untuk surat berharga
tersedia untuk dijual dan diperdagangkan yang dijelaskan sebelumnya dalam bab ini, dividen yang
diterima tidak dicatat sebagai pendapatan. Sebaliknya, investasi tersebut diperlakukan sebagai
pengembalian modal yang diinvestasikan di Synergy, dan akun investasi akan dikurangi.
Ada kesimetrisan antara akuntansi investasi Global dan ekuitas pemegang saham Synergy:

Investasi Global tetap sebesar 25% dari ekuitas pemegang saham Synergy. Ada beberapa poin
penting yang berkaitan dengan akuntansi metode ekuitas:

 Akun investasi dilaporkan dengan jumlah yang sama dengan bagian proporsional ekuitas
pemegang saham perusahaan investee. Oleh karena itu, aset dan liabilitas substansial tidak
dapat dicatat dalam neraca kecuali investee dikonsolidasi. Hal ini dapat mempunyai
implikasi penting bagi analisis perusahaan investor

28
 Pendapatan investasi (bagian proporsional dari pendapatan perusahaan investee) harus
dibedakan dari pendapatan operasional inti dalam analisis pendapatan perusahaan investor
kecuali investasi tersebut dianggap strategis..
 Berbeda dengan pelaporan sekuritas tersedia untuk dijual dan diperdagangkan yang dibahas
sebelumnya dalam bab ini, investasi yang dicatat dengan metode ekuitas dilaporkan sebesar
biaya perolehan yang disesuaikan, bukan sebesar nilai pasar. Oleh karena itu, keuntungan
substansial yang belum direalisasi mungkin tidak tercermin dalam aset atau ekuitas
pemegang saham. (Kerugian nilai yang dianggap namun selain bersifat sementara, harus
dicatat sebagai penurunan nilai tercatat investasi dengan kerugian terkait yang dicatat dalam
laporan laba rugi.)
 Investor harus menghentikan akuntansi metode ekuitas ketika investasinya berkurang
menjadi nol (seperti karena kerugian investee) dan tidak boleh menyisihkan kerugian
tambahan kecuali investor telah menjamin kewajiban investee atau berkomitmen untuk
memberikan dukungan keuangan lebih lanjut kepada investee. . Akuntansi metode ekuitas
hanya dilanjutkan setelah seluruh defisit kumulatif telah dipulihkan melalui pendapatan
investee
 Jika jumlah investasi awal melebihi bagian proporsional dari nilai buku perusahaan
investee, kelebihan tersebut dialokasikan pada aset berwujud dan tidak berwujud yang
teridentifikasi yang disusutkan/diamortisasi sesuai masa manfaatnya. Pendapatan investasi
dikurangi dengan biaya tambahan ini. Kelebihan yang tidak dialokasikan dengan cara ini
diperlakukan sebagai goodwill dan tidak lagi diamortisasi

Analysis Implications of Intercorporate Investments

Recognition of Investee Company Earnings

Akuntansi metode ekuitas mengasumsikan bahwa dolar yang diperoleh perusahaan investee setara
dengan dolar yang diperoleh investor, meskipun tidak diterima secara tunai. kesetaraan pendapatan
dolar-untuk-dolar tidak dapat diterima begitu saja. Alasannya meliputi:
 Otoritas pengatur terkadang dapat melakukan intervensi dalam kebijakan dividen anak
perusahaan.
 Anak perusahaan dapat beroperasi di negara yang memberlakukan pembatasan pengiriman
uang pendapatan atau di mana nilai mata uang dapat memburuk dengan cepat. Resiko politik
bisa saja terjadi semakin menghambat akses terhadap pendapatan.
 Pembatasan dividen dalam perjanjian pinjaman dapat membatasi aksesibilitas pendapatan.
 Kehadiran kepentingan minoritas yang stabil atau berkuasa dapat mengurangi keleluasaan
orang tua dalam menetapkan dividen atau kebijakan lainnya.

Unrecognized Capital Investment


Akun investasi sering disebut sebagai konsolidasi satu baris. Hal ini karena mewakili persentase
kepemilikan investor dalam ekuitas pemegang saham perusahaan investee. Di balik saldo
29
investasi ini terdapat aset dan liabilitas yang mendasari perusahaan investee. Mungkin terdapat
sejumlah besar aset dan liabilitas perusahaan investee yang tidak tercatat dan tidak tercermin
dalam neraca investor.

Penyisihan Pajak atas Laba Anak Perusahaan yang Tidak Didistribusikan


Jika laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan dimasukkan ke dalam akuntansi sebelum
pajak atas pendapatan perusahaan induk (baik melalui akuntansi konsolidasi atau metode ekuitas),
maka diperlukan penyisihan pajak secara bersamaan. Ketentuan ini tergantung pada tindakan dan
niat perusahaan induk. Praktik saat ini mengasumsikan semua pendapatan yang tidak
didistribusikan ditransfer ke perusahaan induk dan, dengan demikian, penyisihan pajak dibuat
oleh perusahaan induk pada periode berjalan. Namun asumsi ini dapat diatasi jika terdapat bukti
yang meyakinkan bahwa anak perusahaan telah atau akan menginvestasikan laba yang tidak
didistribusikan secara permanen atau akan mengirimkan laba melalui likuidasi bebas pajak.
Dalam analisisnya, kita harus menyadari bahwa keputusan mengenai apakah pajak akan diberikan
atas laba yang tidak didistribusikan pada dasarnya adalah keputusan manajemen.

C. KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis mengacu pada merger dengan, atau akuisisi, suatu bisnis. Hal ini terjadi ketika
satu perusahaan mengakuisisi sebagian besar dari satu atau lebih aset perusahaan lain.
Pembelian aset diperlakukan tidak berbeda dengan pembelian aset lainnya: aset dicatat sebesar
harga pembeliannya.) Kombinasi bisnis mengharuskan laporan keuangan berikutnya melaporkan
aktivitas gabungan dari entitas baru ini. Akuntansi untuk kombinasi bisnis memerlukan keputusan
tentang bagaimana menilai kumpulan dan liabilitas entitas baru. Keputusan ini dapat melibatkan
revaluasi menyeluruh terhadap nilai pasar seluruh aset dan liabilitas yang diperoleh, yang
mempunyai dampak besar terhadap laporan keuangan saat ini dan masa depan. Keputusan
akuntansi ini berbeda dengan pembahasan investasi antar perusahaan di awal bab yang tidak
berfokus pada akuntansi untuk “kombinasi” namun pada penilaian dan akuntansi untuk investasi
itu sendiri. Analisis kombinasi bisnis harus mempertimbangkan insentif manajemen, implikasi
akuntansi, dan kebutuhan untuk mengevaluasi dan menafsirkan laporan keuangan entitas baru.
Kombinasi bisnis dengan motivasi ekonomi yang baik mempunyai sejarah yang panjang. Diantara
alasan ekonomi terjadinya penggabungan usaha adalah
1. memperoleh barang berharga sumber bahan, fasilitas produktif, teknologi, saluran
pemasaran, atau pangsa pasar;
2. mengamankan sumber daya keuangan atau akses terhadap sumber daya tersebut;
3. penguatan manajemen;
4. meningkatkan efisiensi operasional;
5. mendorong diversifikasi;
6. kecepatan masuk pasar;
7. mencapai skala ekonomi; Dan
8. memperoleh keuntungan pajak.

30
Sarana untuk mencapai pertumbuhan pendapatan ilusi meliputi:
 Menggabungkan perusahaan yang sedang berkembang yang memiliki rasio harga-
pendapatan yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang
lebih rendah, dan menggunakan pembayaran dalam saham perusahaan yang tumbuh
tinggi. Transaksi ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan laba per saham lebih lanjut
dan dapat memperkuat bahkan meningkatkan rasio harga-pendapatan yang tinggi dari
perusahaan yang mengakuisisi.
 Pasar terkadang gagal untuk sepenuhnya memperhitungkan potensi rendahnya kualitas
pendapatan yang diperoleh. Hal ini terutama merupakan masalah sementara yang melekat
dalam mekanisme evaluasi pasar, dan tidak mudah diatasi oleh regulator Menggunakan
keleluasaan dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis. Hal ini berbeda dengan keuntungan
ekonomi sesungguhnya yang timbul dari kombinasi. Kami mempertimbangkan metode
akuntansi alternatif untuk kombinasi bisnis di bagian selanjutnya

Akuntansi Kombinasi Bisnis


Baik US GAAP (ASC 805) dan IFRS (IFRS 3) mengamanatkanmetode akuisisi(mirip dengan
metode pembelian sebelumnya) ketika menghitung kombinasi bisnis. Tujuan utama metode ini
adalah untuk mengakui harga yang dibayarkan untuk akuisisi di neraca. Tujuan ini dicapai melalui
dua langkah berikut: (1) seluruh aset (berwujud dan tidak berwujud) dan liabilitas perusahaan
yang diakuisisi diakui sebesar nilai wajarnya.nilai wajarpada tanggal akuisisi, dan (2) selisih
antara harga perolehan dan nilai wajar kekayaan bersih perusahaan yang diakuisisi diakui
sebagainiat baik. Di masa depan, penyusutan (atau amortisasi) dibebankan pada semua aset jangka
panjang (berwujud atau tidak berwujud) dengan satu pengecualian utama: goodwill. Goodwill
tidak diamortisasi. Sebaliknya, aset tersebut harus menjalani pengujian penurunan nilai tahunan.
Apabila nilai tercatat (yaitu jumlah di neraca) goodwill diketahui melebihi nilai wajarnya,
kerugian penurunan nilai atas selisih tersebut harus diambil dan goodwill tersebut dicatat ke nilai
wajar terkini di neraca. Jika tidak ada penurunan nilai, goodwill tetap berada di neraca sebesar
nilai aslinya selamanya.

Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasimelaporkan hasil operasi dan kondisi keuangan perusahaan
induk dan anak perusahaannya dalam satu set laporan. Laporan keuangan perusahaan induk
membuktikan kepemilikan saham pada anak perusahaan melalui akun investasi. Dari sudut
pandang hukum, perusahaan induk memiliki saham anak perusahaannya. Perusahaan induk tidak
memiliki aset anak perusahaan dan biasanya tidak bertanggung jawab atas hutang anak
perusahaan, meskipun sering kali perusahaan tersebut menjaminkannya. Laporan keuangan
konsolidasi mengabaikan identitas hukum yang terpisah dari perusahaan induk dan anak
perusahaannya demi kepentingan “substansi ekonominya”. Artinya, laporan keuangan konsolidasi
mencerminkan suatu entitas bisnis yang dikendalikan oleh satu perusahaan—perusahaan induk.

Mekanisme Konsolidasi
31
Konsolidasi melibatkan dua langkah: pengumpulan Dan eliminasi. Pertama, laporan keuangan
konsolidasi mengagregasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban anak perusahaan dengan pos-
pos terkait dalam laporan keuangan perusahaan induk. Langkah kedua adalah
menghilangkantransaksi antar perusahaan(atau rekening timbal balik) untuk menghindari
penghitungan ganda atau pengakuan pendapatan sebelum waktunya. Misalnya, utang usaha
perusahaan induk kepada anak perusahaannya dan piutang usaha anak perusahaannya kepada
perusahaan induk dieliminasi ketika menyusun neraca konsolidasi. Demikian pula, penjualan dan
harga pokok penjualan dieliminasi untuk penjualan persediaan antar perusahaan.
Dampak bersih konsolidasi terhadap neraca adalah melaporkan anak perusahaan yang diakuisisi
sebesar nilai pasar wajarnya pada tanggal akuisisi. Artinya, semuanya set berwujud dan aset tidak
berwujud yang dapat diidentifikasi secara terpisah dilaporkan sebesar nilai penilaiannya. Kelebihan
harga pembelian di atas nilai pasar wajar aset teridentifikasi dicatat sebagai goodwill.

