Anda di halaman 1dari 29

EXIT PRICE ACCOUNTING

Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk
mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.Menurut Edwards and Bell (1961)
exit value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini ditahan apabila dijual dan dikurangi
dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit value disebut juga dengan nilai realisasi bersih
(net relizable value) dari aset).
Terdapat beberapa kritik yang dilakukan menyangkut penggunaan nilai realisasi
bersih.Terutama adalah nilai ini mempunyai kelemahan dalam segi objektivitas. Maksudnya
penentuan harga jual atas aset yang sebenarnya tidak ditujukan untuk dijual akan menimbulkan
kesulitan karena dua penilai yang berbeda sangat mungkin membuat hasil yang berbeda dalam
penerapan net realizable value. Selain itu entitas yang tidak memiliki pengetahuan pasar yang
mencukupi tentang penjualan aset (karena memang bukan bidangnya) tentu akan kesulitan
menentukan nilai yang lebih tepat.

Exit Price Accounting ini memiliki dua hal utama dari biaya historis konvensional:
Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk
aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi.
Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil
usaha.

Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili
'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi, yaitu tidak dalam situasi 'fire-sale'.Laporan
laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari aset
induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang mengukur perubahan
nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi surplus bersih
.Akuntansi surplus bersih adalah ketika laporan laba rugi menghubungkan keseimbangan neraca
penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan.


A. ARGUMEN PENDUKUNG UNTUK EXIT PRICE ACCOUNTING

1. Menyediakan informasi yang berguna
Perusahaan bisnis pada masa lalu dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok
kecil. Sehinggga Akuntan memiliki kewajiban untuk menyiapkan Laporan Keuangan hanya
untuk dua pihak, pemilk : yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur : yang
tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening atau pinjaman saat
jatuh tempo.
Pada masa sekarang, dengan banyaknya jumlah pemegang saham pada suatu perusahaan
menyebabkan Laporan keuangan perusahaan sebagai media informasi utama mengenai
perusahaan tersebut, sehingga Laporan keuangan dari akuntan eksternal menjadi sangat penting.
Menurut MacNeal, Prinsip-prinsip Akuntansi yang Konvensional yang didasari Historical Cost
berpotensi menghasilkan laporan keuangan yang salah dan menyesatkan serta tidak berorientasi
pada keputusan pemilik saham.
Solusi ideal untuk akuntan adalah melaporkan semua keuntungan dan kerugian seperti
nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif.Namun, tidak semua aset memiliki
nilai pasar. Oleh karena itu MacNeal mengusulkan penerapan penilaian:
- Aset yang dapat dipasarkan pada harga pasar (exit price)
- Aset tidak tidak dapat dipasarkan yang dapat direproduksi pada biaya pengganti.
- Aset tidak dapat dipasarkan yang tidak dapat direproduksi pada biaya historis.
Keuntungan harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian
sesuai dengan prinsip surplus bersih.

2. Pengambilan Keputusan yang Adaptif
Chambers telah mengajukan pendapat secara komprehensif mengenai Exit Price
Accounting dalam continuously contemporary accounting (CoCoA) dan dikembangkan menjadi
Current Cash Equivalents (CCE).Chambers melihat bahwa perusahaan sebagai suatu entitas yang
adaptif terlibat dalam pembelian dan penjualan barang dan jasa.Dalam bisnisnya, sebuah
perusahaan harus dapat ikut serta dalam transaksi pasar dan hal ini diungkap dalam Laporan
Keuangan.Pada Lingkungan pasar, monetary asset dan liabilities dapat ditentukan dengan harga
pasar, contohnya harga beli atau current cost tidak menampakkan kemampuan masuk kedalam
pasar dengan cash untuk tujuan adaptasi. Sedangkan harga jual atau Current Cash Equivalent
mmenunjukkan harga realisasi pada dasar likuidasi
Ketika perusahaan membeli aktiva tidak lancar, ia akan mengubah kemampuannya untuk
beradaptasi. Jika aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan menyebabkan
berkurangnya kebebasan untuk berinvestasi pada yang lain. Jika aset tersebut dibeli secara kredit,
hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut.Tetapi konsep
perilaku adaptif melihat perusahaan selalu siap untuk tindakan membuang asset jika hal itu
merupakan yang terbaik. Maka, perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar hanya apabila nilai
sekarang dari arus kas masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai sekarang
dari arus kas yang diharapkan bersih dari investasi alternatif exit value aset tersebut. Oleh karena
itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan alternatif memberi keuntungan
yang lebih besar jika aset non-lancar mereka jual atau diinvestasi.Ini adalah konsep opportunity
cos, yang menggunakan harga jual dan bukan harga penggantian aset, sebagai basis pengukuran.
Chamber mengakui bahwa setiap aset, pada prinsipnya merupakan sebuah nilai tukar (harga
keluar) dan nilai pakai. Nilai pakai (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai yang
dihitung dari harapan sekarang dan chambers berpendapat bahwa itu merupakan keyakinan
tentang masa depan, bukan fakta sekarang.

3. Informasi yang Relevan dan dapat dipercaya.
Sterling yakin bahwa ada suatu metode terbaik dalam menentukan keuntungan.Kriteria
dalam menentukan metode penilaian mana yang terbaik adalah metode yang memberikan
informasi lebih banyak dimana isi informasi tersebut harus relevan dan dapat dipercaya.
Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna
laporan akuntansi.Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk
menentukan tindakan yang diambil dari beberapa alternatif.Jika tidak ada kendala, informasi
yang dikumpulkan dapat relevan untuk setiap user atau untuk setiap masalah yang diberikan dan
model keputusan. Namun, karena informasi sumber daya produksi langka dan mahal maka
menjadi kendala untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model
untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Contohnya, seorang pedagang gandum pada pasar sempurna dan harga yang stabil.Dia
mengartikan keuntungannya sebagai perbedaan antara modal pada dua hal diwaktu yang berbeda
antara tambahan investasi atau distribusi ke pemilik. Untuk pedagang tersebut dapat dilihat 3
keputusan dan permasalahan
Melanjutkan keputusan untuk masuk dan tetap didalam pasar
Melanjutkan keputusan untuk menahan cash atau gandum
Mengevaluasi keputusan yang lalu
Sterling menjelaskan bahwa untuk kasus pedagang gandum metode penilaian yang paling tepat
dan relevan adalah Present Selling Prices
Kesimpulan Sterling, Present market Method valuation mempunyai unsur:
Relevant ke semua
Dapat dipercaya
Bermakna empiris
Additive
Konsisten
Suatu penilain
Lebih informatif

4. Additivity
Chambers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung
akuntansi CCE.Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan laba
rugi.Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta
dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial
dapat dideduksi dari agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama.
Sebagai contoh, kita tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa
aset sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa aset) dan yang
lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca yang sesuai. Juga tidak bisa kita gunakan
untuk mencampuradukan biaya historis pada tanggal yang berbeda dan makna berbeda pada
perhitungan aktiva bersih.
Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang
mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap
perusahaan manapun.Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting -
uang dan setara uang.Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.