Impairment of Goodwill
Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi mempunyai jangka waktu tidak terbatas dan oleh
karena itu, tidak diamortisasi. Namun, penurunan nilai masih harus dikaji setiap tahunnya.

Issues in Business Combinations Contingent Consideration


Dalam beberapa kombinasi bisnis, para pihak tidak dapat menyepakati harga. Ini menghasilkan
gagasan tentangpertimbangan kontingen,dimana disepakati bahwa uang tambahan akan
dibayarkan oleh pembeli kepada penjual jika tujuan kinerja masa depan dapat dipenuhi oleh
perusahaan gabungan. Dalam akuntansi saat ini, masa depan ituhasilpembayaran diakui sebagai
biaya pembelian tambahan pada saat uang dibayarkan (biasanya sebagai peningkatan goodwill).
FASB telah mengusulkan revisi standar kombinasi bisnis yang mencakup akuntansi baru untuk
pertimbangan kontinjensi. Dalam standar yang diusulkan, nilai wajar bisnis yang diakuisisi harus
ditentukan pada tanggal akuisisi. Yang melekat dalam perjanjian ini adalah nilai wajar kewajiban
pembeli atas pembayaran kontinjensi. Jumlah itu akan termasuk dalam harga pembelian. Artinya,
perjanjian pembayaran di masa depan harus dinilai wajar pada tanggal pembelianDankemudian
terus dievaluasi kembali setiap triwulan berikutnya untuk mencerminkan kinerja sebenarnya. Hal
ini akan mengakibatkan volatilitas pendapatan karena pertimbangan kontinjensi dinilai kembali.

Allocating Total Cost


Setelah perusahaan menentukan total biaya entitas yang diakuisisi, biaya ini perlu dialokasikan ke
aset individual. Seluruh aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam
kombinasi bisnis diberikan sebagian dari total biaya, biasanya sama dengan nilai wajarnya pada
tanggal akuisisi. Aset yang dapat diidentifikasi mencakup aset tidak berwujud dan juga aset
berwujud. PSAK 141 mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menilai kategori aset
tidak berwujud tertentu. Ini termasuk yang berikut:
1. Merek dagang dan aset terkait pemasaran lainnya.
2. Perjanjian nonkompetisi.

32
3. Daftar pelanggan, kontrak, dan aset terkait pelanggan lainnya.
4. Aset tak berwujud yang berhubungan dengan seni seperti karya sastra atau musik, serta
materi video dan audiovisual, termasuk program televisi dan video musik.
5. Aset tak berwujud yang berkaitan dengan hubungan kontraktual seperti lisensi, royalti,
iklan, dan kontrak manajemen, perjanjian sewa atau waralaba, hak siar, kontrak kerja, dan
sejenisnya.
6. Paten, perangkat lunak komputer, database, rahasia dagang atau formula, dan aset tak
berwujud berbasis teknologi lainnya.
Hanya setelah harga pembelian dialokasikan ke nilai pasar wajar seluruh aset berwujud dan tidak
berwujud yang dapat diidentifikasi, dikurangi nilai pasar seluruh liabilitas yang ditanggung, maka
harga pembelian mana pun dapat dimasukkan ke dalam goodwill. Alasannya adalah bahwa semua
aset selain barang akan memiliki masa manfaat yang dapat diidentifikasi, sehingga menimbulkan
beban penyusutan dan amortisasi. Namun, goodwill dianggap mempunyai umur yang tidak
terbatas dan tidak diamortisasi. Ada kemungkinan bahwa nilai pasar atau penilaian aset
teridentifikasi yang diperoleh, dikurangi kewajiban yang ditanggung, melebihi biaya perusahaan
yang diakuisisi (negatif).
niat baik). Dalam kasus yang jarang terjadi, nilai yang dapat dialihkan ke aset tidak lancar yang
diperoleh (kecuali investasi jangka panjang pada surat berharga) dikurangi sebesar kelebihan ini.
Kemudian sisanya, jika ada, dicatat dalam laporan laba rugi sebagai keuntungan luar biasa setelah
dikurangi pajak.

In-Process Research and Development (IPR&D)


Beberapa perusahaan menghapus sebagian besar biaya akuisisi sebagai penelitian dan
pengembangan yang dibeli. Selain itu, terdapat peningkatan dramatis dalam penghapusan utang
dalam dekade terakhir, khususnya di industri teknologi tinggi. Berdasarkan GAAP sebelumnya,
praktik ini menarik karena memungkinkan perusahaan yang mengakuisisi untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan alokasi harga pembelian ke goodwill dan, dengan demikian, menurunkan
atau menghindari beban pendapatan di masa depan dari amortisasi goodwill yang dihasilkan.
Dalam situasi penghapusan IPR & D, perusahaan menilai aset IPR & D dari perusahaan yang
diakuisisi sebelum dihapuskan. Namun, tidak ada panduan tentang bagaimana menilai IPR & D.
Mengingat adanya insentif untuk tidak mengakui HKI sebagai goodwill, perusahaan diduga akan
memberikan nilai IPR & D setinggi mungkin untuk meningkatkan penghapusan dan mengurangi
atau menghilangkan amortisasi goodwill berikutnya. Penghapusan seperti ini menimbulkan
kekhawatiran terhadap kualitas pendapatan jika IPR&D dilebih-lebihkan karena hal ini akan
mengecilkan nilai aset dan melebih-lebihkan laba atas ekuitas (dan aset) di masa depan.
Penyalahgunaan penghapusan IPR & D membuat SEC menyelidiki penggunaannya. Beberapa
akuisisi kemudian ditentang dan perusahaan diharuskan menyajikan kembali laporan keuangan
historis. Baru-baru ini, FASB mengusulkan agar IPR & D dikapitalisasi dan diamortisasi, bukan
dibebankan.

33
Debt in Consolidated Financial Statements
Kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi tidak dijadikan sebagai hak gadai atas kumpulan
aset bersama. Kreditor, baik yang dijamin atau tidak, memiliki hak ganti rugi jika terjadi
wanprestasi hanya atas aset yang dimiliki oleh perusahaan tertentu yang menimbulkan liabilitas.
Jika sebuah perusahaan induk menjamin suatu tanggung jawab anak perusahaan, maka kreditur
mempunyai jaminan sebagai jaminan tambahan dengan ketentuan potensi recourse. Neraca
konsolidasi tidak membantu kami menilai margin keamanan yang dinikmati kreditor. Untuk
menilaI keamanan liabilitas, analisis kami harus memeriksa laporan keuangan individual masing-
masing anak perusahaan. Kita juga harus ingat bahwa batasan hukum tidak selalu merupakan
ukuran tanggung jawab yang efektif. Misalnya, American Express baru-baru ini menanggung
kewajiban anak perusahaan pergudangan bukan karena kewajiban hukum apa pun, tetapi karena
kepedulian terhadap reputasinya sendiri
Gains on Subsidiary IPOs
Tycom, Ltd., anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Tyco International, Ltd., menjual
saham yang sebelumnya belum diterbitkan kepada pihak luar dalam penawaran umum perdana
(IPO). Akibat penjualan tersebut, persentase kepemilikan Tyco International, Ltd. di Tycom, Ltd.,
menurun dari 100% menjadi 89% dan perusahaan induk mencatat keuntungan sebelum pajak
sebesar $2,1 miliar ($1,01 miliar setelah pajak) dalam konsolidasinya. laporan laba rugi. IPO yang
dilakukan oleh anak perusahaan menjadi semakin umum karena perusahaan berusaha memperoleh
keuntungan yang belum diakui dalam nilai kepemilikan saham anak perusahaannya, dan pada saat
yang sama, tetap mempertahankan kendali atas anak perusahaannya.
Alasan perlakuan keuntungan dapat dilihat dari contoh ini: asumsikan Synergy memiliki 100%
saham Micron dengan nilai buku ekuitas pemegang saham sebesar $1.000.000 dan mencatat
investasi di Micron sebesar $1.000.000. Micron menjual saham yang belum diterbitkan
sebelumnya seharga $500,000 dan, dengan demikian, mengurangi kepemilikan Synergy menjadi
80%. Synergy kini memiliki 80% anak perusahaan dengan nilai buku $1.500.000 dengan investasi
setara $1.200.000. Nilai akun investasinya telah meningkat sebesar $200.000. FASB secara resmi
mendukung perlakuan terhadap “keuntungan” ini sebagai peningkatan tambahan modal disetor.
SEC, bagaimanapun, masukBuletin Akuntansi Staf 51,memungkinkan perusahaan untuk mencatat
kredit ke tambahan modal disetor atau laba. Dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham
Synergy juga sama. Namun pada alternatif pertama, ekuitas pemegang saham ditingkatkan dengan
peningkatan tambahan modal disetor. Alternatif kedua, ekuitas pemegang saham ditingkatkan
melalui penutupan laba bersih ke laba ditahan dan keuntungannya dicatat dalam laporan laba rugi.

Preacquisition Sales and Income


Ketika akuisisi anak perusahaan terjadi pada pertengahan tahun, perusahaan hanya melaporkan
ekuitasnya pada pendapatan anak perusahaan sejak tanggal akuisisi dan seterusnya. Dua metode
yang tersedia di bawah GAAP untuk menyelesaikan ini:

34
 Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi dengan penjualan, beban, dan
pendapatan anak perusahaan sejak tanggal akuisisi dan seterusnya.
 Perusahaan dapat melaporkan penjualan dan beban anak perusahaan dalam laporan laba
rugi konsolidasinya sepanjang tahun dan menarik kembali pendapatan pra-akuisisi
sehingga hanya pendapatan pasca akuisisi yang dimasukkan dalam laba bersih konsolidasi.
Pengaruh terhadap laba bersih konsolidasi sama untuk kedua metode, yaitu hanya laba bersih
perusahaan yang diakuisisi setelah tanggal akuisisi yang dimasukkan dalam laba konsolidasi.
Namun, pertumbuhan pendapatan tertinggi (penjualan) bisa sangat berbeda tergantung pada
tanggal akuisisi dan besarnya penjualan perusahaan yang diakuisisi. Perusahaan yang
pertumbuhannya terutama terjadi melalui akuisisi (vs. pertumbuhan “organik”, atau internal)
dapat menjadi masalah tersendiri bagi para analis.
Jumlah pendapatan sebelum akuisisi kemungkinan besar dianggap tidak material dan
dimasukkan dalam kategori pengeluaran lain daripada dilaporkan sebagai item baris terpisah.
Salah satu petunjuk mengenai metode akuntansi yang digunakan adalah dengan memeriksa
pengungkapan proforma yang diperlukan dalam catatan kaki akuisisi. Perusahaan diharuskan
melaporkan penjualan dan pendapatan proforma seolah-olah investee telah dimasukkan
sepanjang tahun. Perbandingan penjualan proforma ini dengan penjualan konsolidasi yang
dilaporkan dapat memberikan wawasan mengenai pilihan akuntansi yang dibuat oleh
manajemen di bidang ini.