5. Alokasi
Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historical dan Current)
sangat bergantung pada alokasi biaya untuk penilaian asset dan penentuan keuntungan.Ia
Berpendapat Exit Price Accounting dimasa mendatang mempunyai laporan keuangan bebas
alokasi.Laporan laba-rugi tidak melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi
melaporkan arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan
kewajiban dalam suatu periode tertentu.Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari
aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.

6. Kenyataan (Reality)
Exit price melibatkan referensi untuk contoh-contoh yang nyata karena, setiap contoh
mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan dengan cara
konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin
terjadi dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi
dapat dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu,
dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu aset sehingga goodwill tidak dapat dijual secara
terpisah, tidak termasuk dari pertimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya
harga jual - semua item pada laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti nyata.

7. Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif.Namun, beberapa studi
penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang
percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk
exit price dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di
antara penilai.Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran.
Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas
dan komparatif, exit price mengungkapkan dispersi yang sedikit dari jumlah tercatat. Penyebab
utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa
manfaat dan nilai sisa.
McKeown juga menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan kontruksi jalan
berukuran sedang, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang digunakan
untuk menentukan exit price adalah objektivitas lebih (diverifikasi) daripada metode berdasarkan
Financial Accounting Standard. Dalam studi lain, McKoewn dibandingkan empat model (exit
price, current replacement, Historical cost in specific level, Historical cost in general level)yang
diusulkan dengan metode GAAP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan menyimpulkan
bahwa model CCE adalah yang paling objektivitas.

8. Ukuran risiko
Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian
aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan exit price yang berbeda secara
signifikan dari entry price, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan
menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana
nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika exit price meningkat secara
drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan dengan lebih efisien.
Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja
dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan dengan rancangan standar akan membutuhkan:
1. deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan serta kebijakan untuk
mengelola risiko tersebut.
2. informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan
kinerja keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar
instrumen keuangan.

B. Argumen yang bertentangan dengan exit price.
1. Konsep laba
Mengingat bahwa keuntungan adalah ukuran efektivitas kinerja aktual perusahaan dalam
menggunakan sumber daya yang dipercayakan, Bell menyatakan:
Aktiva tertentu telah dibeli dengan rencana operasi yang direncanakan. Rencana itu,
operasi-operasi, memang orang-orang yang telah mengembangkan rencana harus dievaluasi
alternatif-altenatif tentang masa depan yang dianggap, dan tugas akuntan untuk memberikan data
untuk mengevaluasi.
Setelah evaluasi ini dibuat, perusahaan dapat memutuskan apakah akan terus
menggunakan aset yang diperoleh untuk tujuan tersebut atau untuk menjualnya dan
menggunakan hasil itu dalam beberapa alternatif lain. Konsep bermakna laba, oleh karena itu
pengukuran kinerja dalam hal yang seharusnya.Hanya setelah rencana yang diharapkan dalam
hal hasil yang dibuat dapat kita melanjutkan ke tahap berikutnya untuk menentukan apakah
rencana itu harus diubah dan aktiva yang dijual. Di sisi lain, keluar pengukuran harga
memerlukan konsep keuntungan di mana rencana selalu untuk memaksimalkan setara kas aktiva
bersih selama periode pendek periode yang berurutan. Bell berpendapat bahwa untuk perusahaan
lain dari satu yang berkaitan dalam operasi perdagangan paling sederhana, seperti yang diteliti
oleh Strelling, 'seperti pandangan dari perusahaan, tujuan dan modus yang berpikir, hanya akan
tampaknya tidak berlaku. Argumen yang bertentangan dengan exit price yang harus mengukur
peristiwa masa lalu, yang benar-benar terjadi, daripada yang mungkin terjadi jika perusahaan
melakukan sesuatu yang lain dari apa yang direncanakan.

2. Additivity
Pendukung exit price mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika mereka harus
objektif, harus didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan kini. Perhitungan antisipasi tidak dapat
ditambahkan bersama-sama dengan angka saat ini.Pengkritik menunjukkan, bagaimanapun, arus
kas yang setara aset ditentukan berdasarkan asumsi likuidasi bertahap dan teratur. Jika itu terjadi,
peristiwa masa depan harus diasumsikan ketika setara kas saat ini tercatat pada tanggal neraca.
Nilai realisasi untuk sebuah aset yang harus dijual segera di dalam likuidasi mungkin memaksa
sangat menyimpang dari likuidasi, bertahap teratur.Jika, pada kenyataannya, antisipasi tidak
dapat dihindari dalam setara kas memastikan saat ini, maka model exit price sendiri melanggar
prinsip eksklusi perhitungan antisipatif.

3. Penilaian kewajiban
Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk modal dan harus
dinyatakan sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar.Ini telah membuat inkonsistensi, karena
obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan sebesar nilai pasar.Dalam pertahanan, Chambers
menyatakan bahwa pada waktu tertentu, terlepas dari harga di pasar, perusahaan yang berutang
kepada pemegang obligasi hanya sebesar jumlah kontrak obligasi, karena itu adalah jumlah
kontrak yang relevan dalam menilai posisi keuangan saat ini.Dalam kebanyakan kasus, ini setara
dengan nilai nominal.Tapi kritikus tidak yakin karena, menurut definisi, posisi keuangan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terlibat dalam transaksi.Hal ini secara logis
menyiratkan kemampuan perusahaan untuk pasar untuk membeli obligasi sendiri dengan harga
pasar.

4. Current Cost or Exit price
Satu pertanyaan sangat penting dalam memutuskan apakah akan menggunakan current
cost atau exit price. Di tahap mana dari siklus operasi, exit price mendominasi penilaian aset?
Teori current cost berpendapat bahwa harga entri adalah ' metode penilaian normal'
dibandingakan exit price karena alasan berikut:
- Menggunakan harga keluar (exit price) mengarah ke revaluasi anomali atas perolehan karena
segera setelah nilai pembelian biasanya harga jatuh sehingga kurang dari harga perolehan.
- Menggunakan harga keluar(exit price) menyiratkan pendekatan jangka pendek untuk operasi
bisnis karena salah satu tertarik pada nilai-nilai disposisi dan likuidasi.
- Menggunakan harga keluar (exit price) untuk persediaan barang jadi mengarah pada antisipasi
terhadap laba operasi sebelum titik skala karena persediaan dinilai lebih dari biaya saat ini.