Push-Down Accounting
Akuntansi pembelian mengharuskan aset dan liabilitas perusahaan yang diakuisisi
dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi pembeli sesuai nilai pasarnya. Persoalan
kontroversial adalah bagaimana perusahaan yang diakuisisi melaporkan aset dan liabilitas ini
dalam laporan keuangan terpisah (jika perusahaan tersebut bertahan sebagai entitas terpisah
dan diperdagangkan secara publik). SEC mensyaratkan bahwa transaksi pembelian yang
mengakibatkan suatu entitas menjadi dimiliki sepenuhnya (sebagaimana didefinisikan dalam
Peraturan S-X) menetapkan dasar akuntansi baru untuk aset dan liabilitas yang dibeli jika
perusahaan yang diakuisisi menerbitkan sekuritas di pasar publik. Misalnya, jika Perusahaan
A mengakuisisi secara substansial seluruh saham biasa Perusahaan B dalam satu atau
serangkaian transaksi pembelian, laporan keuangan Perusahaan B harus mencerminkan dasar
akuntansi baru yang timbul dari akuisisi tersebut oleh Perusahaan A. Ketika kepemilikan
berada di bawah kendali perusahaan. induk, dasar akuntansi untuk aset dan liabilitas yang
dibeli harus sama terlepas dari apakah entitas tersebut tetap ada atau digabungkan ke dalam
operasi induk. Artinya, biaya akuisisi Perusahaan A untuk Perusahaan B “diturunkan” dan
digunakan untuk menetapkan dasar akuntansi baru dalam laporan keuangan terpisah
Perusahaan B. SEC menyadari bahwa keberadaan utang publik, saham preferen, atau hak
minoritas yang signifikan di anak perusahaan dapat memengaruhi kemampuan perusahaan
induk untuk mengendalikan kepemilikan. Dalam kasus ini, SEC tidak memaksakan akuntansi
push-down
35
Additional Limitations of Consolidated Financial Statements
Laporan keuangan konsolidasi sering kali merupakan representasi yang berarti dari kondisi
keuangan dan hasil operasi entitas induk-anak perusahaan. Namun demikian, terdapat
keterbatasan selain yang telah dibahas:

 Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang membentuk entitas yang lebih besar
tidak selalu disusun atas dasar perbandingan. Perbedaan prinsip akuntansi, dasar penilaian,
tingkat amortisasi, dan faktor lainnya dapat menghambat homogenitas dan mengganggu
validitas rasio, tren, dan analisis lainnya.
 Laporan keuangan konsolidasi tidak mengungkapkan pembatasan penggunaan uang tunai
untuk masing-masing perusahaan. Mereka juga tidak mengungkapkan arus kas antar
perusahaan atau batasan yang diterapkan pada arus tersebut. Faktor-faktor ini
mengaburkan hubungan antara likuiditas aset dan kewajiban yang ingin dipenuhi.
 Perusahaan yang kondisi keuangannya buruk terkadang bergabung dengan perusahaan
yang kuat secara finansial, sehingga mengaburkan analisis kami karena aset salah satu
anggota entitas yang dikonsolidasi tidak dapat serta merta disita untuk membayar
kewajiban anggota lain.
 Luasnya transaksi antar perusahaan tidak diketahui kecuali prosedur yang mendasari
proses konsolidasi dilaporkan. Laporan konsolidasi umumnya hanya mengungkapkan
hasil akhir.
 Akuntansi untuk konsolidasi anak perusahaan keuangan dan asuransi dapat menimbulkan
beberapa masalah untuk dianalisis. Penggabungan anak-anak perusahaan yang berbeda
dapat mendistorsi rasio dan hubungan lainnya. Misalnya, aset lancar anak-anak
perusahaan keuangan umumnya tidak tersedia untuk memenuhi kewajiban lancar
perusahaan induk. Aset dan liabilitas entitas yang terpisah tidak dapat dipertukarkan, dan
laporan keuangan konsolidasi mengaburkan prioritas tagihan kreditur.

Consequences of Accounting for Goodwill


Kelebihan harga pembelian atas nilai pasar aset bersih teridentifikasi yang diperoleh merupakan
pembayaran super penghasilan (tidak normal). Pendapatan super diberikan kepada nama merek
dan item lain yang menawarkan posisi kompetitif yang unggul. Posisi kompetitif yang unggul
dapat berubah karena berbagai kekuatan ekonomi dan lingkungan. Dengan usaha dan peluang,
perusahaan dapat mempertahankan posisi superiornya. Meski demikian, niat baik tidak bersifat
permanen. Pengukuran sisa goodwill menimbulkan potensi masalah pengukuran. Misalnya,
pembayaran yang disebabkan oleh kesalahan estimasi, persaingan penawaran yang ketat, atau
kecerobohan pemilik atau sumber daya kreditur akan dimasukkan ke dalam goodwill.