C. VALUE IN USE VS VALUE IN EXCHANGE
Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint :
- pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
- keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada
alokasi subjektif.
- aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama, disesuaikan
dengan pergerakan inflasi dan harga.
Ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali
akuntansi dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV):
Jika CCA>CCE > NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini digunakan - mempertahankan
operasi saat ini.
Jika CCE > CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini yang digunakan dan terus-menerus aset
tersebut beradaptasi untuk alternatif investasi lainnya.
Jika CCE >CCA<NPV ,maka melikuidasi dan menghentikan semua operasi
.
D. SISTEM PENGUKURAN CAMPURAN DAN STANDAR INTERNASIONAL
Meskipun dalam standar pelaporan keuangan internasional penilaian pasar dilakukan
dengan pendekatan nilai wajar, pendekatan ini dilakukan tidak beraturan karena pada dasarnya
lembaga pengatur akuntansi tidak memiliki konsep penilaian, capital maintenance, atau
pengukuran pendapatan.Staubus berpendapat bahwa mereka tidak benar-benar menerapkan teori
decision-usefulness.Akan tepapi mereka menerapkan istilah mereka sendiri yaitu atribut dari aset
atau hutang daripada metode pengukuran yang unik.Hal inilah yang menimbulkan sistem
pengukuran campuran.
Miller dan Loftus berpendapat bahwa penggunaan informasi mengenai harga pasar atau
nilai sekarang membuat laporan keuangan semakin relevan.Meskipun itu, mereka mengatakan
bahwa pengambilan sebagian dari standar-standar mengakibatkan kekurangan konsistensi
dalam penentuan dasar penilaian.Hal inilah mereka maksudkan sebagai sistem pengukuran
campuran dan kekurangan konsistensi.uraian dibawah menunjukkan pergeseran dari nilai historis
dan penggunaan pengukuran yang berbeda dalam standar akuntansi internasional:
1. IAS2/AASB 102 : mengijinkan pengukuran persediaan dengan net realisable value bahkan jika
nilainya diatas cost untuk produsen 'produk persediaan pertanian, hutan, mineral, dan broker'
persediaan komoditas.
2. IAS 16/AASB 116 : Peralatan (Property plant and equipment) dinilai berdasarkan nilai historis
atau nilai setelah revaluasi dimana nilai setelah revaluasi adalah nilai wajar dikurangi akumulasi
depresiasi sebelumnya dan kerugian impairment.
3. IAS 16/ AASB 117 : leasehold interes tanah dihitung sebagai investment property dan diukur
pada nilai wajar dengan perubahan nilai diakui sebagai laba atau rugi pada laporan laba rugi
4. IAS 19 / AASB 119 : pengukuran curtailment gain or loss meliputi : a) perubahan nilai sekarang
dari benefit obligation yang telah ditentukan b)perubahan dalam nilai wajar atas aset peralatan c)
bagian pro rata yang berkaitan dengan laba atau rugi aktuaria
5. IAS 29/AASB 129 : penyesuaian atas laporan keuangan dari suatu entitas yang beroperasi dapa
hiperinflasi ekonomi dapat dilakukan dengan index level harga umum
6. IAS 36 / AASB 136 : impairment aset dimana aset dinilai dalam nilai yang dapat dipulihkan,
yang lebih tinggi dari nilai aset yang digunakan Current Cash Equivalent
7. IAS 36/ AASB 136 : memperlakukan nilai residu dari aset sebagai current cash equivalent.
8. IAS 37/ AASB 137 : pengukuran provisi ditentukan berdasarkan metode nilai sekarang yang
diharapkan
9. IAS 40/ AASB 140 : Investasi properti dapat diukur dengan pilihan a)impairment berdasarkan
depresiasi cost b) nilai wajar dengan perubahan dimasukkan dalam laporan laba rugi sebagai laba
atau rugi

E. STUDI KASUS
Neraca dari asia-pasific ltd berdasarkan exit price method untuk posisi per 31 desember 2007
adalah sbb:

ASIA-PASIFIC LTD
BALANCE SHEET
AS AT 31 DESEMBER 2007

Cash 50.000 Creditors 120.000
Debtors 140.000 Other Short Term Liabilities 40.000
Inventory 220.000 Marketable Debentures 15% 400.000
Equipment 540.000 Paid Up Capital 1.000.000
Land And Buildings 800.000 Capital Maintenance Reverse 220.000
Invesment 200.000 Retained Earning 170.000
Total Asset 1.950.000 Total Liabilities And Equity 1.950.000



Perusahaan menggunakan sistem FIFO, dan persediaan pada awal berdasarkan nilai historis
adalah $200.000.the general price index pada awal 2008 adalah 120.
1. Selama 2008 transaksi yang terjadi adalah sbb:
Penjualan 2.400.000
Pembelian 1.600.000
Kas Dibayarkan Ke Kreditur 1.670.000
Kas Diterima Dari Debitur 2.320.000
Kas Untuk Aktivitas Operasi 480.000
Pajak Yang Dibayar 40.000
Pembelian Peralatan 200.000
Deviden Diterima 30.000

2. Nilai jual kembali aset fisik pada 31 Desember sbb:
Inventories (Cost 210.000) 280.000
Equipment 500.000
Land and Building 830.000
3. Nilai pasar hutang menurun menjadi 340.000 pada 31 desember 2008, sedangkan invesment
menjadi 185.000
4. Hutang pajak 2008 sebesar 45.000
5. General Price Index naik dari 120 menjadi 130

Pertanyaan:
Buatlah jurnal berdasarkan basis exit price dan siapkan laporan keuangannya.Pergunakan
perubahan General Price Level.

Jawaban:
1. Jurnal penyesuaian berdasarkan exit market pada akhir tahun anggaran
Land and Building 30.000
Inventory (Closing) 70.000
Price Variation 155.000
Equipment 240.000
Invesment 15.000


2. Restate opening inventory berdasarkan historical cost
Price Variation 20.000
Inventory (Opening) 20.000 (di awal 220.000 menjadi 200.000)

3. Restate ekuitas berdasarkan nilai pembelian sekarang
Price Level Adjusment 115.833
Price Level Reserve (????) 101.666
Retained Earning 14.167

Perhitungan untuk membeli power adjustment
Dollar of31
Dec 2007
Dollar of 31
Dec 2008
Adjust
2008
Paid-Up Capital 1.000.000x 130/120 1.083.333 83.333
Price Level Reverve 220.000 x 130/120 238.333 18.333
Retained Earning 170.000x 130/120 184.167 14.167
Shareholder Equity 1.390.000x 130/120 1.050.833 115.833











ASIA-PASIFIC LTD
CCE INCOME STATEMENT
FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2008

Operating activities
Sales revenue 2.400.000
Less: operating exp
Operating inventory (at cost) 200.000
Add: purchase 1.600.000
1.800.000
Closing inventory (at cost) 210.000
Cost of sales 1.590.000
Cash operating cost 480.000
Operating profit (at cost) 330.000
Opening inventory price variation (20.000)
Closing inventory price variation 70.000 50.000
Exit value operating profit 380.000
Add: deviden 30.000
Current profit 410.000
Other price variation
Land and building 30.000
Investment (15.000)
Equipment (240.000)
(225.000)
185.000
Less : price capital adjusment 115.833
Profit 69.167






ASIA-PASIFIC LTD
CCE APPROPRIATION STATEMENT
FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2008
Retained earning 2007 170.000
Add :price level adj 14.167
184.167
Profit 2008 69.167
Total 253.334
Less :tax 45.000
Retained earning 2008 208.334


ASIA-PASIFIC LTD
BALANCE SHEET
AS AT 31 DESEMBER 2007

Cash 10.000 Creditors 50.000
Debtors 220.000 Other Short Term Liabilities 45.000
Inventory 280.000 Marketable Debentures 15% 400.000
Equipment 500.000 Paid Up Capital 1.000.000
Land And Buildings 830.000 Capital Maintenance Reverse 321.666
Invesment 185.000 Retained Earning 208.334
Total Asset 2.025.000 Total Liabilities And Equity 2.025.000








KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan mengenai Exit Price Accounting sebelumnya, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Exit Price Accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk
mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.
2. Terdapat beberapa argumen yang memberikan dukungan terhadap digunakannya Exit Price
Accounting ini, di antaranya ialah dapat menyediakan informasi yang berguna, membantu
pengambilan keputusan yang adaptif, menyediakan informasi yang relevan dan dapat dipercaya,
memberi gambaran sesuai dengan kenyataan yang ada, meningkatkan obyektivitas dan argumen-
argumen lainnya.
3. Terdapat pula beberapa argumen yang bertentangan dengan metode Exit Price ini, di antaranya
adalah, kadang exit price tidak dapat mengantisipasi setara kas dan memastikan nilainya saat ini,
dalam menilai kewajiban terlepas dari harga di pasar, perusahaan yang berutang kepada
pemegang obligasi hanya sebesar jumlah kontrak obligasi, dan argumen-argumen lainnya yang
bertentangan
4. Menurut Miller dan Loftus penggunaan informasi mengenai harga pasar atau nilai sekarang
membuat laporan keuangan semakin relevan. Meskipun begitu, pengambilan sebagian dari
standar-standar mengakibatkan kekurangan konsistensi dalam penentuan dasar penilaian. .























SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI


1. Historical Cost Accounting

A. Tujuan akuntansi
dengan pertumbuhan perusahaan selama setengah abad terakhir, informasi akuntansi mengambil lebih
penting sebagai sumber informasi tentang perusahaan. satu alasan untuk ini adalah bahwa bentuk
badan untuk sebuah bisnis besar menyebabkan pemisahan kepemilikan usaha dan kontrol,
akuntabilitas, oleh karena itu dipandang menjadi tujuan paling penting dari fungsi pelaporan.

Tujuan nilai historis kepengurusan menekankan 'kontrak' konservatif hubungan antara perusahaan dan
mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat manajemen bertanggung jawab
untuk memasukan aset operasi dan output berikutnya pada nilai bersih dari ekuitas mondar-mandir
operasi. demikian, laporan laba rugi adalah mekanisme komunikasi kunci.

Kritikus harga perolehan berpendapat bahwa laporan penghasilan saja (yang cocok dengan masukan
pada konsep biaya historis) tanpa pengakuan perubahan nilai aktiva dan kewajiban adalah menyesatkan
dan menghasilkan kebijakan dividen tidak benar.

modal dan laba
Dalam rangka untuk keuntungan biaya historis akan ditentukan, entitas akuntansi yang pertama harus
mempertahankan jumlah modal yang sama (aktiva dikurangi kewajiban) yang memiliki awal periode
dimana semua aktiva dan kewajiban dinilai berdasarkan biaya pembelian historis mereka. sehingga
pendapatan adalah kenaikan modal biaya historis pada akhir periode akuntansi.
pendapatan menunjukkan prestasi perusahaan untuk periode tertentu, biaya merupakan upaya
dikeluarkan (dalam hal cocok biaya historis) dan laba berkorelasi dengan efektivitas perusahaan sebagai
unit operasi. laporan laba rugi adalah karena laporan keuangan yang paling penting, karena
mengungkapkan hasil operasi bisnis.



B. Pencocokan teori biaya
Akuntan biaya historis melacak aliran biaya. Karena biaya melampirkan, ini hanyalah cara lain untuk
mengatakan bahwa akuntan terus rekening transaksi bisnis. sebagai perusahaan pembelian barang dan
jasa, tugas akuntan adalah untuk menelusuri pergerakan biaya dan melampirkan (pertandingan) mereka
terhadap pendapatan yang diterima saat mereka mengalir melalui bisnis. dengan kata lain, akuntan
harus menentukan biaya telah 'berakhir' dan thereofer harus cocok dengan pendapatan dalam laporan
laba rugi, dan yang biaya tetap 'belum berakhir' dan harus ditempatkan pada neraca sebagai (aset tak
tertandingi) sisa . Teori pencocokan biaya dpat dilihat laporan laba rugi.

Dilihat dari historical cost : dilihat dari pendapatan masa lampau dan di bandingkan dengan profit
sehingga dapat menentukan laba rugi

Matching cost berhubungan historical cost untuk melihat sejarah dari akuntansi keuangan dari masa
lampau sehingga dapat melihat apa yang terjadi. Hubungan dengan historical cost untuk mengetahui
bahwa assets tersebut dapat didepersiasikan.

C. Konservatisme
komponen lain yang penting adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif. Beban harus
dialokasikan sesegera mungkin, sedangkan pendapatan tidak harus diakui sampai ada kemungkinan
besar bahwa mereka akan diterima. yaitu, ada skewness bias terhadap pengakuan beban vis a vis
pengakuan pendapatan. lain landasan konsep konservatisme adalah bahwa peningkatan nilai aset tidak
harus diakui, namun penurunan nilai harus menjadi lebih rendah dari aturan biaya atau pasar. Contoh :
utang garansi, kegiatan yang meyakinkan bahwa produknya tersebut bagus, memungkinkan utang
tersebut tidak tertagih.

2. Dukungan dan Kritikan

A. Dukungan Historical Cost

Akuntansi biaya historis telah diserang oleh banyak orang, terutama atas dasar bahwa hal itu tidak
melaporkan realitas komersial atau memberikan penilaian sampai dengan tanggal bernilai. Pembela
telah menyajikan argumen berikut :

a) Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b) Biaya historis didasarkan pada aktual, bukan hanya mungkin, transaksi.

c) Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah ditemukan untuk menjadi
berguna.

d) Konsep terbaik memahami keuntungan merupakan selisih harga jual atas biaya historis.

e) Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.

f) Bagaimana informasi yang berguna adalah laba berdasarkan biaya saat ini atau harga keluar?

g) Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap.

h) Ada bukti cukup untuk membenarkan akuntansi biaya historis.

B. Kritik Akuntansi Biaya Historis

Tujuan akuntansi
Akuntansi biaya historis, tujuan untuk memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan ekonomi diambil berarti memberikan informasi tentang fungsi kepengurusan manajemen.
meskipun penting, ini adalah interpretasi yang relatif sempit tujuan. sejarah akuntansi mengungkapkan
bahwa peran lain akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan pengguna.

konsep harga perolehan
salah satu pembenaran untuk penggunaan biaya historis adalah asumsi kelangsungan usaha. anggapan
adalah bahwa kehidupan perusahaan adalah tidak terbatas, sehingga harapan normal mengenai item
non moneter akan terpenuhi. inventori dapat diharapkan akan dijual, dan aktiva tidak lancar akan
sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena itu, biaya historis aktiva, atau sebagian dialokasikan
itu, adalah jumlah yang sesuai agar sesuai dengan pendapatan.

Sesuai/sepadan
pada pemeriksaan lebih dekat teori konvensional, kita menemukan bahwa asumsi kelangsungan tidak
menggarisbawahi penggunaan biaya historis. agak, biaya pasang drive pelaporan konsep biaya historis.
konsep pencocokan mengharuskan bahwa ketika pendapatan yang diperoleh, beban yang terjadi
produktif pendapatan tersebut akan dicocokkan (offset) terhadap pendapatan untuk menghitung
keuntungan.

sepanjang baris yang sama, thomas berpendapat bahwa pernyataan tentang pencocokan, dan alokasi
biaya tertentu., adalah 'diperbaiki', yaitu, mereka tidak mampu menjadi diverifikasi atau disangkal. tidak
ada cara untuk memilih salah satu metode yang sesuai dengan bukti empiris.



pengertian tentang kebutuhan investor
Telah berpendapat bahwa biaya akuntansi historis, dengan fokus pada keuntungan determiningnet,
menyebabkan baik distorsi atau penyembunyian disclosures.whitman perusahaan penting dan Shubik
berpendapat bahwa masalah ini muncul karena tujuan dari akuntansi biaya konvensional historis yang
sakit-dipahami, bahwa :

a) akuntan memiliki pandangan, naif sederhana investor dan kebutuhan mereka

b) akuntan menerima pandangan, fundamentalis kuno tentang bagaimana perusahaan dan sahamnya
harus dianalisis.

Diketahui bahwa ada perbedaan antara analisis pangsa pasar dan analisis perusahaan.
untuk yang pertama, analisis terutama terdiri dari mencoba ascertaint apa investor lain berpikir.
pengikut perspektif ini tidak benar-benar concernet tentang fakta-fakta perusahaan, tapi tentang
psikologi pasar. Mereka tertarik pada apa yang disebut Keynes 'pendapat rata-rata berpendapat rata-
rata'.

Menurut Whitman dan Shubik, alasan untuk penekanan ini pada psikologi investor daripada kenyataan
perusahaan bahwa :

a) Investor biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang perusahaan, manajemen, kebijakan dan
tujuan tersebut, peluang dan masalah.

b) investor sebagai pemegang saham mengambil peran pasif karena mereka dalam posisi untuk
mengubah cara sumber daya perusahaan digunakan.

c) Investor yang ideal dengan efek yang sangat berharga dan karena itu bergerak masuk dan keluar dari
situasi yang mudah.

d) Investor mengembangkan pandangan jangka pendek karena ekonomi investasi pangsa pasar
diarahkan untuk tujuan itu.


3. Current Cost Accounting

Ada dua sistem. Didasarkan pada konsep pemeliharaan modal keuangan, tetapi daripada pindah ke
sistem biaya saat ini yang menggunakan pemeliharaan modal fisik dan konsep entitas.

A. Tujuan akuntansi biaya kini
akuntansi biaya kini (CCA) adalah dan sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga pasar saat
membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini.

Apa tujuan dari akuntansi biaya saat ini? Perlunya mempertimbangkan jenis manajer dihadapkan
dengan keputusan dalam menjalankan bisnis. Satu asumsi kita bisa buat adalah bahwa manajer dari
suatu perusahaan ingin mengetahui bagaimana mereka harus mengalokasikan sumber daya perusahaan
untuk memaksimalkan keuntungan.

Edward dan Bell mengungkapkan masalah mendasar dalam hal tiga pertanyaan.

Berapa jumlah aset harus dilakukan pada waktu tertentu? Ini adalah masalah ekspansi.

Apa yang harus menjadi bentuk aset ini? Ini adalah masalah komposisi.

Bagaimana seharusnya aset yang akan dibiayai? Ini adalah masalah pembiayaan.


Manajer membuat keputusan tiga pertanyaan berdasarkan harapan tentang peristiwa masa depan.
Manajer harus mengevaluasi kegiatan masa lalu dan keputusan. Berguna dan sebagai alat dalam
evaluasi ini adalah perbandingan data akuntansi untuk suatu periode tertentu dengan harapan semula
ditentukan untuk periode tersebut. Jika perbandingan ini menunjukkan bahwa harapan itu tidak akurat,
kejadian terkini atau harapan harus diubah. Contoh, jika data akuntansi mengungkapkan bahwa total
biaya bahan baku lebih tinggi dari dianggarkan, karenanya perusahaan perlu untuk mengubah harapan
masa depan harga bahan baku dan keputusan pada banyak anggaran bagaimana untuk total biaya
bahan baku di masa mendatang. Untuk informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan,
harus mengukur peristiwa-peristiwa aktual suatu periode seakurat mungkin.

Jika informasi yang mencakup kejadian periode sebelumnya dicampur dengan kejadian terkini atau jika
menghilangkan beberapa kejadian terkini, proses evaluasi menjadi bingung dan kegunaan evaluasi akan
berkurang.

Edward dan Bell mempertimbangkan pergerakan harga dalam suatu periode tertentu adalah peristiwa-
peristiwa yang penting bagi manajemen.

Meskipun Edward dan Bell menekankan kebutuhan informasi manajemen, mereka berpendapat bahwa
banyak data juga relevan untuk orang luar. Seperti pemegang saham dan kreditur. Pemegang Saham
dan kreditur juga tertarik dalam mengevaluasi kinerja manajer dan, dengan demikian, perusahaan.

Berdasarkan teori ini, informasi akuntansi melayani dua tujuan:

Evaluasi oleh manajer keputusan masa lalu mereka dan untuk membuat keputusan terbaik untuk masa
depan.

Evaluasi manajer oleh pemegang saham, kreditur dan lain-lain.

Evaluasi oleh kedua orang dalam dan luar menyediakan sarana untuk keberhasilan fungsi ekonomi
karena, secara teoritis, maka sumber daya akan dialokasikan lebih efisien.

Konsep laba usaha dan Keuangan Modal
Berkenaan dengan laba, manajemen sering menghadapi dua keputusan:

Holding keputusan tentang apakah akan 'ditahan' aset dan kewajiban atau untuk membuang mereka
(misalnya melalui penjualan aset atau pembayaran utang)

Operasi keputusan tentang bagaimana menggunakan dan membiayai operasi entitas.

Untuk mengevaluasi baik induk dan operasi keputusan manajer, Edwards dan Bell menawarkan konsep
keuntungan yang mereka sebut terdiri dari 'keuntungan bisnis'
(1) laba operasi saat ini dan
(2) penghematan biaya realisasi.
Laba operasi Lancar merupakan selisih dari nilai saat ini dari output terjual lebih dari biaya saat ini
masukan terkait. Penghematan biaya realisasi adalah peningkatan biaya saat ini aset yang dimiliki oleh
perusahaan pada periode berjalan. Mereka mencakup baik perubahan Realisasi biaya yang belum
direalisasi. Laba usaha itu dihitung secara riil, yaitu yang 'fiksi' elemen karena perubahan tingkat harga
umum dihilangkan. Istilah untuk penghematan biaya realisasi adalah 'keuntungan memegang /
kerugian', yang dapat maupun yang belum direalisasi. Karena biaya penggunaan sumber daya yang
cocok dengan harga beli saat ini, semua aset dan kewajiban juga diukur pada harga beli saat ini dan
muncul dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai kontemporer. Modal adalah konsep kepemilikan
keuangan real yang berarti keuntungan yang ditentukan setelah nilai ulangan membeli pembukaan
(modal) pada tingkat harga umum, keuntungan adalah peningkatan laba usaha dan keuntungan induk
dan kerugian setelah disesuaikan untuk setiap kenaikan atau penurunan harga secara umum tingkat.