D. DERIVATIVE SECURITIES

Perusahaan dihadapkan pada berbagai jenis risiko pasar. Risiko-risiko ini muncul karena
profitabilitas operasional bisnis sensitif terhadap fluktuasi di beberapa bidang seperti harga

36
komoditas, nilai tukar mata uang asing, dan suku bunga. Untuk mengurangi risiko pasar ini,
perusahaan melakukan tindakan transaksi lindung nilai. Lindung nilai adalah kontrak yang
berupaya melindungi perusahaan dari risiko pasar. Konsep lindung nilai serupa dengan polis
asuransi, di mana perusahaan mengadakan kontrak yang menjamin hasil tertentu tanpa
memperhitungkan kekuatan pasar. Instrumen keuangan seperti futures, options, dan swap
biasanya digunakan sebagai lindung nilai. Instrumen keuangan ini disebutinstrumen keuangan
derivatif. Derivatif adalah instrumen keuangan yang nilainya diturunkan dari nilai aset lain, kelas
aset, atau variabel ekonomi seperti saham, obligasi, harga komoditas, suku bunga, atau nilai tukar
mata uang. Namun, kontrak derivatif sebagai lindung nilai dapat membuat perusahaan
menghadapi risiko yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena sulitnya menemukan derivatif
yang sepenuhnya melakukan lindung nilai terhadap eksposur risiko, karena para pihak dalam
kontrak derivatif gagal memahami potensi risiko dari instrumen tersebut, atau karenapihak
lawan(entitas lain dalam lindung nilai) tidak kuat secara finansial. Perusahaan juga diketahui
menggunakan derivatif untuk berspekulasi.

Defining a Derivative

Berbagai instrumen keuangan yang digunakan untuk aktivitas lindung nilai, antara lain sebagai
berikut:

 Kontrak berjangka perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk membeli atau menjual
komoditas atau aset keuangan tertentu pada tanggal di masa depan (disebut tanggal
penyelesaian) dan pada harga tertentu. Kontrak berjangka ada untuk sebagian besar
komoditas dan aset keuangan. Dimungkinkan juga untuk membeli kontrak berjangka pada
indeks seperti indeks saham S&P 500.
 Kontrak swap perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk menukarkan arus kas masa
depan. Hal ini biasa terjadi untuk lindung nilai risiko, terutama suku bunga dan asing risiko
urgensi. Dalam bentuk dasarnya, swap melakukan lindung nilai terhadap eksposur neraca
dan arus kas. Salah satu contohnya adalah swap suku bunga. Sebuah perusahaan mungkin
ingin melakukan konversi utang dengan suku bunga tetap menjadi utang dengan suku
bunga variabel (kita membahas aktivitas Campbell Soup dalam hal ini nanti di bagian ini).
Perusahaan bekerja dengan perantara, biasanya bank, untuk mencari perusahaan lain
dengan utang suku bunga mengambang yang mencari suku bunga tetap utang. Kedua
perusahaan bertukar suku bunga dan bank mengambil biaya untuk transaksi tersebut. Swap
mata uang asing mirip dengan swap suku bunga, kecuali tujuannya adalah untuk
melindungi nilai risiko mata uang asing dan bukan risiko suku bunga.
 Kontrak opsi—memberikan hak kepada salah satu pihak, bukan kewajiban, untuk
melaksanakan suatu transaksi. Sebagai ilustrasi, opsi untuk membeli suatu sekuritas pada
harga kontrak tertentu di suatu tanggal di masa depan kemungkinan besar akan
dilaksanakan hanya jika harga sekuritas pada tanggal di masa depan tersebut lebih tinggi
daripada harga kontrak. Opsi juga dapat berupa call atau put. Opsi beli adalah hak untuk

37
membeli sekuritas (atau komoditas) pada harga tertentu pada atau sebelum harga tersebut
Tanggal Penyelesaian. Opsi jual adalah opsi untuk menjual sekuritas (atau komoditas)
pada harga tertentu pada atau sebelum tanggal penyelesaian

Accounting for Derivatives

Semua derivatif, apapun sifat atau tujuannya, dicatat sebesar nilai pasar di neraca. Namun, tidak
seperti akuntansi nilai wajar untuk sekuritas investasi, di mana hanya aset dan bukan liabilitas
terkait yang dimasukkan ke pasar, akuntansi untuk derivatif mempengaruhi kedua sisi transaksi
(jika berlaku) dengan menandai ke pasar. Artinya, jika derivatif merupakan lindung nilai yang
efektif, dampak perubahan nilai wajar biasanya akan hilang dan memiliki dampak minimal
terhadap keuntungan dan keuntungan pemegang saham. Akuntansi untuk derivatif berbeda-beda
tergantung pada klasifikasinya menurut perusahaan. Derivatif, pertama, diklasifikasikan sebagai
nilai wajar, arus kas, atau lindung nilai mata uang asing. Kemudian akuntansi untuk derivatif
tersebut, bersama dengan aset atau liabilitas yang dimilikinya turunan berhubungan, berikut.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas lindung nilai nilai wajar serta aset atau
liabilitas terkait dicatat dalam pendapatan dan mempengaruhi profitabilitas kini.

Pengungkapan Derivatif
Perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai
derivatif baik dalam catatan atas laporan keuangan maupun di tempat lain (biasanya di bagian
Pembahasan dan Analisis Manajemen). Tujuan dari pengungkapan ini adalah untuk memberi
informasi kepada analis tentang potensi risiko yang mendasari sekuritas derivatif.

Pengungkapan Kualitatif
Pengungkapan umumnya menguraikan jenis aktivitas lindung nilai yang dilakukan oleh
perusahaan dan metode akuntansi yang digunakan. Banyak perusahaan, misalnya, menggunakan
derivatif untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko suku bunga dan mata uang asing.

Pengungkapan Kuantitatif
Campbell Soup juga memberikan informasi kuantitatif terkait dengan aktivitas lindung nilai suku
bunga dan valuta asing di bagian MD&A dalam laporan tahunannya. Pengungkapan ini disajikan
dalam Gambar 5.8.