B. Holding Keuntungan dan Kerugian
Sebuah keuntungan usaha asumsi mendasar adalah bahwa pencampuran memegang keuntungan /
kerugian dan operasi keuntungan / kerugian membingungkan evaluasi keputusan manajemen
menghalangi alokasi sumber daya dalam perekonomian. Konsep laba usaha memungkinkan pemisahan
komponen ini. Memegang komposisi tertentu aktiva dan kewajiban adalah salah satu cara manajemen
berusaha untuk meningkatkan posisi pasar perusahaan. Manajer di lain ingin tahu apakah kegiatan ini
memegang berhasil. Dalam akuntansi biaya historis, keuntungan dicatat hanya pada saat aktiva tersebut
dilepaskan. Oleh karena itu, menentukan apakah kegiatan pengelolaan memegang berhasil atau tidak
adalah hampir tidak mungkin kecuali untuk aktiva yang dibeli dan dijual pada periode yang sama. Juga,
berdasarkan akuntansi biaya historis, ketika perusahaan membandingkan, kita mungkin akan disesatkan
untuk perusahaan yang lebih efisien.

Pembenaran lain mungkin untuk penyertaan holding gains sebagai keuntungan adalah untuk
mengatakan bahwa apresiasi nilai adalah sebuah fenomena ekonomi aktual yang dapat direalisasikan
jika perusahaan itu untuk menjual aset tersebut. Namun, beberapa akuntan berpendapat bahwa
pembelian aset perusahaan yang paling untuk digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa perubahan
harga. Oleh karena itu, kemungkinan likuidasi aset adalah realistis. Selain itu, alasan ini adalah tidak
pantas untuk konsep biaya saat ini karena penekanan adalah nilai likuidasi atau harga keluar, sedangkan
saat ini biaya pengukuran akuntansi aset pada entri (biaya) nilai.

Revsine berpendapat bahwa komponen laba likuidasi berorientasi pada konsisten dengan informasi
kebutuhan investor. Investor khawatir dengan arus kas masa depan perusahaan, terutama dalam hal
dividen kepada diri mereka sendiri dan hasil dari penjualan saham mereka. Dalam jangka panjang,
keuntungan dan dividen berkaitan langsung dengan menggunakan aktiva operasi, tidak melikuidasi
mereka.

Argumen Revsine menyiratkan bahwa arus keuntungan biaya adalah indikator utama arus kas masa
depan, pembenaran teoritis hubungan ini adalah hubungan antara laba biaya saat ini dan keuntungan
ekonomi. Keuntungan ekonomi didefinisikan sebagai selisih antara nilai (diskon) kini dari arus kas yang
diharapkan bersih dari suatu perusahaan di dua titik dalam waktu, tidak termasuk investasi tambahan
oleh dan distribusi kepada pemilik.

Keuntungan ekonomi dapat dibagi dalam dua bagian : arus kas didistribusikan atau keuntungan yang
diharapkan dan keuntungan yang tak terduga. Komponen ini didefinisikan sebagai:

Diharapkan laba = pasar tingkat pengembalian nilai awal * aktiva bersih
Laba tak terduga = kenaikan sporadis atau penurunan nilai kini aktiva bersih karena perubahan

ekspektasi tentang tingkat arus kas masa depan.

keuntungan yang diharapkan mengukur arus kas perusahaan mampu menghasilkan ke depan tak
terbatas, sedangkan laba tak terduga mengukur perubahan arus kas karena faktor lingkungan yang tidak
diprediksi pada awal periode. Dalam ekonomi persaingan sempurna, keuntungan biaya saat ini identik
dengan keuntungan ekonomi. Laba usaha lancar pada saat ini, biaya sama dengan komponen arus kas
didistribusikan atau keuntungan yang diharapkan.

Holding keuntungan secara langsung berhubungan dengan laba tak terduga.

Termasuk keuntungan memegang sebagai komponen laba mencerminkan pandangan modal keuangan.
Setiap jumlah pada akhir periode yang melebihi jumlah yang diinvestasikan pada awal periode, tidak
termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik, adalah keuntungan. Oleh karena itu,
laba adalah bagian dari keuntungan. Hasil investasi adalah sejumlah uang yang melebihi nilai investasi
(disesuaikan dengan inflasi).

C. Financial Capital vs Physical Capital

Di bawah sistem pasar akuntansi nilai. perhitungan laba bergantung pada ukuran modal. Artinya,
keuntungan lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan modal selama periode pelaporan dan bukan
sebagai alokasi biaya perolehan ditentukan oleh banyak konvensi akuntansi. Dalam akuntansi biaya saat
ini ada dua pandangan dasar dan bersaing tentang apa yang merupakan modal awal dan akhir konsep
keuangan dan konsep fisik


Dari sudut pandang praktis, yang utama antara konsep modal keuangan dan konsep modal fisik adalah
apakah atau tidak memegang keuntungan (atau kerugian) yang dimasukkan dalam laporan laba. Secara
kuantitatif, perbedaan antara dua sudut pandang adalah bahwa keuntungan memegang termasuk
dalam keuntungan di bawah modal keuangan dan dikeluarkan di bawah modal fisik.

Dalam Dukungan modal fisik
Para pendukung modal fisik berpendapat modal yang merupakan unit fisik yang menunjukkan
kemampuan operasi perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan memiliki 100 unit di awal, jika modal harus
dipertahankan, maka harus menjadi posisi untuk membeli 100 unit pada dan periode. Karena harga naik
$ 2 per unit, perusahaan memerlukan dana sebesar $ 200 lebih pada dan periode untuk
mempertahankan kemampuan awal operasinya. Jadi, $ 200 bukan keuntungan memegang, tetapi
penyesuaian pemeliharaan modal.

Sebagaimana dicatat sebelumnya, dimasukkannya memegang keuntungan sebagai keuntungan
terutama didasarkan pada dua argumen :
Mereka adalah penghematan biaya
Mereka merupakan peningkatan arus kas masa depan atas aset yang bersangkutan.

Samuelson berpendapat bahwa perubahan-perubahan dalam biaya saat ini harus menjadi penyesuaian
pemeliharaan modal. Mengenai penghematan biaya, ia menunjukkan bahwa pemisahan antara induk
kegiatan dan aktivitas operasi tidak begitu jelas. Samuelson lebih lanjut menyatakan bahwa
penghematan biaya merupakan peluang keuntungan yang dihasilkan dari mengambil salah satu
tindakan sebagai lawan yang lain. Setelah aset tersebut diperoleh, biaya adalah 'sunk cost' yang tidak
dapat dihindari oleh setiap tindakan di masa depan. Satu-satunya alternatif adalah menjual aset atau
terus menggunakannya.

Samuelson bertanya-tanya mengapa penghematan biaya harus menjadi bagian dari keuntungan ketika
mereka tidak menyadari arus kas, namun arus kas dikorbankan. Jika mereka harus dimasukkan dalam
laporan laba lalu bagaimana dengan jenis lain penghematan biaya. Seperti meminjam uang pada saat
suku bunga rendah daripada tinggi?