Eksposur Risiko Suku Bunga


Aktivitas lindung nilai Campbell Soup terkait dengan suku bunga menggunakan perjanjian swap
untuk menjaga hubungan yang diinginkan antara utang dengan suku bunga tetap dan mengambang.
Perusahaan mengindikasikan bahwa mereka telah melakukan swap tetap ke variabel senilai $875
juta untuk meningkatkan tingkat utang dengan suku bunga variabel. Swap suku bunga tetap ke
variabel menurunkan utang dengan suku bunga tetap menjadi $1,674 juta ($2,549 juta! $875 juta)
dan meningkatkan utang dengan suku bunga mengambang menjadi $1,679 juta ($804 juta - $875
juta), atau 50% dari total.
38
Mengapa Campbell ingin meningkatkan persentase utang dengan suku bunga mengambang?
Secara umum, utang dengan suku bunga variabel memiliki tingkat bunga yang lebih rendah
daripada utang dengan suku bunga tetap. Jadi, perusahaan bisa menurunkan biaya bunga dengan
swap ini. Hal ini juga mengambil risiko suku bunga. Namun, hal ini mungkin tidak terlalu
bermasalah seperti yang terlihat pada pandangan pertama. Jumlah utang dengan suku bunga
mengambang yang dapat diserap perusahaan dengan aman bergantung pada kovarians EBITDA
dengan suku bunga. Semakin tinggi kovarians ini, semakin besar persentase utang yang dapat
dipinjam perusahaan dengan suku bunga mengambang dan tidak menimbulkan risiko signifikan
terhadap laba yang dilaporkan jika suku bunga berfluktuasi di masa depan. Tingkat target utang
suku bunga mengambang Campbell Soup yang dirujuk dalam pengungkapan MD&A ditentukan
berdasarkan dasar ini.

Eksposur Valuta Asing


Campbell Soup melaporkan bahwa perusahaan memiliki risiko nilai tukar mata uang asing terkait
dengan transaksi dalam mata uang non-$AS, investasi pada anak perusahaan, dan utang anak
perusahaan dalam mata uang asing. Campbell Soup menggunakan swap lintas mata uang dan
kontrak pertukaran berjangka untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko atas aset dan liabilitas
dalam mata uang asing, dan menunjukkan bahwa mereka memiliki swap lintas mata uang sebesar
$1,004 juta. Ketika dolar AS menguat (melemah) terhadap mata uang asing, aset (liabilitas) yang
didenominasi dalam mata uang tersebut kehilangan (mendapatkan) nilainya. Kerugian
(keuntungan) aset dan liabilitas ini dikompensasikan melalui keuntungan (kerugian) dalam lindung
nilai mata uang asing, sehingga mengurangi variabilitas pendapatannya.

Analisis Derivatif

Tujuan Penggunaan Derivatif

Mengidentifikasi tujuan perusahaan dalam penggunaan derivatif adalah penting karena risiko yang
terkait dengan derivatif jauh lebih tinggi untuk spekulasi dibandingkan untuk lindung nilai. Dalam
kasus lindung nilai, risiko tidak muncul melalui pilihan strategis.

Eksposur Risiko dan Efektivitas Strategi Hedging


Setelah seorang analis menyimpulkan bahwa suatu perusahaan menggunakan derivatif untuk
lindung nilai, analis harus mengevaluasi risiko yang mendasari suatu perusahaan, strategi
manajemen risiko perusahaan, aktivitas lindung nilai, dan efektivitas operasi lindung nilai.
Sayangnya, pengungkapan yang diwajibkan saat ini tidak selalu memberikan informasi yang
berarti untuk melakukan analisis menyeluruh. Misalnya, Campbell Soup menggunakan swap tetap
ke variabel untuk mencapai persentase utang dengan suku bunga variabel yang ditargetkan dan
mengambil risiko suku bunga dalam prosesnya. Namun, perusahaan tidak memberikan informasi
untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk mencapai persentase yang ditargetkan, juga tidak
menjelaskan tingkat risiko suku bunga yang diambil dalam proses tersebut. Demikian pula,

39
perusahaan tidak memberikan informasi mengenai tingkat eksposur mata uang asing dan sejauh
mana hal ini telah dimitigasi dengan penggunaan swap lintas mata uang dan kontrak forward.
Persyaratan akuntansi dan pengungkapan pada dasarnya dirancang untuk memberikan pembaca
nilai terkini dari instrumen derivatif dan dampak perubahan nilai tersebut terhadap profitabilitas
yang dilaporkan. Namun seringkali, nilai pasar wajar tidak material dan jumlah nosional tidak
memberikan informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas aktivitas lindung nilai
perusahaan. Perusahaan tidak diharuskan untuk mengukur, misalnya, sejauh mana eksposur telah
dimitigasi melalui aktivitas lindung nilai yang, jika diungkapkan, akan memberikan pemahaman
yang lebih baik kepada investor dan kreditor mengenai efektivitas strategi lindung nilai.

Eksposur Risiko Spesifik Transaksi versus Risiko Seluruh Perusahaan


Perusahaan melakukan lindung nilai terhadap eksposur tertentu terhadap transaksi, komitmen, aset,
dan/atau kewajiban. Meskipun melakukan lindung nilai terhadap eksposur tertentu biasanya
mengurangi eksposur risiko perusahaan secara keseluruhan terhadap variabel ekonomi yang
mendasarinya, perusahaan jarang menggunakan derivatif dengan tujuan untuk melakukan lindung
nilai terhadap eksposur risiko keseluruhan perusahaan. Selain itu, peraturan akuntansi melarang
akuntansi lindung nilai kecuali lindung nilai tersebut secara khusus terkait dengan aset, liabilitas,
transaksi, atau komitmen yang dapat diidentifikasi.