Mengenai argumen dari korespondensi yang ada antara perubahan dalam biaya saat ini dan nilai
(diskon) kini aset, asumsi adalah bahwa perubahan dalam biaya saat ini berkorelasi positif dengan
perubahan nilai realisasi bersih dari aset. Untuk aset tidak lancar, namun arus kas individu tidak dapat
diidentifikasi. Hal ini diperlukan, karena itu, untuk melihat korelasi antara biaya saat aktiva tersebut dan
nilai kini dari seluruh perusahaan, karena arus kas dikaitkan dengan aktiva tidak lancar yang diwakili oleh
arus kas yang diperoleh dari penjualan output perusahaan. Samuelson berpendapat bahwa perubahan
dalam biaya saat aktiva tidak lancar, yang juga digunakan oleh industri lain, tidak perlu menyiratkan
perubahan pada nilai sekarang dari arus kas dari penjualan produk untuk perusahaan-perusahaan
tertentu, misalnya, industri yang mungkin mengalami permintaan yang lebih besar untuk produk
sehingga memperoleh lebih dari aktiva tidak lancar x, sehingga menaikkan harga x, peningkatan biaya x
tidak berarti penjualan masa depan lebih besar untuk sebuah perusahaan yang di industri b dan juga
menggunakan x. karena kesulitan ini, Samuelson percaya bahwa keuntungan memegang tidak boleh
dimasukkan dalam laporan laba. Ia mendukung posisi modal fisik.

Mayor fitur dari sistem kapasitas fisik
Kapasitas pemeliharaan
Sistem biaya saat ini didasarkan pada konsep entitas utuh mempertahankan kemampuan perusahaan
untuk terus memberikan jumlah yang sama barang dan jasa - kemampuan operasinya.

Jika tidak ada perubahan teknologi, pemeliharaan modal membutuhkan bahwa stok fisik awal aktiva
bersih dipertahankan. Hal ini dicapai dengan pencocokan penggunaan sumber daya dengan
menggunakan harga beli saat ini dan memastikan nilai pembelian item moneter umum dipertahankan,
menggunakan konsep ini, dana yang cukup dipertahankan dalam perusahaan untuk membiayai semua
penggantian pemulihan aset dari beban. Informasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung harga
yang harus dibayarkan untuk mendapatkan masukan dan untuk menghitung harga minimum di mana
perusahaan itu whiling untuk menjual output di bawah asumsi kontinuitas dan tidak likuidasi.

Sistem ini didasarkan pada konsep ekonomi analisis marjinal di pasar faktor. Kekuatan pasar, seperti
perubahan permintaan dan penawaran, terus operasi untuk mempengaruhi harga di pasar faktor.
Hasilnya adalah bahwa upah dan input variabel lain untuk produksi, serta harga pembelian aktiva tetap,
terus berubah. Hal ini berpendapat bahwa perusahaan harus menyesuaikan operasi untuk mengambil
keuntungan dari perubahan ini terus-menerus di pasar faktor dalam rangka untuk tetap kompetitif dan
efisien. logika ekonomi menunjukkan bahwa efisiensi operasi optimal terjadi dimana volume tertentu
output diproduksi pada biaya peluang pasar total minimum dari input faktor. Sebagai contoh, jika biaya
variabel, (seperti upah) meningkat, maka metode modal yang lebih intensif produksi akan dibutuhkan
untuk mengurangi input tenaga kerja dan meminimumkan biaya. Menggunakan biaya tetap sebagai
contoh lagi, jika harga pasar tanah perusahaan dan meningkatkan bangunan, mereka harus digunakan
lebih intens dalam proses produksi, disewakan, atau dijual Facebook suatu operasi dipindahkan ke lokasi
yang lebih murah. harga beli sekarang atau entri harga ukuran relevan biaya peluang di pasar faktor dan
harus digunakan sistem ini.

Exit Price Accounting

Pendapatan dan modal

Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur
posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.

Memiliki dua keberangkatan utama dari biaya historis konvensional:
Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk aktiva
dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi.
Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil usaha.

Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili 'nilai pasar
wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi tertib, yaitu tidak dalam situasi 'fire-sale'.

Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari aset
induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang mengukur perubahan nyata total
nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi surplus bersih. (Akuntansi surplus
Bersihkan adalah ketika laporan laba rugi membuka link lembar keseimbangan neraca penutupan, dan
tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan).

Tujuan akuntansi

Adaptif pengambilan keputusan

Ketika perusahaan membeli aktiva tidak lancar, ia akan berubah kemampuannya untuk beradaptasi. Jika
aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan berkurang kebebasannya untuk lay out
kas untuk investasi lainnya. Jika aset tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan
sebagai selalu siap untuk membuang aset tindakan adalah kepentingan yang terbaik.

Maka, perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar hanya apabila nilai (diskon) sekarang dari arus kas
masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan
bersih dari investasi alternatif pintu keluar nilai aset tersebut.

Pada setiap waktu, oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan
alternatif untuk keuntungan yang lebih besar ada untuk aset non-lancar jika mereka dijual dan hasil
investasi. ini adalah konsep biaya peluang, yang menggunakan harga jual dan bukan harga penggantian
aset, sebagai basis pengukuran.

Tapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset jika tindakan
ini adalah kepentingan yang terbaik.

ia mengakui bahwa setiap aset, pada prinsipnya, sebuah nilai tukar (harga keluar) dan nilai pakai. nilai
pakai (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan sekarang dan
cahmbers berpendapat bahwa itu merupakan keyakinan tentang masa depan, bukan fakta hadir. Ini
adalah subyek dan tidak diinterpretasi atau dimengerti oleh orang yang tidak terbiasa dengan harapan
subjektif itu didasarkan pada.

Argumen untuk exit price accounting

Menyediakan informasi yang berguna

Perusahaan bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil. Akuntan yang
menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk hanya dua pihak yang tertarik: pemilik, yang
mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur, yang tertarik terutama dalam kemampuan
pemiliknya untuk membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo.

Solusi ideal dipandang untuk akuntan untuk melaporkan semua keuntungan dan kerugian dan nilai
seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua aset memiliki pasar siap.

Oleh karena itu MacNeal menyarankan bahwa kompromi harus bisa diterapkan ke nilai:
efek aset pada harga pasar (exit price)
aktiva yang dapat diandalkan dengan biaya pengganti.
Kadang-kadang non-marketable, non-reproducible pada biaya historis.

keuntungan harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian sesuai
dengan prinsip surplus bersih.

Relevan dan informasi yang dapat dipercaya.

Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan akuntansi.
Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk menentukan tindakan untuk
mengambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada kendala, informasi dapat dikumpulkan yang relevan
untuk setiap user untuk atau masalahnya diberikan dan model keputusan. Namun, kendala ada karena
informasi sumber daya produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan
yang sesuai dengan menilai kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif
yang tersedia saat tindakan.

Aditif

Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung akuntansi CCE.
Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan laba rugi. Jika kita
memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala
pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial dapat dideduksi dari agregat -
mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama. Sebagai contoh, kita tidak bisa nilai
kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset sebesar biaya penggantian
(persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa aset) dan masih lain di setara kas (debitur) dan
memperoleh neraca berarti. Juga tidak bisa kita gunakan campur aduk biaya historis pada tanggal yang
berbeda dan tempat makna pada perhitungan aktiva bersih.

Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang mereka (nilai
keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan
manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting - uang dan setara
uang. Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya. Ini adalah diri konsisten

Alokasi

Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan arus) sangat bergantung
pada alokasi biaya untuk penilaian aset dan penentuan laba. Dia berpendapat bahwa fitur positif
akuntansi harga keluar adalah bahwa laporan keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak dapat
melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai
keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan jumlah
perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada
pemilik.

Kenyataan

Keluar harga akuntansi melibatkan referensi untuk contoh-contoh dunia nyata karena, ia berpendapat,
setiap tokoh mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan dengan
cara konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin
terjadi dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat
dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu, dipertukarkan adalah
bagian dari definisi suatu aset sehingga goodwill, yang tidak dapat dijual secara terpisah, tidak termasuk
dari pertimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya harga jual - semua item pada
laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti nyata-dunia.

Obyektifitas

Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa studi penelitian
menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang percaya. Parker
melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk nilai keluar dan jumlah
biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai. Komparatif
didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis,
Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, nilai-nilai keluar
mengungkapkan dispersi kurang dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai
tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga menerapkan
model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan kontraksi, dan menyimpulkan dengan
analisa statistik bahwa metode yang digunakan untuk menentukan harga keluar adalah objektivitas lebih
(diverifikasi) daripada metode berdasarkan PSAK. Dalam studi lain, McKoewn dibandingkan empat
model yang diusulkan dengan metode bawah GAPP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan
menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling objektivitas.

Ukuran risiko

Keluar harga dan perubahan harga keluar juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian aset.
Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset nilai keluar yang berbeda secara signifikan dari harga
entri, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian
aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh
nilai pakai, Sebaliknya, jika harga keluar meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan
harus dioperasikan dengan lebih efisien.

untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja dalam
mengelola risiko keuangan yang signifikan rancangan standar akan membutuhkan:

1. deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan dan kebijakan untuk
mengelola risiko tersebut.

2. informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan
kinerja keuangan.

3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar
instrumen keuangan.

Argumen versus keluar harga akuntansi

Konsep laba

mengingat bahwa keuntungan adalah ukuran efektivitas kinerja aktual perusahaan dalam menggunakan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya, Bell menyatakan:

Aktiva tertentu telah dibeli dengan rencana operasi dalam pikiran. rencana itu, operasi-operasi, memang
orang-orang

Setelah evaluasi ini dibuat, perusahaan dapat memutuskan apakah akan terus menggunakan aset untuk
tujuan tersebut diperoleh atau untuk menjualnya dan menggunakan hasil mereka dalam beberapa
alternatif lain. Sebuah konsep bermakna laba, oleh karena itu pengukuran kinerja dalam hal yang
seharusnya. Hanya setelah rencana yang diharapkan dalam hal hasil yang dibuat dapat kita melanjutkan
ke tahap berikutnya untuk menentukan apakah rencana itu harus diubah dan aktiva yang dijual. Di sisi
lain, keluar pengukuran harga memerlukan konsep keuntungan di mana rencana selalu untuk
memaksimalkan setara kas aktiva bersih selama periode pendek periode yang berurutan. Bell
berpendapat bahwa untuk perusahaan lain dari satu yang berkaitan dalam operasi perdagangan paling
sederhana, seperti yang diperiksa oleh Strelling, 'seperti pandangan dari perusahaan, tujuan dan modus
yang berpikir, hanya akan tampaknya tidak berlaku. Argumen versus keluar akuntansi harga yang harus
mengukur peristiwa masa lalu, orang-orang yang benar-benar terjadi, daripada mereka yang mungkin
yang mungkin terjadi jika perusahaan melakukan sesuatu yang lain dari apa yang direncanakan

Aditif

pendukung keluar harga mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika mereka harus objektif, harus
didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan kini. perhitungan antisipasi tidak dapat ditambahkan
bersama-sama dengan angka saat ini. Pengkritik menunjukkan, bagaimanapun, arus kas yang setara
Kadin aset ditentukan berdasarkan asumsi likuidasi bertahap dan teratur. Jika itu terjadi, peristiwa masa
depan harus diasumsikan ketika setara kas saat ini tercatat pada tanggal neraca. Nilai realisasi untuk
sebuah aset yang harus dijual segera dalam likuidasi mungkin memaksa sangat menyimpang dari bahwa
dalam likuidasi, bertahap teratur. Jika, pada kenyataannya, antisipasi tidak dapat dihindari dalam setara
kas memastikan saat ini, maka model harga keluar sendiri melanggar prinsip eksklusi perhitungan
antisipatif.

Penilaian kewajiban

Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif bentuk modal dan harus dinyatakan
sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar. ini telah membuat sebagian untuk mengisi Chambers dengan
inkonsistensi pengobatan, karena obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan sebesar nilai pasar. dalam
pertahanan, Chambers menyatakan bahwa pada waktu tertentu, terlepas dari harga di pasar,
perusahaan berutang pemegang obligasi hanya jumlah kontrak obligasi, karena itu adalah jumlah
kontrak yang relevan dalam menilai posisi keuangan saat ini. Dalam kebanyakan kasus, ini setara dengan
nilai nominal. Tapi kritikus tidak yakin karena, menurut definisi kamar sendiri, posisi keuangan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terlibat dalam transaksi. Hal ini secara logis menyiratkan
kemampuan perusahaan untuk pergi ke pasar untuk membeli obligasi sendiri dengan harga pasar.

Biaya saat ini atau exit price

Satu pertanyaan sangat penting dalam memutuskan apakah akan menggunakan biaya saat ini atau
harga keluar. Di tahap mana dari siklus operasi harus keluar harga mendominasi penilaian aset?

teori biaya kini berpendapat bahwa harga entri adalah 'normal' metode penilaian karena alasan berikut:
Menggunakan harga keluar mengarah ke revaluasi anomali atas akuisisi karena segera setelah nilai
pembelian biasanya jatuh sehingga kurang dari harga perolehan.
Menggunakan harga keluar menyiratkan pendekatan jangka pendek untuk operasi bisnis karena salah
satu tertarik pada nilai-nilai disposisi dan likuidasi.
Menggunakan harga keluar untuk persediaan barang jadi mengarah pada antisipasi terhadap laba
operasi sebelum titik skala karena persediaan dinilai lebih dari biaya saat ini.

Value in Use Vs Value in Exchange

Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint :


up-to-date pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada alokasi
subjektif.
aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama, disesuaikan dengan
pergerakan inflasi dan harga.

ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali
akuntansi (CCE dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV):
Jika CCA> EXA, dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini menggunakan - operasi saat ini
mempertahankan.
Jika EXA> CCA, dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini digunakan - terus-menerus beradaptasi aset
untuk investasi alternatif lainnya.
Jika EXA>CCA, dan CCA

Anda mungkin juga menyukai