Inclusion in Operating or Nonoperating Income


Masalah analisis lainnya adalah apakah melihat keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi
(dan direalisasi) pada instrumen derivatif sebagai bagian dari pendapatan operasional atau non-
operasional. Sejauh derivatif merupakan instrumen lindung nilai, maka keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi dan direalisasi seharusnya menjadi instrumen lindung nilaintidak
dimasukkan dalam pendapatan operasional. Selain itu, nilai wajar derivatif tersebut harus
dikeluarkan dari aset operasi. Klasifikasi ini jelas untuk instrumen derivatif yang melakukan
lindung nilai terhadap pergerakan suku bunga karena eksposur yang mendasarinya (biasanya beban
bunga atau pendapatan bunga) itu sendiri merupakan item non-operasional. Untuk lindung nilai
terhadap jenis risiko lainnya, seperti risiko mata uang asing dan harga komoditas, klasifikasinya
kurang jelas. Artinya, keuntungan dan kerugian (dan nilai wajar) dari derivatif tidak beroperasi
pada saat (1) aktivitas lindung nilai bukan merupakan bagian utama dari operasi perusahaan dan
(2) memasukkan dampak lindung nilai pada pendapatan operasional menyembunyikan volatilitas
yang mendasari pendapatan operasional atau arus kas. Namun, ketika sebuah perusahaan
menawarkan jasa manajemen risiko sebagai bagian utama dari operasinya (seperti yang dilakukan
banyak lembaga keuangan), kita harus melihat semua keuntungan dan kerugian spekulatif (dan
nilai wajar) sebagai bagian dari pendapatan operasional (dan aset atau liabilitas operasional).

Fair Value Reporting Requirements Assets and Liabilities Eligible for the Fair Value Option

US GAAP memungkinkan perusahaan untuk melaporkan berbagai aset dan liabilitas keuangan
berdasarkan nilai wajar. Ini termasuk investasi pada surat utang dan ekuitas, instrumen keuangan,
derivatif, dan berbagai jenis kewajiban keuangan. Namun, hal-hal berikut ini tidak diperbolehkan
untuk dilaporkan berdasarkan nilai wajar (walaupun hal-hal tersebut tampaknya merupakan aset

40
atau kewajiban keuangan): (1) investasi pada anak perusahaan yang perlu dikonsolidasi, (2) aset
imbalan pascapensiun dan kewajiban, (3) aset dan kewajiban sewa, (4) jenis kontrak asuransi
tertentu, (5) komitmen pinjaman, dan (6) ekuitas metode investasi dalam kondisi tertentu.

Selective Application

Perusahaan diberikan fleksibilitas yang besar untuk menerapkan opsi nilai wajar secara selektif
aset atau liabilitas individu. Fleksibilitas diperbolehkan bahkan dalam kelas aset tertentu.

Misalnya, suatu perusahaan dapat menerapkan opsi nilai wajar pada aset tertentu yang tersedia
untuk dijual sekuritas tetapi tidak untuk orang lain. Namun, jika opsi nilai wajar diterapkan pada
aset (atau liabilitas) tertentu, maka opsi tersebut tidak dapat dibatalkan

Reporting Requirements

Jika perusahaan memilih opsi nilai wajar untuk suatu aset atau liabilitas, maka berlaku aturan
pelaporan berikut: Nilai tercatat aset (atau liabilitas) di neraca akan selalu berada pada nilai
wajarnya pada tanggal pengukuran. Seluruh perubahan nilai wajar aset (atau liabilitas), termasuk
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, akan dimasukkan dalam laba bersih. Dengan kata
lain, aset dan liabilitas yang tunduk pada opsi nilai wajar akan dicatat dengan cara yang sama
seperti sekuritas yang diperdagangkan. Cara memasukkan keuntungan/kerugian yang belum
direalisasi tidak ditentukan. Perusahaan dapat memilih untuk melaporkan bagian
keuntungan/kerugian yang belum direalisasi secara berbeda komponen arus kas (seperti bunga,
dividen, atau realisasi keuntungan/kerugian) atau bersama-sama.

E. APPENDIX 5A INTERNATIONAL ACTIVITIES CONSOLIDATION OF


FOREIGN SUBSIDIARIES

Banyak anak perusahaan non-AS yang menjalankan aktivitas bisnis dalam mata uang lokalnya.
Artinya, penjualan dilakukan, aset dibeli, dan utang dibuat dan dibayar dalam mata uang lokal.
Oleh karena itu, laporan keuangan mereka dilaporkan dalam mata uang lokal. Sebelum anak
perusahaan non-AS dapat dikonsolidasikan dengan induknya di AS, namun laporan keuangan
dalam mata uang lokal harus dikonversi ke dolar AS.

F. APPENDIX 5B INVESTMENT RETURN ANALYSIS ADJUSTMENTS TO


FINANCIAL STATEMENTS

sekuritas harus dimasukkan ketika menentukan pendapatan ekonomi. Karena pendapatan


komprehensif mencakup keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi hanya dari perdagangan
dan tersedia untuk dijual sekuritas, kita harus menyesuaikan laba komprehensif untuk memasukkan
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari surat berharga yang dimiliki hingga jatuh

41
tempo.1 Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari surat berharga yang dimiliki hingga
jatuh tempo efek diungkapkan dalam catatan.

Permanent investment income = Expected ROI X (Beginning fair value of investment-Ending


fair value of investment)/2

G. EVALUATING INVESTMENT PERFORMANCE

Mengevaluasi kinerja investasi adalah tugas analisis yang penting. Tugas ini khususnya penting
bagi perusahaan di mana pendapatan investasi merupakan bagian besar dari pendapatan mereka
penghasilan. Misalnya, kinerja investasi adalah salah satu faktor terpenting sukses dengan bank,
perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya. Kinerja sekuritas investasi dievaluasi
menggunakan metrik laba atas investasi (ROI), yang secara longgar kami definisikan sebagai
pendapatan investasi yang direalisasikan untuk periode tersebut dibagi dengan basis investasi rata-
rata:

42

Anda mungkin juga menyukai